Laporan Hasil Observasi Dan Wawancara BK Di SMK Negeri 2 Medan
Laporan Hasil Observasi Dan Wawancara BK Di SMK Negeri 2 Medan
Disusun Oleh:
2
DAFTAR ISI
Judul…………………………………………………………………
Kata Pengantar………………………………………………………
Daftar Isi…………………………………………………………….
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………….
B. Profil Sekolah SMK Negeri 2 Medan………………………..
C. Profil BK SMK Negeri 2 Medan…..………………………...
D. Rumusan Masalah……………………………………………
E. Tujuan………………………………………………………...
BAB II Pembahasan
A. Peran dan Tugas Stakeholder Di Sekolah…………………….
B. Hasil Wawancara…….……………………………………….
C. Hasil Observasi………………………………………………
BAB III Teori Tentang BK
A. Latar Belakang Perlunya BK…………………………………
B. Asas-Asas BK………………………………………………...
C. Fungsi BK…………………………………………………….
D. Bidang Bimbingan……………………………………………
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan…………………………………………………...
B. Saran………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA..……………………………………….
LAMPIRAN…………………………………………………..
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling adalah suatu pelayanan yang biasanya
terdapat di setiap satuan lembaga pendidikan. Mulai dari tingkat sekolah
dasar (SD) dan yang sederajat sampai kepada tingkat yang paling tinggi
yaitu sekolah menengah atas (SMA) dan yang sederajat, bahkan ada pula
pelayanan bimbingan konseling untuk ukuran tingkat taman kanak-kanak
(TK). Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
seorang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sedangkan pengertian konseling
adalah suatu proses memberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (yang disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Pentingnya program pelayanan bimbingan konseling disebuah satuan
lembaga pendidikan akan sangat terasa dan sangat membantu ketika
masalah yang dihadapi oleh tenaga pendidik atau guru maupun elemen
pendidikan lain tidak bisa mengatasinya. Oleh karena itu, tidak jarang
program pelayanan bimbingan konseling yang ada di suatu satuan lembaga
pendidikan dimasukkan kedalam mata pelajaran siswa untuk membantu
memperkenalkan bimbingan konseling kepada siswa dan untuk
memudahkan BK dalam bergerak dan melakukan sosialisasi.
B. Profil Sekolah
Pada awal berdirinya, sekolah ini bernama STM Negeri 1 Medan berdiri
tahun 1952 diatas areal 50.000 M2 yang pertama dan tertua di propinsi
Sumatera Utara. Lokasinya terletak dijalan STM Kampung Baru Medan,
4
merupakan lembaga pendidikan dan pelatihan dibawah naungan Dinas
Pendidikan Pemerintah Kota Medan, yakni sebagai bagian yang terpadu
dalam sistem pendidikan menengah dalam bentuk teknis pelaksanaan untuk
Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sampai dengan Tahun
1976, Kurikulum yang digunakan terakhir adalah kurikulum STM Tahun
1964, dimana pelajaran teori dan praktek dilaksanakan di STM Negeri 1
Medan
Pada bulan November 2011 merupakan era baru bagi Pengelolaan Sekolah,
yaitu dengan ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara
Sekolah dengan SMK Telkom Sandhy Putra (sebagai konsultan) dan PT
SAI Global (sebagai Lembaga Sertifikasi) untuk dilaksanakannya proses
penerapan Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap SMK Negeri 2
Medan, yang diharapkan pada awal Januari tahun 2012 sudah di-Sertifikasi
5
c. Alamat : Jl. STM No. 12A, Sitirejo II, Kec. Medan
Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara
d. Status : Negeri
e. Provinsi : Sumatera Utara
6
C. Profil BK SMK Negeri 2 Medan
1. Koordinator : Asnidar Limbong S. Pd
2. Guru BK : Muhammad Ilham AR S. Pd
3. Guru BK : J. Sitinjak S.Pd
4. Guru BK : Zurisma Ismayani S.Pd
5. Guru BK : Luqyana Husnul Khotimah S.Pd
6. Guru BK : Putri Herviana Daulay S.Pd
7. Guru BK : Nitra Putri Cahaya Siregar S.Pd
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Masalah dan Hambatan yang dihadapi oleh Guru BK
SMK Negeri 2 Medan?
2. Bagaimana Sistem Layanan Bimbingan dan Konseling di SMK
Negeri 2 Medan?
3. Bagaimana pelaksanaan enam bidang bimbingan konseling di SMK
Negeri 2 Medan?
E. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami bagaimana sistem layanan bimbingan
dan konseling di SMK N 2 Medan.
2. Untuk mengetahui masalah dan hambatan yang dihadapi oleh Guru
BK di SMK Negeri Medan.
3. Mengetahui serta memahami bagaimana pelaksanaan enam bidang
bimbingan konseling di SMK Negeri 2 Medan.
7
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kepala Sekolah
Sekolah dapat didefinisikan sebagai “seorang tenaga fungsional
guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana
diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi
interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
memberi pelajaran. Sebagai pemimpin suatu lembaga maka kepala
sekolah memiliki beberapa peran yang harus dijalani, antara lain ada
tiga peranan pemimpin dilihat dari otoritas dan status formal seorang
pemimpin.
8
Adapun peran Kepala Sekolah:
a. Sebagai Monitor
b. Sebagai Disseminator
c. Sebagai Pengambil Keputusan
2. Guru
Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung
jawab terhadap pendidikan murid, baik secara individual atau pun
klasikal,baik itu di sekolah maupun di luar sekolah. Tugas guru
adalah mendidik dan mengajar. Mendidik artinya mendorong dan
membimbing peserta didik agar maju menuju kedewasaan secara
utuh yang mencakup intelektual, emosional, spiritual, fisik, sosial
dan moral. Sedangkan mengajar adalah membantu dan melatih
peserta didik agar mau belajara untuk mengetahui sesuatu dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain mendidik dan mengajar,
guru juga memiliki tugas sebagai motivator, fasilitator dalam proses
pembelajaran, dan lain-lain.
3. Siswa
Siswa atau peserta didik khususnya adalah orang-orang yang
belajar di lembaga pendidikan tertentu yang menerima bimbingan,
pengarahan, nasehat, pembelajaran dan berbagai hal yang berkaitan
dengan proses kependidikan.
B. Hasil Wawancara
9
Teks wawancara dengan guru BK SMK N 2 Medan
10
Penanya : ``Masalah apa saja yang sering terjadi di SMK N 2 Medan Bu?’’
Narasumber : ``Masalah yang lebih sering itu Cabut, Absen, Berkelahi dll.’’
Penanya : ``Faktor apa saja yang dapat memenngaruhi siswa melakukan
hal tersebut?’’
Narasumber : `` Yang pastinya faktor lingkungan pertemanan, pergaulan
anak, ada juga siswa yang beranggapan tidak cocok dengan guru mata
pelajarannya.’’
Penanya : `` Dan cara mengatasinya gimana ya Bu?’’
Narasumber : ``Untuk permasalahan kita sebagai guru BK terlebih dahulu
konsultasi dengan wali kelas siswa kemudian jika sudah 3 kali mengulangi
kita akan buat SPO. Jika orang tua siswa datang kita sebagai guru BK
melakukan konseling kepada orang tua dan siswa yang bermasalah tadi.’’
Penanya : ``Berarti untuk guru BK dan guru mata pelajaran ada keterkaitan
satu sama lain ya Bu?’’
Narasumber : ``Jelas ada dong dek, karena setiap individu guru pasti ada
kerja samanya dalam mendidik anak supaya anak menjadi lebih baik lagi
pastinya.’’
Penanya : ``Kalau untuk perbedaan guru mata pelajaran dan guru BK apa
ya Bu?’’
Narasumber : `` Untuk guru mata pelajaran dan guru BK pastinya sangat
berbeda ya dek, karena guru mata pelajaran memiliki tugas yang berkaitan
dengan kemampuan anak dan mengajar sesuai dengan bidang study nya
sedangkan untuk guru BK sendiri memiliki tugas serta kewajiban yang
berkaitan dengan bidang pelayanan yaitu bimbingan dan konseling.’’
Penanya : ``Apakah ada permasalahan terberat yang dilakukan siswa di
sekolah ini?’’
Narasumber : ``Ada dek!’’
Penanya : ``Masalah apa tuh bu?’’
Narasumber : ``Masalah berantam disekolah, karena kan disini kebanyak
siswa laki-laki disitu lah yang sering kami khawatirkan terhadap siswa/i.’’
Penanya : ``Untuk cara penyelesaiannya bagaimana Bu?’’
Narasumber : ``Kita panggil anak keruang BK, kita bimbing anak yang
berantam tadi dengan cara baik-baik dan kita berikan pengarahan agar tidak
berkelanjutan diluar sekolah, disinilah peran guru BK harus extra.’’
Penanya : ``Kalau untuk siswa yang sudah sering keluar masuk BK
gimana mengatasinya ?’’
11
Narasumber : ``sebenarnya cara utamanya itu sama dengan cara di
bimbing,jika sudah dibimbing dan sudah kita SPO beberapa kali juga anak
tersebut masih seperti itu, kita konsultasi kepada kesiswa an mau di apakan
anak tersebut, kalau sudah terlalu parah ya kita binasakan, buat apa di
bina,dibimbing tapi gak tau dibina dan pastinya bakal merambat keanak
yang lain.”
Penanya : ``Mengapa anak bisa takut dengan guru BK ya Bu? Padahal
kan BK itu tempatnya untuk berkonsultasi!.’’
Narasumber : ``Disinilah anak banyak beranggapan lain, mereka pikir BK
itu hanya tempat menyelesaikan masalah, gurunya kejam,atau lainnya.
Untuk siswa yang takut mungkin yang tidak menaati epraturan dan yang
kurang disiplin karena dia sadar akan kesalahannya, untuk murid yang
disiplin rajin ngisi absen mereka gk takut dengan guru BK.’’
Penanya : `` Di BK itu ada enam bidang bimbingan ya pak, ada bidang
kehidupan pribadi, bidang sosial, bidang belajar, bidang karir, bidang
kehidupan berkeluarga dan bidang keberagamaan. Bagaimana pelayanan ke-
6 bidang layanan tersebut pada siswa Bu?
Narasumber : `` Kami menggunakan acuan RPP atau RPL dan setiap
pertemuan pasti kami memberikan materi yang ada didalamnya
mengandung ke enam bidang tadi.
Penanya : ``Jika ada konsultasi dari siswa, paling banyak siswa bertanya
tentang apa Bu?’’
Narasumber : `` Beragam sih, tetapi elbih banyak mengenai bidang karir.’’
Penanya : ``Berkaitan bidang karir, apa sekolah SMK N 2 Medan Ini ada
kerja sama dengan pihak luar Bu?’’
Narasumber : ``Tentu saja ada dong dek, kami juga bekerja sama dengan
beberapa perusahaan untuk menyalurkan lulusan kesana dan juga untuk
siswa yang ingin melanjutkan pendidikan dari univ-univ baik negeri
maupun swasta yang melakukan sosialisasi disini.’’
Penanya : ``Kalau untuk kunjungan kerumah ada Bu?’’
Narasumber : ``Ada kami lakukan, ada beberapa siswa yang sering itdak
berangkat sekolah, kami mengunjungi rumahnya agar tahu apa faktor
penyebab sebenarnya anak tidak berangkat kesekolah!.’’
Penanya : ``Lalu apakah dari kunjungan rumah berhasil mengubah perilaku
anak Bu?’’
Narasumber : ``Ada yang berhasil dan ada juga yang tidak sampai harus
keluar dari sekolah karena faktor tertentu.’’
12
Penanya : `` Terima Kasih atas waktunya dan informasi ynag ibu berikan.’’
Narasumber : `` iya sama-sama dek’’
C. Hasil Observasi
Bimbingan dan Konseling di SMK N 2 Medan belum ada struktur
organisasinya. Bimbingan dan konseling disini hanya terdiri dari satu
koordinator dan enam guru BK di bawahnya. Latarbelakang pendidikan
guru BK di SMK N 2 Medan tidak hanya dari lulusan jurusan bimbingan
dan konseling saja, tetapi sertifikasinya megambil bimbingan dan konseling.
Hal ini berkaitan dengan salah satu asas pelaksanaan bimbingan dan
konseling yaitu asas keahlian.
Asas keahlian merupakan usaha bimbingan dan konseling dilakukan
secara teratur, sistematik dan dengan menggunakan prosedur, teknik serta
alat yang memadai. Asas keahlian ini akan menjamin keberhasilan usaha
bimbingan dan konseling dan selanjutnya keberhasilan bimbingan dan
konseling akan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Dengan penerapan
asas keahlian ini akan menunjukkan bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling adalah pekerjaan profesional yang diselenggarakan oleh tenaga
ahli khusus dididik untuk melaksanakan pekerjaan itu. Inti dari asas
keahlian ini adalah bahwa pelayanan bimbingan dan konseling merupakan
pekerjaan yang harus dilakukan oleh orang-orang yang berpendidikan
khusus tentang bimbingan dan konseling agar usaha pelayanan ini dapat
berjalan sebagaimana mestinya dan mendapat kepercayaan dari masyarakat.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling terdapat enam bidang
layanan, yaitu bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar, belajar karier,
bidang berkeluarga dan bidang keberagamaan. Masing-masing bidang ini
mempunyai cara tersendiri untuk memaksimalkan bidang layanan tersebut.
Pelaksanan ke enam bidang layanan ini di SMK N 2 Medan dilakukan
melalui materi saat jam bimbingan dan konseling di kelas dan memalui
konsultasi atau konseling di ruang BK.
semua kelas mendapat jam pelajaran bimbingan dan konseling. Jam di
pembelajaran di kelas ini dimanfaatkan guru BK untuk mengenali siswa-
siswinya dan mengajak mereka untuk bisa akrab dan sering pergi ke ruang
BK ketika mengalami kesulitan atau butuh konsultasi. Selain itu kegiatan
inti dari pembelajaran di kelas ini adalah memberikan materi tentang
layanan bimbingan dan konseling. Materi yang diberikan menggunakan
panduan rencana pembelajaran yang dibuat sendiri oleh guru bimbingan dan
13
konseling. Materi yang diberikan berupa beberapa topik permasalahan yang
di setiap topik ini mengandung beberapa jenis bidang layanan, jenis layanan
dan fungsi layanan bimbingan dan konseling.
Selain melalui pembelajaran di kelas, pelayanan bimbingan dan
konseling juga diberikan kepada siswa-siswa yang datang ke ruang BK
untuk konsultasi atau mendiskusikan sesuatu, dan juga diberikan melalui
penyelesaian masalah-masalah yang terjadi di sekolah. Di SMK N 2 Medan,
setiap harinya ada siswa yang datang ke ruang BK, entah itu untuk
konsultasi ataupun karena masalah. Bidang bimbingan yang paling sering di
konsultasikan adalah pribadi dan karier. Tetapi bidang bimbingan yang lain
juga sering di konsultasikan juga.
Bidang bimbingan karier merupakan bidang bimbingan yang paling
sering ditanya dan dikonsultasikan siswa. Mereka sering mengalami
kebingungan akan masa depan mereka, apakah memilih kerja atau
melanjutkan studi. Ada banyak faktor yang menjadi pertimbangan mereka
dan sering kali ditanyakan pada guru BK. Disini guru BK memberikan saran
bagimana mereka seharusnya mengambil keputusan dilihat dari faktor-
faktor dan keadaan masing-masing siswa. Bagaimana mereka harus memilih
jurusan bagi mereka yang ingin melanjutkan studi, dan pada bidang
bimbingan ini guru BK menjalin kerjasama dengan pihak luar, yaitu
universitas-universitas baik itu negeri maupun swasta dan perusahaan-
perusahaan tertentu. Bagi mereka yang akan melanjutkan studi, sekolah
menerima adanya sosialisasi dari berbagi universitas agar siswa-siswa tahu
bagimana gambaran universitas tertentu dan apa saja jurusan yang dapat
mereka pilih. Sedangkan bagi siswa-siswa yang memilih untuk bekerja,
pihak sekolah juga menyalurkan siswa-siswa mereka pada perusahaan-
perusahaan tertentu.
Tantangan yang harus dihadapi oleh guru BK saat ini adalah bagaimana
mendekati peserta didik, bagaimana peserta didik memahami pelayanan
bimbingan dan konseling yang sebenarnya, dan merubah paradigma peserta
didik tentang ruang BK.
BAB III
TEORI TENTANG BK
14
A. Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling
1. Latar Belakang Psikologis
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik,
merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala
karakteristiknya. Siswa sebagai individu yang dinamis dan berada
dalam proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika
dalam interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai pribadi yang
unik, terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu dengan
siswa yang lain. Hal tersebut merupakan beberapa aspek psikologis
dalam pendidikan yang bersumber dari siswa sebagai subjek didik
dan dapat menimbulkan berbagai masalah. Timbulnya masalah-
masalah psikologis menuntut adanya upaya pemecahan melalui
layanan bimbingan dan konseling.
2. Latar Belakang Sosial
Derasnya perubahan sosial dan makin kompleksnya keadaan
masyarakat akan meningkatkan derajat rasa tidak aman bagi remaja
dan pemuda. Kehidupan yang terlalu berorientasi pada kemajuan
dalam bidang material telah menelantarkan supra empiris manusia
sehingga terjadi pemiskinan ruhaniyah dalam dirinya. Kondisi ini
sangat kondusif bagi berkembangnya masalah-masalah pribadi yang
terekspresikan dalam suasana psikologis yang kurang nyaman
seperti perasaan cemas, stress, perasaan terasing serta sering terjadi
penyimpangan moral dalam sistem nilai. Atas dasar keadaan tersebut
sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan harus bertanggung jawab
untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan
diri. Oleh karena itu, sangatlah diperlukan adanya layanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
3. Latar Belakang Pedagogis
Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun
di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Tujuan inti dari
pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal sesuai
dengan potensi masing-masing. Untuk menuju tercapainya pribadi
yang berkembang, maka kegiatan pendidikan hendaknya bersifat
15
menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan pengajaran, akan
tetapi juga diberikan layanan-layanan untuk mengembangkan
kepribadian mereka, yaitu melalui adanya layanan bimbinga dan
konseling.
16
bersifat etis. Oleh karena itu fungsi pencegahan bagi konselor
merupakan bagian dari tugas yang sangat penting.
3. Fungsi Pengentasan
Walaupun fungsi pemahaman dan pencegahan telah dilakukan,
namun mungkin saja konseli masih menghadapi masalah-masalah
tertentu. Individu yang mengalami masalah akan merasa ada sesuatu
yang tidak nyaman pada dirinya dan akan datang pada konselor
dengan tujuan untuk dientaskannya masalah tersebut. Disinilah
fungsi pengentasan itu berperan.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan dapat membantu para konseli dalam memelihara dan
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan
berkelanjutan. Dalam fungsi ini, hal-hal yang dipandang positif
dijaga agar tetap baik dan mantap.
D. Bidang Bimbingan
1. Bidang Kehidupan Pribadi
Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan,
bakat dan minat, sesuai dengan karakteristik kepribadian dan
kebutuhan dirinya secara realistik.
2. Bidang Kehidupan Sosial
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,
anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3. Bidang Kegiatan Belajar
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah dan belajar secara mandiri.
17
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karir.
5. Bidang Kehidupan Berkeluarga
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
merencanakan kehidupan keluarga dan keragaman persoalan
persiapan membentuk keluarga.
6. Bidang Kehidupan Keberagaman
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik untuk
memantapkan diri dalam memahami dan melaksanakan nilai-nilai
keagamaan dalam kehidupan pribadi dan sosial.
BAB IV
18
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
19