Anda di halaman 1dari 2

Bismillaahirrahmaanirrahiim

8 Desember 2022, 7.15


Tugas Resensi X MK. Filsafat dan Kearifan Lokal
Dwi Afrianti
1. Judul: Kearifan Lokal dalam Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya Air yang
Berkelanjutan
2. Penulis: Yudie Aprianto, Ilham Akbar Pardede, Edo Ryzki Fernando, IPB.
3. Makalah kuliah: Kegiatan Perkuliahan Studi Pustaka Program Studi Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, fakultas Pertanian, IPB, 2008.
4. Jumlah Halaman: 14 halaman dengan Daftar Pustaka
5. Isi Artikel (resume):
Air berperan vital bagi keberlangsungan hidup manusia sehari-hari, baik langsung
maupun tidak langsung. Karena itu, kelangkaan air dalam persoalan ketersediaan, kualitas,
rentang waktu, dan jangkauan kawasan tempatnya berada, menjadi hal yang sangat
mengerikan. Penulis menyatakan, bahwa kegagalan pemerintah di masa lalu dalam
mewujudkan pembangunan telah menimbulkan dampak negatif yang meluas. Kondisi DAS
yang memburuk disebabkan tidak terkelolanya hulu dan hilir, pemanfaatan air tanah yang
berlebihan sehingga menyebabkan terjadinya penurunan jeluk air tanah dan meningkatkan
intrusi air laut dan amblesan tanah, serta penggunaan pupuk anorganik dan polusi industri
hingga polutan terlarut naik ke dalam badan air melewati batas perizinan. Karena itu, saat
musim hujan, terjadi banjir. Sedangkan ketika kekeringan, terjadi perebutan penggunaan air
antar warga. Selain kondisi DAS, adanya kompleksitas kehidupan manusia telah mengubah
nilai-nilai sosial-ekonomi-budaya masyarakat terhadap sumberdaya alam termasuk air.
Penulis mencoba mengasumsikan, bahwa permasalahan atau penyebab kegagalan
pemerintah dalam melaksanakan tujuan pembangunan, dengan berdasar pada pendapat
Sutawan, yaitu pengabaian kearifan dan pengetahuan lokal tentang pengelolaan air. Karena
itu, penulis berminat untuk mengulas bentuk-bentuk kearifan lokal terkait pengelolaan air dan
kaitan kearifan lokal tersebut dengan pengelolaan air yang berkelanjutan. Metode yang
digunakan adalah studi literatur dengan menggunakan data-data sekunder dari buku, jurnal,
skripsi, dan tesis terkait, yang lalu dianalisanya. Teori yang dipergunakan dari Ardhana
dengan pendekatan Cultural yang memiliki unsur-unsur lokal terkait pengetahuan, budaya,
keterampilan, sumber, dan proses sosialnya. Objek penelitiannya dengan memperbandingkan
dua daerah, yaitu DAS Citanduy, Jawa Barat, khususnya di Desa Bingkeng, Batulawang,
serta Citamba, dan Sistem Subak di Bali.
Kedua daerah memiliki dasar kepercayaan dan sistem nilai tradisional yang berbeda.
Namun meskipun begitu, sistem pengelolaan airnya sama-sama mengoptimalkan fungsi
sungai untuk kebutuhan irigasi. Desa Bingkeng dan Citamba di DAS Citanduy serta Sistem
Subak Bali masih secara penuh menerapkan kearifan lokal, sedangkan Desa Batulawang
sudah mulai meninggalkan cara-cara tradisional, seperti penggunaan pestisida dan pupuk
kimia, serta kurang memperhatikan pengelolaan air. Menarik melihat perbedaan model
kearifan lokal pengelolaan air Das Citanduy dengan Sistem Subak Bali yang menggunakan
sumber lokal yang alami, yang pada keduanya beberapa ada yang bisa diterapkan untuk
pengelolaan air pada pertanian di masa modern. Seperti di DAS Citanduy, penggunaan pohon
Dadap untuk peresapan air sekaligus bisa berfungsi kreativitas dan ekonomi dan bambu
dipergunakan untuk mengalirkan air. Sedangkan Sistem Subak Bali, batuan asli tanpa
disemen (empelon/ bendungan) dipergunakan untuk irigasi dalam bentuk terowongan
melengkung. Adanya upacara ritual di Bali, sebenarnya juga menandakan adanya
kekeramatan terhadap proses pengelolaan air, sama halnya dengan kramatisasi pengelolaan
sumber air di DAS Citanduy.
Selain erat berinteraksi dengan alam (ekologi) yang memberikan kemanfaatan
efisiensi yang berpengaruh terhadap perekonomian, model kearifan lokal pengelolaan air
kedua daerah juga melibatkan interaksi sosial yang erat antar masyarakat, sehingga
kemungkinan besar model pengelolaan sumber daya air kedua daerah tersebut dapat terus
dilanjutkan.

Tanggapan
Tulisan yang sistematis, jelas tujuan dan bahasannya, karena menggunakan
pendekatan dengan teori yang jelas dalam menganalisa data-data yang terdapat di dalam
literatur yang cukup banyak dan terpercaya. Menginspirasi untuk dapat diterapkan di daerah
lain dengan penyesuaian tertentu bersesuaian dengan potensi alam dan struktur
masyarakatnya. Hanya saja, ada dua hal yang barangkali perlu dikritisi, yaitu abstrak yang
tidak menggambarkan keseluruhan proses dan hasil pengkajian, serta tidak adanya informasi
pada bagian pendahuluan tentang objek yang akan dijadikan sampel pengkajian berikut
alasan pengambilan objek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai