Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR ORANG DEWASA

OLEH:

KELOMPOK 3

NUR AZANAA (A1Q120081)

DARA PRIAY PUJIAWATI (A1Q120028)

FIRQAH NAJIA (A1Q120072)

PIPIN (A1Q120083)

NELDA SARIRI (A1Q120015)

HUMAIRAH NUR IZZAH J.M (A1Q120074)

WINDI (A1Q120023)

DALFIN (A1Q120067)

MUHAMMAD ARIEF B (A1Q115048)

LINTANG RANGGI PUTRA (A1Q120036)

RAHMI PRATIWI (A1Q118053)

WA ODE NIRMALA RAAFI (A1Q118024)

A. ALBADWI YOGI KARIM (A1Q117052)

JURUSAN PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 21 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

A. Karakteristik perkembangan dewasa...............................................................................................5


B. Karakteristik Perkembangan Karir Dewasa..........................................................................................6
C. Indicator Kematangan dan Masalah-masalah Karir Dewasa.............................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................10
PERKEMBANGAN DAN KEMATANGAN KARIR ORANG DEWASA

A. Karakteristik perkembangan dewasa


Secara kronologis, masa dewasa dapat dibagi dalam 3 fase, yaitu:
1. Dewasa muda (early adulthood, sekitar usia 18-40 tahun)
2. Dewasa madya (middle adulthood, sekitar usia 40-60 tahun)
3. Dan dewasa lanjut (old nge, sekitar usia 60 tahun ke atas ) (hurlock, 1988)

Untuk memahami karakteristik orang dewasa dapat disimak dari beberapa aspek
perkembangan berikut.

1. Perkembangan fisik biologis


Secara biologis masa dewasa dapat diartikan sebagai suatu periode dalam
kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian, kematangan fisik, dan
kesiapan untuk berproduksi (healthiest in population)
2. Perkembangan psikologis
Dari sisi psikologis, masa dewasa dapat diartiikan sebagai suatu periode dalam
hidup dalam kehidupan individu yang ditandai dengan kematangan dalam aspek
intelektual dan sosial emosional seperti:
a. Memiliki kemampuan berpikir yang logis dan realistis
b. Dapat memecahkan masalah atau mengambil keputusan
c. Memilki kestabilan emosi (emosianal stability) tidak lekas marah, sedih,
cemas, atau mudah tersinggung
d. Memiliki sense of reality kesadaran realitas yang cukup tinggi tidak mudah
melamun apabila mengalami kesulitan, dan tidak mudah frustasi atau
menyalahkan orang lain apabila menghadapi kegagalan
e. Bersikap optimis dalam menghadapi kehidupan
3. Aspek-aspek religus
Terkait dengan aspek ini, masa dewasa ditandai dengan ciri-ciri:
a. Rasa bertanggung jawab sense of responsibility terhadap semua perbuatannya,
dan kepeduliannya memelihara kesejahteraan hidup dirinya sendiri dan juga
orang lain
b. Berperilaku sesuai dengan tuntutan atau norma agama
c. Memiliki pekerjaan yang dapat menghidupi diri dan keluarganya
d. Berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat
B. Karakteristik Perkembangan Karir Dewasa
Dalam teori rentan hidup (life-span) dari Super, perkembangan karier masa dewasa
menggunakan dua konsep utama yaitu peranan dan tahapan dalam kehidupan. Bagi
super beberapa peranan penting seorang individu adalah belajar, bekerja, pelayanan
masyarakat, aktivitas dirumah dan keluarga dan aktivitas di waktu luang.

Super (Sharf, 1992:175) percaya bahwa setiap orang berbeda dalam memaknai
pentingnya bekerja di dalam kehidupannya. Pada kenyataannya, menurut data
normative dari Salience Inventory (Nevill dan Super dalam Sharf, 1992:175)
menunjukkan bahwa orang-orang pada usia yang berbeda, budaya yang berbeda,
menilai pekerjaan secara berbeda.

Nevill dan Super (Sharf, 1992:175-176) dalam Salience Inventory mengukur tiga
aspek peran hidup yaitu komitmen, partisipasi dan ekspektasi nilai-nilai. Peran-peran
hidup tersebut diaplikasikan kedalam beberapa aktivitas, yaitu:

Pertama, Belajar (studying) Aktivitas selama sekolah meliputi pergi kesekolah,


mengikuti kursus, dan belajar dirumah atau perpustakaan.

Kedua, Bekerja (working)Dapat dimulai dari masa kanak-kanak ketika anak menolong
orang tua mereka dirumah, menjadi penjajah koran atau mengasuh anak (adiknya atau
dari keluarga lain).

Ketiga, Pelayanan masyarakat (community service) Meliputi aktivitas sebagai


sukarelawan dibidang sosial, politik atau keagamaan. Mereka umumnya melakukan
pekerjaan seperti kerja bakti, membersihkan lingkungan, membantu menangani
bencana alam dan sebagainya.

Keempat, Aktivitas dirumah dan keluarga (home and family) Peran ini bervariasi
tergantung usia individu. Anak-anak mungkin diberi tugas membersihkan kamarnya
atau membereskan mainannya. Remaja umumnya memiliki tanggung jawab yang lebih
besar dan kompleks dibandingkan ketika mereka masih kanak-kanak. Sebagai orang
dewasa yang telah berkeluarga, mereka bertanggung jawab atas anak-anak mereka dan
mungkin juga merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia.

Kelima, Aktivitas diwaktu luang (leisure activity) Aktivitas ini sangat bermakna pada
saat usia kanak-kanak atau remaja, seperti aktivitas bermain, mengikuti kegiatan olah
raga, menonton televise, membaca komik atau novel. Pada orang dewasa, aktivitas ini
menjadi lebih bersifat intelektual seperti mengikuti seminar-seminar, bergabung dalam
kelompok untuk mendiskusikan buku-buku ilmiah, masalah sosial atau keagamaan.
Lebih lanjut Sharf (1992:176-179) mengemukakan bahwa tidak hanya pentingnya
perubahan selama seumur hidup seseorang, tetapi juga sifat alamiah dari perubahan
keterlibatan itu. Aspek-aspek tersebut dijabarkan dalam indicator-indikator salience,
sebagai berikut:

Pertama, Partisipasi, konsep partisipasi terutama sekali bermanfaat karena mengukur


perilaku nyata dari individu, tidak hanya sesuatu yang diketahui tetapi hal penting
yang dikatakan.

Kedua, Komitmen, komitmen dapat berhubungan dengan keinginan untuk terlibat


aktif dalam suatu aktivitas.

Ketiga, Pengetahuan, The Salience Inventory tidak mengukur pengetahuan.


Pengukuran pengetahuan tersedia hanya untuk peran pekerja dalam Career
Development Inventory, dan sub skala Decision Making, World pf Work Information,
and Knowledge of the Preferred Occupational Group.

Keempat, Harapan-harapan nilai, nilai-nilai diukur oleh dua instrument Super yaitu
Values Scale dan Salience Inventory.

Kelima, Pemanfaatan kemampuan, kemampuan yang digunakan adalah berbagai


pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang. Hal ini dapat berarti
melakukan pekerjaan atau belajar untuk mengembangkan kemampuannya.

Keenam, Prestasi, prestasi menunjukan perasaan bahwa seseorang telah menghasilkan


sesuatu yang baik. Jika peran itu menyenagkan, prestasi dapat berarti suatu perasaan
memenuhi sesuatu yang penting didalam olahraga atau music.

Ketujuh, Estetika, nilai ini berhubungan dengan keindahan didalam peran yang dipilih
seseorang. Sering dihubungkan dengan nilai-nilai artistic, yang puas dengan
menciptakan lukisan, komposisi lagu atau puisi.

Kedelapan, Altruism, mengacu pada membantu orang lain yang mengalami


permasalahan. Seseorang dapat membantu orang lain dari permasalahan pribadi
didalam keluarga dan karir.

Kesembilan, Otonomi, beberapa individu menghargai peluang kebebasan dan bekerja


untuk diri mereka sendiri, sperti membuat keputusan mereka sendiri tentang study,
olahraga, dan cara berumah tangga dalam kehidupan keluarga yang dibinanya.

Kesepuluh, Kreativitas, mampu untuk mencoba gagasan-gagasan baru didalam suatu


hobi atau organisasi masyarakat dapat menjadi penting bagi sebagian orang seperti
membuat produk baru ditempat kerja.
Kesebelas, Hadiah ekonomis, meskipun study pada akhirnya menjurus pada
pendapatan tinggi, dan keluarga yang kaya bertindak sebagai sumber untuk beberapa
orang untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi, peran utama untuk memperoleh
hadiah ekonomis adalah sebagai seorang pekerja.

Keduabelas, Gaya hidup, kerja adalah peran yang paling sering dilakukan dengan
orang lain dan tentunya pelayanan masyarakat dan kehidupan keluarga membuatnya
sulit untuk hidup sesuai keinginan, kecuali individu dapat menemukan orang-orang
yang merasa memiliki cara yang sama dalam melakukan sesuatu.

Ketigabelas, Aktivitas fisik, meskipun secara fisik aktif didalam studi itu sungguh
menyulitkan, peran-peran yang lain memberikan peluang untuk aktivitas fisik.

Keemaptbelas,Prestise, prestise biasanya dihubungkan dengan peran bekerja, para


guru mengenali siswa-siswa yang baik dan masyarakat-masyarakat lokal mengenali
konstribusi warga Negara.

Kelimabelas, Resiko, sebagian orang menyukai tantangan dan hal-hal yang


menyenangkan. Kesenangan dapat menyediakan peluang itu. Aktivitas-aktivitas
seperti climbing, wind surfing, dan paraclute jumping menyediakan kesempatan itu.

Keenambelas, Interaksi sosial, dengan orang lain dan bekerja disuatu kelompok
dapat tercapai didalam semua peran. Sebagian orang lebih suka belajar didalam
kelompok, dan sebagian senang bekerja sebagai bagian dari regu pada suatu proyek.

Ketjuhbelas, Variasi, mampu mengubah aktivitas pekerjaan sangat menyenangkan


bagi sebagian orang. Variasi didalam peran-peran yang lain bisa berarti mengubah
subjek yang dipelajari atau bergerak dari jenis tugas satu ketugas yang lainnya.

Kedelapanbelas, Kondisi kerja, kondisi kerja termasuk pencahayaan, temperature


yang menyenangkan, dan peralatan yang baik dapat menjadi penting dalam bekerja
dengan organisasi masyarakat atau ditempat kerja sendiri.

C. Indicator Kematangan dan Masalah-masalah Karir Dewasa


Kematangan karir pada masa dewasa ditandai dengan stabilisasi dalam pekerjaan,
kemajuan dalam pekerjaan, inovasi dalam pekerjaan, dan perbaikan dalam pekerjaan. (
Super dalam Sharf, 1992).

Menurut Super (Sharf, 1992) munculnya post power syndrome dan disengagement
merupakan ketakutan orang dewasa saat datangnya masa pensiun.

Disengagement, Didalam tahap pemeliharaan, jika individu tidak memperbaharui


pengetahuan mereka dan membuat beberapa usaha inovasi, mereka dalam bahaya
kehilangan pekerjaan. Super (Sharf, 1992) mula-mula menunjuk tahap ini sebagai
“kemunduran” (decline), tetapi mengubah labelnya karena konotsi negatifnya untuk
banyak orang. Sub tahap Disengagement-decelerating, Retirement planning, dan
Retirement living dapat dilihat sebagai tugas-tugas orang dewasa akhir, tetapi tidak
selalu harus dipertimbangkan.

Decelerating, Perlambatan tanggung jawab karena seseorang. Gambaran dari


permasalahan yang sulit pada pekerjaan dan keinginan untuk menghindari tekanan
batas waktu adalah tanda-tanda dari Decelerating.

Retirement Living, Tahap ini umumnya untuk orang-orang usia akhir 60-an, yang
sering kali mengalami perubahan dalam peran kehidupan. Penggunaan waktu luang,
aktivitas dirumah dan keluarga dan pelayanan masyarakat menjadi lebih penting,
sedangkan pekerjaan akan menjadi kurang penting. Aspek penting Retirement living
adalah tempat dimana seseorang tinggal dan penggunaan waktu luang.
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E. (1980). Psikologi perkembangan (terjemahan). Jakarta : Erlangga

https://123dok.com/a-article/karakteristik-perkembangan-karier-dewasa-
perkembangan-kematangan-karier-dewasa.y69pg45y

https://www.slideshare.net/safutrinurhidayah/perkembangan-dan-kematangan-karir-
dewasa

Anda mungkin juga menyukai