Disusun Oleh :
Irma Yovita
(1811312036)
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. YUANITA ANANDA, S.Kep, M.Kep
(NIP. 198808262019032012)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat-Nya
yang selalu dicurahkan kepada seluruh makhluk-Nya. Shalawat serta salam
dikirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, alhamdulillah dengan nikmat dan
hidayah-Nya, saya telah dapat menyelesaikan laporan individu praktek klinik ini
dengan judul “ANALISA SITUASI PELAKSANAAN POST CONFERENCE
DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUD dr. RASIDIN
PADANG”.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Ns. Yuanita Ananda, M.Kep.
selaku dosen pembimbing yang telaten dan penuh kesabaran membimbing saya
dalam menyusun laporan praktek klinik ini, dan kepada Ibu Ns. Debora Marpaung,
S.Kep. selaku Pembimbing Klinik (CI) RSUD dr. Rasidin yang telah memberikan
bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata saya ucapkan kepada semua
pihak yang ikut membantu dalam laporan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
ANALISA SITUASI PELAKSANAAN POST CONFERENCE
1
orang, S1 Keperawatan sebanyak 1 orang dan D3 Keperawatan sebanyak 15
orang.
2
care 2 orang, dan total care 3 orang. Berikut adalah status pasien yang
dilaporkan pada post conference :
Nama Rencana Asuhan
No. Kondisi Pasien
Pasien Keperawatan
1. Ny. D Dx : Terpasang terapi NaCl
Kelas III Hipotensi + NIDDM + 0,9% (6 j/kolf)
W Low intake + Elektrolit DD 1500 Kkal
imbalance Cek gula darah sebelum
makan
Keluhan : Berikan levemir insulin
Pasien mengatakan 1 × 10 unit
badan terasa letih dan Terapi dilanjutkan
lemas, kepala terasa
pusing.
Hari Rawatan :
Hari ke 2
Tingkat
Ketergantungan : Partial
Care
2. Ny. S Dx : Terpasang terapi NaCl
Kelas III Syndrome dyspepsia 0,9% (8 j/kolf)
W Menunggu hasil rontgen
Keluhan : thorax
Pasien mengatakan perut Terapi dilanjutkan
terasa penuh dan nyeri
hilang timbul pada perut
bagian atas.
P : nyeri dirasakan
ketika beraktifitas
Q : nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri pada perut
3
bagian atas (ulu hati)
S : skala nyeri 7
T : nyeri hilang
timbul
Hari Rawatan :
Hari 2
Tingkat
Ketergantungan :
Minimal Care
3. Ny. M Dx : Terpasang terapi NaCl
Kelas III DM tipe 2 + CKD + HT 0,9% (12 j/kolf)
W DD 1700 kkal
Keluhan : Diet rendah protein 48 gr
Pasien mengatakan Terapi sceleeding scale
badan terasa
lemas, Terapi dilanjutkan
kepala terasa pusing.
Hari Rawatan :
Hari ke 4
Tingkat
Ketergantungan :
Minimal Care
4. Tn. O Dx : Terpasang terapi NaCl
Kelas III P Hidropneumothorax + Ec 0,9% (12 j/kolf)
susp. paru + Pneumonia Tunggu hasil rontgen
thorax III dan IV
Keluhan: Concor 1,25 1 × 1
Pasien mengeluhkan Terapi dilanjutkan
sesak napas, merasakan
nyeri di dada sebelah
kiri.
Hari Rawatan :
Hari ke 5
4
Tingkat
Ketergantungan :
Partial Care
5. Tn. A Dx : Terpasang terapi NaCl
Kelas III P Efusi pleura + PPOK + 0,9% (8 j/kolf)
RVH + RBBB Tunggu hasil rontgen
thorax
Keluhan: Nebu pulmicor 2 × 1
Pasien mengeluhkan Nebu combiven 2 × 1
sesak napas, nyeri dada Terapi dilanjutkan
bagian kanan
P : nyeri dirasakan
saat beraktifitas
Q : nyeri seperti
tertusuk benda
tumpul
R : nyeri pada dada
bagian kana
S : skala nyeri 7
T : nyeri hilang
timbul
Hari Rawatan :
Hari ke 2
Tingkat
Ketergantungan :
Partial Care
6. Tn. S Dx : Terpasang terapi NaCl
Kelas II P Pneumonia + Dyspepsis + 0.9% (8 j/kolf)
Low intake Tunggu hasil rongent
thorax
Keluhan: USG abdomen
Pasien mengatakan nyeri Terapi dilanjutkan
5
di sekitar dada dan ulu
hati.
P : nyeri dirasakan
ketika beraktifitas
Q : nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri pada perut
bagian atas (ulu hati)
S : skala nyeri 7
T : nyeri hilang
timbul
Hari Rawatan :
Hari ke 2
Tingkat
Ketergantungan :
Partial Care
7. Ny. R Dx : Terpasang terapi NaCl
HCU TB + pneumonia + DM 0,9% (8 j/kolf)
MLDD 1500 kkal
Keluhan : CGD sebelum makan
Pasien mengeluhkan Digoxin dobutamin 1 × 1
sesak napas. Terapi dilanjutkan
Hari Rawatan :
Hari ke 5
Tingkat
Ketergantungan :
Total Care
8. Ny. K Dx : Terpasang terapi Asering
HCU Rex kesadaran + 12 j/kolf
Hemiparese + CKD + MC 6 × 150 cc
Elektrolit imbalance + CGD per 6 jam
HHD + NIDDM
6
Injeksi diazepam ½ amp
Keluhan : bila kejang
Mengalami penurunan Inf moxifloxacin 1 × 1
kesadaran, keadaan Terapi dilanjutkan
umum lemah, GCS 9.
Hari Rawatan :
Hari ke 5
Tingkat
Ketergantungan :
Total Care
9. Tn. A Dx : Terpasang terapi NaCl
Kelas II P Pneumonia + ADHF + 0,9%
Efusi pleura bilateral + DJ II
Hipoalbumin Tunggu rontgen I dan II
USG abdomen
Keluhan Utama : Tunggu hasil labor
Pasien mengatakan sesak Terapi dilanjutkan
napas, mengeluhkan
badan terasa lelah dan
lemas
Hari Rawatan :
Hari ke 2
Tingkat
Ketergantungan :
Partial Care
10. Ny. E Dx : Terpasang terapi Asering
HCU Afasia broca + 20 tts/i
Hemiparase dextra ec MC 1800 kkal/ 3 porsi
strokehemorage + TB + Tunggu hasil CT Scan
Susp pneumonia + Hasil labor
Atelektasis Tunggu hasil rongent
7
Keluhan : Terapi dilanjutkan
Kesulitan bicara, sesak
napas, tubuh pasien
bagian kanan susah
digerakkan
Hari Rawatan :
Hari ke 4
Tingkat
Ketergantungan :
Total Care
Setelah laporan dari PA, Katim memberikan arahan dan masukan serta
tindak lanjut terkait dengan asuhan yang akan diberikan saat itu. Katim juga
mengingatkan kembali tentang kedisiplinan perawat datang sesuai jadwal
yang telah ditentukan. Pelaksanaan post conference ditutup dengan do’a yang
dipimpin oleh Karu dan kegiatan post conference selesai pada pukul 14.10
WIB. Hasil dari post conference ini nantinya akan disampaikan kepada Katim
dan PA shift sore pada saat kegiatan overan (timbang terima).
8
BAB II
TINJAUAN TEORI POST CONFERENCE
2.1 Definisi
Menurut Manurung (2011) conference adalah diskusi kelompok yang
dilakukan untuk membahas tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan
konsultasi. Menurut Keliat et al. (2009) post conference merupakan
komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang
shift dan dilakukan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference
adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan
(tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh ketua tim atau penanggung
jawab tim. Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi
post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk
operan (tindak lanjut). Post conference adalah fase dimana dari hasil
pembahasan dibuat evaluasi. Setiap perawat harus mampu nmelakukan
evaluasi dari setiap conference yang sudah dilaksanakan sehingga tahu apa
yang harus dilakukan berikutnya.
2.2 Tujuan
Tujuan post conference menurut Modul MPKP (2006), yaitu:
a) Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah.
b) Membandingkan masalah yang dijumpai.
c) Mendiskusikan askep atau tindakan yang belum dilaksanakan.
9
pasien, perencanaan tindakan dan data-data yang perlu ditambahkan.
d) Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim, dan
anggota tim.
10
asuhan keperawatan pasien. Keliat (2013) menyatakan bahwa lama kerja
biasanya berkorelasi dengan pengalaman semakin bertambah.
b) Tingkat pendidikan dari perawat. Nursalam (2013) menyatakan bahwa
latar belakang pendidikan sangat berpengaruh dalam kinerja perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan karena semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang semakin tinggi pula pengetahuannya dan semakin
tinggi tuntutan kinerja dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah
sakit.
c) Supervisi, menurut Keliat (2013) supervisi adalah proses pengawasan
terhadap pelaksanaan kegiatan untuk memastikan apakah kegiatan
tersebut berjalan sesuai tujuan organisasi dan standar yang telah
ditetapkan.
d) Rekan kerja, yaitu rekan kerja memiliki kecakapan secara teknis dan
mudah untuk bekerjasama atau mendukung secara sosial.
11
Ketua tim mendokumentasi hasil dari post conference.
Kepala ruangan menilai kemampuan ketua tim dalam melakukan post
conference.
d) Evaluasi
Kepala ruang mengisi format evaluasi post conference untuk ketua tim.
12
BAB III
PEMBAHASAN
13
4. Catatan pasien yang PA tidak melaporkan secara Kurang
dilaporkan oleh PA terdiri dari rinci asuhan keperawatan optimal
tindakan yang telah dilakukan yang telah dilakukan dan
dan akan dilakukan, evaluasi yang akan dilakukan kepada
Sedangkan hal-hal yang belum sesuai dengan konsep teori yaitu, PA tidak
melaporkan secara rinci asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan yang akan
dilakukan kepada pasien, seharusnya catatan pasien yang dilaporkan oleh PA terdiri dari
tindakan yang telah dilakukan dan akan dilakukan, evaluasi pasien, dan SOAP. Selain itu,
14
post conference dilakukan sekitar kurang lebih 20 menit yang seharusnya waktu efektif
yang diperlukan dalam pelaksanaan post conference adalah selama
10-15 menit.
Asumsi dari penulis pada pelaksanaan post conference yang telah dilakukan di
ruang rawat inap penyakit dalam (interne) RSUD dr. Rasidin Padang pada hari Senin, 06
Desember 2021, yaitu :
1. Pelaksanaan post conference yang dilakukan di ruang rawat inap penyakit dalam
(interne) belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan teori, dan belum dilakukan secara
maksimal.
2. Adanya perbedaan antara teori dengan praktik lapangan, dimana pada saat post
conference, PA tidak melaporkan secara rinci asuhan keperawatan yang telah dilakukan
dan yang akan dilakukan kepada pasien, seharusnya catatan pasien yang dilaporkan oleh
PA terdiri dari tindakan yang telah dilakukan dan akan dilakukan, evaluasi pasien, dan
SOAP. Selain itu, post conference dilakukan sekitar kurang lebih 20 menit yang
seharusnya waktu efektif yang diperlukan dalam pelaksanaan post conference adalah
selama 10-15 menit.
3. Dampak dari tidak rinci dan tidak detailnya pelaporan asuhan keperawatan pada pasien
adalah meningkatkan risiko kesalahan dan malpraktik dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien. Selain itu, dapat menurunkan kualitas layanan keperawatan
pada pasien. Sedangkan dampak tidak efektifnya waktu pelaksanaan post conference
adalah membuat pelaksanaan overan pun tidak efektif dan waktu kurang efisien.
15
dilaksanakannya pelatihan kepada tenaga perawat tentang penerapan post conference
yang sesuai dengan teori yang telah ada. Karena dapat memberikan pengetahuan dan
pembelajaran kepada perawat tentang konsep post conference, sehingga perawat dapat
menghindari kesalahan atau kecelakaan pada saat memberikan asuhan keperawatan pada
pasien.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pelaksanaan post conference di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD dr.
Rasidin Padang ada beberapa hal yang belum optimal dan sesuai dengan konsep teori,
yaitu PA tidak melaporkan secara rinci asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan
yang akan dilakukan kepada pasien, seharusnya catatan pasien yang dilaporkan oleh PA
terdiri dari tindakan yang telah dilakukan dan akan dilakukan, evaluasi pasien, dan SOAP.
4.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, E. et,al (2015). Jurnal Hubungan Pre dan Post Conference Keperawatan
dengan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di RSUD DR. Achmad Mochtar
Bukittinggi.
Erita.(2019). Buku Materi Pembelajaran Manajemen Keperawatan
Kamil, H. (2006). Aksiologi ilmu keperawatan ; Model Praktek Keperawatan
Profesional. Nursing Science Axiology, 79–88
18
19