Anda di halaman 1dari 20

KPS – 1 c

Surat Keputusan Direktur


POLA KETENAGAAN
KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RUPIT


KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA
2017
PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RUPIT
JL. KESEHATAN NO.01 AGUNG SUMSEL TELP/FAX. (0733) 3282129
EMAIL. RSUDRUPITMUSIRAWAS@GMAIL.COM

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RUPIT
NOMOR: 034/KPTS/RSUD.RPT/V/2017

TENTANG

KEBIJAKAN POLA KETENAGAAN KEPERAWATAN


DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RUPIT

Menimbang :
a. bahwa pola ketenagaan unit rekam medis merupakan upaya efisien di Rumah Sakit
Umum Daerah Rupit, terkait pelayanan Rumah Sakit;
b. bahwa pola ketenagaan unit rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Rupit terlaksana
dengan baik, perlu kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Rupit, sebagai dasar
pola ketenagaan unit rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Rupit;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Rupit.

Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2009, tentang Praktek Kedokteran.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit.
3. Kepmenkes Nomor: 81/MENKES/SK/I/2004, tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
4. Permenkes Nomor: 1796/MENKES/Per/VIII/2011, tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
5. Permenkes Nomor: 1438/MENKES/Per/IX/2010, tentang Standar Pelayanan Kedokteran
6. Peraturan Bupati Musi Rawas Utara No: 44 Tahun 20 tentang Struktur Organisasi Rumah
Rumah Sakit Umum Daerah Rupit.
7. Keputusan Nomor: 002/KPTS/BKPSDM/2017 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan
Pejabat Struktural Esselon II dan III Di lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas
Utara.
MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RUPIT


TENTANG POLA KETENAGAAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH RUPIT

Kedua : Kebijakan menetapkan pola ketenagaan keperawatan di Rumah Sakit Umum


Daerah Rupit sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Pembinaan dan pengawasan pola ketenagaan unit rekam medis di Rumah Sakit
Umum Daerah Rupit dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Rupit.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lawang Agung


Pada tanggal : 08 Mei 2017

DIREKTUR RSUD RUPIT


KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

dr. Jeri Afrimando


Penata III.c
NIP. 19840430 201101 1 008
Lampiran
Keputusan Direktur RSUD Rupit
Nomor : 034/KPTS/RSUD.RPT/V/2017
Tanggal : 08 Mei 2017

KEBIJAKAN TENTANG POLA TENAGA KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RUPIT

1. PENDAHULUAN

Kita ketahui bahwa pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan yang diselenggarakan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan mempunyai peran yang
besar dalam pencapaian mutu citra dan efisiensi pelayanan kesehatan di RSUD Rupit, karena selain
merupakan tenaga profesi yang terbanyak jumlahnya di setiap rumah sakit, juga sebagai tenaga profesi
yang memberi pelayanan selama 24 jam terus menerus di  sisi pasien, sehingga pengelolaan tenaga
keperawatan mutlak perlu dilaksanakan dengan baik.
Mengingat kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas tenaga
keperawatan yang memberikan asuhan kepada pasien/keluarga di ruang perawatan, maka peningkatkan
mutu pelayanan keperawatan  diperlukan dukungan sumber daya manusia keperawatan yang mampu
mengemban tugas untuk mempertahankan kualitas pelayanan dan asuhan keperawatan selama 24 jam
terus menerus, serta mampu mengadakan perubahan.
Untuk dapat melaksanakan pernyataan ini, perlu adanya rekrut, seleksi, orientasi,pengembangan,
penjadwalan serta klasifikasi dan perencanaan tenaga keperawatan yang diatur dengan baik sesuai dengan
prinsip-prinsip dalam sistem pengelolaan dan pendayagunaan tenaga keperawatan.

2. HAKEKAT KETENAGAAN
            Adalah pengaturan proses mobilisasi potensi, proses motivasi dan pengembangan sumber
daya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya untuk tercapainya tujuan individu,
organisasi maupun komunitas dimana ia berkarya.
            Keputusan yang diambil tentang ketenagaan sangat dipengaruhi oleh falsafah yang dianut
oleh pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga. Misalnya: Pandangannya tentang
motivasi kerja, konsep tentang tenaga keperawatan, dsb. Dari pandangan dasar tersebut terbentuk
pola ketenagaan yang sesuai dengan gambaran pimpinan.

2.1    Rekrutmen tenaga dan seleksi


            Menerima pegawai adalah tugas yang sulit dan dapat menyebabkan kecemasan, tetapi
juga merupakan kesempatan penting utuk mengadakan perubahan dan pengembangan staf.
            Ketenagaan memerlukan koordinasi antara bagian personalia dan pelayanan keperawatan,
biasanya bagian personalia mengadakan tenaga keperawatan sesuai dengan permintaan yang
diajukan oleh bagian keperawatan. Langkah pertama pada rekrut tenaga adalah menstimulasi
calon untuk mengisi posisi yang dibutuhkan. Hal ini tidak sederhana karena tidak hanya segi
teknis kualifikasi tetapi juga kwalitas individu harus sesuai dengan pekerjaan, susunan dan tujuan
organisasi. Usaha rekrut tenaga jangan tergesa-gesa karena dapat mengakibatkan seleksi yang
tidak memuaskan.
            Selain itu penempatan tenaga perlu diperhatikan, karena penempatan yang tepat akan
menciptakan kondisi kerja yang efisien.

Yang perlu diperhatikan


a.     Profil karyawan keperawatan pada saat itu.
b.     Program rekruting.
c.      Metode rekruting.
d.     Program pengembangan tenaga baru.
e.      Prosedur penerimaan.
Seleksi : - Kualifikasi dasar seleksi
   - Proses seleksi
 Prosedur lamaran
Syarat yang harus dipenuhi
a. Data biografi
       Berisikan riwayat personal calon, latar belakang pendidikan, riwayat dan pengalaman
bekerja dan data lain yang dapat dipakai.
b.     Surat rekomendasi/referensi dari perusahaan/instansi sebelumnya dimana calon  bekerja.
c.      Wawancara .
Tujuan wawancara untuk memperoleh informasi, memberi informasi dan menentukan bila
calon memenuhi persyaratan untuk posisi itu.
d.     Psycho-test : Test ini untuk mengetahui pengetahuan, keterampilan, bakat, sikap umum, dll.

2.2    Orientasi, Pengembangan dan Penghargaan


1)  Orientasi :

Orientasi institusi :

a) Misi rumah sakit, riwayat dan tujuan spesifik RS/organisasi.


b) Struktur dan kepemimpinan.
c) Kebijakan personalia.
d) Evaluasi kerja, promosi, cuti, dsb.
e) Perilaku yang diharapkan.
f) Pengembangan staf dan program pembinaan yang ada.
g) Hubungan antara karyawan dan hubungan dengan pimpinan

Orientasi pekerjaan :

a) Memahami tujuan bagian keperawatan dan bagaimana tujuan diterjemahkan dalam


job deskripsi.
b) Bagaimana tujuan keperawatan hubungannya dengan tujuan individu.
c) Menciptakan hubungan interpersonal.
d) Memperkenalkan pekerjaan, prosedur dan kebijakan yang ada
e) Orientasi tempat, fasilitas dan perlengkapan yang ada
f) Menjelaskan job deskripsi yang ada sesuai dengan tugas dan posisi yang diberikan.

2). Pengembangan :

            Pengembangan tenaga baru berlaku sesudah orientasi untuk melanjutkan edukasi secara
bebas untuk mengembangkan potensi secara penuh dari seseorang. Hal ini berhubungan dengan
esthetika, teknis dan pendidikan profesional.

3). Penghargaan :
a. Promosi : Kenaikan Pangkat
- Suatu reward individu yang berprestasi atau kesempatan pengembangan.
- Senioritas
              Manfaat :
- Mempertinggi semangat kerja bagi yang berprestasi
- Menciptakan keseimbangan
- Memotivasi
b. Mutasi : Pemindahan dari pekerjaan / jabatan satu ke pekerjaan/ jabatan lain.
            Tujuan:
- Pengembangan
- Mengurangi kejenuhan
- Reorganisasi
- Memperbaiki penempatan yang kurang cocok
- Memberi kepuasan kerja
- Kondisi kesehatan.

4). Hambatan dalam ketenagaan


a. Kemangkiran/absen
Merupakan kehilangan waktu yang berakibat kerugian secara kualitas dan ekonomi bagi
instansi.
            Presentase absen:
            jumlah hari kerja yang hilang  
          ----------------------------------------       X  100 
            jumlah hari kerja efektif
Faktor absen :
 Tempat tinggal jauh
 Kelompok shift yang banyak
 Sakit
Cara mengurangi absen:
 Sistem pencatatan
 Kunjungan rumah
 Kesejahteraan karyawan
 Meningkatkan kondisi tempat kerja
 Swasana kerja
 Sistem penghargaan

b). Keluar Masuknya Tenaga ( Turn-Over )


Perhitungan :
Rata-rata turn-over per tahun:

Jumlah tenaga yang keluar


-------------------------------------    X    100
Jumlah tenaga di unit

            Mengurangi turn-over :


- Pada proses penerimaan karyawan
- Peningkatan penugasan
- Perubahan job - deskripsi
- Pengembangan

c). Kejenuhan ( Burn - Out)


Keadaan dimana individu merasa dirinya semakin kurang kemampuannya, kerja keras
kurang produktif.
Sebab :
- Peran dan fungsi kurang jelas
- Merasa terisolasi
- Beban kerja berlebihan
- Terlalu lama pada suatu bagian

3. PENGEMBANGAN STAF
Tujuan :
Membantu individu meningkatkan diri dalam pengetahuan, ketrampilan serta pengalaman
dibidangnya melalui kegiatan pendidikan berkelanjutan, program pelatihan, dsb.
Aktifitas pengembangan ini dibuat untuk keuntungan individu perawat dan meningkatkan
produktifitas /pelayanan.
Macam pengembangan :
Sesuai dengan kebutuhan, baik training maupun  pendidikan yang bermanfaat untuk
pekerjaan dan pengetahuan, ketrampilan serta sikap perawat.
            Kegiatan ini meliputi :
- Introduksi training untuk karyawan baru
- Orientasi
- In - house education / on - the job training
- Pendidikan berkelanjutan formal dan non formal.
            Pengaturan :
- Di rumah sakit yang besar mempunyai bagian tersendiri yang mengkait pada bagian
personalia .
- Bagian keperawatan membuat komisi atau diklat

4. PENJADWALAN
            Penentuan pola dinas dan libur untuk karyawan pada suatu bangsal / unit tertentu.
            Didalam penjadwalan pimpinan mempertimbangkan pertanyaan sbb:
1.    Untuk berapa lama jadwal disiapkan
2.    Hari apa kalender penjadwalan dimulai
3.    Hari libur mingguan dapat dipecah atau beruntun
4.    Berapa lama waktu kerja maksimum dan minimum
5.    Berapa lama sebelumnya dapat mengajukan hari libur mingguan atau cuti tahunan
6.    Berapa lama sebelumnya jadwal sudah dapat dilihat oleh staf
7.    Berapa lama ada pergantian / rotasi shift
8.    Apakah tenaga extra ( part-time) akan dimanfaatkan, kalau ya, bagaimana ketentuan
ratio secara ekonomis antara tenaga full time dan part time
9.    Bagaimana penjadwalan disusun sentralisasi oleh kepala rawat inap,
supervisor/penyelia atau kepala ruangan
10. Bagaimana menciptakan, komunikasi terbuka antara staf dan pembuat jadwal.
           
            Untuk mengurangi waktu menyusun jadwal dinas dapat digunakan jadwal siklus, yaitu
jadwal dinas dan shift yang disusun berdasarkan ramalan dan pola ulang dengan jumlah yang
sama. Kombinasi tenaga dan kelompok yang sama.

Prinsip-prinsip penjadwalan yang efektif 

1. Penjadwalan siklus harus menunjukkan keseimbangan antara kebutuhan institusi akan tenaga
dan kebutuhan kerja dengan rekreasi karyawan.
2. Penjadwalan siklus harus mencakup hari kerja yang mengenakan dan yang tidak
mengenakan serta jam kerja yang adil antara karyawan.
3. Semua karyawan ditugaskan sesuai pola siklus.
4. Bila jadwal sudah dibuat, penyimpangan hanya dapat dilakukan melaluisurat permohonan.
5. Metode ini harus dikenal sebelum diterapkan dan jumlah tenaga serta komposisi cukup untuk
setiap unit dan shift.
6. Pola ini meningkatkan pelayanan keperawatan yang berkesinambungan dan mengembangkan
kerja tim.

Penyebab Over Staf :


1. Frekuensi dan variasi yang tidak dapat diramalkan sebelumnya pada sensus pasien.
2. Kecenderungan pimpinan membuat kompensasi untuk variasi sensus dengan penghitungan
tenaga yang diambil dari sensus maksimal.
3. Keluhan pasien tentang pelayanan.
4. Delegasi untuk diagnostik dan terapi yang seharusnya merupakan beban dokter.

Penanggulangan Tenaga :
            Yaitu mengontrol variasi ketenagaan antara lain dengan kombinasi jam dinas tenaga lepas
( flosting) dan pemerataan / leveling tenaga.

Pertukaran Dinas dan Rotasi :


             Pertukaran dinas merupakan hal yang umum dalam menugaskan staf ruangan. Namun
demikian pertukaran ini dapat menimbulkan stress bagi staf. Karena manusia membutuhkan
waktu adaptasi terhadap perubahan lingkungan, waktu pagi, siang atau malam. Ritme tubuh
membutuhkan waktu adaptasi. Maka pertukaran dinas/rotasi jarak pendek akan semakin
menimbulkan stress.
            Shift yang tetap, membebaskan / mengurangi stress. Peluang untuk memilih dinas yang
cocok dengan pola kehidupan perawat “tanpa merugikan pelayanan” di ruangan memberikan
manfaat :
1. Perawat dapat menyusun pola hidup dalam keluarga, dapat terlibat pada aktifitas sosial atau
melanjutkan/ meningkatkan pengetahuan, sekolah formal, non formal.
2. Kepala ruang akan lebih mudah mengewaluasi, karena waktu cocok dan dipilihnya sendiri
dan diharapkan dapat bekerja lebih baik.
            Rotasi dalam grup / shift tetap bermanfaat agar staf dapat memahami ruang lingkup kerja
dalam shift yang berbeda-beda sehingga dapat menghargai setiap shift.

Macam-macam Cara Dinas


1. 7 jam/ shift :    dengan 6 hari kerja = 40 jam / minggu
2. 8 jam /shift :    dengan 5 hari kerja = 40 jam / minggu
3. 10 jam/ shift :  dengan 4 hari kerja = 40 jam / minggu

Untuk 10 jam/shift kurang populer di Indonesia, karena negara tropis, kurang efektif.
5. PERENCANAAN TENAGA
Kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas tenaga
keperawatan yang memberikan asuhan kepada pasien/keluarga di ruang perawatan.
            Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan  diperlukan dukungan sumber daya
manusia keperawatan yang mampu mengemban tugas untuk mempertahankan kualitas pelayanan
dan asuhan keperawatan selama 24 jam terus menerus, serta mampu mengadakan perubahan.
Untuk dapat melaksanakan pernyataan ini, perlu adanya klasifikasi pasien dan perencanaan
tenaga keperawatan, baik jumlah maupun klasifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan sistem
pengelolaan tenaga keperawatan yang ada.

Klasifikasi /Kategori Pasien


Klasifikasi pasien sangat diperlukan sehubungan dengan kebutuhan akan perawatan
selama 24 jam terus menerus,  sehingga dapat menentukan kebutuhan tenaga.
Ada beberapa kategori pasien dan jam perawatan yaitu sbb :
Menurut Althaus et al 1982 dan Kirk 1981:
                   Level I    ( minimal )        = 3,2 jam
                   Level II   ( intermediate ) = 4,4 jam
                   Level III  ( maksimal )     = 5,6 jam
                   Level IV  ( intensif-care ) = 7,2 jam
Menurut Hanson :
Kategori  I   :  Self Care
                       Biasanya membutuhkan waktu 1 - 2 jam dengan waktu rata-rata
                        efektif, 1,5 jam / 24 jam.
Kategori  II :  Minimal Care
                       Biasanya membutuhkan 3 - 4 jam dengan waktu rata-rata efektif
                       3,5 jam / 24 jam.
Kategori III :  Intermediate Care
                       Biasanya membutuhkan 5 - 6 jam dengan waktu rata-rata efektif
                      5,5 jam / 24 jam.
Kategori IV :  Modified Intensive Care
                       Biasanya membutuhkan 7 - 8 jam dengan waktu rata-rata efektif
                      12 jam /  24 jam.
Kategori  V :  Intensive Care
                      Biasanya membutuhkan 10 - 14 jam dengan waktu rata-rata efektif
                      12 jam / 24 jam.
Menurut Douglas (1984)
Klasifikasi derajat ketergantungan pasien ada 3 kategori, masing-masing memerlukan waktu :
perawatan minimal            : 1-2 jam / 24 jam
perawatyan intermediet     : 3-4 jam/24 jam
perawatan maksimal/total : 5-6 jam/24 jam
Klasifikasi pasien menurut Douglas dengan kriteria sebagai berikut:
1)  Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam, dengan kriteria:
a)    Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b)    Ambulasi dengan pengawasan.
c)    Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.
d)    Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
e)    Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
2)    Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dengan kriteria:
a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
c) Ambulansi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
d) Folley catheter/intake output dicatat.
e) Klien dng pemasangan infus,persiapan pengobatan memerlkan prosedur.
3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu 5-6 jam/24jam dengan kriteria :
a) Segalanya diberikan/dibantu.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
c) Makan memerlukan ngt, menggunakan terapi intravena.
d) Pemakaian suction.
e) Gelisah, disorientasi.

Depkes (2002):
Klasifikasi ketergantungan pasien ada 4 kategori, masing-masing memerlukan waktu :
asuhan keperawatan minimal            : 2 jam / 24 jam
asuhan keperawatan sedang              : 3,08 jam/24 jam
asuhan keperawatan agak berat         : 4,15 jam/24 jam         
asuhan keperawatan maksimal          : 6,16 jam/24 jam
Klasifikasi kategori asuhan keperawatan menurut Depkes 2002:
1)    Asuhan keperawatan minimal :
a)    Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b)    Makan dan minum dilakukan sendiri.
c)    Ambulasi dengan pengawasan.
d)    Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.
e)    Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
2)    Asuhan keperawatan sedang :
a)    Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
b)    Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
c)    Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali. 
3)  Asuhan keperawatan agak berat :
a)    Sebagian besar aktifitas dibantu.
b)    Observasi tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam sekali.
c)    Terpasang folley cateter, intake output dicatat.
d)    Terpasang infuse.
e)    Pengobatan lebih dari sekali.
f)     Persiapan pengobatan perlu prosedur
4)    Perawatan maksimal :
a)    Segala aktifitas diberikan perawat.
b)    Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam.
c)    Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
d)    Penggunaan suction.
e)    Gelisah/disorientasi

Menurut Departemen Kesehatan Filipina th. 1984


a.      Jam pelayanan keperawatan rata-rata per pasien dalam 24 jam adalah :
Interne                                       3,4 jam
Bedah                                        3,5 jam
Campuran bedah dan interne    3,4 jam
Post partum                               3    jam 
Bayi                                           2,5 jam
Anak-anak                                 4    jam
Proporsi rata-rata perawat yang dibutuhkan  :
40 % non-profesional
60 % profesional.

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan :
1). Faktor klien
 Tingkat kompleksitas dan lamanya kebutuhan perawatan.
 Tipe klien sesuai dengan jenis penyakitnya, usia maupun faktor spesifik.
 Jumlah klien dan fluktuasi (turun-naiknya).
 Keadaan sosial ekonomi yang mempengaruhi kesehatannya.
 Harapan klien dan keluarganya
2). Faktor tenaga/staf
 Jumlah dan komposisi tenaga keperawatan.
 Kebijakan pengaturan dinas.
 Peran, fungsi dan tanggung jawab perawat.
 Kebijakan personalia.
 Tingkat pendidikan dan pengalaman karyawan.
 Kelangkaan tenaga perawat spesialis.
 Sikap ethis para professional.

3). Faktor lingkungan


 Tipe dan lokasi rumah sakit
 Lay out ruang keperawatan
 Fasilitas dan jenis pelayanan yang diberikan
 Kelengkapan peralatan medis / diagnostik
 Pelayanan penunjang dari bagian lain : laboratorium, rontgen, farmasi,dll.
 Pelayanan penunjangan dari instansi lain. Contoh : PMI
 Macam kegiatan yang dilaksanakan : penyuluhan, kunjungan rumah dll.

4). Faktor Organisasi


 Mutu pelayanan
 Kebijakan pembinaan dan pengembangan

Rumusan Perhitungan :
1). Peraturan Men. Kes. RI No.262/Men.Kes/Per/VII/1979 :
      Perhitungan tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk  kebutuhan seluruh RS
      Perbandingan antara jumlah tempat tidur RS  dibanding dengan jumlah perawat.
      Rumah sakit kelas/tipe A,B,C perbandingan sbb.:
      Jumlah tenaga perawat : jumlah tempat tidur =
      RS Kelas A = 4 perawat : 2 tempat tidur
      RS Kelas B = 3 perawat : 2 tempat tidur
      RS Kelas C = 1 perawat : 1 tempat tidur

2). Menurut Gillies (1982)

TP =   Jumlah   jam  perawatan   yang   dibutuhkan/  tahun  .


          Jumlah jam kerja perawat/th x jam kerja perawat/hari

Kebutuhan tenaga perawat dirumuskan perhitungan sebagai berikut :


Atau :
 

Tenaga Perawat (TP)=       A    x    B    x      365


                                    (365-C) x jam kerja /hari

Keterangan :
A :  jam efektif/24 jam → waktu perawatan yang dibutuhkan klien
B :  sensus harian (jumlah pasien) → BOR x Jumlah tempat tidur
C : jumlah hari libur
365 :jumlah hari kerja selama 1 tahun

3). Menurut Depkes (2002)


Pengelompokan unit kerja di rumah sakit.
1. Rawat Inap Dewasa
2. Rawat Inap Anak / Perinatal
3. Rawat Inap Iintensif
4. Gawat Darurat (IGD)
5. Kamar Bersalin
6. Kamar Operasi
7. Rawat Jalan.

Kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan  menggunakan rumus:


 

Kebutuhan tenaga  = jumlah jam perawatan di ruangan/hari


                  jam efektif perawat

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan:
Menambah perawat libur (loss day) dan tugas non keperawatan.
 

Loss Day = jumlah hari minggu dlm 1 th + cuti + hari besar x keb.tenaga


                   Jumlah hari kerja efektif/th
Tugas non keperawatan = (kebutuhan tenaga  + loss day )x 25%

Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non-keperawatan diperkirakan 25% dari


jumlah tenaga keperawatan .

Jumlah kebutuhan tenaga = kebutuhan tenaga + faktor koreksi(loss day +tugas


non kep.)

4). Menurut Douglas (1984)


Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung  berdasarkan tingkat
ketergantungan setiap shift klien dan hasil keseluruhan ditambah sepertiga (1/3) untuk perawat
yang libur atau cuti. Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan klasifikasi tingkat ketergantungan
untuk setiap shift jaga seperti pada formula berikut:
Formula berdasarkan
klasifikasi ketergantungan klien (Douglas 1984)
Kebutuhan Perawat
Waktu klasifikasi
Pagi Sore Malam
Minimal 0.17 0.14 0.07
Intermediate 0.27 0.15 0.10
Maksimal 0.36 0.30 0.20
 
CONTOH ;
Diketahui jam efektif Ruang rawat inap sebesar 3,5.  BOR Jan.– Des.2016 sebesar 69,5%,
libur minggu 52 hr,cuti 12 hr,libur nasional 18 hr, kapasitas tempat tidur 25.
1. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Gillies:
                        TP    =  jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
                           Jumlah jam kerja perawatan per tahun x jam kerja perawat per hari

                        TP =  (jam efektif per 24 jam) x (BOR x jumlah tempat tidur) x 365
                       (365 – jumlah hari libur) x jam kerja per hari

TP  =  3,5 x (69,5% x 25) x 365


                   ( 365 – 82) x 7
            
             = 3,5 x 17,4 x 365   
                     283 x 7
             =      22228,5            =11,2   dibulatkan jadi 11 orang
                      1981      
Jadi kebutuhan tenaga menurut Gillies = 11orang + 1 Ka ruang = 12 orang.

2. Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Depkes 2002:


Kebutuhan Tenaga Perawat Jaga Menurut Klasifikasi Pasien
di Ruang Rawat Inap
No Klasifikasi Rata-Rata Jam Jumlah Jam
Jumlah Perawatan/Har Perawatan/Hari
Pasien/hari i
1 Minimal 6 2 12
2 Sedang 9 3.08 27,72
3 Agak berat 2 4.15 9,3
4 Maksimal 1 6.16 6,16
Jumlah 18 55,18
         Sumber: Data primer Ruang Rawat
Jumlah jam perawatan di ruangan per hari = 55,18
Jumlah jam kerja perawatan per sift                     = 7
Maka kebutuhan tenaga perawat                 = 55,18  = 7,88  
                                                                            7
Faktor koreksi : 
Loss Day   = 52 + 12 + 18 = 72 X 7,88 = 567,36 = 2,04
                        365-82             283           283
Tugas non keperawatan  : (7,88 + 2,04 ) 25%  = 2,48
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan:
7,88 + 2,04 + 2,48 =  12,4 Dibulakan 13 Orang

3.  Kebutuhan tenaga berdasarkan rumus Douglas


Penghitungan Tenaga Menurut Dauglas
di Ruang Ruang Rawat Inap
Klasifikasi Rata-rata jumlah pasien Juli 2005
P S M
Minimal 7x0.17 =1,19 6x0.14 =0.84 6x0.07 =0.42
Intermediat 11x0.27 8x0.15 =1,2 8x0.10 =0,8
e =2,97
Maksimal 3x0.36 =1,08 3x0,30 =0,90 3x0.20 =0,60
Jumlah                5,24               2,94              1,82
           Sumber: Data Primer Ruang Rawat Inap
Berdasarkan hasil perhitungan menurut Douglas maka:
Jumlah perawat : 5,24 + 2,94 + 1,82  = 10  perawat
     Perawat libur/cuti = 1/3 x 10 = 3,33 orang
Kepala ruang  = 1 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah =10+3,33+1= 14,33 dibulatkan 15 orang

Cara Menghitung Jumlah Kebutuhan Perawat :


Disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit, yaitu dengan menentukan :
a. Analisa kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
b. Jumlah jam perawatan efektif pasien tertentu selama 24 jam.
c. Jumlah hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun.
d. Penggunaan tempat tidur rata-rata.(BOR)
e. Jumlah jam kerja perawat per hari

Berdasarkan Perhitungan di atas maka kebutuhan kuantitatif tenaga keperawatan dapat


dihitung sbb :
a. Jumlah pasien rata-rata per hari kali rata-rata jam perawatan dalam 24   jam (jam efektif)
dikalikan jumlah hari dalam 1 tahun adalah merupakan jumlah jam  perawatan yang
dibutuhkan selama 1 tahun.
b. Hari kerja efektif dikalikan jam kerja sehari merupakan jumlah jam kerja perawat dalam 1
tahun.
c. Tenaga yang dibutuhkan adalah jumlah jam perawatan dalam 1 tahun dibagi jumlah jam
kerja perawat dalam 1 tahun ( a : b).

Cara Menentukan Ketenagaan Yang Tepat :


1.  Melakukan survey untuk tiap pasien dibangsal untuk 10 - 15 hari tetapi tidak dilakukan
dengan hari yang berurutan untuk mencegah pengulangan pada pasien yang sama. Tujuan
untuk menentukan jumlah pasien yang memerlukan :
 Perawatan maksimal / komplet
 Perawatan partial / sebagian / sedang
 Perawatan minimal / mandiri.
2. Membuat kumpulan data dari pasien yang mencakup tindakan keperawatan yang langsung
dan tidak langsung dalam 24 jam.
 Berapa kali dilakukan dalam 24 jam
 Berapa lamanya waktu yang digunakan dalam tiap kegiatan, yang bertujuan untuk
mengetahui macam perawatan apa yang dibutuhkan oleh pasien apakah perawatan 
maksimal, partial atau minimal.
3.  Membuat kumpulan data dari kategori perawat yang melaksanakan kegiatan itu dengan
jumlah waktunya.
4.  Hitung jumlah jam yang dipakai untuk tiap aktivitas dalam tiap waktu dinas ( pagi,  sore,
malam) menurut kualifikasi pasien.
5.  Golongkan aktivitas / kegiatan keperawatan kedalam 2 bagian : professional dan non-
professional.
6. Setelah menghitung tenaga yang dibutuhkan maka perlu tambahan waktu untuk  
pengembangan.

KESIMPULAN  
            Pengelolaan tenaga keperawatan adalah hal yang mutlak harus dilakukan oleh setiap
pinpinan keperawatan untuk mendukung tercapainya hasil kerja atau kinerja yang optimal secara
efisien dan efektif dalam rangka peningkatan dan mempertahankan kualitas pelayanan dan
asuhan keperawatan selama 24 jam terus menerus. Untuk itu setiap pengelola keperawatan harus
mampu memahami dan dapat menerapkan berbagai peraturan pengelolaan tenaga keperawatan
dengan baik, sehingga dapat diperoleh selain kinerja yang optimal secara efisian dan efektif juga
diperoleh kepuasan kerja perawat yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pasien/keluarga. Dengan demikian tujuan individu perawat dan tujuan organisasi dapat dicapai
dengan baik.

            Klasifikasi pasien & perencanaan tenaga keperawatan yang tepat adalah merupakan suatu
proses pemikiran dan penentuan kebijakan dari hal-hal yang akan dilaksanakan oleh pimpinan 
untuk masa yang akan datang dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga keperawatan yang
tepat. Dalam upaya efisiensi dan efektifitas serta mempertahankan kualitas pelayanan
keperawatan di rumah sakit, maka semua pengelola keperawatan diharapkan mampu menyusun 
perencanaan tenaga keperawatan berdasarkan analisa kegiatan dan perhitungan yang cermat,
sehingga dapat dicapai efisiensi dan efektifitas dalam pelayanan keperawatan dengan harapan
dapat diperoleh kinerja yang optimal.

PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN (DONGLAS, 1984)


RSUD……………………………………..Bulan…………..tahun:……….
RUANG: ……………………………….  INSTALASI: …………………………….
Mengeth.
Tgl. Pagi Sore Malam
Supervsor
Min Inter Max Jml Min Inter Max Jml Min Inter Max Jml Paraf Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

20
21
22
23
24

25

26
27

28

29

30

31
Jml.

Rata2

Index 0,17 0,27 0,36 0,14 0,15 0,30 0,07 0,10 0,20

Jml. ………+………. + ………+……. +……….= ………+………+……  = …….+…….+


Tena ……….= …… …… …….. …….=……..
ga libur:1/3 x
……   = ……..
+
Jumlah            
     =……….
Ada                  
     =………--
Kurang/lebih  
    = ……….

Mengetahui/Menyetujui …………., tgl…………………

Kasubag Tata Usaha Kepala Ruang Keperawatan


(__________________________) (__________________________)

DIREKTUR RSUD RUPIT


KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

dr. Jeri Afrimando


Penata III.c
NIP. 19840430 201101 1 008

Anda mungkin juga menyukai