Anda di halaman 1dari 29

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN


I. TINJAUAN KASUS
Tanggal pengkajian : 05 Februari 2013 Pukul : 08.00 WIB
Nama Mahasiswa : Kelompok II
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
1. Klien
Inisial klien : Tn. Z
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/bangsa : Manado/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. G.Obos XIII No. 01

Tgl Masuk RS : 3 Februari 2013


No. MR : 11.51.01

2. Penanggung Jawab
Nama : Nisa Andawati
Umur : 46 tahun
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Pendidikan : SMP
Alamat : Jln. G.Obos XII No. 01
Hubungan keluarga : Istri
DIAGNOSA MEDIS : Decompensasi Cordis

II. Riwayat Perawatan


1. Keluhan Utama : Sesak nafas
2. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Kesehatan/Keperawatan Sekarang
Klien mengatakan kurang lebih 3 hari yang lalu mengalami sesak nafas, kemudian
pada tanggal 3 Februari 2013 klen dibawa ke rumah sakit dengan kelihan sesak
nafas, klien dibawa oleh keluarga dan klien masuk IGD. Di IGD klien

1|Page
mendapatkan terapi candasartam, spironoketon, injeksi lasix, infus NACL( 10
tpm/menit) serta therapi oksigen sebanyak 4 liter.
b. Riwayat Kesehatan/Keperawatan Dahulu
Klien mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit pada tahun 2010 karena
penyakit Asma Bronkial.
c. Riwayat Kesehatan/Keperawatan Keluarga
klien mengatakan keluarganya ada penderita asma dan diabetes, sedangkan ibu
klien meninggal pada tahun 1975 karena penyakit hipertensi.

Genogram keluarga Keterangan :

Perempuan

Laki-laki
Meninggal X
Pasien

Serumah ....

Bercerai 

d. Riwayat Kesehatan Lingkungan


Klien mengatakan tinggal di rumah sendiri yang memiliki ventilasi yang cukup
baik, lingkungan tempat tinggal klien juga cukup bersih.

e. Riwayat Psikososial

2|Page
Hubungan klien dengan keluarga cukup baik, klien berkomunikasi dengan baik
menggunakan bahasa indonesia. Hubnugan klien dengan teman dan petugas
kesehatan cukup kooperatif.

III. Pola Fungsi Kesehatan


1. Pola persepsi-pemeliharaan kesehatan
Klien menganggap kesehatan itu hal penting, dan klien berharap untuk segera
sembuh

2. Pola aktivitas latihan


Sebelum sakit klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri.
Namun ketika sakit klien tidak mampu melakukan aktivitasnya sendiri dan di
bantu oleh keluarga atau petugas kesehatan berhubung kondisinya yang lemah

3. Pola nutrisi metabolic


Klien mengatakan ketika sakit nafsu makannya berkurang dan mengalami
mual. Oleh karena itu klien hanya dapat menghabiskan setengah porsi
makanan yang disediakan
BB sebelum sakit : 70kg
BB setelah sakit : 66kg

4. Pola eliminasi
Klien mengatakan masih bisa BAB dan BAK dengan normal layaknya saat
sehat
Klien BAK 4 x sehari dan BAB 1-2 x sehari
Produksi urin ± 1200 cc per hari

5. Pola tidur / istirahat


Klien mengatakan tidak dapat tidur nyenyak karena sesak napas
Saat sakit klien hanya dapat tidur ± 2 jam ketika malam hari

3|Page
6. Pola kognitif perceptual
Klien mengatakan tidak terlalu mengerti dengan penyakit yang dideritanya

7. Pola toleransi-koping stress


Bila ada masalah klien menceritakan kepada keluarga dan teman-teman
terdekatnya

8. Pola persepsi diri / konsep diri


Klien mengatakan tidak merasa malu dengan keadaannya saat ini

9. Pola seksual-reproduktif
Klien sudah menikah, dan mempunyai tiga orang anak

10. Pola hubungan peran


Hubungan interpersonal klien dan keluarga tidak terganggu

11. Pola nilai dan keyakinan


Klien beragama islam, dan meyakini agama yang di anutnya.
Sebelum sakit klien dapat melakukan ibadah (sholat) dengan normal, setelah
sakit klien hanya dapat berdoa / sholat dengan berbaring di atas tempat tidur

IV. Observasi Dan Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum
Klien tampak lemah, terbaring di tempat tidur, terpasang infus NaCl (10 TPM)
di tangan sebelah kiri, Terpasang o2 2L/m, klien tampak gelisah dan sesak
napas

4|Page
2. Tanda-tanda vital
TD: 150/90mmHg RR:25 x / m HR: 78 x / m S: 360C

3. Pemeriksaan kulit, rambut dan kelenjar getah bening


Klien berkulit sawo matang, turgor kurang baik, tidak ada gatal-gatal pada
kulit. Rambut klien cukup rapi warna rambut hitam.

4. Pemeriksaan kepala dan leher


Kepala tidak ada benjolan (dalam keadaan normal)
Bibir klien agak kering dan tidak pecah
Hidung simetris, cuping hidung (-)
Mata, sclera berwarna bening, konjungtiva berwarna merah muda
Leher : JVP (-), tidak ada pembengkakan limpa

5. Pemeriksaan dada
Bentuk dada simetris, bunyi napas tambahan ronkhi, tidak ada nyeri tekan
pada dada klien. Jantung teraba (kardiomegali)

6. Pemeriksaan abdomen
Tidak ada asites, tidak ada nyeri tekan

7. Pemeriksaan anggota gerak dan neurologis


a. ekstremitas atas dan bawah dapat digerakan
ekstremitas bawah lemah jika berjalan, tidak ada udema pada kaki bawah
klien

b. Neurologis
n I: klien dapat membedakan bau atau aroma
n II: lapang pandang klien baik
n III: klien dapat menggerakan mata ke atas, bawah, dan ke dalam

5|Page
n IV: klien dapat menggerakan mata kebawah/dalam
n V: klien dapat menggerakan otot mata kebawah, kedalam
n VI : klien dapat mengunyah mampu mengontrol ekspresi wajah
n VII : klien dapat mengontrol ekspresi wajah seperti tersenyum
n VIII: kondisi udara baik
n IX : klien dapat menelan air liur dan minum,
n X : klien dapat mengatakan ohhh.... okula tampak simetris
n XI : klien dapat membalikan/menoleh kesisi berlawanan
n XII : klien dapat menggerakan/menjulurkan lidah

V. Hasil Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan laboratorium
a. Natrium :152mmol/L ( n : 138-146 mmol/L).
b. Kalium 5,2mmol/L (n : 3,5-4,9mmol/L)
c. Cl 118mmol/L (n : 98-109mmol/L)
d. Loukosit 11.310 (n : 4.00-100 x 10^3)
e. Eritrosit 6,100 (n : 3.50-5,50)
f. Hb 17,7gr/dl (n : 13,5-18 gr/dl)
g. GDS 129 (n : <200)
h. Cretinin 1,40 (n :0,17-1,5 gr/dl)
i. SGPT 66 (n : 370C = <4)
j. Kholesterol 244 (n : <200)
k. Trigliserit 127 (n :<200)
l. Urit acit 6,0 mg/dl (n : 3,4-7,0mg/dl)

2. Pemeriksaan diagnostic
Foto thorax rongent : kesan kardiomegali

VI. Terapi
1. Infus NaCl 0,9% (10 TPM)

6|Page
2. Obat oral
a. Candesartan 2x1
b. Digoxin 1x1
Indikasi : payah jantung kronik, payah jantung penderita lansia dengan atau
tanpa payah ginjal, payah jantung akut, payah jantung pada anak.
c. Spironolacton 2x1
Indikasi : hipertensi esensial, edema pada payah jantung kongestif, edema yang
disertai peningkatan kadar aldosteron dalam darah, misalnya pada sindrom
nefrotik atau serosis hati, juga digunakan pada diagnosis maupun pengobatan
pada hiperaldosteronisme primer.
d. Laxadin syr 1x1
Indikasi : mengatasi buang air besar, persiapan menjelang tindakan radiologis
atau operasi.
e. Salbutamol 3x1
Indikasi :
f. Simvastatin 1x1
Indikasi : mengurangi kadar kolesterol total dan LDL. Sebagai anti
hiperkolesterol primer maupun sekunder.
g. CPG 1x1
h. Aspilet 1x1
Indikasi : demam, sakit kepala, sakit gigi, rasa nyeri pada otot dan sendi.

3. Obat injeksi
a. Inj furosemid 1x2
b. Inj simextam 2x1
c. Inj ranitidin 2x1
d. Arixtra 2,5gr x1

7|Page
B. Analisa Masalah

Data fokus

(subyektif & objektif) Masalah Kemungkinan penyebab

DS: klien mengatakan Pola napas tidak efektif Penurunan ekspansi paru
napasnya sesak

DO: klien tampak sesak


napas

TTV: TD: 150/90mmHg


RR : 25x/m HR : 78x/m s:
360C

DS: klien mengatakan nafsu Nutrisi kurang dari Intake tidak adekuat
makan nya menurun. Kadang kebutuhan tubuh
mual, dan muntah

DO: klien tampak lemah

Klien hanya dapat


menghabiskan setengah porsi
makan yang disediakan

BB sebelum sakit 70 kg

8|Page
BB setelah sakit 66 kg

Ds : klien mengatakan tidak Gangguan pemenuhan sesak nafas


bisa tidur karena sesak yang istirahat dan tidur
dirasakan.

Do : klien tampak lemah


kelopak mata bawah
berkantung,

Ds : klien mengatakan tidak Intoleransi aktivitas Kelemahan


dapat melakukan aktivitas
secara mandiri.

Do : klien tampak lemah,


klien tampak di bantu dalam
aktivitasnya

C. Daftar diagnosa keperawatan

No Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan pola tidur berhubungan dengan sesak
nafas

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

9|Page
10 | P a g e
D. Perencanaan
No Diagnose keperawatan Tujuan & kriteria Intervensi Rasionalisasi Nama &
hasil keperawatan paraf
1 Pola napas tak efektif Setelah dilakukan 1. Kaji fungsi 1. kecepatan biasanya
b/d penurunan ekspansi tindakan keperawatan pernapasan seperti meningkat, dispnue dn
paru selama 3 x 7 jam, frekuensi dan terjadi peningkatan
kedalaman kerja napas
diharapkan pola napas
pernapasan
klien efektif, dengan 2. Auskultasi bunyi 2. bunyi napas biasanya
kriteria hasil : napas dan catat menurun bila jalan
adanya bunyi napas napas obstruktif
 Pola nafas kllien
tambahan sekunder terhadap
dengan frekuensi
perdarahan / bekuan
dan kedalaman 3. Observasi tanda –
3. mengetahui keadaan
yang normal tanda vital klien umum klien
 Klien 4. Bantu klien pada 4. posisi semi fowler
menyatakan : posisi semi fowler membantu
sesak napasnya
memaksimalkan
berkurang /
5. Berikan terapi ekspansi paru
hilang
oksigen sesuai 5. memaksimalkan
indikasi pernapasan dan
menurunkan kerja
napas

3 Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan 1. awasi konsumsi 1. mengidentifikasi


kebutuhan tubuh b/d tindakan keperawatan makan dan cairan adanya kekurangan
intake tak adekuat selama 3 x 7 jam, 2. perhatikan adanya nutrisi
mual / muntah 2. gejala yang menyertai
diharapkan nutrisi klien
3. anjurkan makan akumulasi endogen
dapat terpenuhi, dengan sedikit tapi sering 3. porsi lebih kecil dapat
krriteria hasil : meningkatkan masukan

11 | P a g e
 nafsu makan 4. timbang berat badan makanan
klien meningkat klien 4. mengukur derajat
 berat badan klien kekurangan nutrisi
meningkat klien
 klien tidak 5. anjurkan klien 5. agar masukan makan
mengalami makan dalam posisi lancar dan mengurangi
kelemahan fisik duduk rangsang muntah
dan dapat 6. berikan oral hygiene 6. menghilangkan krasa
melakukan untuk klien tidak enak pada mulut
aktivitasnya dan meningkatkatkan
nafsu makan.
7. kolaborasi dengan
ahli gizi pemberian 7. kebutuhan nutrisi klien
diet untuk klien dapat terpenuhi sesuai
diet
4. Gangguan pemenuhan Setelah dilakukan 1. kaji pola tidur klien 1. Mengidentifikasi berapa
kebutuhan istirahat dan tindakan keperawatan lama tidur klien dalam
2. Berikan oksigen sehari
pola tidur berhubungan selama 3 x 7 jam,
tambahan dengan 2. Meningkatkan jumlah
dengan sesak nafas diharapkan kebutuhan nasal kanul atau oksigen yang ada untuk
istirahat dan pola tidur masker sesuai pemakaian miokardium.
klien dapat terpenuhi dengan indikasi.
dengan kriteria hasil : 3. Ciptakan lingkungan 3. Meningkatkan rasa
yang nyaman dan nyaman klien
 klien tampak tenang
segar 4. Berikan tempat tidur 4. Meningkatkan
 pola tidur klien yang nyaman, ganti kenyaman tidur klien
7-8 jam laken yang sudah
kotor 5. Meningkatkan ekspansi
 klien tidak 5. berikan posisi semi paru, mengurangi sesak
mengalami fowler
kelemahan fisik

12 | P a g e
4 Intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan 1. pantau pasien dalam 1. mengidentifikasi
kelemahan tindakan keperawatan melakukan aktivitas tingkat intoleransi
selama 3 x 7 jam, 2. bantu ADL klien aktivitas klien
2. kebutuhan klien dapat
diharapkan klien
3. tingkatkan tirah terpenuhi
mampu melakukan baring 3. meningkatkan istirahat
aktivitas sesuai untuk menurunkan
kemampuannya, dengan kebutuhan o2 dan kerja
riteria hasil : 4. anjurkan klien untuk jantung
menghentikan 4. regangan
 pasien dapat aktivitas apabila kardiopulmonal
beraktivitas terjadi nyeri dada, berlebih / stress dapat
sendiri napas pendek dan menimbulkan
 klien segar dan kelemahan dekompensasi
kelemahan
berkurng / hilang

13 | P a g e
E. Implementasi
No diagnosa Tanggal & Pelaksanaan Evaluasi tindakan / respon pasien Nama &
keperawatan jam paraf
I 6-2-2013 1. Mengkaji fungsi pernafasan seperti 1. Do : Kecepatan nafas klien 24 x / menit
10.00 WIB frekuensi dan kedalamannya
2. Mengobservasi tanda – tanda vital 2. Do : TTV :
TD: 130/80 mmHg, S : 36 C, N : 80 x /
menit, RR : 24 x / menit
3. Membantu klien pada posisi semifowler 3. Ds : Pasien mengatakan lebih nyaman
dengan posisi semifowler
4. memberikan terapi oksigen sesuai 4. Do : Oksigen sudah diberikan sebanyak
indikasi 2 liter via nasal kanul

II 6-2-2013
1. Mengawasi konsumsi makanan / cairan 1. Do:Klien masih belum bisa
10.00 WIB
menghabiskan porsi makanan yang
disediakan ( hanya ¼ porsi makanan yg
2. Memperhatikan adanya mual . muntah
dimakan )
2. Ds :Klien mengatakan sudah tidak ada
mual / muntah
3. Menganjurkan klien makan sedikit tapi
3. Klien mengatakan akan mengikuti
sering
anjuran perawat
4. Menimbang berat badan klien
4. Berat badan klien tidak bertambah
14 | P a g e
( tetap ) yaitu : 67 kg
5. menganjurkan klien makan dalam posisi 5. Klien kooperatif
duduk
6. berikan oral hygiene untuk klien 6. Oral hygiene sudah dilakukan oleh
keluarga klien

7. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam


7. Makanan pasien sudah diatur oleh ahli
pemberian diet untuk klien
gizi sesuai diet

III 6-2-2013
1. mengkaji pola tidur klien 1. Ds : klien mengatakan hanya dapat
10.00 WIB
tidur 2 – 3 jam pada malam hari

2. memberikan oksigen tambahan dengan 2. Do:Oksigen sudah diberikan sebanyak


nasal kanul atau masker sesuai dengan 2 liter
indikasi.
3. Do : lingkungan klien cukup tenang
3. menciptakan lingkungan yang nyaman
dan tenang

4. memberikan tempat tidur yang nyaman, 4. Do : laken klien sudah diganti dengan
ganti laken yang sudah kotor yang bersih

5. Ds: klien mengatakan nyaman dengan


5. memberikan posisi semi fowler posisi semi fowler
IV 6-2-2013
10.00 WIB 1. Memantau klien dalam melakukan
1. Klien masih belum bisa melakukan

15 | P a g e
No. Tanggal Catatan perkembangan (SOAP) Nama dan
Dx dan jam paraf

I 7-2-2013 S : klien mengatakan sesak nafasnya sudah berkurang


15.00 aktivitas
O : keadaan umum masih lemah aktivitas secara mandiri
WIB 2. / Membantu
TTV : TD : 130 90 mmHg, S klien dalam
: 36,5 0 C, melakukan 2. Klien kooperatif
aktivitas
HR : 81 x/mnt, RR : 23 x sehari
/ mnit.– hari 3. Klien mengatakan dapat tidur /
3. sebagian
A : masalah teratasi Meningkatkan tirah baring beristirahat dengan baik
4. Menganjurkan
P : lanjutkan intervensi klien untuk 4. Klien mengatakan akan melakukan
menghentikan aktivitas bila terjadi nyeri anjuran perawat
dada / nafas pendek
II 7-2-2013 S : klien mengatakan nafsu makannya masih kurang,
15.00 O : keadaan umum masih lemah, porsi makanan hanya
WIB dapat dihabiskan sebanyak setengah porsi.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

III 7-2-2013 S : klien mengatakan dapat tidur lebih lama dar


15.00 sebelumnya yaitu kurang lebih 3-5 jam, karena
WIB sesaknya telah berkurang
O : klien tampak lebih tenang, dan tidak gelisah seperti
sebelumnya
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
F. Evaluasi

IV 7-2-2013 S : klien mengatakan tubuhnya masih lemah


15.00 O : aktivitas klien tampak masih dibantu oleh keluarga
WIB dan perawat 16 | P a g e
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
17 | P a g e
No. Tanggal Catatan perkembangan (SOAP) Nama dan
Dx dan jam paraf

I 8-2-2013 S : klien mengatakan sesak nafasnya sudah berkurang


09.00 O : keadaan umum masih lemah
WIB TTV : TD : 130 / 80 mmHg, S : 36,3 0 C,
HR : 78 x/mnt, RR : 22 x / mnit.
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi Evaluasi II

II 8-2-2013 S : klien mengatakan nafsu makannya sudah


09.00 meningkat dari sebelumnya, tidak ada mual/
WIB muntah .
O : keadaan umum masih lemah, porsi makanan
belum dapat dihabiskan oleh klien (hanya ½
porsi yang dapat dihabiskan)
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi

III 7-2-2013 S : klien mengatakan dapat tidur lebih lama dari


09.00 sebelumnya yaitu kurang lebih 3-5 jam, karena
WIB sesaknya telah berkurang
O : klien tampak lebih tenang, dan tidak gelisah seperti
sebelumnya
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi

IV 7-2-2013 S : klien mengatakan tubuhnya masih lemah


09.00 O : aktivitas klien tampak masih dibantu oleh keluarga
WIB dan perawat 18 | P a g e
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
II. PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistimatis dalam pengumpulan
data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2001:17).
Tujuan pengkajian adalah mengumpulkan, mengorganisasi dan mencatat data yang menggambarkan seluruh respon
manusia yang mempengaruhi pola kesehatan. Pencatatan hasil pengkajian keperawatan secara lengkap dan akurat serta
tidak boleh terdapat unsur dugaan atau interprestasi perawat (Nursalam, 2001: 18)
Menurut Ardiansyah (2012:28), manifestasi klinis dari Decompensasi Cordis meliputi :
1. Dispnea, yang terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu pertukaran gas. Gangguan ini dapat
terjadi saat istirahat ataupun beraktivitas
2. Orthopnea, yaitu kesulitan bernafas saat penderita berbaring.Proximal, yaitu

19 | P a g e
3. nokturna dispnea. Gejala ini biasanya terjadi saat pasien duduk lama dengan posisi kaki atau tangan dibawah atau
setelah pergi berbaring ditempat tidur.
4. Batuk, baik kering maupun basah sehingga menghasilkan daha atau lendir.
5. Mudah lelah, dimana gejala ini muncul akibat cairan jantung yang kurang sehingga menghambat sirkulasi cairan dan
sirkulasi oksigen.
6. Kegelisahan akibat gangguan oksigenasi jaringan.
7. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kana atas
8. Anoreksia dan mual.
9. Rasa ingin kencing pada malam hari.
10. Badan lemah akibat menurunya curah jantung.

Dalam kasus Tn. Z yang mengalami decompensasi cordis yang berfokus pada asuhan keperawatan pada klien dengan
decompensasi cordis, keadaan fisik serta respon klien. Pada saat pengkajian klien terutama mengeluhkan seseak nafas
yang ia rasakan, hal itu kemungkinan disebabkan karena pada teori Doengos (2000: 52 ) berfokus pada masalah utama
yang terjadi pada penyakit kardivaskular yaitu kegagalan serambi kiri / kanan jantung yang mengakibatkan
ketidakmampuan untuk memberikan keluaran yang cukupuntuk memenuhi kebutuhan jaringan dan menyebabkan
terjadinya kongesti pulmonal dan sistemik yang berdampak paru mengalami tekanan yang menyebabkan pada
penurunan ekspansi pada paru.
Pada Tn. Z Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, juga melalui catatan
keperawatan mengenai status klien, di dukung oleh pemeriksaan penunjang laboratorium.

20 | P a g e
Hasil dari pengumpulan data tersebut diperoleh informasi data dasar klien yang memungkinkan untuk mengidentifikasi
masalah-masalah klien, merumuskan diagnosa keperawatan, membuat rencana keperawatan dan implementasi
keperawatan serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.
Menurut Doenges (2000:786) pemeriksaan diagnostik pada klien dengan adalah tergantung pada kondisi DC
tersebut. pemeriksaan diagnostik nya terdiri dari:
1. Pemeriksaan fisik EKG untuk melihat ada tidaknya infark myocardial akut, dan guna mengkaji kompensaai
seperti hipertropi ventrikel. Irama sinus atau atrium fibrilasi, gel. mitral yaitu gelombang P yang melebar serta
berpuncak dua serta tanda RVH, LVH jika lanjut usia cenderung tampak gambaran atrium fibrilasi.
2. Echocardiografi dapat membantu evaluasi miokard yang iskemik atau nekrotik pada penyakit jantung
kotoner
3. Film X-ray thorak untuk melihat adanya kongesti pada paru dan pembesaran jantung
4. echo-cardiogram, gated pool imaging, dan kateterisasi arteri polmonal.utuk menyajikan data tentang fungsi
jantung.
5. Foto polos dada
a. Proyeksi A-P; konus pulmonalis menonjol, pinggang jantung hilang, cefalisasi arteria pulmonalis.
b. Proyeksi RAO; tampak adanya tanda-tanda pembesaran atrium kiri dan pembesaran ventrikel kanan.

6. Kateterisasi jantung dan Sine Angiografi


Didapatkan gradien tekanan antara atrium kiri dan ventrikel kiri pada saat distol. Selain itu dapat dideteksi
derajat beratnya hipertensi pulmonal. Dengan mengetahui frekuensi denyut jantung, besar curah jantung serta
gradien antara atrium kiri dan ventrikel kiri maka dapat dihitung luas katup mitral.

21 | P a g e
Pada kasus Tn. Z tidak semua prosedur diagnostik dan laboratorium dilakukan, pemeriksaan yang dilakukan adalah :
Foto thorax rongent : kesan kardiomegali, Natrium :152mmol/L ( n : 138-146 mmol/L), Kalium 5,2mmol/L (n : 3,5-
4,9mmol/L), Cl 118mmol/L (n : 98-109mmol/L), leukosit 11.310 (n : 4.00-100 x 10^3), Eritrosit 6,100 (n : 3.50-5,50), Hb
17,7gr/dl (n : 13,5-18 gr/dl), GDS 129 (n : <200), Cretinin 1,40 (n :0,17-1,5 gr/dl), SGPT 66 (n : 370C = <4), Kholesterol
244 (n : <200), Trigliserit 127 (n :<200), Urit acit 6,0 mg/dl (n : 3,4-7,0mg/dl).
Pada pemeriksaan rontgen didapatkan kesan bahwa klien mengalami kardiomegali, hal ini kemungkinan disebabkan
jantung bekerja terlalu keras untuk memompa darah untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh, jantunng yang bekerja
terlalu keras membuat jantung mengalami pembesaran.
Pada pemeriksaan laboaratorium didapatkan bahwa kolesterol Tn. Z melampaui batas normal dan kolesterol yang tinggi
tidak baik untuk jantung.
Pada pengkajian tanggal 05-2-2013 didapatkan data dari keluhan klien yaitu klien mengatakan napasnya sesak, klien
mengatakan nafsu makan nya menurun. Kadang mual, dan muntah, : klien mengatakan tidak bisa tidur karena sesak yang
dirasakan.
Pada dasarnya tanda dan gejala yang didapatkan dari klien sama dengan teori Doengos : 2000:52.
Dalam pelaksanaan pengkajian yang telah di lakukan oleh penulis terdapat ada beberapa faktor pendukung, yaitu :
tersedianya peralatan yang di sediakan dari kampus dari mahasiswa sendiri maupun oleh perawat di ruang ICCU untuk
melakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik, disamping itu sikap kooperatif dari klien dan keluarga selama di lakukan
pengkajian, adanya pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan di ruangan, adanya data-data dari tim medis yang
menunjang dalam pengkajian seperti hasil pemeriksaan laboratorium, status klien yang memberikan keadaan klien.
Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan pengkajian ini adalah terbatasnya waktu untuk pengkajian kerena klien
membutuhkan istirahat yang cukup.

22 | P a g e
B. Perumusan Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan.

Adapun kriterianya adalah proses diagnosa terdiri dari analisa, interpretasi data, identifikasi masalah klien, dan perumusan

diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah (P), penyebab (E), dan tanda atau gejala (S). Bekerja

sama dengan klien dan petugas kesehatan lain untuk memalidasi diagnosa keperawatan (Nursalam, 2002:312)

Diagnosa keperawatan pada DC menurut Doengoes (2000:52-54) ada 4 yaitu curah jantung menurun
berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard, intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
suplai oksigen/kebutuhan, kelemahan, kelebihan volume cairan berhubungan denganmenurunnya laju filtrasi glomerulus,
kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler, kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan tirah baring lama. Serta dari referensi lain yaitu
Sedangkan pada kasus Tn. Z hanya ditemukan 4 diagnosa yaitu Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru, Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat, Gangguan pemenuhan
kebutuhan istirahat dan pola tidur berhubungan dengan sesak nafas, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

a. Diagnosa 1

b. Diagnosa II : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat
Nutrisi kurang adalah suatu keadaan dimana individu yang tidak puasa mengalami atau berisiko mengalami penurunan
berat badan yang berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat atau metabolisme nutrien yang tidak adekuat untuk

23 | P a g e
kebutuhan metabolik (Potter & Perry, 2005:1447). Tanda-tanda nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah lesu,
kelemahan dan nyeri otot (dapat menyebabkan ketidakmampuan berjalan), mudah lelah, anoreksia, konstipasi atau
diare, membran mata pucat (konjungtiva pucat), edema pada tungkai.
Data yang mengindikasikan adanya masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang ditemukan pada Tn. Z
adalah adanya ungkapan klien mengatakan bahwa ia kurang nafsu makan, Kadang mual, dan muntah ,dan klien hanya
mampu menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan berat badan sebelum sakit 70 kg, dan saat sakit berat badan klien
turun menjadi 66 kg, klien tampak lemah di tempat tidur, konjungtiva pucat dan mukosa bibir kering.Data tersebut
mendukung untuk diangkatnya diagnosa perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.

c. Diagnosa III: , Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan pola tidur berhubungan dengan sesak nafas.

d. Diagnosa IV : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

Diagnosa keperawatan pada DC menurut Doengoes (2000:52-54) ada yang tidak diangkat kedalam kasus yaitu curah

jantung menurun berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard, kelebihan volume cairan berhubungan

denganmenurunnya laju filtrasi glomerulus, kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran

kapiler, kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama.

Ke tiga diagnosa tersebut tidak penulis angkat disebabkan oleh data-data yang mendukung adanya diagnosa-diagnosa

keperawatan tersebut tidak ditemukan pada saat pengkajian, Penulis membuat diagnosa keperawatan berdasarkan data yang

dikumpulkan dari klien dan keluarga serta data yang mendukung lainnya.

24 | P a g e
Faktor pendukung dalam penegakan diagnosa ini adalah adanya data-data baik subjektif maupun objektif dengan

kerjasama klien dan keluarga dalam menceritakan kejadian dan keluhan yang dialami klien.

Faktor penghambat yang dirasakan yaitu kurangnya ketelitian serta kurangnya pengetahuan serta kurang

mendalamnya pengkajian dalam merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan prioritas

masalahnya

25 | P a g e
26 | P a g e
27 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Tabrani, (1998), Agenda Gawat Darurat Jilid 2, Penerbit Alumni Bandung

Guyton, (1991), Fisiologi Manusia, EGC, Jakarta

28 | P a g e
Barbara Engram, (1995), Perawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta

Dongoes M.E, Marry F, Alice G (1997) Nursing Care Plans,

F.A davis Company, Philadelphia. Carpennito L.J (1997), Nursing Diagnosis, JB. Lippincot, New York

Hudak & Gallo (1997), Keperawatan Kritis Pendekatam Holistik, Penerbit EGC, Jakarta.

Price Sylvia A ( 1993) , Patofisiologi, Penerbit EGC, Jakarta.

Lily ismudiati rilanto dkk, (2001). Buku Ajar Kardiologi, penerbit Fakultas Kedokteran Unversitas Indonesia, Gaya

Baru Jakarta.

Long. C.B (1996) Medical Surgical. Nursing. CV. Mosby St Louis, USA.

29 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai