Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN PPOK

Disusun Oleh:

Agustin Rahayu (12171001)


Andini Ismi Nahdlin (12171004)
Annisa Puspa Ningsih (12171007)
Anugrah Putri Syafira (12171008)
Aulia Karunia Rizki (12171009)
Dwi Istiqamah (12171013)
Enjiy Liyana (12171014)
Ervina Egi Alvionita (12171015)
Linda Mardiana (12171022)
Lulu Lutfiah (12171023)
Oktafiani Latifah (12171033)
Perdana Rizky Ilahi (12171034)
Phatzka Elnunez (12171035)
Rahma Winne E.A (12171036)

STIKes Pertamedika

Jl. Bintaro Raya No. 10 Tanah Kusir


Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan 12240
Telpon : (021) 7234122, 7207184 Fax : (021) 7234126
Website : www.stikes-pertamedika.ac.id || Email : stikespertamedika@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pendidikan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah kami masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta , 17 Januari 2019

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................................................................. 3
2.1 Definisi .......................................................................................................................................... 3
2.2 Etiologi .......................................................................................................................................... 4
2.3 Patofisiologi................................................................................................................................... 5
2.4 Pathway......................................................................................................................................... 7
2.5 Komplikasi ..................................................................................................................................... 7
2.6 Manifestasi Klinis .......................................................................................................................... 8
2.7 Pemeriksaan Penunjang................................................................................................................ 9
2.8 Penatalaksanaan ........................................................................................................................... 9
2.9 Pencegahan ................................................................................................................................. 10
2.10 Asuhan Keperawatan .................................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP ......................................................................................................................................... 37
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................. 37
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai dengan
keterbatasan aliran udara didalam saluran napas yang tidak sepenuhnya reversible dan bersifat
progresif (Depkes RI, 2004). Indikator diagnosis PPOK adalah penderita diatas usia 40 tahun,
dengan sesak napas yang progresif, memburuk dengan aktivitas, persisten, batuk kronik,
produksi sputum kronik. Biasanya terdapat riwayat pejanan rokok, asap atau gas berbahaya di
dalam lingkungan kerja atau rumah. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO), menunjukkan pada
tahun 2002 PPOK telah menempati urutan kelima penyebab utama kematian setelah penyakit
kardiovaskuler (WHO, 2002). Diperkirakan pada tahun 2030 akan menjadi penyebab kematian
ketiga di seluruh dunia. Menurut American Lung Association (ALA), PPOK merupakan
penyebab utama keempat kematian di Amerika Serikat. Hasil survei penyakit tidak menular oleh
Direktur Jendral PPM & PL di 5 Rumah Sakit di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Lampung dan Sumatera Selatan pada tahun 2004, PPOK menempati urutan pertama
penyumbang angka kesakitan (35%) (Depkes RI, 2004).
Berdasarkan sudut pandang fisioterapi, pasien PPOK menimbulkan berbagai tingkat
gangguan yaitu impairment berupa nyeri dan sesak nafas, edema, terjadinya perubahan pola
pernapasan, rileksasi menurun, perubahan postur tubuh, functional limitation meliputi gangguan
aktivitas sehari-hari karena keluhan-keluhan tersebut diatas dan pada tingkat participation
retriction yaitu berat badan menjadi menurun. Modalitas fisioterapi dapat mengurangi bahkan
mengatasi gangguan terutama yang berhubungan dengan gerak dan fungsi diantaranya
mengurangi nyeri dada dengan menggunakan terapi latihan yang berupa breathing exercise akan
mengurangi spasme otot pernafasan, membersihkan jalan napas, membuat menjadi nyaman,
melegakan saluran pernapasan (Helmi, 2005). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
peran fisioterapi pada pasien PPOK sangatlah bermanfaat, maka dari itu penulis ingin

1
2

mempelajari lebih lanjut tentang metode penanganan fisioterapi pada kasus Penyakit Paru
Obstruksi Kronik (PPOK) eksaserbasi akut.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui pengertian penyakit PPOK


2. Mengetahui etiologic, komplikasi, dan manifestasi klinis penyakit PPOK
3. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien PPOK
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Penyakit Paru Obstruktif Kronik selanjutnya disebut PPOK atau Cronik Obstruktive
Pulmonary Disease (COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok
penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap
aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu
kesatuan yang dikenal dengan COPD adalah asma bronchial, bronchitis kronikdan empysema
paru-paru. Sering juga penyakit-penyakit ini disebut dengan Cronik Obstruktive Lung Disease
(COLD) (Somantri 2009).
Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian.
Penyakit pada saluran pernafasan lebih sering terjadi dari pada sistem lain, salah satu penyebab
kesakitan dan kematian pada penyakit saluran pernafasan adalah penyakit paru obstruksi
kronik.PPOK adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan keterbatasan
aliran udara yang terus-menerus yang biasanya progresif dan berhubungan dengan respons
inflamasi kronis pada saluran napas dan
Paru-paru terhadap partikel atau gas yang beracun (Global Initiative for Chronic Lung
Disease, 2015).
Pasien dengan PPOK menunjukan kelemahan untuk bernafas, mereka yang menderita PPOK
akan menanggung akibat dari kurangnya oksigen. Penurunan kadar oksigen dalam sirkulasi dan
jaringan tubuh, menempatkan pasien pada risiko tinggi terhadap beberapa kondisi serius lainnya.
Akhir-akhir ini PPOK diketahui juga memiliki efek sistemik dengan manisfestasi ekstra paru.
Komplikasi sistemik PPOK terdiri dari peradangan sistemik, penurunan berat badan, gangguan
musculoskeletal, gangguan kardiovaskular,gangguan hematologi, neurologi dan psikiatri (Fahri
et al, 2008; Attaran et al, 2009).
PPOK mempunyai tanda dan gejala yakni Batuk (mungkin produktif atau non produktif), dan
perasaan dada seperti terikat, mengi saat inspirasi maupun ekskresi yang dapat terdengar tanpa

3
4

stetoskop, pernafasan cuping hidung, ketakutan dan diaphoresis, batuk produktif dengan sputum
berwarna putih keabu-abuan, yang biasanya terjadi pada pagi hari, inspirasi ronkhi kasar dan
whezzing, sesak nafas (Jaap CA Tappenburg,2008).

2.2 Etiologi

Etiologi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau chronic obstructive pulmonary disease
(COPD) adalah kerusakan jalan nafas atau kerusakan parenkim paru. Kerusakan ini dapat
disebabkan oleh :
1. Merokok
Merokok hingga saat ini masih menjadi penyebab utama dari PPOK, termasuk perokok pasif.
World Health Organitation (WHO) memperkirakan pada tahun 2005, 5.4 juta orang meninggal
akibat konsumsi rokok. Kematian akibat rokok diperkirakan akan meningkat hingga 8.3 juta
kematian pertahun pada tahun 2030 [3].
Merokok merangsang makrofag melepaskan fator kemotaktik netrofil dan elastase yang akan
menyebabkan destruksi jaringan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penurunnan fungsi paru
dan perubahan struktur paru pada pasien yang merokok telah terjadi jauh sebelum gejala klinis
PPOK muncul.
2. Faktor Lingkungan
PPOK dapat muncul pada pasien yang tidak pernah merokok. Faktor lingkungan dicurigai
dapat menjadi penyebabnya namun mekanisme belum diketahui pasti. Pada negara dengan
penghasilan sedang hingga tinggi, merokok merupakan penyebab utama PPOK, namun pada
negara dengan penghasilan rendah paparan terhadap polusi udara merupakan penyebabnya.
Faktor risiko yang berasal dari lingkungan antara lain adalah polusi dalam ruangan, polusi luar
ruangan, zat kimia dan debu pada lingkungan kerja, serta infeksi saluran nafas bagian bawah
yang berulang pada usia anak.
3. Defisiensi enzim Alpha1-antitrypsin (AAT)
AAT merupakan enzim yang berfungsi untuk menetralisir efek elastase neutrophil dan
melindungi parenkim paru dari efek elastase. Defisiensi AAT merupakan faktor predisposisi
pada Emfisema tipe panasinar. Defisiensi AAT yang berat akan menyebabkan emfisema
5

prematur pada usia rata-rata 53 tahun untuk pasien bukan perokok dan 40 tahun pada pasien
perokok.
Penyebab PPOK Lainnya

Hal lain yang dapat menyebabkan PPOK adalah :


 Hiperresponsif jalan nafas
 Penggunaan obat intravena
 Sindrom Immunodefisiensi
 Sindrom vaskulitis

2.3 Patofisiologi

Patofisiologi penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau chronic obstructive pulmonary
disease utamanya adalah perubahan pada saluran nafas, tapi dapat juga ditemukan perubahan
pada jaringan parenkim paru dan pembuluh darah paru. Sebagian besar kasus PPOK disebabkan
karena paparan zat berbahaya, paling sering disebabkan oleh asap rokok. Mekanisme
patofisiologi masih belum jelas, namun diperkirakan disebabkan oleh banyak faktor.

1. Kerusakan Jalan Nafas


Perubahan struktural jalan nafas yang terjadi adalah atrofi, metaplasia sel skuamosa,
abnormalitas siliar, hyperplasia sel otot polos, hiperplasia kelenjar mukosa, inflamasi dan
penebalan dinding bronkial. Inflamasi kronik pada bronkitis kronik dan emfisema ditandai
dengan peningkatan jumlah Sel Limfosit T CD8, neutrofil, dan monosit/makrofag. Sebagai
perbandingan, inflamasi pada Asma ditandai dengan adanya peningkatan Sel limfosit T CD4,
eosinophil dan interleukin (IL)-4 dan IL-5. Namun hal ini tidak bisa digunakan untuk diagnosis,
karena ada kondisi Asma yang berkembang menjadi PPOK.

2. Kerusakan Parenkim Paru


Emfisema menyebabkan kerusakan pada struktur distal dari bronkiolus terminal. Struktur ini
terdiri dari bronkiolus, duktus alveoulus, dan saccus alveoli yang secara keseluruhan disebut
asinus. Kerusakan alveoli akan menyebabkan gangguan aliran udara melalui dua mekanisme,
6

yaitu dengan berkurangnya elastisitas dinding jalan nafas dan penyempitan jalan nafas. Terdapat
3 pola morfologik Emfisema, yaitu :
Centracinar
Ditandai dengan kerusakan pada bronkiolus dan bagian sentral dari asinus. Tipe emfisema ini
biasanya ditemukan pada perokok dan lobus paru atas merupakan bagian yang rusak paling
parah.
Panacinar
Ditandai dengan kerusakan menyeluruh pada semua bagian asinus. Tipe ini biasanya
menyebabkan kerusakan parah pada lobus paru bawah dan biasanya ditemukan pada pasien
dengan defisiensi alfa 1 antitrypsin.
Distal Acinar
Kerusakan terjadi pada struktur distal jalan nafas, duktus dan saccus alveolar. Tipe emfisema ini
terlokalisasi pada septa fibrous atau pleura dan akan menyebabkan pembentukan bullae. Bullae
apikal yang ruptur dapat menyebabkan timbulnya pneumothoraks spontan.

3. Kerusakan pembuluh darah paru


Perubahan pada pembuluh darah paru berupa hyperplasia tunika intima dan otot polos akibat
vasokonstriksi kronik dari arteri kecil paru yang dipicu oleh hipoksia.
7

2.4 Pathway

2.5 Komplikasi

Komplikasi dari Penyakit Paru Obstruksi Kronik adalah:


1. Bronkhitis akut
2. Pneumonia
3. Emboli pulmo
4. Kegagalan ventrikel kiri yang bersamaan bisa memperburuk PPOK stabil
(Lawrence M. Tierney, 2002

Komplikasi Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) menurut Grece & Borley
(2011), Jackson (2014) dan Padila (2012):
8

a. Gagal napas akut atau Acute Respiratory Failure (ARF).


b. Corpulmonal
c. Pneumothoraks

2.6 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis menurut Reeves (2006) dan Mansjoe 2008) pasien dengan penyakit paru
obstruksi kronis adalah perkembangan gejala-gejala yang merupakan ciri dari PPOK yaitu :
malfungsi kronis pada sistem pernafasan yang manifestasi awalnya ditandai dengan batuk dan
produksi dahak khususnya yang muncul di pagi hari. Napas pendek sedang yang berkembang
menjadi nafas pendek akut.
Dipiro et.al (2008), menyebutkan bahwa penyebab terjadinya PPOK karena kerterbatasan
aliran udara. Terbatasnya aliran udara ini karena kelebihan sekresi mukus, terjadi kontraksi pada
otot bronkial di perifer sehingga terjadi penyempitan saluran udara.
Tanda dan gejala lainnya sebagai berikut:
1. Kelemahan badan
2. Batuk
3. Sesak napas
4. Sesak napas saat aktivitas dan napas berbunyi
5. Mengi atau wheezing
6. Ekspirasi yang memanjang
7. Bentuk dada Barrel Chest pada penyakit lanjut
8. Penggunaan otot bantu pernapasan
9. Suara napas melemah
10. Kadang ditemukan pernapasan paradoksal
9

2.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Tes fungsi paru-paru (spirometri) akan dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
spirometer. Fungsi paru-paru akan dinilai melalui volume hembusan napas pasien, yang
dikonversikan dalam sebuah grafik.
2. Tes darah, untuk memastikan apakah pasien menderita penyakit lain, seperti anemia dan
polisitemia, yang memiliki gejala serupa dengan PPOK. Tes darah juga digunakan untuk
memeriksa antitripsin alfa-1.
3. Analisis gas darah arteri. Tes ini untuk melihat kandungan oksigen dan karbondioksida
dalam darah.
4. Foto Rontgen dada. Foto Rontgen dada dilakukan untuk mendeteksi ganguan pada paru-
paru.
5. CT scan, yang dapat menunjukkan gambaran paru-paru secara lebih detail.
6. Elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiogram, guna memeriksa kondisi jantung.
7. Pengambilan sampel dahak.

2.8 Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan PPOK adalah:


1. Memeperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala tidak hanya pada fase akut, tetapi
juga fase kronik.
2. Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktivitas harian.
3. Mengurangi laju progresivitas penyakit apabila penyakitnya dapat dideteksi lebih awal.
Penatalaksanaan PPOK pada usia lanjut adalah sebagai berikut:
1. Meniadakan faktor etiologi/presipitasi, misalnya segera menghentikan merokok,
menghindari polusi udara.
2. Membersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai cara.
3. Memberantas infeksi dengan antimikroba. Apabila tidak ada infeksi antimikroba tidak
perlu diberikan. Pemberian antimikroba harus tepat sesuai dengan kuman penyebab
infeksi yaitu sesuai hasil uji sensitivitas atau pengobatan empirik.
10

4. Mengatasi bronkospasme dengan obat-obat bronkodilator. Penggunaan kortikosteroid


untuk mengatasi proses inflamasi (bronkospasme) masih controversial.
5. Pengobatan simtomatik.
6. Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul.
7. Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan. Oksigen harus diberikan dengan aliran
lambat 1– 2 liter/menit.
8. Tindakan rehabilitasi yang meliputi:
a) Fisioterapi, terutama bertujuan untuk membantu pengeluaran secret bronkus.
b) Latihan pernapasan, untuk melatih penderita agar bisa melakukan pernapasan
yang paling efektif.
c) Latihan dengan beban oalh raga tertentu, dengan tujuan untuk memulihkan
kesegaran jasmani.
d) Vocational guidance, yaitu usaha yang dilakukan terhadap penderita dapat
kembali mengerjakan pekerjaan semula.
e) Pengelolaan psikosial, terutama ditujukan untuk penyesuaian diri penderita
dengan penyakit yang dideritanya.

2.9 Pencegahan

Anda dapat mencegah PPOK dengan menjalani kebiasaan gaya hidup yang sehat. Berikut
adalah beberapa tips yang dapat membantu menjaga paru-paru Anda dan anggota keluarga tetap
sehat:

1. Berhenti merokok
Tips pertama adalah, tentu saja, untuk menghentikan penyebab utama PPOK. Jika anggota
keluarga Anda tidak pernah merokok, jangan memulainya. Jika anggota keluarga Anda merokok,
mereka harus berhenti demi kesehatan diri serta keluarga. Meskipun Anda pernah merokok,
berhenti dapat membantu memperlambat perkembangan PPOK dan membatasi kerusakan paru.
Risiko merokok juga berlaku bagi perokok pasif. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, 10
persen dari kematian terkait rokok diakibatkan oleh asap rokok.
Berhenti merokok sangatlah penting jika Anda memiliki kadar protein alpha-1 antitrypsin yang
rendah (protein yang diperlukan untuk melindungi paru-paru dan hati). Orang yang menderita
11

defisiensi alpha-1 antitrypsin bisa mengurangi risiko PPOK parah mereka jika mereka
mendapatkan suntikan alpha-1 antitrypsin secara teratur. Anggota keluarga dari seseorang yang
menderita defisiensi alpha-1 antitrypsin harus diuji untuk kondisi tersebut.

2. Hindari polusi udara


Memasak di tungku api terbuka atau tungku kayu dapat meningkatkan risiko PPOK
dan flare-up PPOK. Ini sangat berlaku bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan. Iritan
saluran napas lainnya (seperti polusi udara, asap kimia, dan debu) juga dapat membuat PPOK
menjadi lebih parah, tetapi merokok jauh lebih penting dalam menyebabkan penyakit ini.

3. Hindari paparan dari pekerjaan


Beberapa pekerjaan terpapar polusi tinggi, seperti penambang dan pekerja kimia. PPOK akan
memburuk jika pasien terpapar bahaya kerja seperti debu batubara, asap kimia, debu beton, debu
mineral, dan debu kapas atau debu biji-bijian. Satu studi menemukan bahwa paparan saat
bekerja bisa berkontribusi sampai sekitar 20 persen dari kasus PPOK.
Anda harus mendorong anggota keluarga untuk berbicara dengan atasan atau mencari cara untuk
mengurangi paparan, misalnya Anda dapat menyuruh mereka untuk menggunakan masker
selama bekerja.

4. Ketahui riwayat keluarga


PPOK dapat memiliki faktor genetika yang menempatkan keluarga Anda pada faktor risiko
PPOK yang lebih tinggi, terutama jika seseorang di keluarga Anda sudah terkena PPOK. Jika
benar, Anda harus memeriksakan keluarga Anda untuk “gen PPOK.” Tes darah bisa
menunjukkan apakah Anda membawa gen tersebut.

5. Dapatkan vaksin
Sebaiknya keluarga Anda mendapatkan vaksin PPOK. Suntikan yang umum adalah
untuk flu, pneumonia, dan vaksin pertussis (disebut juga batuk rejan).
12

2.10 Asuhan Keperawatan

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 17 november 2018
Tanggal Masuk : 17 november 2018
Ruang/Kelas : 801/ III
Nomor Register : 158868
Diagnosa Medis : PPOK

1. Identitas Klien
Nama Klien : Tn. S
Jenis kelamin : Laki- laki
Usia : 62 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Betawi
Pendidikan : SMA
Bahasa yg digunakan : Bahasa Indonesia
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : JL. Perumahan Cilandak JAKSEL
Sumber biaya (Pribadi, Perusahaan, Lain-lain) : BPJS
Sumber Informasi (Klien / Keluarga) : Klien dan Keluarga

2. Resume
(Ditulis sejak klien masuk rumah sakit sampai dengan sebelum pengkajian dilakukan
meliputi : data fokus, masalah keperawatan, tindakan keperawatan mandiri serta
kolaborasi dan evaluasi secara umum)
Klien datang ke UGD pasar minggu pada tanggal 17 november 2018 pukul 19:00
WIB dengan keluhan utama sesak, TD 130/80 mmhg, N: 100x/menit, S: 37 C
RR:24x/menit, . masalah keperawatan yang di dapat adalah pola nafas tidak efektif,
13

intoleransi aktivitas,dan defiensiasi pengetahuan. Tindakan keperawatan yang dilakukan


mengukur TTV, Memberikan terapi O2 dengan nasal kanul.

3. Riwayat Keperawatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang.
1) Keluhan utama : Sesak
2) Kronologis keluhan
a) Faktor pencetus : Setelah berjalan
b) Timbulnya keluhan : ( √ ) Mendadak ( ) Bertahap
c) Lamanya : 15 menit
d) Upaya mengatasi : Relaksasi
b. Riwayat kesehatan masa lalu.
1) Riwayat Penyakit sebelumnya (termasuk kecelakaan) :
HHD, pneumonia, TB paru, peningkatan Enzim transaminase
2) Riwayat Alergi (Obat, Makanan, Binatang, Lingkungan) :
Tidak ada
3) Riwayat pemakaian obat :
Tidak ada

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan tiga generasi dari klien)

d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor risiko
Tidak Ada
Riwayat Psikososial dan Spiritual.
1) Adakah orang terdekat dengan klien : Istrinya
2) Interaksi dalam keluarga :
a) Pola Komunikasi : terbuka
b) Pembuatan Keputusan : Bersama
c) Kegiatan Kemasyarakatan : Tidak ada
14

3) Dampak penyakit klien terhadap keluarga :


Keluarga menjadi cemas dengan keadaan klien
4) Masalah yang mempengaruhi klien :
Kesehatannya
5) Mekanisme Koping terhadap stress
(√ ) Pemecahan masalah
( ) Makan
( ) Tidur
( ) Minum obat
( ) Cari pertolongan
( ) Lain-lain (Misal : marah, diam)
6) Persepsi klien terhadap penyakitnya
a) Hal yang sangat dipikirkan saat ini :
Kesehatannya
b) Harapan setelah menjalani perawatan :
Menjadi sehat dan dapat melakukan aktivitas seperti biasa
c) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit :
Tidak dapat beraktivitas seperti biasa
7) Sistem nilai kepercayaan :
a) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan :
Tidak ada
b) Aktivitas Agama/Kepercayaan yang dilakukan :
Melakukan solat 5 waktu
8) Kondisi Lingkungan Rumah
(Lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini) :
Lingkungan di daerah rumahnya padat penduduk dan sering truk melewati
perumahan nya
15

9) Pola kebiasaan

POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI
Sebelum Sakit /
Di Rumah sakit
sebelum di RS
1. Pola Nutrisi
a. Frekuensi makan : …… X / 3x/hari 3x/hari
hari
b. Nafsu makan : baik/tidak Baik Baik
Alasan : ……..(mual,
muntah, sariawan)
c. Porsi makanan yang 1porsi 1porsi
dihabiskan
d. Makanan yang tidak disukai ………………………… ………………………………
e. Makanan yang membuat ………………………… ………………………………
alergi
f. Makanan pantangan ………………………… ………………………………
g. Makanan diet ………………………… ………………………………
h. Penggunaan obat-obatan ……..…………………. …………………….…………
sebelum makan
i. Penggunaan alat bantu ……..…………………. ……..………………….
(NGT, dll)

2. Pola Eliminasi
a. B.a.k. :
1) Frekuensi : ………. X / 2x/hari Tidak tentu
hari
2) Warna : ………….. Kuning Kuning
3)Keluhan : …………….. ………………………… ………………………………
4) Penggunaan alat bantu ……..…………………. ……..……………………
(kateter, dll)
16

b. B.a.b :
1) Frekuensi :…………. 1x/hari 2x/hari
X / hari
2) Waktu : pagi pagi
(Pagi / Siang / Malam /
Tidak tentu)
3) Warna : ………….. kuning kuning
4)Kosistensi : …………….. lembek lembek
5) Keluhan : ……………….. ………………………… ………………………..
6)Penggunaan Laxatif : ……..…………………. ………………………………
..…………..

3. Pola Personal Hygiene


a. Mandi
1) Frekuensi :…………. 2x/hari 1x/hari
X / hari
2) Waktu : Pagi/ Sore/ pagi/sore pagi
Malam

b. Oral Hygiene
1) Frekuensi :…………. 2x/hari 1x/hari
X / hari
2) Waktu : Pagi / Siang/ pagi/sore pagi
Setelah makan
c. Cuci rambut
1) Frekuensi :…………. 3x/minggu 2x/minggu
X / minggu

4. Pola Istirahat dan Tidur


a. Lama tidur siang : …. Jam / 4jam 3 jam
hari
17

b. Lama tidur malam : …. Jam / 8 jam 7jam


hari
c. Kebiasaan sebelum tidur : Berdoa Berdoa
………..........

5. Pola Aktivitas dan Latihan.


a. Waktu bekerja : Tidak bekerja Tidak bekerja
Pagi/Siang/Malam
b. Olah raga : ( ) Ya ( ) 1x/minggu Tidak olahraga
Tidak
c. Jenis olah raga : …………… jalan santai tidak ada
d. Frekuensi olahraga : … X / 1x/minggu Tidak ada
minggu
e. Keluhan dalam beraktivitas sesak saat terlalu banyak ……..………………….
(Pergerakan tubuh /mandi/ aktivitas
Mengenakan pakaian/ Sesak
setelah beraktifitas dll)

6. Kebiasaan yang Mempengaruhi


Kesehatan
a. Merokok : Ya / Tidak tidak tidak
1) Frekuensi : ……..…………………. ……..………………….
…………………..
2) Jumlah : ……..…………………. ……..………………….
…………………..
3) Lama Pemakaian : ……..…………………. ……..………………….
…………..
b. Minuman keras / NABZA:
Ya / Tidak Tidak tidak
1) Frekuensi : ……….. ……..…………………. ………………………………
2) Jumlah : ………….. ………………………… ……..……………………….
18

3) Lama Pemakaian : ……. ……..…………………. ………………………………

4. Pengkajian Fisik :
a. Pemeriksaan Fisik Umum :
1) Berat badan : ……60……Kg (Sebelum Sakit : …60…Kg)
2) Tinggi Badan : ……158……cm
3) Keadaan umum : ( ) Ringan (√ ) Sedang ( ) Berat
4) Pembesaran kelenjar getah bening : ( ) Tidak
( ) Ya, Lokasi………..

b. Sistem Penglihatan :
1) Posisi mata : (√ ) Simetri ( ) Asimetris
2) Kelopak mata : (√ ) Normal ( ) Ptosis
3) Pergerakan bola mata : (√ ) Normal ( ) Abnormal
4) Konjungtiva : (√ ) Merah muda ( ) Anemis ( ) Sangat Merah
5) Kornea : (√ ) Normal ( ) Keruh/ berkabut
( ) Terdapat Perdarahan
6) Sklera : ( ) Ikterik (√ ) Anikterik
7) Pupil : (√ ) Isokor ( ) Anisokor
( ) Midriasis ( ) Miosis
8) Otot-otot mata : (√ ) Tidak ada kelainan ( ) Juling keluar
( ) Juling ke dalam ( ) Berada di atas
9) Fungsi penglihatan : (√ ) Baik ( ) Kabur
( ) Dua bentuk / diplopia
10) Tanda-tanda radang : tidak ada
11) Pemakaian kaca mata : (√ ) Tidak ( ) Ya, Jenis….…………
12) Pemakaian lensa kontak : tidak ada
13) Reaksi terhadap cahaya : tidak sensitif

c. Sistem Pendengaran :
1) Daun telinga : (√ ) Normal ( ) Tidak, Kanan/kiri……………
19

2) Karakteristik serumen (warna, kosistensi, bau) : kuning, lunak, tidak bau


3) Kondisi telinga tengah: (√ ) Normal ( ) Kemerahan
( ) Bengkak ( ) Terdapat lesi
4) Cairan dari telinga : ( √ ) Tidak ( ) Ada,……
( ) Darah, nanah dll.
5) Perasaan penuh di telinga : ( ) Ya (√ ) Tidak
6) Tinitus : ( ) Ya (√ ) Tidak
7) Fungsi pendengaran : ( ) Normal ( √) Kurang
( ) Tuli, kanan/kiri …..….
8) Gangguan keseimbangan : (√ ) Tidak ( ) Ya,………
9) Pemakaian alat bantu : ( ) Ya ( ) Tidak

d. Sistem Wicara : (√ ) Normal ( ) Tidak :………..


( ) Aphasia ( ) Aphonia
( ) Dysartria ( ) Dysphasia
( ) Anarthia

e. Sistem Pernafasan :
1) Jalan nafas : ( ) Bersih
( √ ) Ada sumbatan; sekret.
2) Pernafasan : ( ) Tidak Sesak (√ ) Sesak :…………..
3) Menggunakan otot bantu pernafasan : (√ ) Ya ( ) Tidak
4) Frekuensi : …24…. x / menit
5) Irama : ( ) Teratur ( √) Tidak teratur
6) Jenis pernafasan : Kausmaull( Spontan, Kausmaull, Cheynestoke, Biot,)
7) Kedalaman : ( ) Dalam (√ ) Dangkal
8) Batuk : ( ) Tidak (√ ) Ya …….(Produktif/Tidak
9) Sputum : ( ) Tidak ( √ ) Ya ..(Putih/Kuning/Hijau)
10) Konsistensi : ( ) Kental (√ ) Encer
11) Terdapat darah : ( ) Ya ( √ ) Tidak
12) Palpasi dada : simetris & tidak ada lesi
20

13) Perkusi dada : sonor


14) Suara nafas : ( ) Vesikuler (√ ) Ronkhi
( ) Wheezing ( ) Rales
15) Nyeri saat bernafas : ( ) Ya (√ ) Tidak
16) Penggunaan alat bantu nafas : ( ) Tidak ( √ ) Ya nasal kanul………..

Sistem Kardiovaskuler :
1) Sirkulasi Peripher
a) Nadi ..100. x/ menit : Irama : (√ ) Teratur ( ) Tidak teratur
Denyut : ( ) Lemah ( ) Kuat
b) Tekanan darah : 130/80 mm/Hg
c) Distensi vena jugularis : Kanan : ( ) Ya ( ) Tidak
Kiri : ( ) Ya ( ) Tidak
d) Temperatur kulit ( √ ) Hangat ( ) Dingin
e) Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Cyanosis (√ ) Kemerahan
f) Pengisian kapiler : 2 detik
g) Edema : ( ) Ya,………. ( √ ) Tidak
( ) Tungkai atas ( ) Tungkai bawah
( ) Periorbital ( ) muka
( ) Skrotalis ( ) Anasarka

2) Sirkulasi Jantung
a) Kecepatan denyut apical : ………… x/menit
b) Irama : ( √ ) Teratur ( ) Tidak teratur
c) Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
d) Sakit dada : ( ) Ya (√ ) Tidak
1) Timbulnya : ( ) Saat aktivitas ( ) Tanpa aktivitas
2) Karakteristik : ( ) Seperti ditusuk-tusuk
( ) Seperti terbakar ( ) Seperti tertimpa benda berat
3) Skala nyeri :-
21

Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi :
1) Pucat : (√ ) Tidak ( ) Ya
2) Perdarahan : (√ ) Tidak ( ) Ya, …..:
( ) Ptechie ( ) Purpura ( ) Mimisan
( ) Perdarahan gusi ( ) Echimosis

Sistem Syaraf Pusat


1) Keluhan sakit kepala : tidak ada (vertigo/migrain, dll)
2) Tingkat kesadaran : (√ ) Compos mentis ( ) Apatis
( ) Somnolent ( ) Soporokoma
3) Glasgow coma scale(GCS) E : …4., M : …6.., V : …5…
4) Tanda-tanda peningkatan TIK : (√ ) Tidak ( ) Ya,………..:
( ) Muntah proyektil
( ) Nyeri Kepala hebat
( ) Papil Edema

5) Gangguan Sistem persyarafan : ( ) Kejang ( ) Pelo


( ) Mulut mencong ( ) Disorientasi
( ) Polineuritis/ kesemutan
( ) Kelumpuhan ekstremitas
(kanan / kiri / atas / bawah)
6) Pemeriksaan Reflek :
a) Reflek fisiologis : (√ ) Normal ( ) Tidak …………….
b) Reflek Patologis : ( √ ) Tidak ( ) Ya ………………..

i. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut :
1) Gigi : (√ ) Caries ( ) Tidak
2) Penggunaan gigi palsu : ( ) Ya ( √ ) Tidak
3) Stomatitis : ( ) Ya (√ ) Tidak
22

4) Lidah kotor : ( ) Ya (√ ) Tidak


5) Salifa : (√ ) Normal ( ) Abnormal
6) Muntah : (√ ) Tidak ( ) Ya,……..….
a) Isi : ( ) Makanan ( ) Cairan ( ) Darah
b) Warna : ( ) Sesuai warna makanan ( ) Kehijauan
( ) Cokelat ( ) Kuning ( ) Hitam
c) Frekuensi : ……………….X/ hari
d) Jumlah :………………..ml
7) Nyeri daerah perut : ( ) Ya,………………. (√ ) Tidak
8) Skala Nyeri : ……0……………
9) Lokasi dan Karakter nyeri :
( ) Seperti ditusuk-tusuk ( ) Melilit-lilit
( ) Cramp ( ) Panas/seperti terbakar
( ) Setempat ( ) Menyebar
( ) Berpindah-pindah ( ) Kanan atas
( ) Kanan bawah ( ) Kiri atas ( ) Kiri bawah
10) Bising usus : ……9……..x / menit.
11) Diare : ( √ ) Tidak ( ) Ya,………….
a) Lamanya : …………….. Frekuensi : ……………..x / hari.
b) Warna faeces : (√ ) Kuning ( ) Putih seperti air cucian beras
( ) Cokelat ( ) Hitam ( ) Dempul
c) Konsistensi faeces : (√ ) Setengah padat ( ) Cair ( ) Berdarah
( ) Terdapat lendir ( ) Tidak ada kelainan
12) Konstipasi : (√ ) Tidak ( ) Ya,………….
lamanya : ...... hari
13) Hepar : (√ ) Teraba ( ) Tak teraba
14) Abdomen : (√ ) Lembek ( ) Kembung ( ) Acites
( ) Distensi

j. Sistem Endokrin
Pembesaran Kelenjar Tiroid : (√ ) Tidak ( ) Ya,
23

( ) Exoptalmus ( ) Tremor
( ) Diaporesis
Nafas berbau keton : ( ) Ya (√ ) Tidak
( ) Poliuri ( ) Polidipsi ( ) Poliphagi
Luka Ganggren : (√ ) Tidak ( ) Ya, Lokasi……………
Kondisi Luka………………

k. Sistem Urogenital
Balance Cairan : Intake……700…ml; Output…675….ml
Perubahan pola kemih : ( ) Retensi ( ) Urgency ( ) Disuria
( √ ) Tidak lampias ( ) Nocturia ( ) Inkontinensia
( aritmia ) Anuria
B.a.k : Warna : (√ ) Kuning jernih ( ) Kuning kental/coklat
( ) Merah ( ) Putih

Distensi/ketegangan kandung kemih : (√ ) Ya ( ) Tidak


Keluhan sakit pinggang : ( √ ) Ya ( ) Tidak
Skala nyeri : ……0……

Sistem Integumen
Turgor kulit : (√ ) Elastis ( ) Tidak elastis
Temperatur kulit : ( √ ) Hangat ( ) Dingin
Warna kulit : (√ ) Pucat ( ) Sianosis ( √ ) Kemerahan
Keadaan kulit : ( √ ) Baik ( ) Lesi ( ) Ulkus
( ) Luka, Lokasi…………..
( √ ) Insisi operasi, Lokasi …………………………...
Kondisi……………………….…………
( ) Gatal-gatal ( ) Memar/lebam
( ) Kelainan Pigmen
( ) Luka bakar, Grade……….. Prosentase…………
( ) Dekubitus, Lokasi………….
24

Kelainan Kulit : (√ ) Tidak ( ) Ya, Jenis…………………….


Kondisi kulit daerah pemasangan Infus :………baik, tidak plebitis………
Keadaan rambut : - Tekstur : (√ ) Baik ( ) Tidak ( ) Alopesia
- Kebersihan : (√ ) Ya ( ) Tidak, …….

m. Sistem Muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : ( ) Ya (√ ) Tidak
Sakit pada tulang, sendi, kulit : ( ) Ya (√ ) Tidak
Fraktur : ( ) Ya ( √) Tidak
Lokasi : …………………………………….
Kondisi:…………………………………….
Kelainan bentuk tulang sendi : ( ) Kontraktur ( ) Bengkak
( ) Lain-lain, sebutkan : …………
Kelaianan struktur tulang belakang: ( ) Skoliasis ( ) Lordosis
( ) Kiposis
Keadaan Tonus otot : (√ ) Baik ( ) Hipotoni
( ) Hipertoni ( ) Atoni

Kekuatan Otot : 4 4 4 4 4 4 4 4

3 3 3 3 3 3 3 3

Data Tambahan (Pemahaman tentang penyakit):


Klien memahami tentang penyakit yang dideritanya

5. Data Penunjang (Pemeriksaan diagnostik yang menunjang masalah : Lab, Radiologi,


Endoskopi dll )
Radioterapi thorax : susp internallung deases

6. Penatalaksanaan (Therapi / pengobatan termasuk diet )


25

Curcuma 3x1, pumikort 2x1, combivent 4x/sehari, combivent 4x/hari,


methylprednisolon 3x 62,5 mg, amioplacestisin, amiophilin, ceftriaxon 1x2gr,nacl 0,9%
Ranitidn 2x50gr

1. Data Fokus

Data Subyektif Data Obyektif


1. Klien mengatakan sesak nafas 1. TD: 130/80 S:36,8C, N: 84X/mnt,
2. Klien mengatakan batuk diserati RR;22x/mnt
dahak 2. Pernafasan dibantu otot dada
3. Klien mengatakan letih, lemas 3. Klien tampak sesak
apabila terlalu banyak aktivitas 4. Hasil radiologi dengan kesan: sus
4. Klien mengatakan tidur hanya 3-4 intertiral lung disense, infected
jam di malam hari bronchiectasis, emfisema patronal
5. Klien mengatakan tidak nyaman 5. Klien menggunakan nasal kanul
dengan kondisi pencahayaan pada 6. Klien tampak lemah
malam hari 7. Klien tampak lesu
6. Klien mengatakan ketidakpuasaan 8. Klien tampak tidak terbiasa dengan
dalam tidur kondisi rawat inap
9. Klien tampak kurang nyaman dengan
keadaan rawat inap

2. Analisa Data
No. Data Masalah Etiologi
1. DS
1. Klien mengatakan Ketidakefektifan pola napas Keletihan
sesak nafas
2. Klien mengatakan
26

batuk diserati dahak


DO
1. TD: 130/80 S:36,8C,
N: 84X/mnt,
RR;22x/mnt
2. Pernafasan dibantu
otot dada
3. Klien tampak sesak
4. Hasil radiologi
dengan kesan: sus
intertiral lung
disense, infected
bronchiectasis,
emfisema patronal
5. Klien menggunakan
nasal kanul
2. DS
1. Klien mengatakan Intolerasi aktivitas Ketidakseimbangan
letih, lemas apabila antara suplei dan
terlalu banyak kebutuhan tubuh
aktivitas
DO
1. Klien tampak lemah
2. Klien tampak lesu

3. DS
f
v 1. Klien mengatakan Gangguan pola tidur Kurang privasi dan
2 tidur hanya 3-4 jam pencahayaan
di malam hari
2. Klien mengatakan
tidak nyaman dengan
27

kondisi pencahayaan
pada malam hari
3. Klien mengatakan
ketidakpuasaan
dalam tidur
DO
1. Klien tampak tidak
terbiasa dengan
kondisi rawat inap
2. Klien tampak kurang
nyaman dengan
keadaan rawat inap

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)


Tanggal Tanggal Nama
No. Diagnosa Keperawatan (P&E)
Ditemukan Teratasi Jelas
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d 26/11/18 29/11/18
keletihan
2. Intoleransi aktivitas b.d 26/11/18 29/11/18
ketidakseimbangan antara suplei dan
kebutuhan oksigen
3. Gangguan pola tidur b.d kurang privasi 26/11/18 28/11/18
dan pencahayaan

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)
28

Para
f&
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Tgl No Rencana Tindakan nam
Keperawatan (PES) Hasil
a
jelas
1. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan 1. Mengukur TTV
nafas b.d keletihan tindakan keperawatan 2. Atur intake
DS 3x24jam diharapkan untuk cairan
1. Klien masalah teratasi 3. Atur peralatan
mengatakan dengan kriteria hasil: oksigenasi
sesak nafas 1. Menunjukan 4. Kolaborasi
2. Klien jalan nafas yang
mengatakan paten
batuk diserati 2. TTv dalam
dahak rentan normal
DO
1. TD: 130/80
S:36,8C, N:
84X/mnt,
RR;22x/mnt
2. Pernafasan
dibantu otot
dada
3. Klien tampak
sesak
4. Hasil radiologi
dengan kesan:
sus intertiral
lung disense,
infected
bronchiectasis,
29

emfisema
patronal
5. Klien
menggunakan
nasal kanul

2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Mengukur TTV


b.d tindakan keperawatan 2. Membantu klien
ketidakseimbangan 3x24jam diharapkan mengidentifikasik
antara suplei dan masalah teratasi an aktivitas yang
kebutuhan oksigen dengan kriteria hasil: mampu dilakukan
DS 1. TTV normal 3. Bantu klien untuk
1. Klien 2. Sirkulasi stasus mengembangkan
mengatakan baik motivasi diri dan
letih, lemas 3. Status respirasi: penguatan
apabila terlalu pertukaran gas 4. Kolaborasi
banyak aktivitas dan ventilasi pemberian obat
DO adukat
1. Klien tampak
lemah
2. Klien tampak
lesu

3 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 1. Menjelaskan


b.d kurang privasi tindakan keperawatan pentingnya tidur
dan pencahayaan 3x24jam diharapkan yang adekuat
DS masalah teratasi 2. Ciptakan
1. Klien dengan kriteria hasil: lingkungan yang
mengatakan 1. Jumlah tidur nyaman
tidur hanya 3-4 dengan batas 3. Kolaborasi
30

jam di malam normal 6-8 pemberian obat


hari jam/hari tidur
2. Klien 2. Pola tidur
mengatakan kualitas dalam
tidak nyaman batas normal
dengan kondisi 3. Pernapasan segar
pencahayaan sesudah tidur
pada malam hari
3. Klien
mengatakan
ketidakpuasaan
dalam tidur
DO
1. Klien tampak
tidak terbiasa
dengan kondisi
rawat inap
2. Klien tampak
kurang nyaman
dengan keadaan
rawat inap
31

D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN ( CATATAN KEPERAWATAN )

Tgl./ No. Paraf dan


Tindakan Keperawatan dan Hasil
Waktu DK. Nama Jelas
28-11- 1 D 1. Mengukur TTV
2018 Hasil : TD: 110/80 N: 82X/mnt RR: 21x/mnt
S:36C
13:00 DX 1&2 2. Observasi klien
Hasil: infusan lancer terpasang nacl 0,9% 500ml
+ 360mg aminophilin 14tpm, terpasang nasal
kanul 3tpm, ku sedang dan rencana pulang
15:00 DX 2 3. Membangun motivasi diri
Hasil :klien tampak termotivasi
17:00 DX 1&2 4. Kolaborasi pemberian obat (terapi obat sore)
 Curcuma 1 tab
 Inhalasi combiven 2,5ml
 Inhalasi Pulmicort 0,5mg
 Ranitidin 50mg
 Mp 62.5 mg
Hasil: tidak ada reaksi alergi
19:00 DX 1 5. Mengukur IO
Hasil: I: 1900cc, O:1867cc, B:-33cc

27-11- DX 1&2 1. Mengukur TTV


2018 Hasil: TD: 120/80mmhg, N:78x/mnt, S: 36 C,
RR: 23x/mnt
Klien mengatakan tidak ada keluhan
DX 1,2&3 2. Obsevasi klien
Hasil: keadaan umum: sedang, terpasang nacl
0,9% o2dengan nasal kanul 31tpm,
DX 3 3. Menciptakan lingkungan yang nyaman: posisi
semi fowler
Hasil: klien tampak nyaman

4. Mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan


DX 2
dan membangun motivasi diri
Hasil: klien dapat berjalan dari tempat tidur ke
WC dan sebaliknya
32

DX 1 5. Mengukur IO
Hasil: I:700cc, O:645c, B:+55
DX 1,2&3
6. Kolaborasi pemberian obat (terapi obat sore)
 Curcuma 1 tab
 Inhalasi combiven 2,5ml
 Inhalasi Pulmicort 0,5mg
 Ranitidin 50mg
 Mp 62.5 mg
DX 3 7. Menjelaskan pentingnya tidur
Hasil: klien akan memahami penjelasan

26-11- DX 1&2 1. Mengukur ttv


Hasil: TD:110/80mmhg, S:36,7 C, RR:22x/mnt,
2018
N: 84x/mnt
DX 1&2 2. Kolaborasi pemberian obat(terapi obat siang)
 Curcuma 1 tab
 Inhalasi combiven 2,5ml
 Methlyped nisolon 62,5ml
Hasil: tidak ada alergi
3. Mengukur IO
DX 1
Hasil: I:700cc, O: 675cc, B:+25
DX 2 4. Mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan
Hasil: klien dapat berjalan dari bed dan
sebaliknya
DX 1&2 5. Mengobservasi klien
Hasil: KU: sedang, keadaan cm, terpasang
venplon no.22 di tangan kiri, nacl 0,9% 500ml,
DX 1&2 6. Mengukur ttv dan keluhan
Hasil: TD:110/80mmhg, S:36C N:98x/mnt
RR:23x/mnt. Pasien mengatakan batuk dan sesak
DX 3 7. Menciptakan lingkungan yang nyaman
Hasil: pasien tampak tenang

29-11- DX 1&2 1. Mengukur TTV


2018 Hasil: : TD:120/80mmhg, S:36,6C N:90x/mnt
RR:21x/mnt
2. Observasi klien
Hasil:terpasang nasal kanul, nacl 0,9%, keadaan
33

umum sedang
3. Terapi oksigen
Hasiil: klien tampak nyaman
4. Kolaborasi pemberian obat (terapi obat sore)
 Curcuma 1 tab
 Inhalasi combiven 2,5ml
 Inhalasi Pulmicort 0,5mg
 Ranitidin 50mg
 Mp 62.5 mg
Hasil: klien tidak alergi
5. Pasien pulang

E. E V A L U A S I ( CATATAN PERKEMBANGAN )
No. Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan
DK. Jam (Mengacu pada tujuan) Nama Jelas
Dx1 26-11- S: klien mengatakan batuk dan sesak
2018 O: ku sedang TD:110/80mmhg, S:36,7 C,
18:00 RR:22x/mnt, N: 84x/mnt
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Mengukur TTV
2. Atur intake output
3. Atur alat oksigen
4. Kolaborasi

18:00 S: klien mengatakan Lelah setelah aktivitas


O: TD:110/80mmhg, S:36,7 C, RR:22x/mnt, N:
84x/mnt
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
34

1. Mengukur TTV
2. Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
3. Bantu klien untuk membangun motivasi diri
4. Kolaborasi

18:00 S: klien mengatakan tidak dapat tidur saat malam


O: klien tidak tidak nyaman dengan lingkungan
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Menjelaskan pentingnya tidur
2. Menciptakan lingkungan yang nyaman
3. Kolaborasi pemberian obat tidur

27-11- S: klien mengatakan sesak


2018 O: TD: 120/80mmhg, N:78x/mnt, S: 36 C, RR:
18:00 23x/mnt
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Mengukur TTV
2. Atur intake output
3. Atur oksigenasi
4. Kolaborasi

S: klien mengatakan mudah Lelah saat berjalan ke WC


O: klien tampak Lelah
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervnesi
1. Mengukur TTV
2. Bantu klien meng identifikasi aktivitas yang
dapat dilakukan
35

3. Bantu klien untuk memotivasi diri


4. Kolaborasi

S: klien mengatakan sudah dapat tidur namun kadang


terbangun
O:klien tampak puas dengan tidurnya
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Jelaskan pentingnya tidur
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman
3. Kolaborasi obat tidur

28-11- S: klien mengatakan batuk dan sesak


2018 O: TD: 110/80 N: 82X/mnt RR: 21x/mnt S:36C
18:00 A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Mengukur TTV
2. Atur intake output
3. Atur alat oksigen
4. Kolaborasi

S: klien mengatakan sedikit Lelah bila berjalan ke WC


O: klien terlihat Lelah
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
1. Mengukur TTV
2. Bantu klien meng identifikasi aktivitas yang
dapat dilakukan
3. Bantu klien untuk memotivasi diri
4. Kolaborasi
36

S: klien mengatakan sudah dapat tidur tanpa terbangun


O: klien tampak segar
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan

29-11- S: klien mengatakan tidak sesak


2018 O: : TD:120/80mmhg, S:36,6C N:90x/mnt
11:00 RR:21x/mnt
A: masalah teratasi, pasien pulang
P: intervensi dihentikan

S: klien mengatakan bias berjalan walau sedikit Lelah


O: klien tampak tenang
A: masalah teratasi, pasien pulang
P: intervensi dihentikan
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Jadi, setelah melakukan diskusi dan mencari buku sumber literatur yang dapatdipercaya,
bahwa Penyakit Paru Obstruktif Kronik (COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan
untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan
resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang
membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan COPD adalah : Bronchitis kronis, emfisema
paru-paru dan asthma bronchiale (S Meltzer, 2001 : 595).
Penyakit Paru Obstruktif kronik merupakan penyakit yang menyerang sistem respirasi
dengan gangguan emfisema, asma, atau bisa ke duanya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
dan menyebabkan seseorang itu menderita penyakit paru obstruktif kronik seperti usia, jenis
kelamin, gen atau keturunan, gangguan sistem pernafasan lain, merokok, dan lingkungan.
Peran kita sebagai perawat tentunya sesuai dengan gejala dan diagnosa pada pasien, seperti
memberikan terapi oksigen pada tidak efektifnya jalan nafas, memberikan obat penenang dan
penghindar rasa nyeri serta kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.

3.2 Saran

Berusaha dan selalu bekerja sama akan membawa kita menuju keberhasilan dalam
menyelesaikan masalah dan mengerjakan tugasserta melakukan tugas dengan penuh tanggung
jawab akan membuat kita semakin menjadi dewasa dan mandiri.

37
DAFTAR PUSTAKA

Kuwalak,Jeninifer.P.2011.PATOHFISIOLOGI,Jakarta:EGC
Somantri,Irwan.2009.Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan.Jakarta:Salemba Medika
Syamsudin,Sesilia Andriani keban.2013.Buku ajar Farmakoterapi gangguan saluran
pernapasan.Jakarta:Salemba Medika
Anies.2015.Penyakit berbasis lingkungan.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media
Herdman,T.Heather.2012.Diagnosis Keperawatan.Jakarta:EGC
Huda Nurarif,Amin dan Hardi Kusuma.2015.Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnose medis dan Nanda NIC-NOC.Yogyakarta:Mediaction
http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-contect/uploads/copd.pdf

Anda mungkin juga menyukai