LANDASAN TEORI
ISOLASI SOSIAL
2. Etiologi
Menurut Stuart And sundent (2007), faktor penyebab terjadinya isolasi
sosial adalah:
a) Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan
perkembangan yang dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri,
tidak percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap terhadap
5
hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu
merumuskan keinginan dan meresa tertekan.
b) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dari faktor sosio-cultural karena menurunnya
stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan faktor psikologis
seperti berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain
untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga
menyebabkan klien berespons menghindar dengan menarik diri dari
lingkungan.
6
Sedangkan menurut buku pedoman diagnosa keperawatan jiwa tanda dan
gejala isolasi sosial:
Keterangan :
1. Respons adaptif
7
a) Solitude (merenung) merupakan respons yang dibutuhkan
hubungan interpersonal.
lingkungannya.
yang dimilikinya.
3. Respons maladaptif
8
Yaitu respons individu dalam penyelesaian masalah yang
lingkungannya,yang meliputi :
waktu.
pada diri sendiri atau tujuan dan bukan pada orang lain.
9
Menyatakan secara verbal atau menampakkan ketidaknyamanan dalam
situasi-situasi sosial. Menyatakan secara verbal atau menampakkan
ketidakmampuan untuk menerima atau mengkomunikasikan kepuasan
rasa memiliki, perhatian, minat, atau membagi cerita. Tampak
menggunakan perilaku interaksi sosial yang tidak berhasil. Disfungsi
interaksi dengan rekan sebaya, keluarga atau orang lain. Penggunaan
proyeksi yang berlebihan tidak menerima tanggung jawab atas
perilakunya sendiri. Manipulasi verbal. Ketidakmampuan menunda
kepuasan. (Mary C. Townsend, Diagnosa Keperawatan Psikiatri, 1998;
hal 226).
3. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Konsep Dasar Keperawatan
Menurut Carpenito (1996) dikutip oleh Keliat (2006), pemberian
asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerjasama antara perawat dengan klien, keluarga atau masyarakat
untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Asuhan keperawatan juga
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian
menentukan masalah atau diagnosa, menyusun rencana tindakan
keperawatan, implementasi dan evaluasi.
a) Pengkajian
Menurut Stuart dan Laraia (2001), pengkajian merupakan tahapan awal
dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas
pengumpulan data meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokkam menjadi faktor
predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping
dan kemampuan koping yang dimiliki klien.
10
Yang perlu dikaji yaitu: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku,
status, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.
11
b. Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkan
keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan .
c. Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit ,
proses menua , putus sekolah, PHK.
d. Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
e. Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap
diri sendiri, gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat,
mencederai diri, dan kurang percaya diri.
f. Status Mental.
Kontak mata klien kurang /tidak dapat mepertahankan
kontak mata, kurang dapat memulai pembicaraan, klien suka
menyendiri dan kurang mampu berhubungan denga orang lain,
Adanya perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam
hidup.
g. Kebutuhan persiapan pulang.
1. Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan.
2. Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan
membersihkan WC, membersikan dan merapikan pakaian.
3. Mekanisme Koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau
menceritakan nya pada orang orang lain (lebih sering
menggunakan koping menarik diri).
4. Afek Medik.
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi
ECT, Psikomotor,therapy okopasional, TAK , dan rehabilitas.
3. Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubungan
sosial dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang
diikuti dalam masyarakat.
4. kenyakinan klien terhadap tuhan dan kegiatan untuk ibadah ( spritual).
12
5. Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi.
6. Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas didalam
dan diluar rumah.
7. Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.
2. Masalah Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah identifikasi atau penilaian pola respons
baik aktual maupun potensial (Stuart and Sundeen, 1995)
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari
pengkajian adalah sebagai berikut :
a. Isolasi sosial : menarik diri
b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
c. Resiko perubahan sensori persepsi
d. Koping individu yang efektif sampai dengan ketergantungan pada
orang lain
e. Gangguan komunikasi verbal, kurang komunikasi verbal.
f. Intoleransi aktifitas.
g. Kekerasan resiko tinggi.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian teknik mengenai respon
individu, keluarga, komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual maupun potensial (NANDA, 2001 dikutip oleh
Keliat, 2006). Diagnosa pada isolasi sosial,yaitu menarik diri: isolasi sosial.
13
5. Kriteria Evaluasi
1) Ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, ada kontak mata,
mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau
duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang
dihadapi.
2) Klien dapat dapat menyebutkan penyebab menarik diri berasal dari diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
3) Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian dalam berhubungan
dengan orang lain.
4) Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap : K – P,
K – P – K, K – P – Kel, K – P – Kelompok.
5) Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan
orang lain untuk diri sendiri dan orang lain.
6) Keluarga dapat berpartisipasi dalam merawat klien menarik diri.
14