Anda di halaman 1dari 20

Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

PANDUAN
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
RS LAWANG MEDIKA

1
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

TIM PENYUSUN
1. Santi Wulandari, Amd. Kep
2. Ajeng Prastisica Ambarini, Amd. Keb

2
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................................3
PERATURAN DIREKTUR....................................................................................................................................5
BAB I DEFINISI..................................................................................................................................................7
BAB II RUANG LINGKUP....................................................................................................................................8
BAB III TATA LAKSANA......................................................................................................................................9
3.1 Tata laksana Assesmen Hak dan Kewajiban Pasien di Rumah Sakit.................................................9
3.2 Tata Laksana Identifikasi Nilai-Nilai dan Kepercayaan Pasien.........................................................11
3.3 Tata Laksana Pemenuhan Kebutuhan Privasi.................................................................................11
3.4 Tata Laksana Perlindungan Harta Milik Pasien...............................................................................12
3.5 Tata Laksana Perlindungan Pasien dari Kekerasan Fisik.................................................................13
3.6 Tata Laksana Pemberian Persetujuan Tindakan Kedokteran..........................................................13
3.7 Tata Laksana Pemberian Persetujuan Umum (General Consent)...................................................16
3.8 Daftar Tindakan yang memerlukan Informed Consent di RS Lawang Medika................................17
3.9 Tata Laksana DNR...........................................................................................................................18
BAB IV DOKUMENTASI...................................................................................................................................19
BAB V PENUTUP.............................................................................................................................................20
5.1 KESIMPULAN..................................................................................................................................20
5.2 SARAN............................................................................................................................................20

3
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA


RUMAH SAKIT LAWANG MEDIKA

Disusun oleh
Ketua Pokja

Santi Wulandari, Amd. Kep


NIK.19.20.06.35

Diperiksa dan Disetujui oleh


Direktur Rumah Sakit Lawang Medika

dr. Yuni Kartika Sari, MMRS


NIK. 12.20.03.01

4
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT LAWANG MEDIKA
NOMOR : 111/PER.DIR/RSLM/VII.2022
TENTANG :
PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN

DIREKTUR RUMAH SAKIT LAWANG MEDIKA

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mendukung pelayanan kesehatan yang bermutu dan
profesional khususnya dalam hak dan kewajiban pasien ,diperlukan penanganan
secara maksimal melalui suatu pedoman;
b. Bahwa Peraturan Direktur Nomor 129/SK.DIR/RSLM/VI/2017 tentang Pedoman
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien, perlu dilakukan perubahan sesuai dengan
perkembangan mengenai tata laksana Hak dan Kewajiban Pasien di Rumah Sakit;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b,
maka perlu ditetapkan Peraturan Direktur RS Lawang medika tentang Pedoman
Hak dan Kewajiban Pasien di RS Lawang Medika;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;


2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Undang – Undang Nomro 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan;
6.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2014 tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien;
7. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2020 tentang Akreditasi Rumah
Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Nomor 111/SK.DIR/RSLM/ VII.2022 yang dimaksud dengan :
1. Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki seseorang atau badan hukum
untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
2. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan.

5
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Direktur ini meliputi seluruh staff Rumah Sakit dan berkewajiban
melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga.

Pasal 3
1. Hak pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua kontak di rumah sakit,
staffnya, serta pasien dan keluarganya.
2. Tujuannya agar pasien dan keluarga memahami apa yang menjadi hak dan
kewajibannya.

Pasal 4
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku, Peraturan Direktur Nomor
129/SK.DIR/RSLM/VI/2017 tentang Pedoman Panduan Hak dan Kewajiban Pasien Lawang
Medika Tahun 2017, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5
Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkannya.

Ditetapkan di : Lawang
Pada tanggal : 01 Juli 2022
Direktur RS Lawang Medika

dr. Yuni Kartika Sari, MMRS


NIK. 12.20.03.01

6
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT LAWANG MEDIKA
NOMOR 111/PER.DIR/RSLM/VII.2022
TENTANG PANDUAN
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN

PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN

BAB I
DEFINISI

Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki seseorang atau badan hukum untuk
mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu, sedang kewajiban adalah sesuatu yang harus
dilakukan, menurut Joko Wiyono (2000).

Pemberian Informasi tentang hak dan kewajiban pasien adalah informasi yang diberikan oleh
pihak Rumah Sakit kepada pasien atau keluarganya yang mencakup informasi tentang hak dan kewajiban
pasien. Hak pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua kontak di rumah sakit, staffnya, serta
pasien dan keluarganya.

General Consent atau persetujuan umum adalah pernyataan kesepakatan yang diberikan oleh
pasien terhadap peraturan rumah sakit yang bersifat umum.

Persetujuan tindakan kedokteran atau Informed consent adalah pernyataan setuju (consent) atau
ijin dari seseorang (pasien) yang diberikan secara bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) terhadap
tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi (informed) yang
cukup tentang tindakan kedokteran yang dimaksud .

7
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

BAB II
RUANG LINGKUP

Hak pasien selalu dihubungkan dengan pemeliharaan kesehatan yang bertujuan agar pasien
mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan, dan bantuan dari tenaga kesehatan yang memenuhi
standar pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan UU No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Penjelasan hak pasien dalam pelayanan dilakukan kepada semua pasien di Instalasi Gawat Darurat,
Instalasi Kamar Bersalin, Instalasi Rawat Inap, maupun Instalasi Rawat Jalan oleh petugas pendaftaran.
Pelaksana panduan ini adalah seluruh staff Rumah Sakit dan berkewajiban melindungi dan mengedepankan
hak pasien dan keluarga.

8
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

BAB III
TATA LAKSANA

3.1 Tata laksana Assesmen Hak dan Kewajiban Pasien di Rumah Sakit
Tujuan : 
a) Mendukung hak-hak pasien dan keluarganya selama pasien mendapatkan pelayanan dan
perawatan di rumah sakit.
b) Mengidentifikasi, melindungi, dan mempromosikan hak-hak pasien.
c) Menginformasikan pasien tentang hak-hak mereka.
d) Melibatkan keluarga pasien, bila perlu, dalam keputusan tentang perawatan pasien.
e) Mendapatkan persetujuan tindakan medis (informed consent).

Kebijakan :
1) Pasien dan keluarga mendapat penjelasan tentang hak-hak mereka serta kewajiban pasien.
2) Pasien dan keluarga mendapat pemenuhan kebutuhan privasi.
3) Pasien dan keluarga mendapat perlindungan terhadap harta.
4) Pasien dan keluarga mendapat perlindungan terhadap kekerasan fisik.
5) Pasien dan keluarga berhak menolak resusitasi dan pengobatan.
6) Pasien dan keluarga memperoleh informasi hasil pengobatan.
7) Pasien dan keluarga mendapat tanggapan akan keluhan.
8) Pasien dan keluarga mendapat pelayanan kerohanian.

Pelaksanaan : 
a) Semua pasien yang masuk di Rumah Sakit Lawang Medika dilakukan asesmen tentang hak
pasien dan keluarga.
b) Rumah Sakit memberikan informasi kepada semua pasien baik pasien rawat inap maupun
pasien rawat jalan tentang hak dan kewajiban pasien.
c) Informasi secara tertulis tentang Hak dan Kewajiban Pasien diberikan kepada setiap pasien di
dalam formulir persetujuan umum.
d) Rumah Sakit mengidentifikasi pihak yang diijinkan pasien untuk berpartisiasi dalam
pengambilan keputusan terkait perawatannya dalam formulir General Consent.
e) Rumah sakit memberikan informasi mengenai perawatan pasien kepada keluarga/ pihak lain
pada situasi tertentu yaitu pada keadaan pasien kritis atau terkait penyakit menular, dengan
persetujuan dari pasien.
f) Hasil pengkajian hak pasien dan keluarga dicatat di rekam medik pasien.
g) Rumah sakit mengidentifikasi hambatan dan kebutuhan pasien dalam formulir Pre Admisi.

9
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

Hak dan Kewajiban Pasien berdasar UU No 44 tahun 2009 pasal 32 :

Hak Pasien
a. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
b. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional
c. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien, sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi
d. Memilih dokter dan dokter gigi serta kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit
e. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter dan dokter gigi lain yang
mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik didalam maupun diluar rumah sakit
f. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya
g. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan
medis, alternative tidakan, resiko, dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
h. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
i. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal
tersebut tidak mengganggu pasien lainnya
j. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit
k. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya
l. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianut
m. Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk kerahasiaan rekam medis
n. Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis
o. Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian dalam suatu penelitian
kesehatan
p. Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas pelayanan yang diterima
q. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standart pelayanan melalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
r. Menggugat dan/ atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standart, baik secara perdata maupun pidana.

Kewajiban Pasien
a. Mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah sakit
b. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara berkewajiban
c. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung, dan hak tenaga kesehatan serta petugas
lainnya yang bekerja di rumah sakit
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan pengetahuannya
tentang masalah kesehatannya
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan yang
dimilikinya

10
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit dan
disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelsan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana terapi yang
direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/ atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan
oleh tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

3.2 Tata Laksana Identifikasi Nilai-Nilai dan Kepercayaan Pasien


Tujuan :
a) Petugas RS mampu mengidentifikasi nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut oleh pasien
b) Petugas RS memahami peran mereka dalam melindungi hak pasien dan keluarga dalam hal
beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
c) Petugas RS memahami keragaman kultural yang ada.

Pelaksanaan :
1) Saat pasien dinyatakan rawat inap oleh DPJP, pasien/ keluarga mengisi kolom agama yang dianut di
lembar keluar masuk.
2) Pasien/ keluarga mengisi formulir pre admisi pada saat mendaftar di TPP.
3) Jika ada kebutuhan khusus pasien tentang spiritual, perawat akan menindaklanjuti untuk
dikoordinasikan dengan bidang terkait.
4) Jika kebutuhan pasien tentang kerohanian, perawat akan berkoordinasi dengan TPP untuk
penyediaan petugas rohaniawan.
5) Petugas menghormati kepercayaan pasien terhadap suatu hal sesuai dengan aturan Rumah Sakit,
misalnya :
a) Menolak dilakukan transfuse darah karena kepercayaan.
b) Menolak pulang hari tertentu karena kepercayaan.
c) Menolak dilayani oleh petugas laki-laki pada pasien perempuan.
d) Menolak diberikan imunisasi pada anaknya.
e) Menolak dirawat oleh medis dan mencari pengobatan alternatif.
f) Tidak makan suatu jenis makanan tertentu , missal : daging sapi, ikan tidak bersisik,
dll.

3.3 Tata Laksana Pemenuhan Kebutuhan Privasi

Tujuan :
- Melindungi hak privasi pasien secara optimal.
- Sebagai acuan bagi petugas rumah sakit dalam memberikan pelayanan dan asuhan kesehatan.
Kebijakan :

11
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

Mengacu pada Peraturan Direktur Rumah Sakit Lawang Medika Nomor 073/SK.DIR/RSLM/VI.2017
tentang Pelayanan Kebutuhan Privasi Pasien, Rumah Sakit menjamin kebutuhan privasi pasien
selama perawatan dan pengobatan di Rumah Sakit.

Pelaksanaan :
- Setiap pasien yang mendapat pelayanan kesehatan dirumah sakit mempunyai data-data rekam
medis yang disimpan di bagian rekam medis.
- Diberlakukannya formulir pelepasan infomasi/ perlindungan privasi tentang data pasien
kepada seseorang yang ditunjuk atau dikehendaki pasien untuk menerima informasi perihal
penyakitnya.
- Pelakasanaan Tindakan yang berhubungan dengan penyakit yang diderita pasien disampaikan
di ruangan tertutup.
- Informasi berkenaan dengan pasien hanya boleh diberikan kepada pasien dan keluarga inti
atau wali yang ditunjuk.
- Peminjaman dan pembukaan data rekam medis harus disetujui oleh pasien secara tertulis.
- Peminjaman data rekam medis untuk keperluan penelitian harus seizin direktur rumah sakit
secara tertulis.
- Tidak memasang data informasi pasien yang dirawat di rumah sakit secara terbuka.

3.4 Tata Laksana Perlindungan Harta


Tujuan :
Melindungi harta benda pasien dari pencurian atau kehilangan.

Kebijakan :
1) Mengacu pada peraturan Direktur Rumah Sakit Lawang Medika Nomor
075/SK.DIR/RSLM/VI.2017 tentang Upaya Perlindungan harta Milik Pasien di Rumah Sakit
Lawang Medika, pasien yang dilindungi harta bendanya yaitu:
a) Pasien tidak sadar.
b) Pasien yang tidak mampu mengamankan harta benda miliknya.
2) Semua pasien mendapat informasi tentang perlindungan barang milik pribadi pasien selama
berada di Rumah sakit.

Pelaksanaan :
a) Harta benda / barang milik pasien (di IGD/ pasien rawat inap/ pasien yang tidak mampu
mengambil keutusan untuk menjaga harta benda mereka karena tidak sadarkan diri atau tidak
didampingi penunggu) dicatat dalam buku daftar harta benda pasien.
b) Rumah Sakit menyediakan fasilitas pengamanan barang yaitu lemari dengan kunci serta buku
serah terima barang yang berada di IGD, (untuk pasien dalam kondisi tertentu yang tidak
mampu mengamankan barang miliknya, misal : pasien KLL, pasien dalam kondisi gawat
darurat)
c) Petugas mengisi form penitipan barang yang ditandatangani oleh perawat, pengantar pasien,
beserta saksi/ keluarga pasien.
d) Barang milik pasien disimpan di lemari dan dikunci.

12
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

e) Kunci lemari dibawa oleh penanggung jawab shift.


f) Pengambilan barang oleh pasien/ keluarga dilakukan dengan mencocokkan form serah terima
barang dan ditandatangani kedua pihak ( pihak RS dan pasien).

3.5 Tata Laksana Perlindungan Pasien dari Kekerasan Fisik


Tujuan :
Melindungi pasien dari penganiayaan fisik dan verbal yang mungkin dapat dilakukan oleh
pengunjung, pasien lain, dan petugas.

Pelaksanaan :
a) Rumah sakit melindungi pasien dan keluarganya dari kekerasan fisik terutama pada pasien
yang tidak mampu melindungi dirinya seperti bayi, anak-anak, manula, perempuan, pasien
jiwa, pasien koma, penyandang cacat/ kelemahan fisik dan lain sebagainya, dengan
pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil dan terisolasi, seperti pada ruang inap
bersalin, Ruang inap anak, dan Ruang inap bayi.
b) Pengawasan ketat terhadap ruang perawatan bayi dan anak-anak untuk mencegah penculikan
dan perdagangan pada bayi dan anak-anak seperti pada ruang fototerapi dan ruang bayi.
c) Semua pengunjung yang masuk rumah sakit harus memakai identitas yang dapat dikeluarkan
oleh TPP/ security, pengunjung yang mencurigakan diperiksa dan diinfestigasi oleh petugas.
d) Kekerasan pada lansia dapat dicegah dengan beberapa tindakan prefentif antara lain
mengingatkan keluarga agar tidak meninggalkan orang tua atau lansia berada sendirian di
ruang perawatan.
e) Membatasi jumlah pasien yang masuk keruang perawatan dengan menerapkan ketentuan
hanya mereka yang menggunakan “Kartu Penunggu Pasien” yang boleh memasuki ruang
perawatan.
f) Pada ruang perawatan wanita, pendamping pasien adalah keluarga inti (suami, saudara
kandung) atau anggota keluarga yang lain. Rumah sakit melindungi pasien dari kesalahan
asuhan medis dengan cara mengidentifikasi pasien sesuai prosedur, memberikan asuhan
medis sesuai panduan praktek klinis dan clinical pathway, mengupayakan sarana / prasarana
yang setara untuk asuhan medik dan keperawatan, melakukan sosialisasi kepada semua
tenaga kesehatan yang bertugas.

3.6 Tata Laksana Pemberian Persetujuan Tindakan Kedokteran


Pengertian :
Pemberian persetujuan oleh pasien / keluarga yang ditunjuk terhadap tindakan kedokteran yang
meliputi prosedur pembedahan dan atau Tindakan invasive, anestesi, sedasi, penggunaan darah
dan produk darah, perawatan atau tindakan bersiko tinggi.

Tujuan :
- Sebagai bukti tertulis bahwa pasien telah menyetujui tindakan kedokteran yang akan
dilakukan.
- Memberikan perlindungan secara hukum kepada dokter dan pasien atas tindakan
kedokteran yang dilakukan.

13
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

Pelaksanaan :
1) Persetujuan dapat diberikan apabila pasien merupakan individu yang berkompeten.
Pasien dikatakan kompeten apabila termasuk sebagai pasien dewasa atau bukan anak-anak,
telah atau pernah menikah, tidak terganggu kesadaran fisiknya, mampu berkomunikasi secara
wajar, tidak mengalami retardasi mental, dan tidak mengalami penyakit mental sehingga
mampu membuat keputusan secara bebas.
2) Persetujuan tindakan kedokteran dilakukan oleh pasien dan atau keluarga pasien yang ditunjuk
setelah menerima penjelasan tentang tindakan kedokteran yang akan dilakukan.
3) Dokter atau dokter gigi yang akan melakukan tindakan medik mempunyai tanggung jawab
utama memberikan informasi dan penjelasan yang diperlukan. Apabila berhalangan, informasi
dan penjelasan yang harus diberikan dapat diwakilkan kepada dokter atau dokter gigi lain
dengan sepengetahuan dokter atau dokter gigi lain dengan sepengetahuan dokter atau dokter
gigi yang bersangkutan.
Penjelasan harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti atau cara
lain yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman.
Penjelasan tersebut dicatat dan didokumentasikan dalam berkas rekam medis oleh dokter atau
dokter gigi yang memberikan penjelasan dengan mencantumkan :
Tanggal
Waktu
Nama
Tanda tangan pemberi penjelasan dan penerimaan penjelasan.
4) Hal-hal yang disampaikan pada penjelasan adalah :
a) Penjelasan tentang diagnosis dan keadaan kesehatan pasien meliputi :
- Temuan klinis dari hasil pemeriksaan medis hingga saat tersebut.
- Diagnosis penyakit atau dalam hal belum dapat ditegakkan, maka sekurang-kurangnya
diagnosis kerja dan diagnosis banding.
- Indikasi atau keadaan klinis pasien yang membutuhkan dilakukannya tindakan kedokteran.
- Prognosis apabila dilakukan tindakan dan apabila tidak dilakukan Tindakan.
b) Penjelasan tentang tindakan kedokteran yang dilakukan meliputi :
- Tujuan tindakan kedokteran yang dapat berupa tujuan preventif, diagnostik, terapeutik
ataupun rehabilitatif.
- Tata cara pelaksanaan tindakan apa yang akan dialami pasien selama dan sesudah tindakan,
serta efek samping atau ketidaknyamanan yang mungkin terjadi
- Alternatif tindakan lain berikut kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan
tindakan yang direncanakan
- Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi pada masing-masing alternatif Tindakan
- Perluasan tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi keadaan darurat akibat resiko
dan komplikasi tersebut atau keadaan tak terduga lainnya
- Perluasan tindakan kedokteran yang tidak terdapat indikasi sebelumnya, hanya dapat
dilakukan untuk menyelamatkan pasien. Setelah perluasan tindakan kedokteran dilakukan,
dokter atau dokter gigi harus memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga terdekat.
c) Penjelasan tentang resiko dan komplikasi tindakan kedokteran adalah semua resiko dan
komplikasi yang dapat terjadi mengikuti tindakan kedokteran yang dilakukan, kecuali :

14
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

- Resiko dan komplikasi yang sudah menjadi pengetahuan umum


- Resiko dan komplikasi yang sangat jarang terjadi atau dampaknya sangat ringan
- Resiko dan komplikasi yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya (unforeseable).
d) Penjelasan tentang prognosis meliputi :
- Prognosis tentang hidup-matinya (ad vitam)
- Prognosis tentang fungsinya (ad functionam)
- Prognosis tentang kesembuhan (ad senationam).
5) Pihak yang berhak memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi adalah :
a) Pasien sendiri yaitu apabila telah berumur 18 tahun atau telah menikah.
b) Bagi pasien dibawah umur 18 tahun, persetujuan (informed consent) atau penolakan tindakan
medis diberikan oleh mereka menurut urutan hak sebagai berikut :
- Ayah ibu kandung
- Saudara-saudara kandung
c) Bagi pasien dibawah umur 18 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya
berhalangan hadir, persetujuan (informed concent) atau penolakan tindakan medis diberikan
oleh mereka menurut hak sebagai berikut :
- Ayah/ibu adopsi
- Saudara-saudara kandung
- Indung semang
d) Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan (informed concent) atau penolakan
tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak sebagai berikut :
- Ayah/ibu kandung
- Wali yang sah
- Saudara-saudara kandung
e) Bagi pasien dewasa yang berada dibawah pengampunan (curatelle) persetujuan atau
penolakan tindakan medis diberikan menurut hal tersebut :
- Wali
- Curator
f) Bagi pasien dewasa yang telah menikah, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan
oleh mereka menurut urutan hal tersebut :
- Suami/istri
- Ayah/ibu kandung
- Anak-anak kandung
- Saudara-saudara kandung
6) Setiap tindakan kedokteran yang mengandung resiko tinggi harus memperoleh persetujuan tertulis
yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan. Persetujuan tertulis dibuat dalam
bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran.
7) Jika orang yang berhak memberikan persetujuan menolak menerima informasi dan kemudian
menyerahkan sepenuhnya kepada kebijakan dokter atau dokter gigi, maka orang tersebut dianggap
telah menyetujui kebijakan medis apapun yang akan dilakukan dokter atau dokter gigi.
8) Setiap Penolakan tindakan medis harus didokumentasikan secara tertulis .
Akibat penolakan Tindakan kedokteran tersebut menjadi tanggungjawab pasien.

15
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

9) Persetujuan yang sudah diberikan dapat ditarik Kembali setiap saat, kecuali Tindakan kedokteran
yang direncanakan sudah sampai pada tahap pelaksanaan yang tidak mungkin lagi dibatalkan.
10) Dalam hal persetujuan Tindakan kedokteran diberikan oleh keluarga, maka yang berhak menarik
Kembali adalah anggota keluarga tersebut atau anggota keluarga lainnya yang kedudukan
hukumnya lebih berhak sebagai wali.
11)Demi kepentingan pasien, persetujuan tindakan kedokteran tidak diperlukan bagi pasien gawat
darurat dalam keadaan tidak sadar dan tidak didampingi oleh keluarga pasien yang berhak
memberikan persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran.
12) Dalam hal tindakan medik yang menyangkut kesehatan reproduksi, persetujuan harus diberikan
oleh pasangannya (suami/ istri).

3.7 Daftar Tindakan yang memerlukan Informed Consent di RS Lawang Medika


Berdasar Peraturan Direktur No 130/PER.DIR/RSLM/VIII.2022, berikut ditetapkan daftar Tindakan
yang memerlukan persetujuan terpisah (Informed consent) di RS Lawang Medika sebagai berikut :
A) Kebidanan dan Kandungan
- Sectio Caesarea
- Histerectomi
- Operasi kista ovarium
- Operasi MOW
- Tindakan Curretage
- Operasi kista Bartholin
- Operasi KET
- Insersi IUD
- Salpingo Ovarectomy

B) Bedah Umum
- Hernia inguninal lateral/ medial/ bilateral
- Tumor jinak payudara
- Tumor ganas payudara
- Appendicitis akut ( non perforasi)
- Appendicitis perforasi
- Hemoroidektomi
- Insisi abses (drainage + debridemen)
- Eksisi soft tissue tumor
- Ekstraksi kuku (LA)
- Eksterpasi soft tissue tumor
- Water seal drainage (WSD)
- Polip rectal
- Fidtulektomy simple
- Laparotomy explorasi trauma atau diagnostic
- Reseksi anastomose karena trauma
- Istmulobektomy

16
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

- Nerkotomy debridement

C) Tindakan Bedah Orthopedi


- Femur & Hip : Fraktur & dislokasi, ORIF, close reduction & internal fiksasi, fiksasi eksternal.
- Knee Joint : dislokasi dan cidera ligament, ORIF, close reduction &eksternal support.
- Tibia & fibula, ankle fraktur & dislokasi : ORIF
- Elbow : dislocation close & open reduction.
- Wrist : dislocation close & open reduction.
- Hand : ORIF , fiksasi eksterna, close/ open reduction & ekternal, art
- Humerus : ORIF, fikasi ekternal, close reduction & eksternal support
- Foot : fraktur, dislokasi pada tarsils bone, metatarsal, phalangs.
- Repair tendon pada ekstremitas atas/ bawah
- Debridemen
- Repair muscle
- Skin Graft (STSG, FTSG)
- Flap pada ekstremitas

D) Non Bedah
- Transfusi darah
- Pemeriksaan tes HIV

E) Tindakan Anastesia
- Anestesi umum
- Anestesi Regional dengan spinal blok
- Anestesi Regional dengan epidural
- Anestesi local dengan blok perifer
- Pemasnagan vena sentral
- Pemasangan ETT.

3.8 Tata Laksana Pemberian Persetujuan Umum (General Consent)


Tujuan :
Sebagai acuan dalam pelaksanaan persetujuan umum terhadap pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada pasien, meningkatkan pertisipasi pasien dan keluarga dalam rencana tatalaksana,
agar keluarga dan pasien mendapatkian informasi yang benar dan akurat, memperoleh izin dari
pasien dan keluarga dalam proses perawtan dan pengobatan, penjaminan pasien, hak dan
kewajiban pasien.

Tata Laksana :
1. Petugas yang memberikan penjelasan memperkenalkan diri kepada pasien atau keluarganya
dna menyampaikan penjelasan tentang informasi yang dibutuhkan.

17
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

2. Informasi yang disampaikan oleh petugas adalah pelayanan kesehatan yang akan diberikan
kepada pasien di unit pelayanan sesuai penyakit dan kondisi pasien saat berkunjung, yang
meliputi :
a) Perawatan dan pengobatan di Rumah Sakit.
b) Pemasangan alat kesehatan (tidak termasuk alat yang membutuhkan persetujuan khusus).
c) Pelepasan Informasi
d) Penjelasan Hak dan Kewajiban Pasien.
e) Penyimpanan barang berharga milik pasien.
f) Kebutuhan Privasi Pasien dijaga.
g) Pembiayaan/ jaminan kesehatan.
h) Kejadian tidak terduga/ tidak diharapkan.

3. Penjelasan harus diberikan secara lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti atau dengan
cara lain agar dapat mempermudah pemahaman.
4. Pasien/ keluarga diberi kesempatan untuk bertanya atau mendapat penjelasan ulang dari
petugas.
5. Pasien / keluarga mengisi dan menandatangani Formulir Persetujuan Umum ( General
Consent).
6. Persetujuan terhadap pelayanan kesehatan harus sudah diisi dengan ditandatangani sebelum
pasien masuk unit.
7. Formulir Persetujuan Umum (General Consent) yang sudah ditandatangani dimasukkan
kedalam berkas rekam medis pasien.
8. Petugas mencatat didokumentasikan dalam berkas rekam medis dengan mencantumkan
tangga, waktu, nama, dan tanda tangan pemberi dan penerima penjelasan.

3.9 Tata Laksana DNR


Tujuan :
- Sebagai suatu proses dimana pasien atau keluarga bisa memilih prosedur nyaman dalam
hal bantuan hidupp oleh tenaga medis dalam kasus henti jantung atau henti nafas.
- Agar petugas kesehatan mengetahui bahwa pasien tersebut sudah memutuskan DNR
sehingga tidak melakukan usaha CPR bila henti nafas atau henti jantung.

Pelaksanaan :
- DNR dilakukan berdasarkan permintaan dari pasien atau keluarga dalam kondisi sadar
penugh.
- Apabila ada permintaan DNR dari pasien, petugas memberikan formulir DNR untuk diisi
oleh pasien/ keluarga.
- Formulir DNR yang sudah diisi, dimasukkan kedalam berkas rekam medis pasien.
- Seluruh petugas medis, apabila menemui pasien dalam kondisi henti jantung atau henti
nafas, dilarang melakukan tindakan resusitasi pada pasien tersebut (yang di berkas rekam
medisnya ditandai dengan tanda DNR.

18
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

- Perintah DNR dapat dibatalkan dengan keputusan pasien sendiri atau dokter yang
merawat, atau oleh wali yang sah. Dalam hal ini, catatan DNR direkam medis harus pula
dibatalkan dan gelang DNR (jika ada) harus dimusnahkan.

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Dokumentasi Perlindungan Hak Pasien dan Keluarga adalah :


a) Formulir general consent
b) Formulir permintaan rohaniawan
c) Formulir permintaan menyimpan harta benda
d) Formulir pelepasan informasi/ pembukaan rahasia kedokteran
e) Formulir permintaan privasi
f) Formulir pemberian informasi tindakan kedokteran
g) Formulir persetujuan / penolakan tindakan kedokteran (Informed consent)
h) Formulir DNR
i) Formulir Second Opinion
2. Semua hal dalam proses mendapatkan persetujuan tindakan kedokteran harus dicatat dalam
dokumen rekam medis.
3. Seluruh dokumen mengenai persetujuan tindakan kedokteran harus disimpan di dokumen rekam
medis.
4. Format persetujuan tindakan kedokteran atau penolakan tindakan kedokteran, menggunakan
formulir dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Diketahui dan ditandatangani oleh dua orang saksi. Tenaga keperawatan bertindak sebagai salah
satu saksi.
b. Formulir asli harus disimpan dalam berkas rekam medis pasien.
c. Formulir harus sudah mulai diisi dan ditandatangani 24 jam sebelum tindakan kedokteran.
d. Dokter atau dokter gigi yang memberikan penjelasan harus ikut membubuhkan tanda tangan
sebagai bukti bahwa telah memberikan informasi dan penjelasan secukupnya.
e. Sebagai tanda tangan, pasien dan keluarganya yang buta huruf harus membubuhkan cap jempol
jari kanan.

19
Panduan Hak dan Kewajiban Pasien

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil panduan ini maka dapat disimpulkan bahwa, pemberian informasi tentang
hak dan kewajiban pasien adalah informasi yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit kepada pasien
atau keluarganya yang mencakup informasi tentang hak dan kewajiban pasien. Tujuannya agar
pasien dan keluarga memahami apa yang menjadi hak dan kewajibannya. Pelaksana panduan ini
adalah seluruh staff Rumah Sakit dan berkewajiban melindungi dan mengedepankan hak pasien
dan keluarga. Pemberian informasi mengenai hak dan kewajiban pasien secara tertulis yang
terdapat pada formulir persetujuan umum. Jika pasien masih belum paham, maka petugas RS
Lawang Medika akan memberikan penjelasan ulang.

5.2 SARAN
Demikian Panduan Hak dan Kewajiban Pasien di Rumah Sakit Lawang Medika ini dibuat, tidak
ada yang sempurna hasil ciptaan manusia termasuk panduan ini, karena kesempurnaan hanya milik
Allah SWT semata, untuk itu saran dan kritik membangun sangat kami harapkan demi perbaikan
panduan ini di masa datang.
Mudah-mudahan dengan adanya panduan ini memudahkan semua komponen yang ada di
Rumah Sakit dalam meningkatkan Mutu dan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada hamba-hambanya yang selalu berlomba
dalam kebaikan.

20

Anda mungkin juga menyukai