Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KONFLIK DAN NEGOSIASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi

Dosen Pengampu:

Dr. Hj. Nani Imaniyati, M.Si

Dr. Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si

Disusun oleh:

Kelompok 2

Alda Septia Hasibuan 2101648

Farha Sharique Jusuf 2103332

Maya Hardiyanti 2102858

Zahra Putri Khoerunisya 2103008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2022
A. KONFLIK
1. Konsep
Konflik merupakan sebuah persepsi. Konflik memiliki dua pandangan yaitu
pandangan tradisional atas konflik dan pandangan interaksionis atas konflik.
Pandangan tradisional atas konflik memandang konflik sebagai hasil dari kegagalan
fungsi yang diakibatkan oleh buruknya komunikasi, kurangnya keterbukaan dan
kepercayaan di setiap orang, serta manajer gagal tanggap terhadap kebutuhan dan
aspirasi karyawan, pandangan ini juga menyatakan bahwa konflik merupakan hal
yang buruk dan harus dihindari. Sedangkan, pandangan interaksionis atas konflik
memandang bahwa adanya konflik dengan tetap pada level yang minimal dapat
membantu dan menjaga suatu kelompok.

2. Definisi Konflik
Konflik merupakan proses yang diawali dengan ketika suatu hal yang
dipedulikan oleh pihak pertama dipandang secara negatif oleh pihak lainnya.

3. Indikator Konflik
a. Konflik Fungsional, Indikator konflik fungsional yaitu, persaingan untuk
mendapatkan prestasi, pergerakan bersifat positif menuju tujuan, merangsang
kreativitas dan inovasi, adanya dorongan untuk melakukan perubahan dan
anggota yang saling mendukung.
b. Konflik Disfungsional, Indikator konflik disfungsional yaitu, mendominasi
diskusi, tidak senang bekerja dalam kelompok, pertengkaran antar individu, dan
ketegangan dalam tim.
c. Sumber Konflik, yaitu 1) Komunikasi, ketika berkomunikasi tidak jarang terjadi
kesalahpahaman, adanya hambatan dalam komunikasi yang nantinya berpotensi
menjadi konflik, 2) Struktur, dalam hal ini struktur meliputi ukuran kelompok,
peranan atau derajat dalam kelompok, kesesuaian antara anggota dan tujuan, gaya
kepemimpinan, dan sebagainya, serta 3) Variabel-variabel pribadi, hal ini
mencakup kepribadian, emosi, dan nilai.

4. Proposisi Konflik
1. Konflik yang disebabkan oleh delegasi atau peran dalam suatu kelompok
seringkali mengakibatkan perasaan terpinggirkan atau terkucilkan pada beberapa
anggota kelompok.
2. Terjadinya konflik dapat menstimulasi kreativitas dan inovasi, membantu
perkembangan evaluasi diri sendiri maupun kelompok, dapat menciptakan
gagasan-gagasan baru, menilai ulang tujuan dan aktivitas kelompok, serta
meningkatkan kemungkinan bahwa kelompok akan memberikan tanggapan
terhadap perubahan.
3. Konflik akan menyebabkan komunikasi yang buruk, penurunan solidaritas dalam
kelompok, dan berkurangnya usaha pencapaian tujuan kelompok karena
pertikaian yang terjadi.
4. Konflik akan menurunkan kepuasan dan kepercayaan antar anggota kelompok.
5. Penurunan penyebaran informasi diantara anggota.
6. Pada titik ekstrim, konflik dapat memuat kelompok menjadi berhenti.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konflik


a. Kepribadian setiap orang dalam tim. Tim yang memiliki keterbukaan yang tinggi
dan emosional yang stabil dapat mengubah konflik menjadi peningkatan kinerja.
b. Dalam konflik tugas, level dari konflik tersebut berpengaruh pada perkembangan
kinerja, jika konflik dalam level rendah maka dapat meningkatkan kreativitas
sedangkan jika dalam level tinggi maka akan menurunkan kinerja.
c. Pemahaman mengenai konflik itu sendiri. Dalam menentukan apakah konflik
tersebut fungsional atau disfungsional diperlukan pemahaman yang tidak hanya
dilihat dari tipe konflik nya saja, tetapi dilihat juga dari dimana konflik tersebut
terjadi.
d. Heterogenitas anggota, heterogenitas ini akan mempengaruhi konflik karena pasti
setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda, selain itu heterogenitas juga
akan berpengaruh terhadap kualitas pengambilan keputusan atas konflik dan
kreativitas.
e. Emosi, emosi memiliki peranan besar dalam membentuk persepsi. Emosi negatif
memiliki kemungkinan akan menyebabkan kehilangan kepercayaan dan
menempatkan interpretasi negatif terhadap perilaku pihak lain, sedangkan emosi
positif akan meningkatkan kecenderungan melihat hubungan yang potensial di
antara permasalahan yang terjadi, melihat situasi dengan sudut pandang yang
luas, dan mengembangkan solusi yang inovatif.
B. NEGOSIASI
1. Konsep
Negosiasi merupakan proses yang dilakukan apabila terdapat dua pihak atau
lebih yang bertukar barang maupun jasa dan berupaya untuk sepakat pada nilai
tukar yang telah disepakati oleh pihak tersebut. Istilah lain dari negosiasi yaitu
perundingan. Negosiasi terdapat dua pendekatan umum yaitu perundingan
distributif dan perundingan integratif. Perundingan distributif merupakan proses
negosiasi atas siapa yang memperoleh pembagian dari bagian yang tetap. Bagian
yang tetap disini merupakan satu set jumlah barang dan jasa untuk dibagikan.
Ketika bagian tersebut sifatnya tetap atau para pihak menyukainya, maka hal ini
cenderung akan melakukan kegiatan perundingan distributif. Esensi dari
Perundingan distributif ini yaitu pihak satu dengan pihak kedua mempresentasikan
dua negosiator. Hasil terendah yang dapat diterima merupakan titik pertahanan yang
dimiliki masing-masih pihak yang artinya salah satu pihak akan memutuskan
negosiasi daripada menerima kesepakatan yang kurang menguntungkan. Sedangkan
dalam perundingan integratif dapat diasumsikan bahwa ada salah satu atau lebih
kemungkinan kesepakatan yang bisa menciptakan solusi kemenangan bagi kedua
pihak. Maka dengan hal ini kedua belah pihak harus terlibat guna berjalan dengan
baik. Perundingan integratif mengikat para negosiator dan memungkinkan mereka
dapat meninggalkan meja perundingan jika merasa telah mencapai kemenangan.

2. Definisi Negosiasi
Negosiasi adalah suatu proses yang terjadi ketika dua pihak atau lebih dari itu
memutuskan bagaimana caranya mengalokasikan sumber daya yang langka untuk
mencapai suatu tujuan.

3. Indikator Negosiasi
a. Perundingan Distributif, merupakan negosiasi yang bertujuan untuk melakukan
negosiasi dengan adanya salah satu pihak yang mengalami kemenangan atas apa
yang dinegosiasikan.
b. Perundingan Integratif, merupakan negosiasi yang berupaya mencari satu atau
lebih kesepakatan yang dapat memberikan solusi kemenangan bagi kedua belah
pihak.
4. Preposisi Negosiasi
a. Persiapan dan perencanaan, hal ini diperlukan agar dapat mengetahui arah dan
tujuan negosiasi, serta dapat merencanakan strategi dan BATNA (Best Alternative
To a Negotiated Agrreement).
b. Pemahaman mengenai hal-hal mendasar dalam prosedur negosiasi, hal ini
diperlukan karena dapat berpengaruh pada subjek dan objek negosiasi.
c. Klarifikasi dan pembenaran, hal ini sangat berdampak dalam proses komunikasi
sebagai jalan tengah apabila terdapat kesalahpahaman dalam proses negosiasi.
d. Perundingan dan pemecahan masalah, hal ini diperlukan karena sesuai urgensi
negosiasi yaitu adanya atau keputusan sebagai hasil dari negosiasi.
e. Penutupan dan implementasi proses negosiasi, hal ini menjadi sebuah simbolis
kesepakatan antara kedua belah pihak atau lebih yang bernegosiasi dalam
menerima keputusan negosiasi.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Negosiasi


a. Perbedaan Individual dalam Efektivitas Negosiasi
1) Sifat kepribadian dalam negosiasi, hal ini berpengaruh dalam dinamika
jalannya negosiasi. Orang yang bersifat ramah dengan orang yang bersifat
acuh akan berbeda saat melakukan negosiasi.
2) Suasana hati atau emosi dalam negosiasi, hal ini perlu diperhatikan karena
akan mempengaruhi keputusan yang dihasilkan.
3) Budaya dalam negosiasi, faktor budaya dapat mempengaruhi negosiasi
karena masing-masing budaya memiliki syarat dan ketentuan tersendiri
dalam bernegosiasi.
4) Perbedaan Gender di dalam negosiasi.
b. Negosiasi dengan Pihak Ketiga, ketika negosiasi antara dua belah pihak tidak
dapat menghasilkan keputusan, maka perlu adanya pihak ketiga yang dapat
berperan sebagai mediator , arbitrator, dan konsiliator dalam menentukan hasil
negosiasi.

DAFTAR PUSTAKA
Robbins, S. P., & Judge, T.A. (2015). Perilaku Organisasi. (R. Saraswati, Trans.) Jakarta:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai