Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN INDIVIDU

PREKLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

PELAKSANAAN POST CONFERENCE DI RUANG

RAWAT INAP PENYAKIT DALAM DI RSUD dr. RASIDIN PADANG

(Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas preklinik manajemen keperawatan)

Disusun Oleh :
Irma Yovita
(1811312036)

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. YUANITA ANANDA, S.Kep, M.Kep
(NIP. 198808262019032012)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat-Nya
yang selalu dicurahkan kepada seluruh makhluk-Nya. Shalawat serta salam
dikirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, alhamdulillah dengan nikmat dan
hidayah-Nya, saya telah dapat menyelesaikan laporan individu praktek klinik ini
dengan judul “ANALISA SITUASI PELAKSANAAN POST CONFERENCE
DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUD dr. RASIDIN
PADANG”.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Ns. Yuanita Ananda, M.Kep.
selaku dosen pembimbing yang telaten dan penuh kesabaran membimbing saya
dalam menyusun laporan praktek klinik ini, dan kepada Ibu Ns. Debora Marpaung,
S.Kep. selaku Pembimbing Klinik (CI) RSUD dr. Rasidin yang telah memberikan
bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata saya ucapkan kepada semua
pihak yang ikut membantu dalam laporan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita.

Padang, 06 Desember 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I ANALISA SITUASI PELAKSANAAN POST CONFERENCE ............... 1
1.1 Situasi di Ruangan .................................................................................... 1
1.2 Analisa Hasil Situasi pada Pelaksanaan Post Conference......................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI POST CONFERENCE...............................................9
2.1 Definisi Post Conference........................................................................... 9
2.2 Tujuan Post Conference ............................................................................9
2.3 Syarat Pelaksanaan Post Conference ........................................................9
2.4 Pedoman Pelaksanaan Post Conference ................................................. 10
2.5 Keuntungan Pelaksanaan Post Conference .............................................10
2.6 Faktor yang Menentukan Keberhasilan Pelaksanaan Post Conference ..10
2.7 Pelaksanaan Post Conference ................................................................. 11
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................13
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 17
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 17
4.2 Saran ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

II
BAB I
ANALISA SITUASI PELAKSANAAN POST CONFERENCE

1.1 Situasi di Ruangan


Di ruang rawat inap medikal bedah RSUD dr. Rasidin Padang
mempunyai 2 bagian yaitu, bedah dan penyakit dalam. Di ruang rawat inap
bedah RSUD dr. Rasidin Padang memiliki 28 ruangan yang terdiri dari 12
buah kamar rawatan dan 1 buah HCU, 4 buah Nurse Station, 2 buah ruangan
karu, 2 buah ruangan dokter, 1 buah ruangan BHP, 1 buah depo farmasi ruang
rawatan, 1 buah ruangan perawat, 1 buah ruangan bahan medis, 1 buah
ruangan laken kotor, 1 buah ruangan laken bersih, 1 buah ruangan alat medis,
1 buah toilet, dan meja infeksius. Di setiap kamar pasien ada kamar mandi.
Secara umum fasilitas atau alat untuk pelayanan keperawatan terutama alat-
alat dalam memberikan tindakan keperawatan dan kolaborasi cukup memadai.
Adapun kamar rawatan pasien terdiri dari beberapa kelas, yaitu :
No. Ruangan Jenis Kelas Jumlah Bed
1. Rawat Inap Bedah Kelas I : 3 kamar 3 × 2 = 6 buah
Kelas III : 2 kamar 2 × 5 = 10 buah
2. Ruang Rawat Inap Kelas I : 3 kamar 3 × 2 = 6 buah
Penyakit Dalam Kelas II : 2 kamar 2 × 4 = 8 buah
Kelas III : 2 kamar 2 × 5 = 10 buah
HCU : 1 kamar 1 × 4 = 4 buah
Total Bed 44 buah

Ruangan rawat inap medikal bedah RSUD dr. Rasidin Padang


mempunyai 38 tenaga perawat, yang terdiri dari 1 orang Kepala Ruangan
dengan dasar pendidikan S1 Ners Keperawatan, 5 orang Ketua Tim dengan
dasar pendidikan S1 Ners Keperawatan, dan 32 orang Perawat Associate (PA)
dengan dasar pendidikan S1 Ners Keperawatan, S1 Keperawatan, dan D3
Keperawatan. Pendidikan terakhir perawat S1 Ners Keperawatan sebanyak 22

1
orang, S1 Keperawatan sebanyak 1 orang dan D3 Keperawatan sebanyak 15
orang.

No. Pendidikan Jumlah %


1. S1 Ners Keperawatan 22 orang 57,9 %
2. S1 Keperawatan 1 orang 2,6 %
3. D3 Keperawatan 15 orang 39,5 %
Total 38 orang 100%

Metode keperawatan yang digunakan di ruang rawat inap medikal bedah


RSUD dr. Rasidin Padang adalah Metode Tim, karena terdiri dari Katim dan
beberapa PA yang pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh Katim,
kemudian Katim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim (PA).

1.2 Analisa Hasil Situasi pada Pelaksanaan Post Conference


Pada hari Senin, tanggal 06 Desember 2021 pukul 13.50 WIB telah
dilakukan post conference oleh perawat shift pagi di nurse station ruang rawat
inap penyakit dalam RSUD dr. Rasidin Padang.
Post conference dihadiri oleh seluruh perawat di ruangan rawat inap
penyakit dalam RSUD dr. Rasidin Padang yang terdiri dari 1 orang Karu, 1
orang Katim (PPJA), dan 3 orang PA (PP). Post conference dilakukan sekitar
±20 menit. PA menyampaikan jumlah pasien yang diterima oleh shift pagi
pada tanggal 6 Desember 2021, yaitu sebanyak 12 pasien dengan keterangan 2
pasien pulang.
Post conference dibuka dan dipimpin oleh Karu. Selanjutnya, Karu
mempersilakan Katim memberikan arahan kepada PA untuk melaporkan hasil
tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada shift siang hari ini.
Kemudian, Katim mempersilahkan PA untuk menyampaikan laporan
mengenai kondisi pasien dan tindakan asuhan keperawatan yang telah
dilakukan. PA melaporkan total keseluruhan pasien pada tanggal 6 Desember
2021 adalah sebanyak 10 pasien dengan pasien partial care 5 orang, minimal

2
care 2 orang, dan total care 3 orang. Berikut adalah status pasien yang
dilaporkan pada post conference :
Nama Rencana Asuhan
No. Kondisi Pasien
Pasien Keperawatan
1. Ny. D Dx :  Terpasang terapi NaCl
Kelas III Hipotensi + NIDDM + 0,9% (6 j/kolf)
W Low intake + Elektrolit  DD 1500 Kkal
imbalance  Cek gula darah sebelum
makan
 Keluhan :  Berikan levemir insulin
Pasien mengatakan 1 × 10 unit
badan terasa letih dan  Terapi dilanjutkan
lemas, kepala terasa
pusing.
 Hari Rawatan :
Hari ke 2
 Tingkat
Ketergantungan : Partial
Care
2. Ny. S Dx :  Terpasang terapi NaCl
Kelas III Syndrome dyspepsia 0,9% (8 j/kolf)
W  Menunggu hasil rontgen
 Keluhan : thorax
Pasien mengatakan perut  Terapi dilanjutkan
terasa penuh dan nyeri
hilang timbul pada perut
bagian atas.
P : nyeri dirasakan
ketika beraktifitas
Q : nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri pada perut

3
bagian atas (ulu hati)
S : skala nyeri 7
T : nyeri hilang
timbul
 Hari Rawatan :
Hari 2
 Tingkat
Ketergantungan :
Minimal Care
3. Ny. M Dx :  Terpasang terapi NaCl
Kelas III DM tipe 2 + CKD + HT 0,9% (12 j/kolf)
W  DD 1700 kkal
 Keluhan :  Diet rendah protein 48 gr
Pasien mengatakan  Terapi sceleeding scale
badan terasa
lemas,  Terapi dilanjutkan
kepala terasa pusing.
 Hari Rawatan :
Hari ke 4
 Tingkat
Ketergantungan :
Minimal Care
4. Tn. O Dx :  Terpasang terapi NaCl
Kelas III P Hidropneumothorax + Ec 0,9% (12 j/kolf)
susp. paru + Pneumonia  Tunggu hasil rontgen
thorax III dan IV
 Keluhan:  Concor 1,25 1 × 1
Pasien mengeluhkan  Terapi dilanjutkan
sesak napas, merasakan
nyeri di dada sebelah
kiri.
 Hari Rawatan :
Hari ke 5

4
 Tingkat
Ketergantungan :
Partial Care
5. Tn. A Dx :  Terpasang terapi NaCl
Kelas III P Efusi pleura + PPOK + 0,9% (8 j/kolf)
RVH + RBBB  Tunggu hasil rontgen
thorax
 Keluhan:  Nebu pulmicor 2 × 1
Pasien mengeluhkan  Nebu combiven 2 × 1
sesak napas, nyeri dada  Terapi dilanjutkan
bagian kanan
P : nyeri dirasakan
saat beraktifitas
Q : nyeri seperti
tertusuk benda
tumpul
R : nyeri pada dada
bagian kana
S : skala nyeri 7
T : nyeri hilang
timbul
 Hari Rawatan :
Hari ke 2
 Tingkat
Ketergantungan :
Partial Care
6. Tn. S Dx :  Terpasang terapi NaCl
Kelas II P Pneumonia + Dyspepsis + 0.9% (8 j/kolf)
Low intake  Tunggu hasil rongent
thorax
 Keluhan:  USG abdomen
Pasien mengatakan nyeri  Terapi dilanjutkan

5
di sekitar dada dan ulu
hati.
P : nyeri dirasakan
ketika beraktifitas
Q : nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : nyeri pada perut
bagian atas (ulu hati)
S : skala nyeri 7
T : nyeri hilang
timbul
 Hari Rawatan :
Hari ke 2
 Tingkat
Ketergantungan :
Partial Care
7. Ny. R Dx :  Terpasang terapi NaCl
HCU TB + pneumonia + DM 0,9% (8 j/kolf)
 MLDD 1500 kkal
 Keluhan :  CGD sebelum makan
Pasien mengeluhkan  Digoxin dobutamin 1 × 1
sesak napas.  Terapi dilanjutkan
 Hari Rawatan :
Hari ke 5
 Tingkat
Ketergantungan :
Total Care
8. Ny. K Dx :  Terpasang terapi Asering
HCU Rex kesadaran + 12 j/kolf
Hemiparese + CKD +  MC 6 × 150 cc
Elektrolit imbalance +  CGD per 6 jam
HHD + NIDDM

6
 Injeksi diazepam ½ amp
 Keluhan : bila kejang
Mengalami penurunan  Inf moxifloxacin 1 × 1
kesadaran, keadaan  Terapi dilanjutkan
umum lemah, GCS 9.
 Hari Rawatan :
Hari ke 5
 Tingkat
Ketergantungan :
Total Care
9. Tn. A Dx :  Terpasang terapi NaCl
Kelas II P Pneumonia + ADHF + 0,9%
Efusi pleura bilateral +  DJ II
Hipoalbumin  Tunggu rontgen I dan II
 USG abdomen
 Keluhan Utama :  Tunggu hasil labor
Pasien mengatakan sesak  Terapi dilanjutkan
napas, mengeluhkan
badan terasa lelah dan
lemas
 Hari Rawatan :
Hari ke 2
 Tingkat
Ketergantungan :
Partial Care
10. Ny. E Dx :  Terpasang terapi Asering
HCU Afasia broca + 20 tts/i
Hemiparase dextra ec  MC 1800 kkal/ 3 porsi
strokehemorage + TB +  Tunggu hasil CT Scan
Susp pneumonia +  Hasil labor
Atelektasis  Tunggu hasil rongent

7
 Keluhan :  Terapi dilanjutkan
Kesulitan bicara, sesak
napas, tubuh pasien
bagian kanan susah
digerakkan
 Hari Rawatan :
Hari ke 4
 Tingkat
Ketergantungan :
Total Care

Setelah laporan dari PA, Katim memberikan arahan dan masukan serta
tindak lanjut terkait dengan asuhan yang akan diberikan saat itu. Katim juga
mengingatkan kembali tentang kedisiplinan perawat datang sesuai jadwal
yang telah ditentukan. Pelaksanaan post conference ditutup dengan do’a yang
dipimpin oleh Karu dan kegiatan post conference selesai pada pukul 14.10
WIB. Hasil dari post conference ini nantinya akan disampaikan kepada Katim
dan PA shift sore pada saat kegiatan overan (timbang terima).

8
BAB II
TINJAUAN TEORI POST CONFERENCE

2.1 Definisi
Menurut Manurung (2011) conference adalah diskusi kelompok yang
dilakukan untuk membahas tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan
konsultasi. Menurut Keliat et al. (2009) post conference merupakan
komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang
shift dan dilakukan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference
adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan
(tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh ketua tim atau penanggung
jawab tim. Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang
hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi
post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk
operan (tindak lanjut). Post conference adalah fase dimana dari hasil
pembahasan dibuat evaluasi. Setiap perawat harus mampu nmelakukan
evaluasi dari setiap conference yang sudah dilaksanakan sehingga tahu apa
yang harus dilakukan berikutnya.

2.2 Tujuan
Tujuan post conference menurut Modul MPKP (2006), yaitu:
a) Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah.
b) Membandingkan masalah yang dijumpai.
c) Mendiskusikan askep atau tindakan yang belum dilaksanakan.

2.3 Syarat Pelaksanaan Post Conference


Syarat post conference menurut Modul MPKP (2006), yaitu:
a) Post conference dilaksanakan setelah pemberian asuhan keperawatan.
b) Waktu efektif yang diperlukan 10-15 menit.
c) Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan

9
pasien, perencanaan tindakan dan data-data yang perlu ditambahkan.
d) Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim, dan
anggota tim.

2.4 Pedoman Pelaksanaan Post Conference


Menurut Keliat et al. (2009), pedoman pelaksanaan post conference,
yaitu:
a) Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara dengan salam.
b) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan hasil asuhan masing-
masing pasien.
c) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan kendala dalam
asuhan yang telah diberikan.
d) Ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan tindak lanjut asuhan
pasien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
e) Ketua tim atau penanggung jawab tim menutup acara dengan salam.

2.5 Keuntungan Pelaksanaan Post Conference


Asmuji (2011) menjelaskan keuntungan pelaksanaan pre dan post
conference yaitu :
a) Perawat dapat mengetahui rencana kegiatan harian pada shift dinas.
b) Perawat dapat mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan keperawatan dan merencanakan evaluasi hasil.
c) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui dilapangan.
d) Perawat dapat berdiskusi tentang keadaan pasien.
e) Perawat dapat mengetahui hasil kegiatan sepanjang shift.
f) Perawat dapat mendiskusikan penyelesaian masalah, dan membahas
masalah yang dijumpai.

2.6 Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pelaksanaan Post Conference


Aditama (2008) menjelaskan faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan post conference yaitu :
a) Masa kerja dan pengalaman kerja dari perawat dalam melaksanakan

10
asuhan keperawatan pasien. Keliat (2013) menyatakan bahwa lama kerja
biasanya berkorelasi dengan pengalaman semakin bertambah.
b) Tingkat pendidikan dari perawat. Nursalam (2013) menyatakan bahwa
latar belakang pendidikan sangat berpengaruh dalam kinerja perawat
dalam melaksanakan asuhan keperawatan karena semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang semakin tinggi pula pengetahuannya dan semakin
tinggi tuntutan kinerja dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di rumah
sakit.
c) Supervisi, menurut Keliat (2013) supervisi adalah proses pengawasan
terhadap pelaksanaan kegiatan untuk memastikan apakah kegiatan
tersebut berjalan sesuai tujuan organisasi dan standar yang telah
ditetapkan.
d) Rekan kerja, yaitu rekan kerja memiliki kecakapan secara teknis dan
mudah untuk bekerjasama atau mendukung secara sosial.

2.7 Pelaksanaan Post Conference


a) Persiapan
 Masing-masing tim menyiapkan tempat pelaksanaan post conference.
 Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan kegiatan post
conference.
b) Pelaksanaan
 Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh ketua tim.
 Ketua tim menanyakan hasil dan hambatan dari pemberian asuhan
pada masing-masing pasien.
 Ketua tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan
dan perawat pelaksana menyampaikan hasil asuhan pada kasus yang
ditangani.
 Ketua tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus di
operkan kepada perawat shift berikutnya.
 Ketua tim memberikan reinforcement.
 Ketua tim menutup acara dengan salam.
c) Dokumentasi

11
 Ketua tim mendokumentasi hasil dari post conference.
 Kepala ruangan menilai kemampuan ketua tim dalam melakukan post
conference.
d) Evaluasi
 Kepala ruang mengisi format evaluasi post conference untuk ketua tim.

12
BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa pada pelaksanaa post conference di


ruang rawat inap penyakit dalam (interne) RSUD dr. Rasidin Padang, ada beberapa
perbandingan antara konsep teori dengan realita lapangan yang terjadi di RSUD dr.
Rasidin Padang, yaitu sebagai berikut :

No. Konsep Teori Analisa Situasi Masalah


1. Pelaksanaan post conference Pelaksanaan post conference Tidak ada
dilakukan di nurse station dilakukan di nurse station masalah
sebelum overan dan dihadiri sebelum overan, dan dihadiri
oleh Karu dan seluruh anggota oleh Karu dan seluruh

tim. anggota tim.


2. Katim menanyakan hasil dan Katim menanyakan hasil dan Tidak ada
hambatan, ataupun kendala hambatan, ataupun kendala masalah
dari pemberian asuhan dari pemberian asuhan
keperawatan yang telah keperawatan yang telah
dilakukan pada PA yang dilakukan, pada PA yang

bertugas pada shift pagi. bertugas pada shift pagi.


3. Katim menanyakan dan Katim menanyakan dan Tidak ada
mendiskusikan tindak lanjut mendiskusikan tindak lanjut masalah
asuhan keperawatan pasien asuhan keperawatan pasien
yang harus di operkan ke yang harus di operkan ke
perawat shift berikutnya pada perawat shift berikutnya
PA yang bertugas pada shift pada PA yang bertugas pada

pagi. shift pagi.

13
4. Catatan pasien yang PA tidak melaporkan secara Kurang
dilaporkan oleh PA terdiri dari rinci asuhan keperawatan optimal
tindakan yang telah dilakukan yang telah dilakukan dan
dan akan dilakukan, evaluasi yang akan dilakukan kepada

pasien, dan SOAP. pasien.


5. Karu dan Katim memberikan Karu dan Katim memberikan Tidak ada
reinforcement. reinforcement. masalah
6. Karu menutup conference Karu menutup conference Tidak ada
dengan salam dan do’a dengan salam dan do’a masalah
7. Waktu efektif yang diperlukan Post conference dilakukan Kurang
optimal
dalam pelaksanaan post sekitar kurang lebih 20
conference yaitu 10-15 menit. menit.

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa penulis, pada pelaksanaan post


conference di ruang rawat inap penyakit dalam (interne) RSUD dr. Rasidin Padang ada
beberapa hal yang belum optimal dan sesuai dengan konsep teori. Pelaksanaan post
conference yang sudah sesuai dengan konsep teori yaitu, perawat melakukan pelaksanaan
post conference di nurse station sebelum overan shift pagi ke sore. Selain itu, post
conference juga dihadiri oleh seluruh anggota tim yang bertugas dan dipimpin oleh Karu.
Selanjutnya Karu mepersilahkan Katim menanyakan laporan mengenai asuhan
keperawatan yang telah diberikan dan rencana keperawatan yang akan diberikan kepada
PA yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya. Setelah itu pemberian laporan
mengenai tindak lanjut asuhan keperawatan pasien, Katim memberikan arahan dan
masukan serta tindak lanjut terkait dengan asuhan yang akan diberikan saat itu.
Selanjutnya, Katim menanyakan kepada seluruh anggota tim apakah ada tambahan untuk
laporan dari PA tersebut. Kemudian Karu menutup post conference dengan reinforcement
dan terakhir ditutup dengan salam.

Sedangkan hal-hal yang belum sesuai dengan konsep teori yaitu, PA tidak
melaporkan secara rinci asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan yang akan
dilakukan kepada pasien, seharusnya catatan pasien yang dilaporkan oleh PA terdiri dari
tindakan yang telah dilakukan dan akan dilakukan, evaluasi pasien, dan SOAP. Selain itu,

14
post conference dilakukan sekitar kurang lebih 20 menit yang seharusnya waktu efektif
yang diperlukan dalam pelaksanaan post conference adalah selama

10-15 menit.

Selanjutnya penulis juga melihat bahwa para perawat sudah menyampaikan


informasi yang akurat, singkat dan sistematis, akan tetapi terkadang perawat
membicarakan hal yang melenceng dari topik pembicaraan. Jika pelaksanaan post
conference ini dilakukan dengan baik dan optimal, maka pemberian asuhan keperawatan
lebih terlaksana dengan baik dan terarah. Sehingga kualitas pelayanan keperawatan di
ruangan rawat inap penyakit dalam (interne) RSUD dr. Rasidin Padang menjadi
meningkat.

Asumsi dari penulis pada pelaksanaan post conference yang telah dilakukan di
ruang rawat inap penyakit dalam (interne) RSUD dr. Rasidin Padang pada hari Senin, 06
Desember 2021, yaitu :

1. Pelaksanaan post conference yang dilakukan di ruang rawat inap penyakit dalam
(interne) belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan teori, dan belum dilakukan secara
maksimal.

2. Adanya perbedaan antara teori dengan praktik lapangan, dimana pada saat post
conference, PA tidak melaporkan secara rinci asuhan keperawatan yang telah dilakukan
dan yang akan dilakukan kepada pasien, seharusnya catatan pasien yang dilaporkan oleh
PA terdiri dari tindakan yang telah dilakukan dan akan dilakukan, evaluasi pasien, dan
SOAP. Selain itu, post conference dilakukan sekitar kurang lebih 20 menit yang
seharusnya waktu efektif yang diperlukan dalam pelaksanaan post conference adalah
selama 10-15 menit.

3. Dampak dari tidak rinci dan tidak detailnya pelaporan asuhan keperawatan pada pasien
adalah meningkatkan risiko kesalahan dan malpraktik dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien. Selain itu, dapat menurunkan kualitas layanan keperawatan
pada pasien. Sedangkan dampak tidak efektifnya waktu pelaksanaan post conference
adalah membuat pelaksanaan overan pun tidak efektif dan waktu kurang efisien.

4. Alternatif untuk pemecahan masalah belum optimalnya penerapan post conference di


ruangan rawat inap penyakit dalam (interne) RSUD dr. Rasidin Padang yaitu, perlu

15
dilaksanakannya pelatihan kepada tenaga perawat tentang penerapan post conference
yang sesuai dengan teori yang telah ada. Karena dapat memberikan pengetahuan dan
pembelajaran kepada perawat tentang konsep post conference, sehingga perawat dapat
menghindari kesalahan atau kecelakaan pada saat memberikan asuhan keperawatan pada
pasien.

16
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Post conference adalah komunikasi Katim dan PA tentang hasil kegiatan


sepanjang shift dan sebelum overan kepada shift berikutnya. Isi post conference adalah
hasil asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal penting untuk overan (timbang terima).
Post conference dipimpin oleh Karu atau Katim.

Pelaksanaan post conference di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD dr.
Rasidin Padang ada beberapa hal yang belum optimal dan sesuai dengan konsep teori,
yaitu PA tidak melaporkan secara rinci asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan
yang akan dilakukan kepada pasien, seharusnya catatan pasien yang dilaporkan oleh PA
terdiri dari tindakan yang telah dilakukan dan akan dilakukan, evaluasi pasien, dan SOAP.

4.2 Saran

Diharapkan dalam pelaksanaan post conference, perawat harus lebih mengetahui


tujuan post conference, langkah-langkah post conference, dan menjelaskan kondisi pasien
yang baik dan benar dengan menyebutkan secara detail SOAP pasien. Selain itu,
diharapkan pelaksanaan post conference tetap dilakukan secara maksimal dan sesuai
dengan teori yang ada, sehingga pemberian asuhan keperawatan lebih terlaksana dengan
baik dan terarah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, E. et,al (2015). Jurnal Hubungan Pre dan Post Conference Keperawatan
dengan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Di RSUD DR. Achmad Mochtar
Bukittinggi.
Erita.(2019). Buku Materi Pembelajaran Manajemen Keperawatan
Kamil, H. (2006). Aksiologi ilmu keperawatan ; Model Praktek Keperawatan
Profesional. Nursing Science Axiology, 79–88

Masruroh. (2020). Pelaksaan Pre dan Post Conference Keperawatan di Ruangan


Irna Paru dan THT RSUD Hanafi Muara Bungo. Retrieved from:
http://repo.stikesperintis.ac.id/1213/1/55% 20MASRUROH.pdf.
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Permatasari, D., Suryani, M., & Wulandari. (2014). Efektifitas Post Conference
terhadap Operan Sift Diruang Rawat Inap RSUD Ungarang. Jurnal Karya
Ilmiah Stikes Telogorejo, Volume 3

18
19

Anda mungkin juga menyukai