Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN II

Dosen Pengampu:

Rika Yati,M.Pd

Disusun Oleh

Humaidi (SR20214019)

Rochani (SR20214025)

PROGRAM STUDI S1 SEKOLAH TINGGI


ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan Presentasi Al-Islam II tentang Shalat sebagaimana mestinya dan
terlaksananya menyelesaikan pembuatan Makalah Al-Islam II mengenai  “(a) Hakekat shalat; (b)
Mengapa Allah mewajibkan shalat; (c) Tujuan dan fungsi shalat; (d) Akhlak dalam shalat; (e)
Hikmah shalat; (f) Makna spiritual shalat; (g) Ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat (h)
ruhsoh sholat (i) permasalahan kontemporer”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat


kurangnya pengetahuan serta pengalaman penulis, oleh karena itu diharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun. Mungkin hanya sekian pengantar ini kami buat, besar
harapan bahwa makalah ini dapat diterima. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Pontianak, September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Hakekat Shalat.................................................................................................................................6
B. Mengapa Allah Mewajibkan Shalat.................................................................................................7
C. Tujuan dan Fungsi Shalat..............................................................................................................10
D.    Akhlak dalam Shalat......................................................................................................................12
E.    Hikmah Shalat................................................................................................................................15
F.     Makna Spiritual Shalat..................................................................................................................16
G.   Ancaman bagi Orang yang Meninggalkan Shalat...........................................................................19
BAB III.....................................................................................................................................................22
PENUTUP................................................................................................................................................22
A. KESIMPULAN.............................................................................................................................22
B. SARAN..........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sudah kita ketahui bersama bahwa ibadah merupakan suatu kewajiban bagi umat manusia
terhadap Tuhannya dan dengan ibadah manusia kan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan
di dunia dan di akhirat nanti. Bentuk dan jenis ibadah sangat bermacam-macam, seperti shalat,
puasa, naik haji, membaca Al-Qur’an, jihad dan lainnya. Shalat merupakan salah satu kewajiban
bagi kaum muslimin yang sudah baligh berakal dan harus dikerjakan bagi seorang mukmin
dalam keadaan bagaimanapun. Shalat merupakan rukun islam yang kedua setelah syahadat.
Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat. Sehingga barang siapa yang
mendirikan shalat, maka dia telah mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan
shalat, maka ia meruntuhkan agama (islam).

Shalat adalah amal yang pertama kali dihitung diakhirat maka dari itu jika shalatnya baik, maka
akan beruntung dan jika shalatnya rusak maka akan gagal dan merugi. Sehingga kita sebagai
umat muslimin yang baik mempunyai kewajiban untuk menjaga shalat 5 waktu dalam sehari
semalam. Karena pada hakekatnya shalat adalah mencegah kekejian dan kemungkaran bagi umat
muslim. Konsekwensi dari shalat itu harus sedapat mungkin berusaha mencegah perbuatan yang
bertentangan dengan hukum-hukum Allah, artinya: bagi setiap yang sudah melakukan shalat dan
sesuai dengan esensi yang dikandung dalam shalat, maka dirinya akan terus bergerak melawan
kemungkaran.

Dalam kehidupan yang era ini masih banyak umat muslimin yang masih mengesampingkan
waktu shalat demi memuaskan kesenangan duniawi. Mereka sibuk akan kehidupan yang fana,
tanpa memikirkan kehidupan diakhirat yang abadi. Kesadaran mereka akan kewajibannya
sebagai umat muslim kepada Tuhannya masih rendah dan menyelewengkan kebeneran dalam
beribadah khususnya shalat sehingga menyebabkan munculnya syirik, bid’ah dan permasalahn
konterporer yang sedang mengerogoti pemuda muslim.

Oleh sebab itu, kami menyusun makalah ini mengenai shalat untuk memberikan kebenaran
melaui bentuk tulisan mengenai masalah ibadah (shalat). Walaupun masih banyak perlu referensi
untuk menguatkan bukti yang sudah ada. Dan masih membutuhkan kritik dan saran pembaca
untuk menyempurkan makalah tentang Shalat ini.
B. Rumusan Masalah
 Apa itu Hakekat Sholat
 Mengapa allah mewajibkan sholat
 Apa tujuan dan fungsi sholat
 Bagaimana akhlak dalam sholat
 Bagaimana hikmah sholat
 Bagaimana makna spiritual sholat
 Apa ancaman bagi yang meninggalkan sholat

C. Tujuan
 Untuk mengetahui Apa itu Hakekat Sholat
 Untuk mengetahui Mengapa allah mewajibkan sholat
 Untuk mengetahui tujuan dan fungsi sholat
 Untuk mengetahui akhlak dalam sholat
 Untuk mengetahui hikmah sholat
 Untuk mengetahui makna spiritual sholat
 Untuk mengetahui ancaman bagi yang meninggalkan sholat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Shalat

Hakikat shalat adalah menghadapkan hati dan jiwa kepada Allah dengan cara yang dapat
mendatangkan perasaan takut dan cinta kepada-Nya, serta menumbuhkan dalam jiwa akan
kebesaran-Nya. Sedangkan jiwa shalat adalah menghadap Allah dengan khusyu’, ikhlas dan
kesadaran hati baik dalam berdzikir maupun memuji.
Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan hakikat shalat, “Tidak dapat diragukan bahwa shalat
merupakan perkara yang sangat menggembirakan hati bagi orang-orang yang mencintainya dan
merupakan kenikmatan ruh bagi orang-orang yang mengesakan Allah, puncak keadaaan orang-
orang yang jujur dan parameter keadaan orang-orang yang meniti jalan menuju kepada Allah.
Shalat merupakan rahmat Allah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya, Allah memberi
petunjuk kepada mereka untuk bisa melaksanakannya dan memperkenalkannya sebagai rahmat
bagi mereka dan kehormatan bagi mereka, supaya dengan shalat tersebut mereka memperoleh
kemulian dari-Nya dan keberuntungan karena dekat dengan-Nya.
Allah tidak membutuhkan mereka (dalam pelaksanaan shalat), namun justru (hakikatnya shalat
tersebut) merupakan anugerah dan karunia Allah untuk mereka. Dengan shalat, hati seorang
hamba dan seluruh anggota tubuh beribadah.  (Dalam shalat),Allah menjadikan bagian
(anugerah) untuk hati lebih sempurna dan lebih besar, yaitu berupa (hati bisa) menghadap kepada
Rabb nya Subhanahu, bergembira dan merasakan kelezatan berdekatan dengan-Nya, merasakan
nikmat dengan mencintai-Nya, riang gembira menghadap kepada-Nya, tidak berpaling kepada
selain-Nya saat beribadah (shalat) serta menyempurnakan hak-hak peribadatan kepada-Nya,
sehingga ibadahnya sesuai dengan apa yang Dia ridhoi” (Dzauqush Shalah, Ibnul Qoyyim.

       
B. Mengapa Allah Mewajibkan Shalat

Shalat merupakan salah satu sarana yang paling utama dalam hubungan antara manusia dengan
Allah SWT. Shalat juga merupakan sarana komunikasi bagi jiwa manusia dengan Allah swt.
Shalat juga mempunyai kedudukan yang sangat penting dan mendasar dalam Islam, yang tidak
bisa disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang lain. Shalat sering kali disebutkan dalam Al-Qur’an
diantaranya adalah: Q.S At-Taubah:18; Q.S Al-Baqarah:45; Q.S Al-Baqarah:110 ; Q.S Al-
Baqarah:177; Q.S Ar-Ra’d:22; Q.S Ibrahim:31; Q.S Al-A’raf:170; Q.S At-Taubah:18; Q.S An-
Nisa:43; Q.S An-Nisa:101; Q.S An-Nisa:102; Q.S An-Nisa:103; Q.S An-Nisa:162; Q.S Al-
Maidah:6; Q.S Al-Maidah:12; Q.S Hud:114; Q.S Ibrahim:37; Q.S Ibrahim:40; Q.S Al-Hijr:98;
Q.S Al-Isra’:78; Q.S Maryam:31; Q.S Maryam:59 Q.S Thaha:14; Q.S Thaha:132; Q.S Al-
Hajj:77; Q.S Al-Mukminun:2; Q.S An-Nur:56; Q.S Al-Ankabut:45; Q.S Luqman:17; Q.S
Fathir:29; Q.S Al-Fath:29; Q.S Al-A’la:15; Q.S Al-Bayyinah:5. Dari sekian ayat dalam surat-
surat yang terdapat Al-Qur’an tersebut menunjukkan betapa pentingnya kedudukan shalat dalam
kehidupan. Diantara pentingnya Shalat dalam kehidupan adalah sebagai berikut:
1. Shalat adalah tolak ukur amal, yang berarti bahwa kualitas amal seseorang ditentukan
oleh Shalatnya. Hal ini seperti disebutkan dalam hadist Rasulullan yang diriwayatkan Abu
Dawud dan Tirdzi, “hal pertama yang akan dihisab kelak di hari pembalasan adalah
Shalat. Apabila baik Shalatnya, maka akan baik pula amal-amal lainnya. Dan apabila
Shalatnya rusak, maka akan rusak pula amal-amal lainnya,”
2. Shalat adalah tiang agama. Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan
oleh Baihaqi “Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya
maka sungguh ia telah mendirikan agama; dan barangsiapa meninggalkannya, maka
sungguh ia telah merubuhkan agama”
3. Shalat adalah kunci surga. Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan
oleh Muslim dari Jabir yang dikutip dari kitab Ihya Uumuddin karya Imam Ghazali.
4. Shalat merupakan perintah langsung dari Allah swt tanpa perantara malaikat kepada Nabi
Muhhamad saw ketika perjalanan Isra dan Mi’raj.
5. Shalat menjadi benteng yang menjaga diri kita dari perbuatan keji dan maksiyat. Hal ini
disebutkan dalam Al-Ankabut: 45, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu
Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.”
6. Shalat sebagai pengingat kita kepada Allah swt, seperti yang dituliskan dalam Surat Ta
Ha ayat 14, “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku,
maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”

Menurut penelitian Dr.Alexis carel, seorang pemenang nobel dalam bidang kedokteran
memberikan pernyataan sebagai berikut, “Sholat memunculkan aktivitas pada perangkat tubuh
dan anggota tubuh bahkan sebagai sumber aktivitas terbesar yang dikenal sampai saat ini.
Berikut ini akan dipaparkan beberapa rahasia dari berbagai gerakan shalat dan aktivitas sirkulasi
darah dalam urat:

1.     Qiyam
Berdiri merupakan gerakan pertama dalam shalat, dalam posisi ini seseorang berdiri tegak
namun rileks, kaki merenggang selebar jarak antara dua bahu tubuh, tangan kanan memegang
tangan kiri. Posisi ini sebagai awal pembukaan diri.
2.     Ruku’
Posisi ini menempatkan jantung berada dalam satu garis horizontal dengan pembuluh darah
tulang besar ,sebagai ganti dari letak asalnya yaitu dalam posisi lebih tinggi dari pembuluh darah
tulang tersebut.posisi ini memudahkan aliran darah untuk kembali ke jantung karena pengaruh
karena pengaruh aktivitas penarikan oleh urat-urat jantung sehingga jantung lebih leluasa
menarik darah tanpa rintangan gaya gravitasi bumi.gerakan ini jugga meningkatkan kemampuan
memompa dari urat urat dalam perut untuk mengalirkan darahnya menuju jantung dennan
kekutan maksimal oleh pengerutan dinding perut.karena gerakan ini terbebas dari rintangan
gravitasi bumi yang biasanya membebani penarikan darah dari bawah keatas sehimgga darah
mengalir kembali ke jantung sehingga darah dapat kembali dengan mudah ke jantung,dan darah
dapat dibersikan dari segala kotoran secara maksimal setelah mengalir ke bagian tubuh.
3.     I’tidal
Gerakan ini membantu menarik nafas yang dalam lalu diikuti pengeluaran nafas tersebut dari
arah yang berlawanan dengan kuat diafragma kembali dalam posisi lebih tinggi,rongga perut
tertekan ke tempat yang lebih rendah.dada berada dalam posisi lebih tinggi dari desakan
udara .sehingga mengirai terpwncarnya darah ke rongga dada.aliran darah yang telah berada
pada rongga kaki mempunya kesempatan leluasa untuk berjalan cepat menuju rongga perut
dimana urat – urat yang sedang lunak siap menerima darah yang tengah berjalan dari arah kaki.
4.     Gerakan dari berdiri menuju sujud
Gerakan ini membangkitkan semua proses pemompaan darah urat samping secara maksimal dan
seaktif mungkin.gerakan tersebut memompa darah pada urat kaki, menyemprot betis
menyemprot paha darsamping ke samping juga menyemprot perut.hal ini bertujuan memeras
darah urat yang terdapat dalam jaringan darah menuju urat kecil dan dilanjutkan ke urat besar.
5.     Gerakan sujud
Gerakan ini memunculkan sirkulasidarah yang sempurna searah dengan tarikan gaya gravitasi
bumi.pengencangan punggung menjadikan otot yang bersandar pada punggung mengalirkan
darah dengan deras menuju aliran darah yang memancar dalam nadi darah besar yang pada saat
itu berada dalam posisi lebih tinggi dari posisi keberadan jantung.
Dalam fakta lain menunjukkan bahwa umat muslim diperintah pertama kali oleh Allah adalah
untuk mengerjakan shalat. Nabi Muhammad SAW saat menjelang kematiannya berwasiat
kepada umatnya untuk benar-benar menjaga shalatnya. Karena, ciri seorang Muslim adalah
Shalat, apabila seorang muslim mengerjakan shalat dengan sebaik-baiknya, maka dampaknya
selain mendapatkan pahala dari Allah SWT, juga akan berdampak pada kesehatan tubuhnya dan
perilakunya. Dia akan mengeluarkan zakat dengan ikhlas bukan untuk disanjung atau bergaya-
gaya biar orang lain tahu kalau dia kaya, melaksanakan puasa dengan ikhlas bukan hanya
sekedar menggugurkan kewajiban saja, menunaikan ibadah haji semata-mata untuk menjalankan
perintah Allah bukan untuk menaikkan status sosialnya dimasyarakat. Dengan demikian
seseorang yang shalatnya baik akan baiklah ibadah-ibadah yang lainnya.
C. Tujuan dan Fungsi Shalat

Sholat merupakan ibadah yang paling dicintai Allah SWT karena aktivitas sholat dapat


mendekatkan diri kepada-Nya. Tidak hanya untuk mendekatkan diri pada Allah, sholat juga
bermanfaat untuk menenangkan hati, menyehatkan mental dan fisik secara keseluruhan
1.     Tujuan Sholat
a.      Melaksanakan kewajiban kepada Sang Khaliq sebagai sorang muslim yang baik.
b.     Sebagai tanda kepatuhan umat muslim kepada Sang Khaliq.
c.      Sebagai pembeda antara muslim dan non muslim.
2.     Fungsi Sholat
a.      Menurut kesehatan
1)     Sholat mampu menyembuhkan rematik
Berdasarkan saran dari dokter ini maka tidak ada solusi terbaik untuk menghindari rematik sejak
dini kecuali dengan melaksanakan sholat 5 waktu secara konsisten, karena gerakan sholat adalah
jenis gerakan terbaik yang mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik.
2)     Manfaat Sholat untuk kelancaran sistem peredaran darah dan terapi penyakit jantung
Kajian kedokteran mengungkapkan bahwa gerakan ruku'â dan sujud dalam waktu yang lama
mampu menstabilkan detak jantung, sehingga peredaran darah berjalan lancar serta
meminimalisir tekanan darah tinggi secara akut di kepala.
3)     Sholat merupakan gerak olah raga terbaik
Secara medis dengan disiplin melakukan shalat setiap waktunya plus sholat malam, berdampak
pada perubahan pada gerak otot dan hal ini mampu membangkitkan semangat baru pada tubuh,
mengikis timbunan lemak di sekitar perut dan paha dan memperlambat efek-efek penuaan pada
tubuh.
4)     Manfaat Wudhu dalam Terapi Penyakit Kanker Kulit
Berbagai kajian yang berhubungan dengan faktor pemicu kanker kulit mengungkapkan bahwa
faktor yang mendominasi munculnya kanker kulit adalah karena kulit banyak menyerap zat
kimiawi; dan solusi terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menghilangkannya dengan
membersihkannya secara berulang kali.
5)      Manfaat Sujud dari segi Substansi Kesehatan
Pengulangan sujud dalam sholat setiap harinya minimal dilakukan 34 x. Bilangan tersebut
dianggap bilangan yang tepat untuk meningkatkan aktivitas otot dan saraf tubuh serja menjaga
keseimbangan antar sendi, khususnya tangan, paha. lutut dan kaki. Dengan aktivitas sujud juga,
peredaran darah dalam tubuh bisa berjalan dan bergerak dengan mudah dari atas ke bawah.
6)     Manfaat Kekhusyuâkan dalam Sholat
Hal yang dapat menurunkan kemampuan memusatkan pikiran dan bahkan merusaknya adalah
penyimpangan dan terlalu sibuk dalam menuruti hawa nafsu. Dan akal merupakan alat yang
mengagumkan dan memiliki kemampuan yang sangat hebat jika difokuskan pada suatu titik.
7)     Kedhasyatan sholat tahajjud dan subuh (yang tepat waktu)
Melalui berbagai penelitian, percobaan dan kajian, sebuah fakta ilmiah mengungkapkan bahwa
seseorang yang tidurnya dalam waktu yang sangat lama akan sangat mudah terserang penyakit
jantung. Hal ini dikarenakan lemak yang ada dalam darah menempel pada dinding syaraf di
sekitar jantung. Para ulama dan ilmuwan modern banyak menganjurkan agar setiap manusia
bangun dari tidurnya setelah 4 jam, kemudian melakukan gerakan tubuh ataupun melakukan
kegiatan yang membutuhkan otot selama 1/4 jam. Hal ini berguna untuk menghindari bahaya
serangan jantung dan menjaga vitalitas tubuh, khususnya jantung karena menghindarinya dari
timbunan lemak.
b.     Secara umum
1)      Mengingatkan kita kepada Allah.
2)     Mengidupkan rasa takut kepada Allah.
3)      Menyuburkan pokok-pokok dan asas-asas tauhid.
4)     Tali penghubung yang menghubungkan hamba dengan Allah Khaliqnya.
5)      Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang.
6)     Dapat menghadapi segala kesusahan dalam hati.
7)     Menghilangkan tabi’at loba.
8)     Tidak takut kemiskinan dan kepapaan karena banyk mengeluarkan harta di jalan Allah.
9)     Menghasilkan ketetapan pendirian.
10)  Mengekalkan kita mengerjakan kebajikan.
11) Memelihara aturan-aturan dan disiplin.
12) Menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan keburukan.
D.    Akhlak dalam Shalat

Shalat merupakan salah satu ibadah dalam Islam, yang didalamnya terdapat beberapa nilai-nilai
pendidikan akhlak seperti ikhlas, rendah hati, disiplin, sabar, dan lain-lain. Shalat juga
merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadat.
Dalam Qs. Al-Ankabut : 45, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-
Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji
dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadah-ibadah yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat diatas begitu eksplisit menjelaskan adanya keterkaitan antara shalat dan perilaku yang
ditunjukkan oleh seorang muslim. Pengaruh shalat memang tidak dapat dijadikan tolak ukur
untuk mengeneralisasi dan menghukumi kepribadian semua orang. Tetapi, paling tidak dalam
ayat ini Allah menjelaskan sikapseorang manusia dari sudut pandang karakter dan watak /tabiat
yang dibawanya. Shalat itu membersihkan jiwa, menyucikan, mengkondisikan seorang hamba
untuk munajat kepada Allah SWT didunia dan taqqarub dengan-Nya diakhirat. (Jabir Al
Jazairi,2004:298)
Shalat sebagai salah satu bagian penting ibadah dalam islam sebagaimana bangunanibadah yang
lain juga memilki banyak keistimewaan. Ia tidak hanya memiliki hikmah spesifik dalam setiap
gerakan dan rukunnya, namun secara umum shalat juga memiliki pengaruh drastic dalam
perkembangan kepribadian seorang muslim. Tentu saja hal itu tidak serta merta dan langsung
kita dapatkan dengan instan dalam pelaksanaan shalat. Manfaatnya tanpa terasa dan secara
gradual akan masuk dalam diri muslim yang taat melaksanakannya.
Shalat merupakan media komunikasi antara san Khalik dan seorang hamba. Media komunikasi
ini sekaligus sebagai media untuk senantiasa mengungkapkan apapun yang dirasakan seorang
hamba. Dalam psikologi dikenal istilah katarsis, secara sederhana berarti mencurahkan segala
apa yang terpendam dalam diri, positif maupun negative. Maka shalat bisa menjadi media
katarsis yang akan membuat seseorang menjadi tentram hatinya.
1.     Keterkaitan shalat dan akhlak sinergis shalat dan sabar, sebuah harmoni
Sejatinya, shalat adalah ibadah paripurna yang memadukan olah piker, olah gerak dan olah rasa
(sensibilitas). Ketiganya terpadu secara cantik dan selaras. Kontemplasi dan riyadhah yang
terintegrasi sempurna, saling melengkapi dari dimensi perilaku/lisan (al-bayan), respons motorik,
rasionalitas (menempatkan diri secara proposional) dan kepekaan terhadap jati diri kepekaan dan
keharusan untuk merasakan cinta dan kasih saying Allah SWT. Yang menarik, Alquran kerap
menggandengkan ritual shalat dengan sikap sabar. Salah satunya dalam QS Al Baqarah, Hai
orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar.
Berikut ini adalah nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam proses menjalankan ibadah shalat:
a.    Latihan kedisiplinan
Waktu pelaksanaan shalat sudah ditentukan sehingga kita tidak boleh seenaknya mengganti,
memajukan ataupun mengundurkan waktu pelaksanaannya, yang akan mengakibatkan batalnya
shalat kita. Hal ini melatih kita untuk berdisiplin dan sekaligus menghargai waktu. Dengan
senantiasa menjaga keteraturan ibadah dengan sunguh-sungguh, manusia akan terlatih untuk
berdisiplin terhadap waktu (Toto Tasmara, 2001: 81).
b.   Latihan kebersihan
Sebelum shalat, seseorang disyaratkan untuk mensucikan dirinya terlebih dahulu, yaitu dengan
berwudhu atau bertayammum. Hal ini mengandung pengertian bahwa shalat hanya boleh
dikerjakan oleh orang yang suci dari segala bentuk najis dan kotoran sehingga kita diharapkan
selalu berlaku bersih dan suci.
c.   Latihan konsentrasi
Shalat melibatkan aktivitas lisan, badan, dan pikiran secara bersamaan dalam rangka menghadap
ilahi. Ketika lisan mengucapkan Allahu Akbar, secara serentak tangan diangkat ke atas sebagai
lambang memuliakan dan membesarkan, dan bersamaan dengan itu pula di dalam pikiran
diniatkan akan shalat.
d.   Latihan sugesti kebaikan
Bacaan-bacaan di dalam shalat adalah kata-kata baik yang banyak mengandung pujian sekaligus
doa kepada Allah. Memuji Allah artinya mengakui kelemahan kita sebagai manusia, sehingga
melatih kita untuk senantiasa menjadi orang yang rendah hati, dan tidak sombong. Berdoa, selain
bermakna nilai kerendahan hati, sekaligus juga dapat menumbuhkan sikap optimis dalam
kehidupan.

e.   Latihan kebersamaan
Dalam mengerjakan shalat sangat disarankan untuk melakukannya secara berjamaah (bersama
orang lain). Dari sisi pahala, berdasarkan hadits nabi SAW jauh lebih besar bila dibandingkan
dengan shalat sendiri-sendiri. Dari sisi psikologis, shalat berjamaah bisa memberikan aspek
terapi yang sangat hebat manfaatnya, baik bersifat preventif maupun kuratif. Dengan shalat
berjamaah, seseorang dapat menghindarkan diri dari gangguan kejiwaan seperti gejala
keterasingan diri. Dengan shalat berjamaah, seseorang merasa adanya kebersamaan dalam hal
nasib, kedudukan, rasa derita dan senang. Tidak ada lagi perbedaan antar individu berdasarkan
pangkat, kedudukan, jabatan, dan lain-lain di dalam pelaksanaan shalat berjamaah.
E.    Hikmah Shalat

Dengan shalat, Allah akan mengampuni dosa-dosa yang ada di antara satu shalat dengan shalat
berikutnya. Shalat juga dapat membersihkan diri dari kesalahan dan dosa yang dilakukan secara
sengaja atau tidak. Orang yang shalat dengan khusyuk akan selalu berusaha untuk menjaga lahir
dan batinnya selalu bersih.
hikmah shalat antara lain sebagai wujud kepatuhan kepada Allah SWT, menambah keimanan,
memberikan ketenangan jiwa, sarana melatih kedisiplinan diri, dijauhkan dan dijaga dari
perbuatan tercela, disucikan dari dosa, mendapatkan pahala, gerakan shalat menyehatkan tubuh
Hikmah ibadah shalat sangat besar bagi kehidupan umat Islam baik dari segi kehidupan pribadi
maupun masyarakat. Pelaksanaan shalat itu sendiri telah menunjukkan adanya rasa kepatuhan
diri seseorang terhadap Khaliknya serta menunjukkan adanya rasa syukur terhadap segala apa
yang Dengan demikian dapat dipahami bahwa melalui ibadah shalat tersebut akan
menumbuhkan sifat rendah hati karena menyadari bahwa manusia diciptakan untuk
menghambakan diri kepada Allah dengan kewajiban menghambakan diri dan mematuhi kepada
hukum-hukum yang datang dari Allah SWT dan jika ibadah shalat itu dilaksanakan secara
berjama’ah maka akan membawa dampak positif bagi pembinaan persatuan dan kesatuan antara
umat Islam itu.
Dan jika shalat itu dikerjakan secara berjama’ah juga mengandung hikmah: “Komunikasi
langsung antara anggota masyarakat sehingga selalu menguasai situasi up to date yang sangat
diperlukan dalam kehidupan harmonis bermasyarakat, di samping menumbuhkan persaudaraan,
persamaan, solideritas, kekeluargaaan dan sebagainya”.
Dengan demikian dapat dipetik berbagai hikmah yang teramat penting memalui kewajiban
beribadah shalat tersebut yaitu unsur yang pertama adalah pembinaan pribadi individu dimana
melalui ibadah shalat tersebut akan menumbuhkan diri yang berjiwa disiplin selalu mematuhi
hukum dan aturan serta berjiwa optimis terhadap anugerah dan rahmat dari Allah SWT.  
    
F.     Makna Spiritual Shalat

Dalam setiap Ucapan dan gerakan shalat memiliki makna spiritual yang sangat dalam. Apa yang
dimaksud dengan ‘spiritual’ di sini? Secara etimologi kata ‘spirit’ berasal dari kata ‘spiritus’
(Latin) yang diantaranya berarti ruh, jiwa, sukma, kesadaran diri, nafas hidup dan lebih
luas lagi. Sementara itu Allama Mirsa Ali Al-Qadhi dikutip dalam bukunya Dr. H.M. Ruslan,
M.A. mengatakan bahwa spiritualitas adalah tahapan perjalanan batin seorang manusia
untuk mencari dunia yang lebih tinggi dengan bantuan riyadhat dan berbagai amalan
pengekangan diri sehingga perhatiannya tidak berpaling dari Allah semata-mata untuk mencapai
kebahagiaan abadi. Sehingga dapat diartikan bahwa spiritual sebagai sesuatu yang mengacu
pada apa yang terkait dengan dunia ruh atau jiwa, dekat dengan Illahi.
Maka jika kita berbicara spiritual shalat maka dapat dipastikan kita akan menemukan makna
spiritual shalat itu dalam setiap ucapan dan gerakan yang ada dalam shalat. Seorang yang
shalat berarti melakukan hubungan langsung dengan Allah SWT. Dengan demikian, tercipta
rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk, dan lapang di dada, seperti yang dilukiskan Allah dalam
ayat, "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram." (QS Ar-Rad:29).
Selain itu setiap gerakan shalat juga memiliki makna spiritual yang luar biasa. Dimulai dari
takbiratul ihram dan diakhiri salam semuanya memiliki nilai spiritualitas yang tinggi.
1. Takbiratul Ihram (Awal) Pengawalan segala sesuatu, seperti hidup diawali dengan kelahiran
dan sesuatu yang ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semua berawal dari
Allah. Dengan takbir kita kembalikan segala aktivitas, rutinitas kita hanya kepada Allah.
Takbiratul ihram menjadi titik awal shalat, menjadi simbol awal perjalanan hidup yang memiliki
makna spiritual sebagai penyerahan totalitas kepada Yang Maha Awal bahwa karena-Nya
ada dan karena-Nya kita melakukan perjalanan hidup.
2. Berdiri (Gerak Perjalanan) Berdiri merupakan lambang siap berjalan menjalani kehidupan,
karena kalua duduk tidak mungkin bisa berjalan. Tegak memiliki arti bahwa kehidupan harus
ditegakkan pada ruang waktu. Iman, akhlaq, amalan pribadi dan amalan social juga harus
ditegakkan. Shalat adalah tiang agama jadi agama didirikan/ditegakkan oleh shalat. Dalam
tegak berdiri posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh
pada segala hokum dan kehendak Allah bebas dari rasa kesombongan diri. Kedua tangan
memegang ulu hati simbol bahwa hati akan selalu dijaga kebersihannya dalam perjalanan hidup.
Ini merupakan simbol kewaspadaan yang wajib dimiliki oleh setiap manusia. Untuk melihat
sesuatu secara sadar dan dengan pertimbangan yang matang dari untung dan rugi.
3. Ruku’ (Penghormatan) Ruku’ adalah sebuah ajaran kembali Sang Pencipta. Segala
sesuatu tidak pernah kita miliki secara pribadi. Semua yang berasal dari Sang Pencipta akan
kembali kepada Sang Pencipta. Semua yang dimiliki manusia hanya ujian. Itu tandanya
bahwa Sang Penciptalah yang menjadi dasar acuan hidup kita dan kita benar-benar
mengembalikan urusan akhir kepada Sang Pencipta. Sedang penghormatan yang dimaksud
adalah sebagai ungkapan terima kasih kita bahwa kita telah dikenalkan Allah melalui Nabi,
Rasul dan Malaikat.
4. I’tidal (Puja –puji kepada Allah) Pada gerakan I’tidal kita berdiri lagi untuk mengisi
perjalanan hidup dengan penuh puja dan puji kepada Allah serta penuh syukur setiap saat
sehingga tercipta kepatuhan dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah maka
akan tumbuh kekaguman dan kecintaan kepada Allah maka akan muncul rasa cinta dan ikhlas
menjalani hidup sesuai perintah dan kehendak Allah. Ini dimaksudkan agar kita menjaga
tauhid dan tidak akan berpindah kepada ajaran yang menyesatkan.
5. Sujud (Penyatuan Diri Dengan Kehendak Allah) Sujud adalah simbol dari perjalanan hati
(rohani). Dengan sujud hati dan fikiran kita direndahkan serendah-rendahnya sebagai tanda
ketundukan total terhadap segala kehendak Allah. Menyatukan kehendak Allah dengan
kehendak kita.Sujud adalah penyerahan total kepada Sang Pencipta tanpa syarat. Sujud adalah
simbol kepasarahan yang sangat total. Dengan menempatkan kepala, tangan, kaki dan hati kita
rata dengan bumi di mana bumi adalah asal, tempat hidup dan tempat akhir hidup. Di bumi kita
lahir, menjalani kehidupan, berladang ilmu dan di bumi pula kita mati. Maka sujud merupakan
klimaks dari seluruh rangkaian gerakan shalat.Kepasrahan total ini membuat kita akan selalu
berpikir rendah hati. Sehingga kita mengharapkan akan kembali kepada Allah dalam keadaan
suci sama dengan seperti saat kita dilahirkan, sehingga bisa bertemu Allah. Sujud dilakukan dua
kali memiliki makna:
Sujud pertama: penyatuan kehendak Allah dengan kehendak rohani/hati/jiwa. Diselangi
permohonan pada duduk di antara dua sujud.
Sujud kedua: pernyataan pengagungan Dzat Allah, pernyataan ingin kembali pada Sang
Pencipta akhir dari perjalanan. Duduk Antara Dua Sujud (Permohonan)
6 Gerakan ini memiliki makna sebagai pengungkapan berbagai permohonan kepada Allah
untuk memberikan segala kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju
pertemuan dengan Allah, serta permohonan perlindungan jasmani dan rohani agar tetap berada
pada jalan Allah. Dalam keadaan bersimpuh ini menjadi simbol di mana kita akan
dimintai pertanggung jawaban kepada Sang Maha Kuasa.
7. Attahiyat (Pernyataan Ikrar) Ini merupakan tahap pemantapan. Karena fitrah manusia tidak
lepas dari sifat lupa maka perlu pemantapan yang direfresh dan diulang-ulang agar semakin
kokoh. Yaitu Ikrar syahadat, dengan symbol pengokohan ikrar melalui telunjuk kanan. Dalam
ikrar ini kita juga memberikan penghormatan kepada utusan-utusan Allah dan para Auliya
karena melalui merekalah kita mengenal Allah dan menjadikan mereka menjadi saksi ikrar kita.
Bacaan shalawat menjadi pernyataan kebersediaan kuta mengikuti apa yang diajarkan Rasulullah
Muhammad SAW. Dan menempatkannya sebagai pemimpin perjalanan kita. Dan
penghormatan kepada Nabi Ibrahim yang menjadi bapak induk ajaran tauhid.
8. Salam (Penutup) Salam merupakan ucapan yang mengakui bahwa manusia sebagai
makhluk social yang bermasyarakat dan tidak bisa hidup sendiri, sehingga kita hendaknya
selalu menebar salam dan berkah kepada sesama untuk saling bahu-membahu menegakkan
kehidupan yang harmonis dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan, dan keselamatan di bumi
Allah.
G.   Ancaman bagi Orang yang Meninggalkan Shalat

Sabda Nabi SAW: “Barang siapa yang menyepelekan sholat (menggampangkan sholat), maka
Allah akan menyiksanya dengan lima belas macam siksaan; enam siksaan di dunia, tiga siksaan
ketika menjelang mati, tiga siksaan dialam kubur dan tiga siksaan ketika keluar dari alam kubur“.
6 Macam Siksaan Ketika Di Dunia

1). Allah akan menghilangkan keberkahan dari umurnya;

2). Tanda kesholehannya akan dihapus oleh Allah dari keningnya;

3). Semua amalnya tidak akan diberi pahala oleh Allah SWT;

4). Allah SWT tidak akan mengangakat doanya ke langit;

5). Semua makhluk di dunia akan menyepelekannya;

6). Dia tidak akan mendapatkan bagian doanya orang-orang sholeh.

3 Macam siksaan Ketika Sakarotul maut yaitu:

1). Bahwasanya orang yang meninggalkan sholat dia akan mati dalam keadaan hina;

2). Bahwasanya orang yang meninggalkan sholat dia akan mati dalam keadaan lapar;
3). Bahwasanya orang yang meninggalkan sholat dia akan mati dalam keadaan haus, walau air
lautan di dunia diminumkan kepadanya, maka tetap tidak akan pernah menghilangkan rasa haus
dahaganya.

3 Macam Siksaan Ketika Berada Di Alam Kubur yaitu “

1). Kuburnya akan disempitkan oleh Allah dan dihimpitnya sampai tulang rusuknya hancur
berantakan;

2). Didalam kuburnya akan dinyalakan api neraka, kemudian orang yang meninggalkan sholat
siang malam, ia akan dipanggang dan dibolak-balikan diatas bara api tersebut;

3). Ular yang bernama Syuja’al-Aqro’ akan datang pada orang-orang yang meninggalkan sholat.
Ular syuja’al aqro’ itu tercipta dari api neraka, kukunya terbuat dari besi, dan setiap kuku
panjangnya seperti ukuran perjalanan satu hari

3 Macam Siksaan Pada Hari Kiamat bagi orang yang meninggalkan sholat yaitu:

1. Allah akan menggabungkan bersama orang-orang yang diseret mukanya ke neraka Jahannam;

2. Allah akan melihatnya dengan pandangan yang benci atau murka pada waktu dihisab,
sehingga daging mukanya meleleh berjatuhan;

3. Allah akan menghisabnya dengan hisaban yang sangat berat dan tiada guna atasnya dari
kelebihan apapun untuk selama-lamanya, dan Allah memerintahkannya ke neraka sejelek-jelek
tempat menetap
Di samping itu bahaya bagi orang yang meninggalkan sholat lima waktu yakni:

Jika meninggalkan sholat:


1). Shubuh: Maka Allah akan menenggelamkannya kedalam Neraka Jahannam selama 60 tahun.
Jadi kurang lebih 60.000 tahun jika mengikuti hitungan di dunia. Karena 1000 tahun di dunia
sama seperti 1 hari di akhirat.

2). Dzuhur: Yang meninggalkan sholat dzuhur sama seperti dosanya orang yang membunuh
1000 muslim.

3). Ashar: Seperti dosanya orang yang menghancurkan ka’bah.

4). Magrib: Sama seperti dosanya orang yang berzina dengan orangtuanya sendiri

5). Isya: Sesungguhnya Allah ta’ala berseru: “Hai orang yang meninggalkan sholat isya, bahwa
Aku tidak ridho jika kamu tinggal dibumiKu dan menggunakan segala nikmat-nikmatKu, segala
yang dikerjakan dan digunakan ialah berdosa kepada Allah SWT“.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Allah akan memberikan keberuntungan kepada orang mukmin karena mereka memiliki sifat-
sifat diantaranya yaitu:
1) Orang-orang yang khusyu dalam shalatnya.
2) Orang-orang yang menjauhkan diri dari perilaku yang tidak berguna yang menyangkut
perkataan dan perbuatan.
3) Orang-orang yang menunaikan zakat, yaitu membersihkan dan mensucikan dirinya dari
harta yang diwajibkan memberikannya kepada orang fakir dan orang miskin sehingga
mendapat ridha-Nya.
4) Orang-orang yang memelihara farjinya (kemaluannya) dari perbuatan haram, yaitu seperti
berzina dalam keadaan apapun, kecuali hubungan suami-isteri dan budak-budak mereka pada
masa perbudakan masih diizinkan karena dalam keadaan itu mereka tidak tercela.
5) Orang-orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya, memelihara amanat-amanat
dan janji disini yaitu orang-orang yang apabila diserahi amanat, maka dia tidak berkhianat,
tetapi menyampaikan amanat itu kepada orang yang berhak menerimanya, dan apabila
berjanji maka dia memenuhi janji itu, dan tidak menghianatinya.
6) Orang-orang yang memelihara shalatnya, yaitu mereka senantiasa melaksanakan shalat
tepat waktu serta memelihara dari syarat, adab dan rukun-rukunnya
B. SARAN
1. Dalam keluarga khususnya bagi para orangtua harus lebih memperhatikan lagi setiap

tumbuh kembang anaknya dalam melksanakan ibadah serta perilakunya, yaitu dengan cara

menanamkan pendidikan keimanan mulai dari kandungan, kemudian dilahirkan hingga anak

tumbuh menjadi dewasa. Agar sebuah keluarga memilki keimanan yang kuat. Dengan sendirinya

keimanan tersebut akan menjadi benteng dalam menjalankan kehidupan.


2. Sebagai pendidik dimasa depan harus dapat memberikan contoh teladan yang baik, sifat-sifat

baik itu seharusnya tidak hanya dimiliki saja, namun sifat baik itu harus diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari khususnya di ikuti oleh semua peserta didik dan kalangan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abujamin, Rohan. 1992. Shalat Tiang Agama. Jakarta: Media da’wah

Asyrafuddin, Mukhlisin, N., 2015. Makna Rukhshah dan Pembagiannya.

Haryanto, Sentot. 2007. Psikologi Shalat. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Muhammad, Syaikh B., 2016. Arti Shalat Bagi Seorang Muslim.

Ma’mun, Jamaludin. 2010. Handout Psikologi Umum II. Malang: Universitas Islam
Maulana Malik Ibrahim Malang.

Mustofa, Budiman. 2010. Tuntunan Shalat Lengkap Wajib dan Sunnah. Solo: Shahih.

Tuasikal, Abduh, M., 2013. Bahaya Meninggalkan Shalat (Dalil Aqli).

Anda mungkin juga menyukai