Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok 2
BANDUNG
2022
A. KONFLIK
1. Konsep
Konflik merupakan sebuah persepsi. Konflik memiliki dua pandangan yaitu
pandangan tradisional atas konflik dan pandangan interaksionis atas konflik.
Pandangan tradisional atas konflik memandang konflik sebagai hasil dari kegagalan
fungsi yang diakibatkan oleh buruknya komunikasi, kurangnya keterbukaan dan
kepercayaan di setiap orang, serta manajer gagal tanggap terhadap kebutuhan dan
aspirasi karyawan, pandangan ini juga menyatakan bahwa konflik merupakan hal
yang buruk dan harus dihindari. Sedangkan, pandangan interaksionis atas konflik
memandang bahwa adanya konflik dengan tetap pada level yang minimal dapat
membantu dan menjaga suatu kelompok.
2. Definisi Konflik
Konflik merupakan proses yang diawali dengan ketika suatu hal yang
dipedulikan oleh pihak pertama dipandang secara negatif oleh pihak lainnya.
3. Indikator Konflik
a. Konflik Fungsional, Indikator konflik fungsional yaitu, persaingan untuk
mendapatkan prestasi, pergerakan bersifat positif menuju tujuan, merangsang
kreativitas dan inovasi, adanya dorongan untuk melakukan perubahan dan
anggota yang saling mendukung.
b. Konflik Disfungsional, Indikator konflik disfungsional yaitu, mendominasi
diskusi, tidak senang bekerja dalam kelompok, pertengkaran antar individu, dan
ketegangan dalam tim.
c. Sumber Konflik, yaitu 1) Komunikasi, ketika berkomunikasi tidak jarang terjadi
kesalahpahaman, adanya hambatan dalam komunikasi yang nantinya berpotensi
menjadi konflik, 2) Struktur, dalam hal ini struktur meliputi ukuran kelompok,
peranan atau derajat dalam kelompok, kesesuaian antara anggota dan tujuan, gaya
kepemimpinan, dan sebagainya, serta 3) Variabel-variabel pribadi, hal ini
mencakup kepribadian, emosi, dan nilai.
4. Proposisi Konflik
1. Konflik yang disebabkan oleh delegasi atau peran dalam suatu kelompok
seringkali mengakibatkan perasaan terpinggirkan atau terkucilkan pada beberapa
anggota kelompok.
2. Terjadinya konflik dapat menstimulasi kreativitas dan inovasi, membantu
perkembangan evaluasi diri sendiri maupun kelompok, dapat menciptakan
gagasan-gagasan baru, menilai ulang tujuan dan aktivitas kelompok, serta
meningkatkan kemungkinan bahwa kelompok akan memberikan tanggapan
terhadap perubahan.
3. Konflik akan menyebabkan komunikasi yang buruk, penurunan solidaritas dalam
kelompok, dan berkurangnya usaha pencapaian tujuan kelompok karena
pertikaian yang terjadi.
4. Konflik akan menurunkan kepuasan dan kepercayaan antar anggota kelompok.
5. Penurunan penyebaran informasi diantara anggota.
6. Pada titik ekstrim, konflik dapat memuat kelompok menjadi berhenti.
2. Definisi Negosiasi
Negosiasi adalah suatu proses yang terjadi ketika dua pihak atau lebih dari itu
memutuskan bagaimana caranya mengalokasikan sumber daya yang langka untuk
mencapai suatu tujuan.
3. Indikator Negosiasi
a. Perundingan Distributif, merupakan negosiasi yang bertujuan untuk melakukan
negosiasi dengan adanya salah satu pihak yang mengalami kemenangan atas apa
yang dinegosiasikan.
b. Perundingan Integratif, merupakan negosiasi yang berupaya mencari satu atau
lebih kesepakatan yang dapat memberikan solusi kemenangan bagi kedua belah
pihak.
4. Preposisi Negosiasi
a. Persiapan dan perencanaan, hal ini diperlukan agar dapat mengetahui arah dan
tujuan negosiasi, serta dapat merencanakan strategi dan BATNA (Best Alternative
To a Negotiated Agrreement).
b. Pemahaman mengenai hal-hal mendasar dalam prosedur negosiasi, hal ini
diperlukan karena dapat berpengaruh pada subjek dan objek negosiasi.
c. Klarifikasi dan pembenaran, hal ini sangat berdampak dalam proses komunikasi
sebagai jalan tengah apabila terdapat kesalahpahaman dalam proses negosiasi.
d. Perundingan dan pemecahan masalah, hal ini diperlukan karena sesuai urgensi
negosiasi yaitu adanya atau keputusan sebagai hasil dari negosiasi.
e. Penutupan dan implementasi proses negosiasi, hal ini menjadi sebuah simbolis
kesepakatan antara kedua belah pihak atau lebih yang bernegosiasi dalam
menerima keputusan negosiasi.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, S. P., & Judge, T.A. (2015). Perilaku Organisasi. (R. Saraswati, Trans.) Jakarta:
Salemba Empat.