Anda di halaman 1dari 84

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PENDERITA

DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS CIKAJANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Akhir


Pada Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Karsa Husada Garut

PAISAL HADI
NIM: KHGC18039

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2022
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Karya tulis saya, Skripsi ini, adalah asli dan belum pernah di ajukan
untuk mendapatkan gelar akademik (S.Kep), baik dari STIKes Karsa
Husada maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan
jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta
sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di STIKes Karsa
Husada Garut.

Garut, Agustus 2022

Yang membuat Pernyataan

(PAISAH HADI)
NIM . KHGC18039
GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PENDERITA DIABETES
MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIKAJANG

Paisal Hadi

ABSTRAK

Diabetes melitus adalah suatu gangguan metabolisme kronis dengan multi


etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari
insufisiensi fungsi insulin. Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan
metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia)
akibat kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Diabetes
melitus adalah salah satu penyakit kronik yang membutuhkan waktu cukup lama
dalam pengobatannya sehingga membutuhkan dukungan keluarga untuk
melangsungkan hidup penderita diabetes melitus. Dukungan keluarga diartikan
sebagai bantuan yang diberikan oleh anggota keluarga yang lain sehingga akan
memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada orang yang dihadapkan pada
situasi stress. Dukungan keluarga terkait dengan kesejahteraan dan kesehatan
dimana lingkungan keluarga menjadi tempat individu belajar seumur hidup.
Dukungan keluarga telah didefinisikan sebagai faktor penting dalam kepatuhan
manajemen penyakit untuk remaja dan dewasa dengan penyakit kronik. Dukungan
keluarga merupakan indikator yang paling kuat memberikan dampak positif
terhadap perawatan diri pada pasien diabetes. Puskesmas Cikajang merupakan
puskesmas yang memiliki jumlh pasien Dibetes Melitus terbanyak di Kabupaten
Garut, maka penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Cikajang
dengan sampel 63 penderita.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Dukungan Keluarga


DESCRIPTION OF FAMILY SUPPORT FOR TIPE 2 DIABETES
MELLITUS PATIENTS IN THE WORKING AREA OF CIKAJANG PUBLIC
HEALTH CENTER
Paisal Hadi

ABSTRACT

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder with multiple etiologies


characterized by high blood sugar levels accompanied by impaired carbohydrate,
lipid and protein metabolism as a result of insulin function insufficiency. Diabetes
mellitus is a group of metabolic disorders characterized by increased blood glucose
levels (hyperglycemia) due to defects in insulin secretion, insulin action or both.
Diabetes mellitus is a chronic disease that takes a long time to treat so it requires
family support to carry out the life of people with diabetes mellitus. Family support
is defined as assistance provided by other family members so that it will provide
physical and psychological comfort for people who are faced with stressful
situations. Family support is related to well-being and health where the family
environment becomes a place for individuals to learn for life. Family support has
been defined as an important factor in disease management adherence for
adolescents and adults with chronic disease. Family support is the strongest
indicator of a positive impact on self-care in diabetic patients. Cikajang Health
Center is a health center that has the highest number of Diabetes Mellitus patients
in Garut Regency, so this research was carried out in the working area of Cikajang
Health Center with a sample of 63 patients.

Keywords: Diabetes Mellitus, Family Support


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya

yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat

serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Rosululloh SAW, serta keluarga

dan umatnya sepanjang zaman. Adapun judul yang diangkat dalam pembuatan

penelitian ini adalah “Gambaran Dukungan Keluarga Penderita Diabetes

Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang”. Pembuatan skripsi ini

dilaksanakan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas akhir

dalam program studi S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa

Husada Garut.

Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,

penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Hadiat, MA, selaku Ketua Pembina Yayasan Dharma Husada Insani

Garut.

2. Bapak H.D Saefudin, M.M.Kes, selaku ketua Pengurus Yayasan Dharma

Husada Insani Garut.

3. Bapak H. Engkus Kusnadi, S.Kep.,M.Kes., selaku Ketua STIKes Karsa

Husada Garut.

4. Ibu Iin Patimah, M.Kep., selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan Stikes Karsa

Husada Garut.

vi
5. Bapak Wahyudin, S.Kp.,M.Kes selaku pembimbing utama yang sangat

sabar membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan yang sangat

membantu bagi penulis selama penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Sri Yekti Widadi, S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing pendamping yang

selalu memberikan motivasi, arahan, serta masukan sistematis penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

7. Staf dan dosen Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Karsa Husada Garut yang telah membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini.

8. Ibu Enung dan bapak Endang kedua orang tua yang sangat saya cintai yang

telah berkorban moril maupun materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, terimakasih atas semuanya.

9. Tarman Squad Taufik, Sandi, dan Rizky yang selalu memberikan dukungan

dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Terimakasih kepada support system Delia Rizkiyah yang selalu

memberikan dukungan kepada penulis.

Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Aamiin

Garut, Agustus 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ........................................ i


LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 7
1.3 Tujan Penelitian ..................................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum. ............................................................................ 7
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti .................................................................. 8
1.4.2 Manfaat Bagi Pasien.................................................................. 8
1.4.3 Manfaat Bagi Keluarga ............................................................. 8
1.4.4 Manfaat Bagi Keperawatan ....................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN
DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka ....................................................................................... 9
2.1.1 Pengertian DM ............................................................................ 9
2.1.1.1 Definisi Definisi Diabetes Melitus ..................................... 9
2.1.1.2 Epidemologi ....................................................................... 9

viii
2.1.1.3 Kategori Diabetes Mellitus ................................................. 10
2.1.1.4 Patofisiologi Diabetes Mellitus .......................................... 11
2.1.1.4.1 Diabetes tipe 1 ............................................................. 11
2.1.1.4.2 Diabetes tipe 2 ........................................................... 12
2.1.1.5 Manifestasi Klinis ................................................................ 12
2.1.1.5.1 Keluhan klasik ............................................................ 12
2.1.1.6 Diagnosis Diabetes Melitus ................................................. 14
2.1.2 Pengertian Dukungan Keluarga .................................................. 15
2.1.2.1 Definisi Dukungan Keluarga ............................................... 15
2.1.2.1.1 Fungsi Keluarga ......................................................... 15
2.1.2.1.2 Fungsi afektif.............................................................. 16
2.1.2.1.3 Fungsi sosial dan status social .................................... 16
2.1.2.1.4 Fungsi perawatan kesehatan ....................................... 16
2.1.2.1.5 Fungsi reproduksi ....................................................... 17
2.1.2.1.6 Fungsi ekonomi .......................................................... 17
2.1.2.2 Dimensi dukungan keluarga ................................................ 17
2.1.2.2.1 Dimensi emosional ..................................................... 17
2.1.2.2.2 Dimensi penghargaan ................................................. 17
2.1.2.2.3 Dimensi instrumental ................................................. 18
2.1.2.2.4 Dimensi informasi ...................................................... 18
2.1.2.3 Dukungan keluarga pada pasien DM .................................. 18
2.2 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ................................................................................... 21
3.2 Variabel Penelitian ................................................................................ 21
3.3 Definisi Operasional .............................................................................. 21
3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................. 22
3.4.1 Populasi ....................................................................................... 22
3.4.2 Sampel ......................................................................................... 23

ix
3.5 Teknik Pengumpulan Data Pnelitian ..................................................... 24
3.5.1 Uji Validitas ................................................................................ 25
3.5.2 Uji Reabilitas ............................................................................... 25
3.6 Langkah-langkah Pengolahan Data ....................................................... 25
3.7 Rencana Analisis Hasil Data Penelitian ................................................ 26
3.8 Langkah-langkah Penelitian .................................................................. 27
3.8.1 Tahap persiapan ......................................................................... 27
3.8.2 Tahap pelaksanaan ...................................................................... 28
3.8.3 Tahap Akhir................................................................................. 28
3.9 Tempat dan waktu penelitian ................................................................ 28
3.9.1 Tempat Penelitian ....................................................................... 28
3.9.2 Waktu Penelitian ......................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian .................................................................................... 29
4.1.1. Karakteristik Responden ............................................................. 29
4.1.2. Hasil Analisis Uji Univariat ........................................................ 34
4.2. Pembahasan .......................................................................................... 35
4.2.1 Karakteristik Responden ............................................................. 35
4.2.2 Dukungan Keluarga Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 ............. 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 42
5.2. Saran-saran ........................................................................................... 42
5.2.1. Bagi Instansi Terkait ................................................................. 42
5.2.2. Bagi Perawat .............................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria untuk diagnosa diabetes ..................................................... 14


Table 3.1 Definisi Operasional ....................................................................... 22
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang ........................ 29
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden
Di Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang ........................................... 30
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan
Responden Di Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang ........................ 30
Tabel 4.4 Distribusi FrekuensiPenilaian Dukungan Kelurga
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja
Puskesmas Cikajang ........................................................................ 31
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Domain Dukungan Keluarga .......................... 34
Tabel 4.6 Gambaran Dukungan Keluarga Penderita Diabetes
Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang ................... 34

xi
DAFRAR GAMBAR

Bagan 2.2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 20

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penyakit kronik menurut World Health Organization (WHO) merupakan

penyakit dengan durasi panjang yang pada umumnya berkembang secara

lambat dan merupakan akibat faktor genetik, fisiologis, lingkungan dan

perilaku. Secara global, regional, dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan

terjadi transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak

menular (WHO, 2018). Dapat dikatakan penyakit kronik adalah suatu keadaan

atau kondisi yang mempengaruhi aktivitas fungsional harian baik fisik,

psikologis, sosial dan spiritual yang terjadi dalam jangka waktu yang lama

(beberapa bulan) dan membutuhkan pendekatan serta pengobatan yang khusus,

salah satunya adalah diabetes melitus (DM).

Diabetes melitus adalah suatu gangguan metabolisme kronis dengan multi

etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan

gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari

insufisiensi fungsi insulin (World Health Organization, 2020). Diabetes melitus

merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan

kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi insulin,

kerja insulin atau keduanya (Smeltzerr & Bare, 2019). Jika telah berkembang

penuh secara klinis, maka diabetes melitus ditandai oleh hiperglikemia,

aterosklerotik, mikroangiopati dan neuropati (Price & Wilson, 2018).

1
2

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa 422 juta orang di

dunia menderita diabetes melitus atau terjadi peningkatan sekitar 8,5% pada

populasi orang dewasa dan diperkirakan terdapat 2,2 juta kematian dengan

presentase akibat penyakit diabetes melitus yang terjadi sebelum usia 70 tahun,

khususnya di negara-negara dengan status ekonomi rendah dan menengah.

Bahkan diperkirakan akan terus meningkat sekitar 600 juta jiwa pada tahun

2035 (Kemenkes RI, 2018). American Diabetes Association (ADA)

menjelaskan bahwa setiap 21 detik terdapat satu orang yang terdiagnosis

diabetes melitus atau hampir setengah dari populasi orang dewasa di Amerika

menderita miabetes melitus (ADA, 2019). Dan Indonesia berada di peringkat

ke-7 setelah Cina dengan jumlah 10,7 juta orang (IDF, 2019).

Diabetes melitus disebabkan oleh hiposekresi dan hipoaktivitas dari insulin.

Saat aktivitas insulin tidak ada atau berkurang, kadar gula darah meningkat

karena glukosa tidak dapat masuk kedalam sel jaringan (Black & Hawk, 2016).

Terdapat 2 jenis tipe DM yang paling umum yaitu tipe 1 dan 2. DM tipe 1

adalah penyakit autoimun dimana tubuh tidak dapat menghasilkan insulin dan

lebih sering terjadi pada anak anak dan remaja (ADA, 2020). DM tipe 2

merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia, terjadi karena kelainan sekresi insulin, keja insulin atau kedua-

duanya (Decroli, 2019). Tipe ini paling umum dan insidennya mencapai 90- 95

% dari semua DM.

Diabetes melitus dapat menjadi serius dan menyebabkan kondisi kronik

yang membahayakan apabila tidak diobati. Akibat dari hiperglikemi dapat


3

terjadi komplikasi metabolik akut seperti Ketoasidosis Diabetik dan keadaan

hiperglikemi dalam jangka waktu yang lama berkontribusi terhadap komplikasi

kronik pada kardiovaskuler, ginjal, penyakit mata dan komplikasi neuropatik.

Diabetes melitus juga berhubungan dengan peningkatan kejadian penyakit

makrovaskuler dan stroke (Smeltzer & Bare, 2019). Menurut WHO, penderita

diabetes beresiko mengalami kerusakan mikrovaskuler seperti retinopati,

nefropati dan neuropati.

Pengontrolan diabetes melitus menurut Golien C.E et al dalam Ronquillo et

al, 2018 diantaranya adalah pembatasan diet, peningkatan aktivitas fisik,

regimen pengobatan yang tepat, kontrol medis teratur dan pengontrolan

metabolik secara teratur melalui pemeriksaan laboratorium.

Beberapa hal yang mempengaruhi dalam tatalaksana pengobatan DM,

seperti kemauan sendiri, ekspetasi terapi, dan dukungan dari keluarga (Miller

dan DiMatteo, 2017). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan

pasien dalam pengobatan salah satu nya dukungan keluarga, karena keluarga

mempunyai peran penting dalam tatalaksana pengobatan DM. Keluarga adalah

dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling

membagi pengalaman dan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi

mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 2016).

Dukungan keluarga diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh anggota

kealuarga yang lain sehingga akan memberikan kenyamanan fisik dan

psikologis pada orang yang dihadapkan pada situasi stress (Taylor, 2019).

Dukungan keluarga terkait dengan kesejahteraan dan kesehatan dimana


4

lingkungan keluarga menjadi tempat individu belajar seumur hidup.

Dukungan keluarga telah didefinisikan sebagai faktor penting dalam

kepatuhan manajemen penyakit untuk remaja dan dewasa dengan penyakit

kronik. Dukungan keluarga merupakan indikator yang paling kuat

memberikan dampak positif terhadap perawatan diri pada pasien diabetes

(Neff dalam Hensarling, 2018).

Selanjutnya Smet (2020) mengatakan keluarga merupakan bagian dari

kelompok sosial. Terdapat lima dimensi dalam dukungan keluarga yaitu

dimensi emosional, dimensi penghargaan, dimensi instrumental, dimensi

informasi dan jaringan sosial. Sementara Hensarling (2018) membagi

dukungan keluarga menjadi empat dimensi dukungan yaitu dimensi

empathethic (emosional), dimensi encouragement (penghargaan ), dimensi

facilitative (instrumental), dan dimensi information (informasi).

Masing-masing dimensi ini penting dipahami bagi individu yang ingin

memberikan dukungan keluarga karena menyangkut persepsi tentang

keberadaan dan ketepatan dukungan bagi seseorang. Dukungan keluarga bukan

sekedar memberikan bantuan, tetapi yang penting adalah bagaimana persepsi

penerima terhadap makna bantuan tersebut. Persepsi ini erat hubungannya

dengan ketepatan dukungan yang diberikan, dalam arti seseorang yang

menerima sangat merasakan manfaat bantuan bagi dirinya. Karena sesuatu hal

yang aktual dan memberikan kepuasan (Koentjoro, 2020).

Ditekankan lagi bahwa keluarga mempunyai pengaruh kepada sikap dan

kebutuhan belajar bagi penderita DM dengan cara menolak atau memberikan


5

dukungan baik secara fisik, psikologis, emosional, dan sosial. Pasien DM akan

memiliki sikap lebih positif untuk mempelajari diabetes melitus, apabila

keluarga memberikan dukungan dan berpartisipasi dalam pendidikan kesehatan

mengenai diabetes melitus. Sebaliknya pasien DM akan bersikap negatif

apabila terjadi penolakan terhadap pasien dan tanpa adanya dukungan dari

keluarga selama menjalani pengobatan (Soegondo, 2016). Sikap negatif

terhadap penyakit dan pengobatan akan mengakibatkan kegagalan

penatalaksaan diabetes melitus yang terpeutik. Hal ini dapat mempengaruhi

kualitas hidup dan kemampuan sosial pasien.

Mengingat terapi dan perawatan DM memerlukan waktu yang panjang

tentunya bisa menimbulkan kebosanan dan kejenuhan pada pasien DM. Oleh

karena itu selain memperhatikan masalah fisik maka perlu juga diperhatikan

faktor psikologis pasien dalam penyelesaian masalah diabetes melitus.

Keikutsertaan anggota keluarga dalam memandu pengobatan, diet, latihan

jasmani dan pengisian waktu luang yang positif bagi kesehatan keluarga

merupakan bentuk peran serta aktif bagi keberhasilan penatalaksanaan diabetes

melitus. Pembinaan terhadap anggota keluarga lainnya untuk bekerja sama

menyelesaikan masalah diabetes melitus dalam keluarganya, hanya dapat

dilakukan bila sudah terjalin hubungan yang erat antara tenaga kesehatan

dengan pihak pasien dan keluarganya (Rifki, 2017).

Perawat sebagai salah satu dari tenaga kesehatan mempunyai peran penting

dalam pengelolaan pasien DM, melalui pemberian informasi dan pendidikan

kesehatan dalam pengontrolan DM dan pencegahan komplikasi baik komplikasi


6

makrovaskuler maupun komplikasi mikrovaskuler. Diantara tindakan dan

intervensi dalam pengontrolan penyakit DM adalah pengontrolan diet,

peningkatan aktivitas fisik seperti banyak berolahraga, kontrol medik secara

teratur dan regimen terapeutik yang tepat serta melibatkan keluarga dalam

asuhan keperawatan. Terdapatnya pelaksanaan asuhan keperawatan yang

komprehensif terhadap pasien DM diharapkan dapat mengatasi dan

menghindari terjadinya komplikasi serta kualitas hidup yang baik dapat dicapai.

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut,

Puskesmas Cikajang merupakan Puskesmas yang mempunyai data tertinggi

penyakit diabetes melitus di Kabupaten Garut. Berdasarkan survei awal yang

dilakukan pada bulan maret 2022 didapatkan informasi bahwa Puskesmas

Cikajang menempati urutan pertama terbanyak penderita DM dari 68

Puskesmas yang ada di Kabupaten Garut, disusul oleh Puskesmas Cisurupan

menempati urutan kedua terbanyak, dan Puskesmas Haurpanggung

menempati urutan ketiga terbanyak.

Hasil wawancara dengan lima orang pasien DM tipe 2 didapatkan tiga

orang pasien mengatakan datang berobat ke Puskesmas kadang-kadang diantar

oleh keluarga, sedangkan yang dua orang sering datang sendiri. Kemudian dari

lima orang pasien, tiga orang pasien diantaranya mengatakan sudah bosan

dengan penyakitnya dan merasa membebani keluarga, sedangkan dua orang

pasien lainnya mengatakan merasa kurang diperhatikan oleh keluarganya.


7

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “ Gambaran Dukungan Keluarga Penderita Penyakit

Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah

penelitian ini yaitu: “Bagaimana Gambaran Dukungan Keluarga Penderita Diabetes

Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang?”.

1.3 Tujan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum.

Mendapatkan gambaran dukungan keluarga penderita diabetes melitus tipe

2 di wilayah kerja Puskesmas Cikajang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan emosional pada pasien DM tipe

2 di wilayah kerja Puskesmas Cikajang.

2. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan penghargaan pada pasien DM

tipe 2 di wiilayah kerja Puskesmas Cikajang.

3. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan instrumen pada pasien DM tipe

2 di wilayah kerja Puskesmas Cikajang.

4. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan informasi pada pasen DM tipe 2

di wilayah kerja Puskesmas Cikajang.


8

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi dunia kesehatan dan

masyarakat bahwa dukungan keluarga itu sangat penting untuk meningkatkan

semangat hidup pada penderita penyakit diabete melitus tipe 2.

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang gambaran

dukungan keluarga penderita diebetes melitus tipe 2.

1.4.2 Manfaat Bagi Pasien

Penelitian ini diharappkan pasien penderita diabetes melitus tipe 2

mendapatkan dukungan dari keluarga sehingga pasien akan termotivassi untuk

merubah gaya hidup agar hidup sehat sehingga dapat meningkatkan kualiats

hidupnya.

1.4.3 Manfaat Bagi Keluarga

Penelitian ini diharapkan keluarga dapat mengetahui betapa pentingnya

dukungan keluarga pada penderita diabetes melitus tipe 2.

1.4.4 Manfaat Bagi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan menjadi informasi tambahan bagi dunia kesehatan

khususnya di keperawatan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian DM

Definisi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus adalah suatu gangguan metabolisme kronis dengan

multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai

dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat

dari insufiensi fungsi insulin (World Health Organization,2020. Diabetes

Melitus merupakan kondisi kronis dimana terjadi kenaikan kadar glukosa

dalam darah diarenakan tubuh tidak dapat menghasilkan atau memproduksi

insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif

(International Diabetes Federation, 2017).

Epidemologi

Di Amerika Serikat, penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus

ditemukan 21 juta orang atau 7% dari populasi memiliki penyakit tersebut.

Sekitar 15 juta orang terdiagnosis penyakit ini, selain dari jumlah yang tidak

terdiagnosis yang diperkirakan mencapai 6 juta. Sebagai masalah kesehatan

masyarakat yang utama, penyakit ini mendapatkan peringkat ke enam

sebagai pemicu kematian di negara tersebut, (Black, Joyce & Hawks, Jane

Hokanson, 2014).

Data terbaru dari International Diabetes Federation (IDF, 2017)

memperkirakan 82 juta orang umur 20-79 tahun yang tinggal di Wilayah

9
10

Asia Tenggara mengidap penyakit Diabetes Melitus dengan jumlah

prevalensi regional sebesar 8,5%, diperkirakan 45,8% dari penyakit ini tidak

di ketahui diagnosisnya dan setengah dari orang dewasa yang mengidap

penyakit diabetes ini diperkotaan.

Kategori Diabetes Mellitus:

American Diabetes Asssociation (2016) berpendapat tentang

penyakit ini dapat dikategorikan menjadi :

Diabetes tipe 1 (terjadi kerena rusaknya sel-Beta yang ada di dalam

pengahasil hormon insulin, yang menyebabkan defisiensi insulin absolut).

Diabetes tipe 2 (terjadi kerena sekresi insulin progresif hilang akibat

resistensi insuliin).

2.1.1.3.1 Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) (ibu hamil yang

mengalami DM, yang terjadi pada trimester ke 2 atau trimester

ke 3).

2.1.1.3.2 Jenis Diabetes Melitus dengan penyebab yang lain, contohnya,

monogenic diabetes syndrom ( diabetes pada neonatus dan

maturity- onset diabetes of the young), penyakit pancreas

eksokrin (fibrosis kistik), dan diabetes yang diinduksikan obat

ataupun bahan kimia.


11

Patofisiologi Diabetes Mellitus

Menurut Brunner & Suddarth (2017) patofisiologi DM, yaitu:

2.1.1.4.1 Diabetes tipe 1

Berhentinya memproduksi insulin akibat sel Beta pancreas yang

sudah rusak akibat autoimun. Puasa karena kadar gula darah yang

berlebih dilakukan karena glukosa yang dihasilkan tidak terdeteksi hati.

Kemudian, makanan yang dimakan akan menghasilkan glukosa tetapi

tidak disimpan di hati walaupun dalam di dalam darah yang

menimbulkan kadar gula darah yang berlebihan postprandinal. Apabila

konsentrasi gula dalam darah lebih dari normal, glukosa yang sudah

melewati sistem penyaringan pada ginjal tidak dapat diserap kembali.

Kekurangan insulin dalam tubuh merusak metabolisme protein

dan lemak sehingga berat badan bisa menurun. Gejala yang ditimbulkan

akibat penyakit ini, sering makan karna kalori dalam tubuh yang

berkurang, terasa

lelah dan lemah. Jika hal ini terus dibiarkan memicu peningkatan

glukosa. kandungan asam basa dalam tubuh yang berlebih akan ada

pemecahan lemak yang dihasilkan badan keton yang menjadi asam

merusak keseimbangan. Komplikasi diabetes, karena produksi asam

dalam darah yang berlebih mengakibatkan abnormal pain, nausea, napas

yang berlebihan, bau nafas aseton, jika hal ini tidak dilakukan tindakan

lebih lanjut akan mengalami perubahan kesadaran, koma, dan kematian.


12

2.1.1.4.2 Diabetes tipe 2

Resistensi dan gangguan sekresi insulin yang menjadi masalah

dalam penyakit ini karena pada normalnya insulin dalam tubuh akan

terikat dengan repetor tersebut. Adanya proses reaksi dalam metabolisme

pada kadar gula darah di dalam unit terkecil dalam tubuh. Resistensi

terhadap insulin pada penyakit ini ditandai dengan reaksi intasel yang

menurun. Karena hal tersebut insulin tidak berpengaruh lagi, akibatnya

jaringan tidak dapat merangsang pengambilan glukosa dalam tubuh.

Akibat kadar gula dalam darah yang terhambat dan lama sehingga

berkembangnya penyakit ini dalam tubuh tidak disadari. Gejala yang

dialami penyakit ini berupa lelah, buang air kencing yang sering, rasa

haus yang berlebih, penyembuhan luka yang lama, infeksi pada vagina,

penglihatan yang buram.

Manifestasi Klinis

Adapun keluhan yang di alami penderita DM dan gejala yang perlu

diperhatikan, karena pada awalnya penyakit ini tidak terdeteksi oleh

penderita ( Andra & Yessi, 2016).

2.1.1.5.1 Keluhan klasik

Buang air kecil yang sering, hal ini sangat menganggu penderita,

karena buang air kecil dengan jumlah yang banyak, terutama ketika

malam hari, hal itu sangatlah mengganggu penderita. Rasa haus yang

berlebihan, ini terjadi karena penderita sering buang air kecil karena

banyaknya air yang dikeluarkan dari urin. Penderita salah presepsi


13

dengan rasa haus tersebut mengira bahwa hal itu karena cuaca yang

panas atau aktivitas yang berlebihan. Keinginan yang hebat untuk

terus makan terjadi pada penderita ini karena ketidakseimbangan

kalori dalam tubuh, memunculkan rasa lapar yang hebat pada

penderita ini.

Penderita penyakit ini mengalami penurunan berat badan,

dikarenakan kadar gula dalam darah yang tidak diserap ke dalam unit

terkecil pada tubuh, menyebabkan bahan bakar dalam tubuh manjadi

kurang agar menjadi tenaga dalam kegiatan aktivitas setiap hari.

Lemak dan otot menjadi cadangan untuk dijadikan sumber tenaga

karena hal tersebut menyebabkan penderita menjadi kurus.

Keluhan lainnya berupa, keluhan kesemutan pada daerah kaki

mengakibatkan penderita menjadi susah tidur pada malam hari,

penglihatan menjadi buram menyebabkan penderita menggunakan

alat bantu untuk melihat, terasa gatal di bagian ketiak di bagian lipatan

kulit, pada daerah tubuh yang tertutup seperti di kemaluan, dan pada

bagian payudara terletak di bawahnya. Masih dengan berhubungan

dengan kulit yaitu bisul yang timbul dan penyembuhan pada luka yang

lama pada kaum lelaki biasanya mengalami masalah ereksi dan

penderita biasanya malu untuk mengatakan tentang masalah ini.

dibandingkan dengan lelaki, perempuan mengeluhkan terjadinya

keputihan dan terasa gatal.


14

Diagnosis Diabetes Melitus

Kriteria untuk diagnosis Diabetes Melitus (DM) berdasarkan kriteria

glukosa plasma menurut American Diabetes Association (2016);39:

Tabel 2.1 Kriteria untuk diagnosa diabetes

Puasa glukosa puasa (FPG) ≥126 mg/dL. Puasa didefenisikan sebagai tidak

ada asupan kalori selama setidaknya 8 jam.

Atau

Nilai plasma glukosa 2 jam ≥200 mg/dL selama Tes Toleransi Glukosa Oral

(OGTT) denga beban glukosa 75 gr.

Atau

Hemoglobin A1C ≥6,5%. Tes harus dilakukan dalam sebuah lab metode yang

dipakai sudah tersertifikasi dan terstandarisasi badan National

Glycohaemoglobin Standarization Program.

Atau

keluhan klasik (keinginan makan yang hebat, rasa haus yang tidak normal,

buang air kecil yang terlalu sering dan berat badan yang turun dalam relatif

singkat sehingga menimbulkan kecurigaan) dari hyperglikemia atau krisis

hypoglikemik. Glukosa plasma acak ≥200 mg/Dl

2.1.2 Pengertian Dukungan Keluarga

Definisi Dukungan Keluarga

Pendapat dari Friedman (2019) mendefesinsikan sebagai kelakuan, hal


15

yang dilakukan dalam menerima keluarga orang terdekat dalam keluarga,

berupa dukungan penilaian, informasional, emosional, dan intrumental.

beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan defenisi dukungan keluarga

menjadi wujud keterikatan intrapersonal termasuk keputusan, aktivitas dan

pengakuan terhadap anggota keluarga. Sejalan dengan hal tersebut, defenisi

dukungan keluarga menurut Ali (2016) adalah seseorang yang sakit

kemudian diberikan tindakan, penerimaan, dan sikap. Hal ini bisa

dieperoleh dari orang terdekat dengan individu dengan dukungan seperti

penjelasan, sikap tertentu kemudian barang yang menjadikan seseorang

serasa diperhatikan, dicintai, dan disayangi. Keluarga adalah bersatunya

orang dalam sekumpulan secara bersama dengan kedekatan emosional dan

menandai diri menjadi aggota dari keluarga (Friedman, 2019). Sedangkan

peneliti lain menjelaskan tentang defenisi keluarga menurut Fatimah (2016)

ialah seseorang yang hidup pada sebuah perkumpulan lebih dari dua orang

yang terikat, adanya emosional maupun setiap manusia mempunyai fungsi

tersendiri dari keluarga tersebut.

2.1.2.1.1 Fungsi Keluarga

Secara lebih luas mengenai fungsi ini secara mendasar agar

kebutuhan dalam kelompok perorangan dipenuhi dalam keluarga

maupun masyarakat (Friedman, 2019).

2.1.2.1.2 Fungsi afektif

Unit keluarga menjadi dasar utama dalam hal pembentukan dan

kelanjutannya dalam fungsi ini menjadikan makna keluarga sangat


16

penting. Dalam hal ini juga orang dewasa menjadi peran utama dalam

keluarga. Kemudian cara berpikir dan perhatian akan sosioemosional

seluruh bagian keluarga termasuk agar ketegangan yang terjadi

berkurang dan menjaga moral.

2.1.2.1.3 Fungsi sosial dan status sosial

Kemampuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan baru tentang

pemasyarakatan yang didapatkan dari keluarga yang dilakukan supaya

mendidik anak agar memahami fungsi kemudian pada orang dewasa

perannya ditanggung, misalnya ayah-suami dan ibu-istri. Fungsi

lainnya yaitu adanya pemberian status, dalam fungsi ini juga keluarga

mempunyai tanggung jawab yang dibutuhkan juga pengalaman dalam

hal pendidikan yang bisa jadi bagian dari keluarga dapat menangggung

pekerjaaan dan peran dalam perkumpulan yang stabil dengan harapan

status.

2.1.2.1.4 Fungsi perawatan kesehatan

Peran orang tua berpengaruh dalam fungsi fisik keluarga dalam hal

kebutuhan sehari- hari seperti kebutuhan primer, sekunder, kesehatan

amupun dilindungi dari bahaya. Praktik dan pelayanan kesehatan juga

termasuk fungsi keluarga yang penting pada perawat.

2.1.2.1.5 Fungsi reproduksi

Fungsi primer keluarga masih dikuasai oleh fungsi ini, dan ini

membuktikan tentang keberadaan keluarga. Akan tetapi fungsi ini pada

keluarga sudah terpisah. Pengutamaan budaya dan nilai personal


17

semakin berkurang dalam hal katika waktu menjadi ibu karena ada

perubahan, tujuan utama perempuan dalam kehidupan dan kepala

keluarga menjadi mencari nafkah.

2.1.2.1.6 Fungsi ekonomi

Dalam fungsi ini membahas tentang kebutuhan dalam keuangan

yang di hubungkan dengan proses pengambilan keputusan.

Dimensi dukungan keluarga

Dukungan ini mengarah pada dukungan sosial yang dirasakan oleh

bagian dari keluarga ada atau bisa diakses (dilakukan atau tidak, tapi ketika

bagian dari keluarga membutuhkan pertolongan dan bantuan maka orang

pendukung yang melakukan hal tersebut).

2.1.2.2.1 Dimensi emosional

Rasa empati atau perhatian diberikan oleh keluarga dalam

dukungan ini. Orang lain juga berpengaruh dalam hal ini yang menjadi

gambaran dari dukungan yang bisa menguatkannya. Agar memahami

situasi anggota suatu keluarga diperlukan komunikasi dan interaksi.

2.1.2.2.2 Dimensi penghargaan

Menghargai anggota keluarga, dengan cara memberikan

apresiasi yang baik. Pendapat diterima baik oleh anggota keluarga.

Dalam hal ini juga kelebihan dan kekurangan seseorang dan

kebaradaannya diterima dan adanya pengahargan. (Hensaring dalam

Yusra, 2017).
18

2.1.2.2.3 Dimensi instrumental

Alat pembayaran digunakan untuk berobat bagi anggota keluarga

yang lagi sakit, alat pembayaran disini sebagai dukungan dalam

bentuk benda nyata atau alat, dukungan ini juga termasuk simple dan

nyata wujudnya. Dukungan ini juga termasuk dalam fungsi ekonomi

dan kesehatan pada keluarga yang lagi sakit.

2.1.2.2.4 Dimensi informasi

Saran atau nasehat pada anggota keluarga diberikan pada

dukungan ini, contohnya menganjurkan supaya berobat dengan rutin,

ini dilakukan oleh keluarga agar menolong membuat keputusan

kepada yang sakit, (Hensaring dalam Yusra, 2017).

Dukungan keluarga pada pasien DM

Anggota keluarga mengenai bagian perawatan kesehatan menurut

perseorangan, diawali dengan rencana sampai tingkat penyembuhan

merupakan peran keluarga yang sangat penting (Friedman, 2019)

Peneliti terdahulu Nurleli (2016) di Blud RSUZA Banda Aceh. Bahwa

orang terdekat dengan pasien yang mengasih dukungan dan perawatan

utama dengan rata-rata nilai dukungan keluarga pasien DM adalah 70,46

dengan hasil yang terkecil 49 dan terbesar 97.

Yanto & Dewi (2017), melaporkan studi terkait dukungan keluarga

pada pasien DM. Hasil penelitian menunjukkan 72,9% (n=96) memiliki

dukungan keluarga yang tinggi, menambahkan dukungan keluarga

mempengaruhi pelaksanaan program pengobatan DM. Penelitian yang


19

dilakukan oleh Lestari et al., (2018) kepada 114 pasien DM tipe 2 dengan

hasil dukungan keluarga baik 57,9%, penderita ini sering melakukan

kunjungan ulang dan anggota keluarga sudah paham dengan situasi yang

dialami oleh penderita DM ini.

2.2 Kerangka Pemikiran

Dukungan keluarga menurut Friedman (2019) adalah sikap, tindakan

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berapaa dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan

emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal

yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga

anggota keluarga merasa diperhatikan.

Bagan 2.2.1

Kerangka Pemikiran

Penderita DM
20

5 Pilar Penatalaksanaan DM 1. Peningkatan


Dukungan Keluarga pengetahuan
1. Mengikuti penyuluhan
1. Dukungan tentang penyakit
tentang DM
Emosional DM
2. Diet makanan sesuai 2. Dukungan 2. Kadar gula
dengan perencanaan atau Penghargaan darah terkontrol
anjuran tnaga kesehatan 3. Dukungan
Instrumental 3. Komplikasi
3. Melakukan latihan fisik
4. Dukungan Informasi tidak terjadi
secara teratur
4. Monitoring kadar gula
darah secara rutin
5. Melakukan pengobatan
tepat waktu

Sumber : Dimodifikasi dari Friedman (2019) dan Hensarling (2018)


Keterangaan :
: Diteliti

: Tidak Diteliti
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

Deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif, dan

digunakan untuk menjawab dan memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi

pada situasi sekarang (Setiyadi, 2019).

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek, organisasi, atau kegiatan yang mempnyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2016).

Variabel data penelitian ini adalah gambaran dukungan keluarga penderita

diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Cikajang.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang berguna untuk membatasi ruang

lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati ata diteliti dan bermanfaat

untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-

variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen (Notoatmodjo, 2018).

21
22

Table 3.1 Definisi Operasional

Variabel Independen

No Variabel Definisi Cara ukur Hasil ukur Skala


operasional
1 Dukungan Dukungan yang Menggunakan skala 1. Mendukung, bila skor Nominal
keluarga diberikan Hensarling Diabetes >52
keluarga kepada Family Support 2. Tidak mendukung,
pasien DM tipe Sccale (HDFSS) yang bila skor <52
2 yang dikembang kan oleh
meliputi empat Hensarling 2009.
dimensi yaitu terdiri atas 20 item
dimensi pertanyaan dengan
emosional, alternatif jawaban
penghargaan, mengguna kan skala
instrumental dan Likert.
informasi. Untuk pertanyaan
positif yaitu:
4: selalu
3: sering
2:jarang
1:tidak pernah
Sedangkan untuk
pertanyaan negatif
yaitu :
1:selalu
2:sering
3:jarang
4:tidak pernah
HDFSS
mencakup dimensi
emosional,
penghargaan,
instrumental dan
informasi.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi didefinisikan sebagai keseluruhan dari objek yang akan diukur,

yang merupakan unit yang akan diteliti (Sugiyono, 2019). Populasi penelitian pada
23

penderita DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Cikajang yang berkunjung pada

bulan Januari - Juni 2022 berjumlah 1.506 orang penderita.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2019). Sampel merupakan suatu prosedur pengambilan data,

dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk

menentukan sifat seta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2019)

Kriteria Sampel:

1. Kriteria Inklusi

a. Pasien penderita diabetes melitus tipe 2.

b. Pasien diabetes melitus tipe 2 yang sudah menderita lebih dari 2 bulan.

c. Mampu membaca, menulis, dan berbahasa Indonesia.

d. Bersedia menjadi responden penelitian.

2. Kriteria Ekslusi

a. Pasien diabetes melitus tipe 2 yang tidak memenuhi syarat inklusi.

b. Pasien yang mengalami mengalami masalah kesehatan yang mendadak

seperti pusing, letih, lemah dan masalah lainnya yang tidak

memungkinkan untuk jadi responden.

Untuk mendapatkan besar sampel digunakan rumus Dahlan, (2013)

𝑍α/2²𝑃𝑄
𝑛=
𝑒²

Keterangan :

Z𝛼 /2 = 1,96
24

P = Populasi penderita diabetes melitus tipe 2 di Garut sebanyak 8.537 pada

tahun 2021, kunjungan dari bulan Januari-Juni 2022 ke Puskesmas Cikajang

1.506 atau 18% = 0,18

q = 1-0,18 = 0,82

e² = error estimasi sebesar 10% = 0,1

Berdasarkan rumus diatas, jumlah sampel yang akan dijadikan responden dalam

penelitian ini adalah:

𝑍α/2²𝑃𝑄
𝑛=
𝑒²

1,962 x0,18x0,82
𝑛=( )
(0,1)²

3,8416 x 0,1476
𝑛=( )
0,01

0,5670
𝑛=
0,01

𝑛 = 57 + 10% = 63

Jumlah sampel yang akan dijadikan responden yaitu 63 orang. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability

sampling dengan pendekatan purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang

didasarkan atas pertimbangan dan sesuai kriteria inklusi dan ekslusi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Teknik pengumpuan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

cara membagikan kuisioner dan diisi oleh setiap responden. Sebelum membagikan

kuisioner tentunya meminta persetujuuan dari setiap responden yang akan diteliti,
25

kemudian dibagikan setelah mendapatkan persetujuan dari setiap responden.

Kuisioner yang dibagikan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, jelas, dan

sesuai dengan keadaan pernyataan dukungan keluarga penderita diabetes melitus

tipe 2.

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji apakah suatu kuisioner dianggap

valid. Kuisioner dianggap valid bila semua item (pertanyaan) yang ada dalam

kuisioner itu sesuai dengan apa yang diukur (Saryono, 2013). Kuisioner yang

digunakan peneliti merupakan kuisioner yang sudah baku sehingga tidak perlu

dilakukan uji validitas kembali.

3.5.2 Uji Reabilitas

Uji reabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

tetap konsisten, apabila dilakukkan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang yang sama pula (Siregar,

2015). Kuisioner yang digunakan oleh peneliti merupakan kuisioner yang sudah

baku sehingga tidak perlu dilakukan uji validitas kembali.

3.6 Langkah-langkah Pengolahan Data

Adapun pengolahan data yang akan dilakukan untuk menganalisis data

terhadap variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Editing (Pemeriksaan data)

Upaya untu memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau

dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data setelah

data terkumpul.
26

2. Coding (Pemeriksaan kode)

Kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang

terdiri atas beberapa kategori pemberian ini sangat penting bila pengolahan

dan analisis data menggunakan komputer.

3. Entry data/tabulating data (Pemasukan data)

Kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master

tabel atau databse komputer, kemudian membuat distribsi frekuensi

sederhana.

4. Cleaning (Pembersihan data)

Setelah seluruh data selesai di entry, dilakukan cleaning untuk

membersihkan kesalahan pengisian data.

3.7 Rencana Analisis Hasil Data Penelitian

Mendapatkan deskripsi atau gambaran tentang dukungan maka dukungan

dikelompokkan kedalam mendukuung dan tidak mendukung dengan

menjumlahkan skor yang diperoleh dari setiap responden dari jawaban yang

menggunakan pernyataan skala likert, kemudian kita presentasekan untuk tiap

kategori. Adapun kriteria keputusan dari penelitian adalah sebagai berikut :

(1) Mendukung : jika di dapat hasil skor jawaban >52

(2) Tidak mendukung : jika di dapat hasil skor jawaban <52

Setelah mendapatkan total nilai dari semua item, kemudian di kelompokkan

dalam kategori mendukung dan ditak mendukung, maka distribusi frekuensi

kategori dukungan reponden dapat diketahui dengan menggunakan rumus distribusi

proporsi :
27

𝑋
𝑃= 𝑋100%
𝑁

Keterangan :

P : Presentase

X : Jumlah per kategori

N : Jumlah responden

Setelah data hasil presentase tersebut diatas, kemudian diinterpretasikan

menggunakan skala sebagai berikut :

0% : Tidak seorangpun dari responden

15%-19% : Sangat sdikit dari responden

20%-39% : Sebagian kecil dari responden

40%-59% : Sebagia dari responden

60%-79% : Sebagian besar dari responden

80%-99% : Hampir seluruh responden

100% : Seluruh dari responden

3.8 Langkah-langkah Penelitian

3.8.1 Tahap persiapan

1. Menentukan topik penelitian

2. Melakukan studi pendahuluan

3. Menentukan sampel penelitian

4. Menyusun proposal penelitian

5. Konsultasi proposal penelitian

6. Seminar proposal
28

3.8.2 Tahap pelaksanaan

1. Mendapatkan persetujuan dari responden

2. Melakukan kontrak waktu dengan responden

3. Penyebaran angket

4. Pengecekan kelengkapan angket

5. Pengolahan data

6. Pembahasan laporan

3.8.3 Tahap Akhir

1. Penyusunan laporan penelitian

2. Penyajian hasil penelitian

3.9 Tempat dan waktu penelitian

3.9.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cikajang.

3.9.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2022 sampai bulan Agustus

2022.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menggambarkan dukungan keluarga penderita Diabetes

Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang. Penelitian ini dilakukan dari

tanggal 12 Juli 2022 sampai dengan 9 Agustus 2022 dengan jumlah responden

sebanyak 63 orang. Adapun pengambilan responden telah memenuhi kriteria

inklusi dalam penelitian ini.

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Di


Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang

Karakterisitik Frekuensi Presentase (%)


Jenis Kelamin
Laki-laki 23 36,5
Perempuan 40 63,5
Total 63 100

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis

kelamin perempuan sebanyak 40 responden (63,5%) dan responden berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 23 responden (36,5%)

29
30

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Di Wilayah


Kerja Puskesmas Cikajang

Karakterisitik Frekuensi Presentase (%)


Umur
26-35 Tahun 1 1,6
36-45 Tahun 10 15,9
46-55 Tahun 21 33,3
56-65 Tahun 20 31,7
65 Tahun Ke Atas 11 17,5
Total 63 100

Berdasarkan pada tabel 4.3 distribusi frekuensi responden dari total

responden 63 orang, diketahui pada kelompok umur responden berada rentang usia

26-35 tahun sebanyak 1 responden (1,6%), sebanyak 10 responden atau (15,9%)

pada kelompok umur 36-45 tahun, sebanyak 21 responden atau (33,3%) pada

kelompok umur 46-55 tahun, sebanyak 20 responden atau (31,7%) pada kelompok

umur 56-65 tahun dan sebanyak 11 responden atau (17,5%) pada kelompok umur

65 tahun ke atas.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Responden Di


Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang

Karakterisitik Frekuensi Presentase (%)


Pendidikan
SD 37 58,7
SMP 11 17,5
SMA 12 19
S-1 3 4,8
Total 63 100

Berdasarkan pada tabel 4.3 distribusi frekuensi responden dari total

responden 63 orang, diketahui pada tingkat pendidikan SD sebanyak 37 responden

(58,7%) merupakan mayoritas yang mengisi kuesioner, pada tingkat pendidikan


31

SMP sebanyak 11 responden (17,5%), pada pendidikan SMA sebanyak 12

responden (19%) dan untuk tingkat pendidikan S-1 sebanyak 3 responden (4,8%).

Tabel 4.4 Distribusi FrekuensiPenilaian Dukungan Kelurga Penderita

Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang

Tidak Pernah Jarang Sering Selalu


Emosional
F % F % F % F %
Keluarga mengerti saat 1 1,6 17 27 42 66,7 3 4,8
saya mengalami masalah
yang berhubungan
dengan diabetes

Keluarga mendengarkan
0 23 36,5 40 63,5 0
jika saya bercerita tentang
diabetes

Keluarga mau mengerti 0 39 61,9 23 36,5 1 1,6


tentang bagaimana saya
merasakan diabetes

Saya merasakan
kemudahan mendapatkan 4 6,3 28 44,4 31 49,2 0
informasi dari keluarga
tentang diabetes

Diabetes yang saya alami


membuat keluarga 20 31,7 23 36,5 19 30,2 1 1,6
merasa susah

Tidak Pernah Jarang Sering Selalu


Penghargaan
F % F % F % F %
Keluarga selalu 2 3,2 15 23,8 36 57,1 10 15,9
mengingatkan saya untuk
mengontrol gula darah

Keluarga mendukung
4 6,3 16 25,4 40 63,5 3 4,8
saya untuk diet

3 4,8 21 33,3 35 55,6 4 6,3


32

Keluarga makan makanan


pantangan saya di dekat
saya
2 3,2 29 46 30 47,6 2 3,2
Keluarga mengingatkan
saya untuk memesan obat
diabetes
3 4,8 21 33,3 36 57,1 3 4,8
Keluarga menyediakan
makanan yang sesuai diet
saya
Tidak Pernah Jarang Sering Selalu
Instrumen
F % F % F % F %
Keluarga saya 6 9,5 27 42,9 27 42,9 3 4,8
mendukung saya untk
berolahraga

Keluarga saya membantu


1 1,6 13 20,6 21 33,3 28 44,4
saya untuk menghindari
makanan yang manis

Keluarga mengingatkan 1 1,6 19 30,2 38 60,3 5 7,9


saya tentang keteraturan
waktu diet

Keluarga mendukung 4 6,3 19 30,2 36 57,1 4 6,3


usaha saya untuk makan
sesuai diet

Keluarga membantu
5 7,9 20 31,7 37 58,7 1 1,6
ketika saya cemas dengan
diabetes

Saya merasakan 2 3,2 26 41,3 30 47,6 5 7,9


kemudahan minta
bantuan keluarga untuk
pendukung perawatan
diabetes saya
33

Keluarga membantu saya 7 11,1 21 33,3 21 33,3 14 22,2


membayar pengobatan
diabetes

Tidak Pernah Jarang Sering Selalu


Informasi
F % F % F % F %
Keluarga memberi saran 3 4,8 21 33,3 31 49,2 8 12,7
supaya saya kontrol ke
dokter

Keluarga memberi saran


2 3,2 30 47,6 28 44,4 3 4,8
supaya saya mengikuti
eduukasi diabetes

Keluarga memberi 2 3,2 26 41,3 25 39,7 10 15,9


informasi baru tentang
diabetes kepada saya

Berdasarkan hasil analisa data pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada

domain emosional dimana responden sebagian besar menjawab sering pada

pernyataan keluarga mendengarkan jika saya bercerita tentang diabetes sebanyak

40 responden (63,5%). Kemudian pada domain penghargaan responden sebagian

besar menjawab sering pada pernyataan mendukung saya untuk diet sebanyak 40

responden (63,5%). Pada domain instrumen responden sebagian besar menjawab

sering pada pernyataan keluarga mengingatkan saya tentang keteraturan waktu diet

38 responden Dan pada domain informasi sebanyak 31 responden (49,1=2%)

keluarga memberi saran supaya saya kontrol ke dokter.


34

4.1.2. Hasil Analisis Uji Univariat

Domain Dukungan Keluarga Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja


Puskesmas Cikajang

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Domain Dukungan Keluarga

Dukungan Keluarga
Domain Keluarga
Baik Sedang Kurang
Emosional 1 1,6% 40 63,5% 22 34,9%
Penghargaan 22 34,9% 28 44,4% 13 20,6%
Instrumen 19 30,2% 34 54% 10 15,9%
Informasi 23 36,5% 26 41,3% 14 22,2%

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden dengan dukungan

keluarga sedang sebagian besar menerima dukungan pada domain emosional

sebanyak 40 responden (63,5%), dukungan keluarga sedang sebagian besar

menerima dukungan keluarga pada domain penghargaan sebanyak 28 responden

(44,4%), dukungan keluarga sedang sebagian besar menerima dukungan keluarga

pada domain instrumen sebanyak 34 responden (54%) dan dukungan keluarga

sedang sebagian menerima dukungan keluarga pada domain informasi sebanyak 26

responden (41,3%).

Tabel 4.6 Gambaran Dukungan Keluarga Penderita Diabetes Melitus Tipe 2


Di Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang

Dukungan Keluarga Frekuensi Presentase (%)

Mendukung 41 65,1
Tidak Mendukung 22 34,9
Total 63 100
35

Berdasarkan hasil tabel 4.6 menunjukkan bahwa gambaran dukungan

keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang dalam kategori mendukung

sebanyak 41 responden (65,1%) dan untuk kategori tidak mendukung sebanyak 22

responden (34,9%).

4.2. Pembahasan

4.2.1 Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin

Pada penelitian mencakup karakteristik masyarakat penderita

diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Cikajang. Hasil analisis

pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian masyarakat yang menjadi

responden berjenis kelamin perempuan 40 responden (63,5%) merupakan

responden yang paling dominan. Dan untuk responden berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 23 responden (36,5%). Perempuan memiliki

ketaatan/kepatuhan yang lebih unggul dalam mengimplementasikan gaya

hidup sehat dibandingkan laki-laki karena perempuan memiliki mekanisme

koping yang baik dalam menghadapi masalah ( Murlianti et al, 2021).

2. Umur

Hasil analisis pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa kelompok umur

sebagian besar responden didominasi dari kelompok umur 36-45 tahun

(33,3%) dan untuk responden paling kecil pada kelomok umur 26-35 tahun

(1,6%). Umur semakin matang akan membuat seseorang semakin dewasa

dalam bertindak, sehingga seseorang akan semakin patuh dalam mengatur


36

pola hidupnya agar terhindar dari masalah kesehatan dan lebih produktif

(Sartika et al, 2018).

3. Pendidikan

Hasil penelitian pada tabel 4.3 berdasakan tingkat pendidikan di

wilayah kerja Puskesmas Cikajang mayoritas pendidikan terakhirnya SD

sebanyak 37 orang (58,7%). Tingkat pendidikan merupakam faktor yang

sangat berpengaruh tehadap pemahaman seseorang dalam penyerapan suatu

informasi (Sartika et al, 2018).

4.2.2 Dukungan Keluarga Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

Dukungan keluarga menurut Friedman (2016) adalah sikap, tindakan

penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan

informasional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan

emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal

yang meliputi sikap, tindakan, dan penerimaan tehadap anggota keluarga, sehingga

anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan. Dukungan keluarga diartikan

sebagai bantuan yang diberikan oleh anggota keluarga yang lain sehingga akan

memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada orang yang dihadapkan pada

situasi stres (Taylor, 2019). Dukungan keluarga terkait dengan kesejahteraan dan

kesehatan dimana lingkungan keluarga menjadi tempat individu belajar seumur

hidup. Dukungan keluarga merupakan indikator yang paling kuat memberikan

dampak positif terhadap perawatan diri pasien diabetes (Neff dalam Hensarling,

2018). Selanjutnya Friedman (2016) menyatakan bahwa keluarga merupakan

sistem dasar dimana perilaku kesehatan seseorang dengan perawatan kesehatan


37

sudah diatur, dilakukan serta diamankan oleh keluarga sebagai bentuk perawatan

yang secara preventif. Dukungan keluarga merupakan kegiatan mendukung yang

diberikan oleh anggota keluarga, sehingga individu yang terkait merasakan bahwa

dirinya diperhatikan dan dihargai oleh keluarganya karena mendapatkan bantuan

dari orang-orang yang dianggapnya berarti dalam hidupnya (Lubis, Namora, &

Hasnida, 2009).

Secara umum lebih dari setengah responden (65,1%) menyatakan bahwa

keluarga penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Cikajang

mendukung. Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi

individu yang diperoleh dari orang yang dipercaya, sehingga seseorang akan tahu

bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya.

Dukungan yang baik akan mendorong seseorang untuk percaya diri dalam

melakukan pengobatan rutin.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penderita DM yang sedang dalam

pengobatan banyak mendapatkan dukungan dari keluarga dalam segi dimensi

emosional, dimensi penghargaan, dimensi instrumen, dan dimensi informasi.

Karena ketika seseorang dinyatakan menderita DM, sebagian besar individu yang

menderita DM menunjukkan perubahan karakter psikososial menjadi stres, depresi,

merasa kurangnya dukungan dan perubahan perilaku. Individu akan melakukkan

reaksi penolakan sehingga membutuhkan dukungan psikososial dengan

memberikan pemahaman bahwa orang yang menderita DM itu tidak berbahaya atau

tidak mengancam nyawa.


38

Menurut Friedman (2016) keluarga bertindak sebagai penengah dalam

pemecahan masalah dan juga sebagai fasilitator dalam pemecahan masalah yang

sedang dihadapi. Dukungan dan perhatian dari keluarga merupakan bentuk

penghargaan positif yang diberikan kepada individu. Dukungan keluarga

memainkan peran penting dalam mengintensifkan perasaan sejahtera, orang yang

hidup dalam lingkungn yang supportif kondisinya jauh lebih baik dari pada mereka

yang tidak memilikinya. Hensarling (2020) mengatakan terdapat empat dimensi

dalam dukungan keluarga yaitu dimensi emosional, dimensi penghargaan, dimensi

instrumen, dan dimensi informasi. Masing-masing dimensi ini penting dipahami

individu yang ingin memberikan dukungan keluarga karena menyangkut persepsi

tentang keberadaan dan ketepatan dukungan bagi seseorang. Dukungan keluarga

bukan sekedar memberikan bantuan, tetapi yang penting adalah bagaimana persepsi

penerimaan terhadap makna bantuan tersebut. Persepsi ini erat hubungannya

dengan ketepatan dukungan yang diberikan, dalam arti seseorang yang menerima

sangat merasakan manfaat bantuan bagi dirinya. Karena suatu hal yang aktual dam

memberikan kepuasan (Koentjoro, 2020).

Bila dilihat dari jenis dukungan emosional sebagian besar responden,

mendapatkan dukungan sedang (63,5%), berdasarkan jenis dukungan penghargaan

sebagian besar responden mendapatkan dukungan sedang (44,4%%), bila dilihat

dari jenis dukungan instrumen sebagian besar responden mendapatkan dukungan

sedang (54%), dan bila dilihat dari dukungan informasi sebagian besar responden

mendapatkan dukungan sedang (41,3%).


39

Dukungan emosional melibatkan kekuatan jasmani dan keinginan untuk

percaya pada orang lain sehingga individu yang bersangkutan menjadi yakin bahwa

orang lain tersebut mampu memberikan cinta, kasih sayang dan perhatian

kepadanya. Dukungan emosional dapat mendorong seseorang merasa diperhatikan

dan disayangi keluarga, sehingga ia bersemangat untuk menghadapi penyakitnya.

Demikian juga bila dilihat dari jenis dukungan penghargaan, jenis dukungan ini

adalah terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan balik, perbandingan

sosial, bimbingan dan umpan balik serta afirmasi dan bantuan keuangan. Dukungan

penghargaan memberikan keyakinan penderita untuk melakukan pengobatan,

karena dari sisi dukungan sosial, dukungan masukan dalam pengobatan dan bantuan

keuangan merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya dalam proses kelanjutan

pengobatan. Biaya tidak ada kecenderungan penderia tiak melakukan pengobatan

karena tidak ada biaya untuk transportasi dan sejenisnya. Demikian juga bila dilihat

dari jenis dukungan instrumen, jenis dukungan ini meliputi penyediaan sarana

untuk mempermudah atau menolong orang lain sebagai contohnya adalah

peralatan, perlengkapan dan sarana pendukung lainnya termasuk memberikan

peluang waktu. Demikian juga bia dlihat dari jenis dukungan informasi, seperti

pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan lain yang dibutuhkan oleh individu

yang bersangkutan sebagian besar mendukung. Dukungan keluarga dalam

pemberian informasi mendorong penderita merasa nyaman dengan perhatian

keluarga. Nasehat dan pengarahan dari keluarga membantu penderita untuk lebih

bersemangat dalam menjalani hidupnya.


40

Diabetes melitus adalah suatu gangguan metabolisme kronis dengan multi

etiologi yang ditandai dengan tingginya kadargula darah disertai dengan gangguan

metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat daari infusiensi funsgsi

insulin (WHO, 2020). Diabetes melitus dapat menjadi serius dan menyebabkan

kondisi kronik yang membahayakan apabila tidak diobati. Akibat dari

hiperglikemia dapat terjadi komplikasi metaboli akut seperti Ketoasidosis Diabetik

dan keadaan hiperglikema dala waktu yang lama berkontribusi terhadap komplikasi

kronk pada kardiovaskuler, ginjal, penyakit mata dan komplikasi neuropatik.

Diabees melitus juga berhubungan dengan peningkatan kejadian penyakit

makrovaskuler dan stroke (Smeltzzer & Barre, 2019).

Waktu pengobatan yang lama dan penyakit yang tidak bisa disembuhkan

menyebabkan penderita sering terancam putus asa dan tidak mau untuk berobat ke

fasilitas kesehatan dengan berbagai alasan, antara lain merasa sehat atau faktor

ekonomi. Menurut peneliti keadaan ini disebabkan oleh kurangnya dukungan dari

keluarga penderita diabetes melitus sehingga kurangnya semangat penderita untuk

melakukan pengobatan. Kesinambungan pengobatan sesuai jadwal adalah hal yang

sangat penting dalam perilaku hidup sehat. Selain itu masalah lainnya adalah

pengobatan penyakit diabetes melitus memerlukan waktu jangka panjang. Dengan

demikian, apabila penderita tidak melakukan pengobatan tidak teratur atau tidak

sama sekali, justru akan mengakibatkan komplikasi diabetes melitus, yang akhirnya

untuk pengobatannya penderita harus mengeluarkan biaya yang sangat tinggi

bahkan harus menerima resikonya yaitu komplikasi.


41

Dukungan sangat dibutuhkan oleh individu yang sedang mengalami

masalah. Sebagaimana dikatakan dukungan keluarga menurut Friedman (2010)

adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarrganya.

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hbungan interpersonal yang meliputi sikap,

tindkan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga keluarga merasa ada

yang memperhatikan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah saya lakukan mengenai gambaran

dukungan keluarga diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Cikajang

dapat disimpulkan sebagai berikut :

5.1. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden menyatakan

keluarga diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Cikajang mendukung

dengan kriteria hasil:

1). Dimensi emosional mendukung

2). Dimensi penghargaan mendukung

2). Dimensi instrumen mendukung

4). Dimensi informasi mendukung

Bila dilihat dari dukungan keseluruhannya keluarga yang mendukung

(65,1%) dan keluarga yang tidak mendukung (33,9%).

5.2. Saran-saran

5.2.1. Bagi Instansi Terkait

Pihak Puskesmas agar terus mengupayakan dan meningkatkan pendidikan

kesehatan kepada pasien diabetes melitus dengan melibatkan keluarga, agar

penderita melakukan kontrol secara teratur dengan menjelaskan dampak bila tidak

melakukan pengobatan secara teratur akan terjadi kmplikasi. Selain itu perlu

pengawasan dan knjungan ke rumah-rumah.

42
43

5.2.2. Bagi Perawat

Perawat agar terus meningkatkan pelayanan kesehatan, mengoptimalkan

pendidikan kesehatan, menanyakan keluhan,diajak berdiskusi dan memberi

semangat untk rajin berobat dan bila diperlukan dilakukan pengobatan dor to dor.
DAFTAR PUSTAKA

Safitri, W., & Putriningrum, R. (2019). Pengaruh Terapi Relaksasi Progresif


Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Profesi
(Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian, 16(2), 47-54.
Schirmer, M., Franzosa, E. A., Lloyd-Price, J., McIver, L. J., Schwager, R., Poon,
T. W., ... & Huttenhower, C. (2018). Dynamics of metatranscription in the
inflammatory bowel disease gut microbiome. Nature microbiology, 3(3),
337-346.
Decroli, E., Manaf, A., Syahbuddin, S., Syafrita, Y., & Dillasamola, D. (2019). The
correlation between malondialdehyde and nerve growth factor serum level
with diabetic peripheral neuropathy score. Open access Macedonian journal
of medical sciences, 7(1), 103.
Ersek, J. L., Eberth, J. M., McDonnell, K. K., Strayer, S. M., Sercy, E., Cartmell,
K. B., & Friedman, D. B. (2016). Knowledge of, attitudes toward, and use
of low‐dose computed tomography for lung cancer screening among family
physicians. Cancer, 122(15), 2324-2331.
Taylor, S. (2019). The psychology of pandemics: Preparing for the next global
outbreak of infectious disease. Cambridge scholars publishing.
Karlina, N. (2018). Sistem Dukungan Keluarga dalam Perubahan Gaya Hidup
Pasien Diabetes Melitus: Studi Fenomenologi. Syntax Literate; Jurnal
Ilmiah Indonesia, 3(11), 138-148.
Carracher, A. M., Marathe, P. H., & Close, K. L. (2018). International diabetes
federation 2017.
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah; Manajemen
klinis untuk hasil yang diharapkan.
Chamberlain, J. J., Rhinehart, A. S., Shaefer Jr, C. F., & Neuman, A. (2016).
Diagnosis and management of diabetes: synopsis of the 2016 American
Diabetes Association Standards of Medical Care in Diabetes. Annals of
internal medicine, 164(8), 542-552.
Adrian, A. K., Fathonah, S., & Amatiria, G. (2017). Pengaruh Ultra Filtration Rate
(UFR) Terhadap Kadar Gula Darah Dan Tekanan Darah Pada Pasien DM
(Diabetes Melitus) Dengan Komplikasi Cronic Kidney Disease (CKD)
Yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 10(1),
81-89.
ANNISA, N. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN PADATN. S DENGAN
GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULAR: CONGESTIVE HEARTH
FAILURE (CHF) DI RUANG SAWITRI 17 RUMAH SAKIT CAKRA

44
45

HUSADA KLATEN (Doctoral dissertation, STIKES Muhammadiyah


Klaten).
Marilyn, R., FRIEDMAN, B., & VICKY, R. J. (2019). Family nursing: Research,
theory, and practice. Pearson.
Nurleli, N. (2016). DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN
PASIEN DIABETES MELITUS DALAM MENJALANI PENGOBATAN
DI BLUD RSUZA BANDA ACEH. Idea Nursing Journal, 7(2), 47-54.
Setiawan, E. B., Setiyadi, A., & Wahdiniwaty, R. (2019, November). Quality
Analysis of Mobile Web Server. In IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering (Vol. 662, No. 2, p. 022043). IOP Publishing.
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Bapak/Ibu/Sdr :....................................
di wilayah kerja Puskesmas Cikajang

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes

Karsa Husada Garut :

Nama : Paisal Hadi


Nim : KHGC18039
Akan melakukan penelitian dengan judul :’’Gambaran Dukungan Keluarga

Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Cikajang’’

Untuk melakukan penelitian ini, saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr agar dapat

menjadi reesponden pada penelitian ini. Semua informasi yang diberikan kerahasiahannya

akan saya jaga. Penelitian ini bukan untuk menilai status Bapak/Ibu/Sdr, tetapi semata-

mata adalah untuk kepentingan penelitian.

Saya sangat menghargai kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk menjadi responden pada

penelitian ini dan selanjutnya dimohon kesediaannya untuk menandatangani lembar

persetujuan (informed concent) yang telah disediakan.

Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr serta perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima

kasih.

Hormat saya,

Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :...........................................................................................

Umur :...........................................................................................

Alamat :............................................................................................

............................................................................................

Setelah mendengar penjelasan dari peneliti, dengan ini menyatakan bersedia untuk

menjadi responden dalam penelitian mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKes

KarsaHusada Garut, atas nama: Paisal Hadi, Nim : KHGC18039

Demikian persetujuan saya, atas perhatian dan kepercayaannya yang diberikan

kepada saya, saya ucapkan terimakasih.

Garut,..........................

Yang membuat persetujuan


Paisal Hadi
SKOR DUKUNGAN
Resp emosional penghargaan instrumen informasi karakteristik
TOTAL Mean Nominal Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 NAMA UMUR Koding JENIS KELAMIN Koding PENDIDIKAN Koding

1 1 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 45 52 2 Tidak Mendukung D 42 2 Perempuan 2 SMA 3

2 3 3 2 2 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 2 3 3 3 2 57 52 1 Mendukung E 43 2 Laki-laki 1 SMA 3

3 3 2 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 2 59 52 1 Mendukung I 51 3 Laki-laki 1 PT 4

4 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 2 63 52 1 Mendukung I 42 2 Perempuan 2 SMP 2

5 4 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 64 52 1 Mendukung A 43 2 Laki-laki 1 SMA 3

6 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 46 52 2 Tidak Mendukung D 43 2 Laki-laki 1 SMA 3

7 2 3 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 42 52 2 Tidak Mendukung E 46 3 Laki-laki 1 PT 4

8 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 3 2 2 1 2 1 3 1 3 42 52 2 Tidak Mendukung T 40 2 Perempuan 2 PT 4

9 2 3 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 62 52 1 Mendukung A 52 3 Laki-laki 1 SMA 3

10 4 2 3 2 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 64 52 1 Mendukung E 52 3 Laki-laki 1 SD 1

11 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 4 4 2 2 57 52 1 Mendukung A 44 2 Perempuan 2 SMA 3

12 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 58 52 1 Mendukung D 62 4 Perempuan 2 SD 1

13 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 41 52 2 Tidak Mendukung K 52 3 Perempuan 2 SD 1

14 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 4 3 55 52 1 Mendukung M 47 3 Perempuan 2 SMP 2

15 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 38 52 2 Tidak Mendukung O 75 5 Laki-laki 1 SD 1

16 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 58 52 1 Mendukung N 80 5 Perempuan 2 SD 1

17 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 57 52 1 Mendukung P 72 5 Laki-laki 1 SD 1

18 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 2 39 52 2 Tidak Mendukung C 33 1 Perempuan 2 SMA 3

19 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 4 3 2 2 53 52 1 Mendukung S 60 4 Perempuan 2 SD 1

20 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3 1 2 2 37 52 2 Tidak Mendukung U 61 4 Perempuan 2 SD 1

21 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 3 3 61 52 1 Mendukung E 57 4 Laki-laki 1 SD 1

22 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 53 52 1 Mendukung I 49 3 Perempuan 2 SD 1

23 3 3 2 2 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 51 52 2 Tidak Mendukung A 57 4 Laki-laki 1 SMP 2

24 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 51 52 2 Tidak Mendukung D 70 5 Perempuan 2 SD 1

25 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 52 52 1 Mendukung A 64 4 Laki-laki 1 SD 1

26 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 61 52 1 Mendukung L 72 5 Perempuan 2 SD 1

27 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 3 54 52 1 Mendukung E 66 5 Laki-laki 1 SD 1

28 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 52 1 Mendukung M 43 2 Perempuan 2 SMA 3


29 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 57 52 1 Mendukung A 52 3 Perempuan 2 SMP 2

30 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 52 52 1 Mendukung M 57 4 Perempuan 2 SD 1

31 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 2 3 2 2 4 53 52 1 Mendukung E 60 4 Perempuan 2 SD 1

32 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2 3 3 52 52 1 Mendukung D 66 5 Perempuan 2 SD 1

33 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 2 2 3 3 4 53 52 1 Mendukung I 51 3 Perempuan 2 SD 1

34 2 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 38 52 2 Tidak Mendukung R 53 3 Perempuan 2 SD 1

35 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 52 1 Mendukung M 58 4 Laki-laki 1 SD 1

36 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 47 52 2 Tidak Mendukung I 58 4 Perempuan 2 SD 1

37 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 34 52 2 Tidak Mendukung N 62 4 Perempuan 2 SD 1

38 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3 1 2 2 37 52 2 Tidak Mendukung S 53 3 Perempuan 2 SD 1

39 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 2 2 63 52 1 Mendukung M 67 5 Perempuan 2 SD 1

40 3 3 2 1 1 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2 2 4 53 52 1 Mendukung N 64 4 Laki-laki 1 SD 1

41 3 2 2 2 1 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 51 52 2 Tidak Mendukung D 63 4 Perempuan 2 SD 1

42 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 53 52 1 Mendukung P 54 3 Perempuan 2 SD 1

43 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 57 52 1 Mendukung M 50 3 Perempuan 2 SMP 2

44 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 54 52 1 Mendukung N 48 3 Perempuan 2 SMP 2

45 2 3 2 2 1 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 1 2 2 4 51 52 2 Tidak Mendukung S 56 4 Perempuan 2 SD 1

46 3 2 2 2 1 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 54 52 1 Mendukung M 71 5 Perempuan 2 SD 1

47 3 3 2 1 1 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 1 50 52 2 Tidak Mendukung A 40 2 Perempuan 2 SMP 2

48 3 2 2 3 1 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 1 2 2 4 52 52 1 Mendukung S 42 2 Perempuan 2 SMA 3

49 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 1 3 3 4 56 52 1 Mendukung K 52 3 Laki-laki 1 SD 1

50 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 1 2 3 51 52 2 Tidak Mendukung T 56 4 Perempuan 2 SD 1

51 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 4 3 3 3 2 1 2 2 4 49 52 2 Tidak Mendukung E 57 4 Perempuan 2 SD 1

52 3 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3 1 2 3 3 52 52 1 Mendukung A 55 4 Laki-laki 1 SD 1

53 3 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 4 4 54 52 1 Mendukung Y 63 4 Laki-laki 1 SD 1

54 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 55 52 1 Mendukung K 67 5 Perempuan 2 SD 1

55 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 1 3 3 3 55 52 1 Mendukung D 49 3 Laki-laki 1 SMP 2

56 3 2 2 3 1 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 56 52 1 Mendukung M 51 3 Laki-laki 1 SD 1

57 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 42 52 2 Tidak Mendukung E 50 3 Perempuan 2 SD 1

58 3 3 3 3 1 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 63 52 1 Mendukung A 65 5 Laki-laki 1 SMP 2

59 3 3 3 3 1 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 63 52 1 Mendukung D 58 4 Laki-laki 1 SMP 2


60 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 38 52 2 Tidak Mendukung A 55 3 Laki-laki 1 SMA 3

61 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 58 52 1 Tidak Mendukung N 60 4 Perempuan 2 SMP 2

62 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 56 52 1 Tidak Mendukung L 50 3 Perempuan 2 SMA 3

63 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 45 52 2 Tidak Mendukung T 42 3 Perempuan 2 SMA 3

Dewasa Awal Dewasa Akhir


26-35 1 36-45 2

Masa Lansia Awal


46-55 3
Masa Lansia Akhir
56-65 4
Masa Manula
65 5
emosional penghargaan instrumen informasi
TOTAL PERSENTASE
1 2 3 4 5 TOTAL PERSENTASE KATEGORI 6 7 8 9 10 TOTAL PERSENTASE KATEGORI 11 12 13 14 15 16 17 TOTAL PERSENTASE KATEGORI 18 19 20 KATEGORI
9
1 2 2 1 2 8 40% 3 2 3 3 2 2 12 60% 2 2 2 2 2 3 2 3 16 57% 2 3 3 3 75% 1
8
3 3 2 2 2 12 60% 2 4 3 3 3 3 16 80% 1 2 4 3 3 4 2 3 21 75% 1 3 3 2 67% 2
7
3 2 3 3 2 13 65% 2 4 4 4 3 3 18 90% 1 3 4 3 3 3 2 3 21 75% 1 3 2 2 58% 2
9
4 3 2 3 2 14 70% 2 4 3 3 3 3 16 80% 1 3 4 4 3 3 3 4 24 86% 1 4 3 2 75% 1
11
4 3 3 3 1 14 70% 2 6 3 3 3 3 18 90% 1 3 3 3 3 3 4 4 23 82% 1 4 4 3 92% 1
7
2 2 2 2 3 11 55% 3 2 2 4 2 2 12 60% 2 3 2 2 2 2 2 3 16 57% 2 3 2 2 58% 2
6
2 3 2 1 2 10 50% 3 2 1 2 3 2 10 50% 3 2 2 2 2 2 3 3 16 57% 2 2 2 2 50% 3
7
3 2 2 2 3 12 60% 2 2 2 3 2 2 11 55% 3 1 3 2 2 1 2 1 12 43% 3 3 1 3 58% 2
7
2 3 2 3 4 14 70% 2 4 4 4 3 3 18 90% 1 3 4 4 4 3 2 3 23 82% 1 3 2 2 58% 2
8
4 2 3 2 2 13 65% 2 4 4 3 4 4 19 95% 1 4 3 4 3 3 4 3 24 86% 1 3 3 2 67% 2
8
3 3 2 2 2 12 60% 2 3 3 3 3 3 15 75% 1 3 3 4 4 2 2 4 22 79% 1 4 2 2 67% 2
9
3 3 2 3 2 13 65% 2 3 3 3 3 3 15 75% 1 2 3 3 3 3 3 4 21 75% 1 3 3 3 75% 1
6
2 2 2 2 3 11 55% 3 2 2 2 2 2 10 50% 3 2 2 2 2 1 2 3 14 50% 3 2 2 2 50% 3
10
2 2 3 3 2 12 60% 2 3 3 3 3 2 14 70% 2 2 4 2 3 3 2 3 19 68% 2 3 4 3 83% 1
5
2 2 2 2 3 11 55% 3 2 2 1 2 2 9 45% 3 2 2 2 2 2 1 2 13 46% 3 2 1 2 42% 3
9
3 3 3 3 2 14 70% 2 3 3 2 3 3 14 70% 2 2 3 3 3 3 3 4 21 75% 1 3 3 3 75% 1
9
3 3 3 3 1 13 65% 2 3 3 3 3 3 15 75% 1 3 3 3 3 3 2 3 20 71% 2 4 3 2 75% 1
7
2 2 2 2 2 10 50% 3 3 2 2 2 2 11 55% 2 1 1 2 2 2 1 2 11 39% 3 3 2 2 58% 2
7
3 3 3 3 2 14 70% 2 3 3 3 3 2 14 70% 2 2 3 2 2 2 3 4 18 64% 2 3 2 2 58% 2
5
3 2 2 2 2 11 55% 3 1 2 2 2 2 9 45% 3 1 2 2 1 1 2 3 12 43% 3 1 2 2 42% 3
9
3 3 4 3 3 16 80% 1 3 3 4 3 3 16 80% 1 2 3 2 2 3 4 4 20 71% 2 3 3 3 75% 1
7
3 3 2 3 2 13 65% 2 3 3 3 3 3 15 75% 1 2 3 3 3 3 2 2 18 64% 2 3 2 2 58% 2
8
3 3 2 2 3 13 65% 2 3 1 3 3 2 12 60% 2 3 3 2 3 3 2 2 18 64% 2 3 2 3 67% 2
6
3 2 2 3 3 13 65% 2 3 3 3 2 2 13 65% 2 3 3 3 3 3 2 2 19 68% 2 2 2 2 50% 3
7
3 3 2 2 3 13 65% 2 3 3 3 2 2 13 65% 2 3 3 3 3 3 2 2 19 68% 2 3 2 2 58% 2
10
3 3 3 3 1 13 65% 2 3 3 3 3 3 15 75% 1 3 3 3 3 3 4 4 23 82% 1 4 3 3 83% 1
8
3 3 2 3 3 14 70% 2 3 2 3 3 3 14 70% 2 2 4 3 2 2 3 2 18 64% 2 3 2 3 67% 2
9
3 3 3 3 2 14 70% 2 3 3 3 3 3 15 75% 1 2 3 3 3 3 3 3 20 71% 2 3 3 3 75% 1
9
3 3 3 3 2 14 70% 2 3 3 3 3 2 14 70% 2 2 3 3 3 2 3 4 20 71% 2 3 3 3 75% 1
8
2 3 2 2 2 11 55% 3 3 3 3 2 2 13 65% 2 3 4 3 3 2 3 2 20 71% 2 3 3 2 67% 2
8
2 3 2 2 3 12 60% 2 3 3 3 3 3 15 75% 1 2 4 3 2 2 2 3 18 64% 2 2 2 4 67% 2
8
3 3 2 2 3 13 65% 2 3 3 3 2 2 13 65% 2 3 4 3 2 2 2 2 18 64% 2 2 3 3 67% 2
10
3 2 2 2 2 11 55% 3 3 3 3 3 3 15 75% 1 2 4 3 2 2 2 2 17 61% 2 3 3 4 83% 1
6
2 2 2 2 3 11 55% 3 2 1 1 2 1 7 35% 3 1 2 2 2 2 2 3 14 50% 3 2 2 2 50% 3
9
3 3 3 3 1 13 65% 2 3 3 3 3 3 15 75% 1 3 3 3 3 3 3 3 21 75% 1 3 3 3 75% 1
6
3 3 3 3 2 14 70% 2 2 2 2 3 2 11 55% 2 2 2 2 2 2 3 3 16 57% 2 2 2 2 50% 3
6
2 2 2 2 3 11 55% 3 2 2 1 1 1 7 35% 3 1 2 1 1 1 2 2 10 36% 3 2 2 2 50% 3
5
3 2 2 2 2 11 55% 3 1 2 2 2 2 9 45% 3 1 2 2 1 1 2 3 12 43% 3 1 2 2 42% 3
8
3 3 3 3 2 14 70% 2 4 3 3 4 3 17 85% 1 2 4 3 4 3 4 4 24 86% 1 4 2 2 67% 2
8
3 3 2 1 1 10 50% 3 4 3 3 2 3 15 75% 1 3 4 3 3 2 3 2 20 71% 2 2 2 4 67% 2
8
3 2 2 2 1 10 50% 3 2 3 2 2 3 12 60% 2 3 4 3 3 3 3 2 21 75% 1 2 3 3 67% 2
7
3 3 2 3 2 13 65% 2 3 3 2 2 3 13 65% 2 2 4 3 3 3 3 2 20 71% 2 2 2 3 58% 2
10
3 3 3 3 1 13 65% 2 3 3 3 3 3 15 75% 1 3 3 3 2 2 3 3 19 68% 2 4 3 3 83% 1
9
3 3 3 3 1 13 65% 2 3 2 2 3 2 12 60% 2 3 3 2 2 3 3 4 20 71% 2 3 3 3 75% 1
8
2 3 2 2 1 10 50% 3 3 3 3 2 3 14 70% 2 2 4 3 3 3 3 1 19 68% 2 2 2 4 67% 2
7
3 2 2 2 1 10 50% 3 3 3 3 2 3 14 70% 2 3 4 4 4 3 3 2 23 82% 1 2 2 3 58% 2
6
3 3 2 1 1 10 50% 3 3 3 3 2 3 14 70% 2 2 4 3 3 3 3 2 20 71% 2 2 3 1 50% 3
8
3 2 2 3 1 11 55% 3 3 3 2 3 3 14 70% 2 2 4 3 3 3 3 1 19 68% 2 2 2 4 67% 2
10
3 3 3 2 3 14 70% 2 3 3 2 2 3 13 65% 2 3 4 3 3 2 3 1 19 68% 2 3 3 4 83% 1
6
2 3 2 2 3 12 60% 2 2 3 3 2 3 13 65% 2 3 4 2 3 3 3 2 20 71% 2 1 2 3 50% 3
8
2 2 2 2 3 11 55% 3 3 2 2 1 3 11 55% 3 3 4 3 3 3 2 1 19 68% 2 2 2 4 67% 2
8
3 3 3 3 1 13 65% 2 3 2 2 2 3 12 60% 2 2 4 3 3 3 3 1 19 68% 2 2 3 3 67% 2
11
3 3 3 2 1 12 60% 2 2 2 2 2 3 11 55% 3 2 4 3 3 3 3 2 20 71% 2 3 4 4 92% 1
10
3 2 2 3 2 12 60% 2 3 3 2 2 3 13 65% 2 3 4 3 3 3 2 2 20 71% 2 3 3 4 83% 1
9
3 3 3 3 1 13 65% 2 3 3 3 2 3 14 70% 2 2 4 3 3 3 3 1 19 68% 2 3 3 3 75% 1
11
3 2 2 3 1 11 55% 3 3 3 2 2 3 13 65% 2 3 4 3 3 3 3 2 21 75% 1 4 3 4 92% 1
6
2 2 2 2 3 11 55% 3 2 2 2 2 2 10 50% 3 2 2 2 2 2 2 3 15 54% 3 2 2 2 50% 3
9
3 3 3 3 1 13 65% 2 4 3 3 3 4 17 85% 1 4 4 3 3 3 3 4 24 86% 1 3 3 3 75% 1
9
3 3 3 3 1 13 65% 2 4 3 3 3 4 17 85% 1 4 4 3 3 3 3 4 24 86% 1 3 3 3 75% 1
6
2 2 2 2 3 11 55% 3 2 1 2 2 1 8 40% 3 2 2 2 1 2 2 2 13 46% 3 2 2 2 50% 3
9
3 3 3 3 1 13 65% 2 3 3 2 3 3 14 70% 2 3 3 3 3 3 3 4 22 79% 1 3 3 3 75% 1
7
3 3 3 3 1 13 65% 2 3 3 3 3 3 15 75% 1 3 3 3 3 3 3 3 21 75% 1 3 3 1 58% 2
6
2 3 2 2 3 12 60% 2 2 2 2 2 2 10 50% 3 3 2 3 2 2 2 3 17 61% 2 2 2 2 50% 3

emosional
TOTAL 20

penghargaan
TOTAL 20

instrumen
TOTAL 28

informasi
TOTAL 12

Anda mungkin juga menyukai