Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

PT VELESIA DAN PT VICTORIA CARE

Disusun Oleh :
Kelompok 43
1. Anisa Putri Ayudya (20200258)
2. Rayi Nabila Alzahra (20200260)
3. Gabriel Meisa Wijayanto (20200268)
4. Hieronius Tua Sinaga (20200280)
5. Nino Gilang Septiawan (20200282)
6. Balda Salzabila Mabaria (20200302)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA
2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Laporan : Kuliah Kunjungan Lapangan


2. Ketua Kelompok : Hieronius Tua Sinaga (20200280)
3. Anggota Kelompok : Anisa Putri Ayudya (20200258)
Rayi Nabila Alzahra (20200260)
Gabriel Meisa Wijayanto (20200268)
Nino Gilang Septiawan (20200282)
Balda Salzabila Mabaria (20200302)
4. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap : Drs. Sunarso, MM
b. NIPY : 01960207
c. No. Telp : 081548598564

Surakarta, 28 November 2022

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Ketua Kelompok

Drs. Sunarso, MM Hieronius Tua Sinaga


NIPY. 01960207 NPM 20200280

ii
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayat-Nya sehingga kita masih dalam keadaan sehat dan khususnya
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Terimakasih tersebut kami ucapkan kepada Bapak Mutya Drs Sunarso, MM selaku
dosen pembimbing lapangan Kuliah Kunjungan Lapangan (KKL), PT. Velesia (Kaboki)
dan PT. Victoria Care (Screet Garden) yang telah berkenan menerima kunjungan KKL
Fakultas Ekonomi serta memberikan kami tambahan ilmu yang berguna. Tidak lupa
kepada semua pihak yang telah secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Kami sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 28 November 2022

iii
v
vi
vii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum

PT Velesia (Kaboki)

Pasar Seni Kuta Bali tahun 1989 bermimpi menginternasionalkan kerajinan Indonesia.
Pertemuan seorang pemuda Indonesia dengan pemuda asal Amerika kemudian
menjadi cikal bakal dikenalnya produk rajut Indonesia di luar negeri. Diwujudkan
dengan terbentuknya dua perusahaan yang saling bermitra, yaitu PT. Velesia selaku
produsen berdomisili di Bali Indonesia dan Indonesian Import Inc./ The Sak selaku
importir berdomisili di San Fransisco USA sebagai kantor pusat dan Bali sebagai
representative office.
a. Era Tas Kulit
Tas berbahan dasar kulit paling populer saat itu. PT Velesia
mengkombinasikannya dengan bermacam kekayaan lokal Indonesia seperti
agel, tikar rotan Kalimantan, songket Palembang, ulos Batak, pahikung Sumba
dan tapis Lampung. Selain melayani Indonesian Imports Inc. yang
mengeluarkan merek Elliot Lucca untuk jenis produk ini, PT. Velesia juga
bekerjasama dengan beberapa importir dan merek lain seperti Sunda Bay yang
berbasis di California dan Philip Collection yang berbasis di Miami, USA.
b. Era Tas Rajut
Persaingan tas kulit semakin menguat. PT. Velesia mulai melirik alternatif
bahan baku lain. Pada tahun 1994, tas „ulatan‟ – yang berarti anyaman atau
rajutan dalam istilah Bali – mulai diperkenalkan. Benang nylon dipilih sebagai
bahan utama, dengan jaminan support mitra perusahaan dalam negeri yang
hingga kini loyal menyediakan benang untuk PT. Velesia. Oleh Indonesian
Import Inc. selaku mitra importir, tas rajut ini diberi label The Sak.
c. Kelompok Binaan
Tas rajut mendapat sambutan luar biasa di Amerika. Kemudian diikuti oleh
negara-negara Eropa, Jepang dan Australia. PT. Velesia melakukan
pembenahan internal sebagai langkah antisipasi. Tim Sample diperkuat,
diimbangi dengan percepatan pembentukan sentra-sentra pengrajin baru di
berbagai daerah. Tim kreatif PT. Velesia mengalami masa-masa yang sangat
2
1

BAB 1
PENDAHULUAN

B. Gambaran Umum

PT Velesia (Kaboki)

Pasar Seni Kuta Bali tahun 1989 bermimpi menginternasionalkan kerajinan Indonesia.
Pertemuan seorang pemuda Indonesia dengan pemuda asal Amerika kemudian
menjadi cikal bakal dikenalnya produk rajut Indonesia di luar negeri. Diwujudkan
dengan terbentuknya dua perusahaan yang saling bermitra, yaitu PT. Velesia selaku
produsen berdomisili di Bali Indonesia dan Indonesian Import Inc./ The Sak selaku
importir berdomisili di San Fransisco USA sebagai kantor pusat dan Bali sebagai
representative office.
d. Era Tas Kulit
Tas berbahan dasar kulit paling populer saat itu. PT Velesia
mengkombinasikannya dengan bermacam kekayaan lokal Indonesia seperti
agel, tikar rotan Kalimantan, songket Palembang, ulos Batak, pahikung Sumba
dan tapis Lampung. Selain melayani Indonesian Imports Inc. yang
mengeluarkan merek Elliot Lucca untuk jenis produk ini, PT. Velesia juga
bekerjasama dengan beberapa importir dan merek lain seperti Sunda Bay yang
berbasis di California dan Philip Collection yang berbasis di Miami, USA.
e. Era Tas Rajut
Persaingan tas kulit semakin menguat. PT. Velesia mulai melirik alternatif
bahan baku lain. Pada tahun 1994, tas „ulatan‟ – yang berarti anyaman atau
rajutan dalam istilah Bali – mulai diperkenalkan. Benang nylon dipilih sebagai
bahan utama, dengan jaminan support mitra perusahaan dalam negeri yang
hingga kini loyal menyediakan benang untuk PT. Velesia. Oleh Indonesian
Import Inc. selaku mitra importir, tas rajut ini diberi label The Sak.
f. Kelompok Binaan
Tas rajut mendapat sambutan luar biasa di Amerika. Kemudian diikuti oleh
negara-negara Eropa, Jepang dan Australia. PT. Velesia melakukan
pembenahan internal sebagai langkah antisipasi. Tim Sample diperkuat,
diimbangi dengan percepatan pembentukan sentra-sentra pengrajin baru di
berbagai daerah. Tim kreatif PT. Velesia mengalami masa-masa yang sangat
2

berat kala itu. Seluruh sumber daya dikerahkan dalam proses inventarisasi
calon daerah binaan, eksekusi pelatihan, hingga proses pendampingan sampai
binaan tersebut mampu berproduksi. Pada puncaknya, jumlah pengrajin binaan
PT. Velesia melewati angka tiga ribu orang. Tersebar mulai pulau Bali, Jawa
Timur dan Jawa Barat. Seluruh hasil produksi dari kelompok-kelompok
binaan tersebut kemudian dikirim ke fasilitas produksi PT. Velesia di Bali
untuk proses sortir, finishing dan final check.

C. Rumusan Masalah

PT Velesia (Kaboki)

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah penting

sebagai berikut:

a. Mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan PT Velesia dari awal

berdiri hingga saat ini?

b. Bagaimana pengembangan dan proses produksi PT Velesia?

c. Mengetahui struktur organisasi perusahaan?

d. Bagaimana analisis EFI, EFE, dan penyusunan Matriks SWOT, Internal

Eksternal (IE), serta Matriks Grand Strategy?


3
4

BAB II
ANALISIS DAN DIAGNOSIS

A. Sejarah Singkat

PT Velesia (Kaboki)

PT. Velesia Merek “Kaboki” di Pasuruan Jawa Timur. Tas Rajut. “Kaboki”

merupakan merek tas rajut yang diproduksi secara masal oleh PT. Velesia. Sejak

tahun 1989, PT. Velesia telah merintis dan memperkenalkan kerajinan Indonesia ke

mancanegara. Merek “Kaboki” telah terdaftar secra resmi pada Departemen

Kehakiman dan HAM tahun 2002 dengan sertifikat nomor 504108. PT. Velesia telah

berhasil menyatukan produksi handmade dengan produksi industri yang dapat

meningkatkan jumlah produksi tas rajut, dan banyak diminati konsumen.

B. Visi dan Misi

PT Velesia (Kaboki)

Adapun Visi dan Misi PT Velesia (Kaboki) adalah sebagai berikut:

a. VISI

Menjadikan perusahaan konveksi yang terbaik, dengan pengerjaan pesanan

yang tepat waktu dan mampu melayani permintaan pesanan sesuai dengan apa

yang diinginkan oleh setiap konsumen. baik dari segi pelayanan, kualitas,

maupun kuantitas yang memuaskan.

b. MISI

Mengutamakan pelayanan pada kepuasan yang optimal bagi para pelanggan.

Berperan aktif untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas yang dapat

memberikan kepuasan para pelanggan, karyawan dan mitra bisnis.


Mengembangkan sumber daya untuk dapat menghasilkan produk yang

berkualitas dan memiliki mutu yang konsisten.

C. Perkembangan Objek

PT Velesia (Kaboki)

Proses finishing ala home industry sudah tak mampu mengimbangi peningkatan

volume pekerjaan. PT. Velesia merelokasi fasilitas finishing ke pabrik yang lebih luas

di Kuta Bali. Peralatan kerja ditambah dan diperbaharui. Sistem kerja dirubah menjadi

sistem line.

a. Dari sisi produk, berbagai variasi dan terobosan terus dilakukan untuk

menjaga dan mengembangkan pasar. Polypropylene diujicoba untuk

menggantikan nylon sebagai bahan dasar benang, warna yang semula hanya

terbatas pada warna-warna dasar dikembangkan hingga ratusan pilihan warna,

kain pelapis bagian dalam tas yang semula standar ditingkatkan ke jenis

waterproof.

b. Disaat yang bersamaan, Indonesian Import Inc. selaku mitra importir

melakukan penguatan pasar di luar negeri dengan memperkenalkan label-label

baru seperti Lina dan Luxy mendampingi The Sak.

c. Sementara di dalam negeri, PT. Velesia juga menjalin kerjasama dengan

beberapa customer. Antara lain memasok panel tas untuk PT. Harmoni dan

mengerjakan produk tas wanita untuk PT. Sophie Martin Indonesia pada tahun

2009.

D. Lokasi Objek

1. PT Velesia (Kaboki)
Jl. Raya Sukorejo - Bangil KM 1.5 Lecari – Sukorejo – Pasuruan

5
E. Tujuan Berdirinya Objek

PT Velesia (Kaboki)

a. Memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal

maupun pengembangan usaha strategis

b. Mengurangi biaya transportasi

c. Selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan

d. Mensuplai daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang

e. Berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

F. Struktur Organisasi
PT Velesia (Kaboki)

Gambar 1. Struktur Organisasi PT Velesia (Kaboki)

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

TAHAP 1 : TAHAP MASUKAN


A. Evaluasi Faktor Internal (EFI)

Matriks EFI merupakan rumusan analisis lingkungan internal. Matriks ini


memberikan rangkuman dan evaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai
bidang fungsional pada suatu unit usaha. Bobot dan peringkat pada matriks EFI ini
ditentukan berdasarkan pada hasil kuesioner yang diberikan kepada narasumber.
Berikut adalah analisis EFI pada PT Velesia.

PT Velesia (Kaboki)
Tabel I
Evaluasi Faktor Internal PT Velesia

No KEKUATAN BOBOT PERINGKAT NILAI YANG


DIBOBOTKAN
1 Memiliki nilai seni 0, 15 4 0,60
yang tinggi
2 Kuat dan tahan lama 0,15 4 0,40
3 Motif yang menarik 0,10 3 0,40
4 Pilihan warna yang 0,10 3 0,30
bervariasi
5 Pilihan modelnya 0,15 4 0,30
beragam
6 Bahan lembut dan 0,10 3 0,30
nyaman dikulit
7 Bahan tebal dan lentur 0,10 3 0,40

No KELEMAHAN BOBOT PERINGKAT NILAI YANG


DIBOBOTKAN
1 Harga mahal 0,05 1 0,05
2 Proses pembuatan lama 0,05 1 0,10
3 Cenderung mudah rusak 0,05 1 0,05
JUMLAH 1,00
7 2,90
Dari matriks tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan yang menggambarkan
kondisi internal perusahaan, yaitu :

a. Pada faktor kekuatan, hasil tertinggi dengan bobot 0,15 dan peringkat 4
dengan total nilai yang dibobot 0,60 yaitu memiliki nilai seni yang tinggi
serta kuat dan tahan lama.
b. Sedangkan pada faktor kelemahan, Kecenderungan tipe kulit yang memiliki
bobot 0,5 peringkat 1 dengan total nilai yang dibobot 0,10 menunjukkan
bahwa faktor tersebut dapat menjadi penghambat bagi perkembangan
perusahaan.
c. Total skor tertimbang 2,90 yang diperoleh dari hasil analisis EFI
menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi internal yang cukup
kuat untuk meminimalisir kelemahan.

B. Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)


Matriks EFE digunakan untuk merangkum peluang dan ancaman pada suatu unit
usaha. Analisis matriks EFE dilakukan perhitungan yang sama dengan matriks EFI.
Bobot dan peringkat pada matriks EFE ini ditentukan berdasarkan pada hasil
kuesioner yang diberikan kepada narasumber. Berikut adalah analisis EFE pada PT
Velesia (Kaboki) dan PT Victoria Care (Screet Garden).

PT Velesia (Kaboki)
Tabel II
Evaluasi Faktor Eksternal PT Velesia

No PELUANG BOBOT PERINGKAT NILAI YANG


DIBOBOTKAN
1 Dalam pemasarannya 0,15 2 0,20
menggunakan
berbagai media sosial
serta beberapa media
cetak lainnya
2 Brand sudah dikenal 0,20 1 0,20
oleh masyarakat
bahkan mancanegara
3 Banyak diminati 0,15 2 0,20
masyarakat karena
model produk yang

8
mengikuti zaman

No ANCAMAN BOBOT PERINGKAT NILAI YANG


DIBOBOTKAN
1 Banyak pesaing salah 0,20 4 0,60
satunya produk yang
terbuat dari bahan
kulit
2 Harga yang 0,20 2 0,40
ditawarkan pesaing
jauh lebih murah dan
terjangkau
3 Proses pembuatan 0,15 3 0,60
lebih lama karena
dibuat secara manual
menggunakan tangan
JUMLAH 1,00 2,10

Dari matriks EFE diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan yang menggambarkan
kondisi eksternal perusahaan, yaitu:

a. Pada faktor peluang, didapat 1 hasil tertinggi yaitu faktor brand sudah
banyak dikenal oleh masyarakat bahkan mancanegara dengan bobot 0,20
peringkat 1 dengan nilai yang dibobot 0,20.
b. Sedangkan pada faktor ancaman, Banyak pesaing salah satunya produk
yang terbuat dari bahan kulit yang memiliki bobot 0,20 dengan peringkat 4
dan total nilai yang dibobot 0,60
c. Total skor tertimbang 2,10 yang diperoleh dari hasil analisis EFE yang
menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi dibawah rata-rata
yang artinya perusahaan dikatakan cukup lemah dalam menghadapi peluang
dan ancaman.

TAHAP 2 : TAHAP PENCOCOKAN


C. Penyusunan Matriks
Setelah penggunaan analisis EFI dan EFE sebagai tahap masukan, selanjutnya
digunakan analisis matriks TOWS sebagai analisis dalam tahap pencocokan. Matriks
TOWS merupakan matrik yang bertujuan untuk menentukan strategi yang efektif bagi
perusahaan, yang didasarkan pada kekuatan dan kelemahan yang ada, untuk

9
menghadapi peluang dan ancaman yang ada. Berikut adalah analisis matriks TOWS
pada PT Velesia (Kaboki).

1. Matriks TOWS
Tabel III
Matriks TOWS
PT Velesia (Kaboki)

KEKUATAN - S KEKUATAN - W

1. Memiliki nilai 1. Harga mahal


seni yang tinggi 2. Proses pembuatan
2. Kuat dan tahan lama
lama 3. Cenderung
3. Motif yang mudah rusak
menarik
4. Pilihan warna
yang bervariasi
5. Pilihan modelnya
beragam
6. Bahan lembut dan
nyaman dikulit
7. Bahan tebal dan
lentur
PELUANG - O STRATEGI S-O STRATEGI W-O

1. Dalam Memiliki nilai seni yang Mendapat kepercayaan


pemasarannya tinggi (S1, O2) konsumen (W2, O3)
menggunakan
berbagai media
social serta beberapa
media cetak lainnya
2. Brand sudah dikenal
oleh masyarakat
bahkan mancanegara
3. Banyak diminati
masyarakat karena
model produk yang
mengikuti zaman
ANCAMAN - T STRATEGI S-T STRATEGI W-T

1. Banyak pesaing Kuat dan tahan lama (S2, T1) 1. Mengadakan


salah satunya produk program diskon
yang terbuat dari atau hadiah
bahan kulit kupon belanja

10
2. Harga yang (W1, T2)
ditawarkan pesaing 2. Meningkatkan
jauh lebih murah dan bahan baku dan
terjangkau proses produksi
3. Proses pembuatan (W3, T3)
lebih lama karena
dibuat secara manual
menggunakan
tangan

Hasil analisis di PT Velesia (Kaboki) dari analisis Matriks TOWS diatas,


pencocokan kekuatan(S), kelemahan(W), peluang(O), dan ancaman(T) pada PT
Velesia menghasilkan alternatif strategi.

2. Matriks BCG (Boston Consulting Group)

Matriks BCG atau BCG Matrix adalah alat analisis bisnis yang digunakan untuk
membantu perusahaan dalam mempertimbangkan peluang pertumbuhan dengan
perencanaan strategis jangka panjang dan meninjau portofolio produk perusahaan
tersebut agar dapat mengambil keputusan untuk berinvestasi, mengembangkan atau
menghentikan produknya.

Berikut adalah BCG dari PT Velesia (Kaboki) :

Tabel IV

Posisi Pangsa Pasar Relatif

KUADRAN II KUADRAN 1

(STAR) (Z QUANTIOM MARKS)

KUADRAN III KUADRAN IV

(CASH COWS (DOGS)

Altematif strategi yang dapat dijalankan PT Velesia (Kaboki) yaitu dengan cara
menggunakan kuadran II adalah integrase ke belakang, integrase ke depan, integrase
horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, usaha
patungan.

11
3. Matriks Internal – Eksternal (IE)

Penggunaan analisis Matriks Internal Eksternal bertujuan untuk mengetahui posisi


strategis dan analisis strategi suatu perusahaan yang tepat agar dapat menghadapi
persaingan dan pertumbuhan bisnis di masa depan. Hasil yang diperoleh dari Matriks
EFI dan EFE digunakan untuk menyusun Matriks Internal Eksternal, sehingga dapat
diketahui posisi perusahaan. Dengan posisi tersebut maka dapat diketahui strategi apa
yang tepat bagi perusahaan. Berikut analisis Matriks IE pada PT Velesia.

PT Velesia (Kaboki)
Tabel V
Matriks Internal – Eksternal (IE)
PT Velesia (Kaboki)

TOTAL NILAI EFI YANG DIBERI BOBOT

Kuat Rata-Rata Lemah


3 2 1
TOTAL 4 I II III

NILAI EFE Tinggi 3 IV V VI

YANG Sedang 2 DIBOBOT VII VIII IX

Rendah 1

Nilai total skor rata-rata pada Matriks EFI sebesar 2,90 sedangkan nilai total
skor rata-rata Matriks EFE sebesar 2,10. Dari hasil analisis Matriks Internal
Eksternal pada tabel diatas, menempatkan Tas Rajut pada sel V yang disebut
Pertahankan dan Pelihara. Sehingga analisis strategi yang dapat dijalankan
yaitu strategi penetrasi pasar dengan memperluas market share melalui usaha
pemasaran/promosi, pengembangan pasar dengan memperluas pangsa pasar
secara geografis. Serta strategi pengembangan produk dengan cara
memodifikasi produk, hal ini umumnya dilakukan saat produk telah berada
pada posisi jenuh.

4. Matriks Grand Strategy

Matrik Grand Strategy merupakan tahap pencocokan pada proses formulasi


strategi. Matrik ini didasarkan pada dua dimensi evaluasi yaitu posisi kompetitif

12
dan pertumbuhan pasar. Matrik Grand Strategy digunakan untuk mengetahui
perusahaan berada di kuadran berapa dan strategi bisnis apa yang tepat bagi
perusahaan. Analisis EFI dan EFE digunakan sebagai dasar untuk mengetahui
strategi bisnis apa yang akan digunakan. Berikut adalah analisis Matrik Grand
Strategy pada PT Velesia (Kaboki).

PT Velesia (Kaboki)
Tabel VI
Matriks Grand Strategy
PT Velesia (Kaboki)

PERTUMBUHAN PASAR YANG CEPAT

Kuadran II Kuadran I

2,10
POSISI BERSAING KUAT
POSISI BERSSAING LEMAH

2,90

Kuadran III Kuadran IV

PERTUMBUHAN PASAR YANG CEPAT

Gambar 2. Matriks Grand Strategy PT Velesia (Kaboki)

13
Dari Matrik Grand Strategy pada tabel di atas, posisi PT VELESIA (KABOKI)
berada pada kuadran I. Dengan demikian pilihan strategi yang dapat diambil oleh
perusahaan yaitu penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan pasar
dan integrasi ke depan, belakang, dan horizontal.

TAHAP 3 : TAHAP KEPUTUSAN

Setelah melakukan tahap pencocokan, tahap terakhir adalah tahap keputusan.


Langkah terakhir dari analisis ini adalah membuat kesimpulan tentang analisis
strategi yang paling cocok untuk dijalankan perusahaan. Maka untuk dapat
menilainya dapat dilakukan melalui matriks Quantitative Strategic Planning
Matrix (QSPM) dengan empat alternatif strategi yang dimasukkan, yaitu strategi
penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan pasar, dan integrasi
horizontal. Berikut perhitungan dan penilaian Matrik QSPM pada PT Velesia
(Kaboki).

PT Velesia (Kaboki)

Tabel VII
Matriks QSPM
PT Velesia (Kaboki)

STRATEGI-STRATEGI ALTERNATIF

Penetrasi Pasar Pengembangan Pengembangan Integrasi


Produk Pasar Horizontal
Faktor-faktor kunci Bobot AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang

1. Dalam
pemasarannya
menggunakan 0,15
berbagai media 1 0,20 2 0,20 1 0.20 2 0,30
sosial serta
beberapa media
cetak lainnya.

2. Brand sudah dikenal


oleh masyarakat 0,20
1 0.20 2 0,40 3 0,20 1 0,20
bahkan
mancanegara
3. Banyak diminati 0,15 2 0,20 1 0,20 2 0,20 2 0,20
masyarakat karena

14
model produk yang
mengikuti zaman
Ancaman

1. Banyak pesaing salah


satunya produk yang 2 0,40 2 0,40 1 0,60 1 0,45
terbuat dari bahan kulit 0,20
2. Harga yang
ditawarkan pesaing jauh
3 0,30 3 0,40 2 0,40 2 0.20
lebih murah dan
terjangkau 0,20
3. Proses pembuatan
lebih lama karena dibuat 4 0,60 4 0,20 3 0,80 2 0,40
secara manual0.15
menggunakan tangan
JUMLAH 1,00

Kekuatan

1. Memiliki nilai seni yang


tinggi 0,15 4 0,40 4 0,60 3 0,60 2 0,20

2. Kuat dan tahan lama 0,15


4 0,40 4 0,40 2 0,40 2 0,40

3. Motif yang menarik 3 0,20 4 0,20 3 0,20 3 0,30


0,10
4. Pilihan warna yang
bervariasi 0,10 2 0,20 3 0,40 3 0,20 3 0,45

5. Pilihan modelnya beragam 0,15 4 0,20 3 0,20 4 2 0,20


0,40
6. Bahan lembut dan nyaman 4 0,40 3 0,40 2 0,60 3 0,30
dikulit 0,10
7. Bahan tebal dan lentur 0,10 4 0,20 4 0,20 3 0,40 3 0,20
Kelemahan

1. Harga mahal 1 0,10 1 0,10 2 0,10 1 0,10


0,05
2. Proses pembuatan 0,05
1 0,10 1 0,10 2 0,10 2 0,10
lama
3. Cenderung mudah 0,05 2 0,10 1 0,10 2 0,10 3 0,15
rusak
JUMLAH 1,00

TOTAL 4,20 4,50 5,50 4,00

Dari hasil analisis Matriks QSPM di atas, dapat disimpulkan bahwa dari empat
analisis strategi tersebut, diperoleh strategi pengembangan pasar sebagai strategi
utama dengan niali daya tarik terbesar yaitu sebesar 5,50.

15
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum

PT Victoria Care (Screet Garden)

PT Victoria Care adalah perusahaan manufakturing dan distribusi yang bergerak di


bidang kosmetik, toiletris dan perawatan kesehatan yang telah berdiri sejak tahun
2006, dengan memiliki cabang di Pulau Jawa dan Pulau Bali serta cakupan distribusi
secara nasional di seluruh Indonesia. Adapun beberapa produk yang dihasilkan PT
Victoria Care Indonesia adalah produk perawatan rambut, perawatan tubuh, dan
perawatan wajah. Brand yang dimiliki, yaitu Miranda, Victoria, Herborist, Nu Face.
Miranda Hair Color dan Herborist Minyak Zaitun adalah salah satu produk
andalannya yang sudah sangat dikenal konsumen di Indonesia. PT Victoria Care
sudah beroperasi sejak 1988 yang didirikan oleh Billy Hartono Salim. Perusahaan ini
mempunyai nama PT Kosmetika Alam Pesona Mandiri sebelum diganti menjadi PT
Victoria Care. Perusahaan ini mempunyai visi dan misi yaitu untuk menciptakan
produk kosmetik dan toiletries yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat serta
mudah didapatkan. Maka pada tahun 2007 didirikanlah PT Victoria Care Indonesia
dengan membangun pabrik di kawasan Candi, Semarang, Jawa Tengah. Pada tahun
2008, pabrik tersebut telah memperoleh sertifikat Good Manufacturing Practices
(GMP). Pada tahun 2009 diluncurkanlah produk Lulur Tradisional Bali dengan brand
Herborist, dan pada 2013 diresmikan juga Omah Herborist dengan konsep berbelanja
dan edukasi di mana pengunjung dapat melihat dan belajar bagaimana cara produk –
produk PT Victoria Care Indonesia dibuat. Pada tahun 2015 Herborist Sabun Sirih
mendapatkan penghargaan Super brand award dan Herborist Minyak Zaitun
mendapatkan sertifikat Halal, dan pada 2017 Herborist Minyak Zaitun mendapatkan
penghargaan Top Brand. Pada awal 2018, Billy Hartono Salim merasa bahwa jika
ingin terus bertumbuh dan berkembang PT Victoria Care Indonesia harus mengikuti
perkembangan zaman. Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2017,
jumlah para milenial berjumlah 88 juta jiwa atau 33,75% dari jumlah penduduk
Indonesia.

16
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah penting

sebagai berikut:

a. Mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan PT Victoria Care dari awal

berdiri hingga saat ini?

b. Bagaimana pengembangan dan proses produksi PT Victoria Care

c. Mengetahui struktur organisasi perusahaan?

d. Bagaimana analisis EFI, EFE, dan penyusunan Matriks SWOT, Internal

Eksternal (IE), serta Matriks Grand Strategy?

17
BAB II
ANALISIS DAN DIAGNOSIS
A. Sejarah Singkat

Perusahaan yang didirikan oleh Billy Hartono Salim sebelumnya sudah beroperasi

sejak 1988 nama PT Kosmetika Alam Pesona Mandiri sebelum diganti menjadi PT

Victoria Care. Perusahaan ini mempunyai visi dan misi yaitu untuk menciptakan

produk kosmetik dan toiletries yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat serta

mudah didapatkan. Maka pada tahun 2007, PT Victoria Care Indonesia membangun

pabrik di kawasan Candi, Semarang, Jawa Tengah. Pada tahun 2008, pabrik tersebut

telah memperoleh sertifikat Good Manufacturing Practices (GMP). Pada tahun 2009,

PT Victoria Care merilis produk Lulur Tradisional Bali dari brand Herborist.

Perusahaan ini terus berkembang dan meresmikan Omah Herborist pada tahun 2013,

di mana pengunjung dapat merasakan konsep berbelanja dan edukasi di satu tempat.

Pengunjung berkesempatan untuk melihat dan belajar bagaimana cara produk-produk

PT Victoria Care Indonesia dibuat. Seluruh perkembangan yang dilakukan membawa

salah satu produk PT Victoria.

B. Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi PT Victoria Care (Screet Garden) adalah sebagai berikut:

a. VISI

Menjadi perusahaan terkemuka di bidang kosmetik, perlengkapan mandi dan

perawatan kesehatan di pasar Indonesia.

b. MISI

Memperluas dan meningkatkan kehidupan manusia dengan menyediakan

produk kosmetik, peralatan mandi dan perawatan kesehatan berkualitas tinggi.

18
C. Perkembangan Objek

Perusahaan yang didirikan oleh Billy Hartono Salim sebelumnya sudah beroperasi

sejak 1988 nama PT Kosmetika Alam Pesona Mandiri sebelum diganti menjadi PT

Victoria Care. Perusahaan ini mempunyai visi dan misi yaitu untuk menciptakan

produk kosmetik dan toiletries yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat serta

mudah didapatkan. Maka pada tahun 2007, PT Victoria Care Indonesia membangun

pabrik di kawasan Candi, Semarang, Jawa Tengah. Pada tahun 2008, pabrik tersebut

telah memperoleh sertifikat Good Manufacturing Practices (GMP). Pada tahun 2009,

PT Victoria Care merilis produk Lulur Tradisional Bali dari brand Herborist.

Perusahaan ini terus berkembang dan meresmikan Omah Herborist pada tahun 2013,

di mana pengunjung dapat merasakan konsep berbelanja dan edukasi di satu tempat.

Pengunjung berkesempatan untuk melihat dan belajar bagaimana cara produk-produk

PT Victoria Care Indonesia dibuat. Seluruh perkembangan yang dilakukan membawa

salah satu produk PT Victoria.

D. Lokasi Objek

PT Victoria Care (Screet Garden)

JL Jend. Gatot Subroto, Blok A-5/8, Kalipancur, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah

50211

E. Tujuan Berdirinya Objek

PT Victoria Care (Screet Garden)

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

19
a. Untuk menganalisa dan mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap

keputusan pembelian kosmetik.

b. Untuk menganalisa dan mengetahui pengaruh persepsi harga terhadap

keputusan pembelian kosmetik.

c. Untuk menganalisa dan mengetahui pengaruh promosi terhadap proses

keputusan pembelian kosmetik.

F. Struktur Organisasi

PT Victoria Care (Screet Garden)

Gambar 3. Struktur Organisasi PT Victoria Care

20
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

TAHAP 1 : TAHAP MASUKAN


A. Evaluasi Faktor Internal (EFI)
Matriks EFI merupakan rumusan analisis lingkungan internal. Matriks ini
memberikan rangkuman dan evaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai
bidang fungsional pada suatu unit usaha. Bobot dan peringkat pada matriks EFI ini
ditentukan berdasarkan pada hasil kuesioner yang diberikan kepada narasumber.
Berikut adalah analisis EFI pada PT Victoria Care.

PT Victoria Care
Tabel VIII
Evaluasi Faktor Internal PT Victoria Care

KEKUATAN BOBOT PERINGKAT NILAI YANG


DIBOBOTKAN
Sudah bersertifikasi 0,10 3 0,30
BPOM
Harga terjangkau 0,15 4 0,50
Produk yang ditawarkan 0,10 3 0,40
bervariasi
Aman dan halal 0,10 4 0,30
Mudah ditemukan 0,10 4 0,40
diberbagai Market Place
Kemasan produk mewah 0,10 3 0,10

7 Dapat diorder secara 0,10 3 0,30


online maupun offline
8 Menggunakan bahan- 0,15 4 0,30
No KEKURANGAN BOBOT PERINGKAT NILAI YANG
DIBOBOTKAN
1 Munculnya banyak 0,05 2 0,05
produk tiruan
2 Kecenderung tipe kulit 0,05 1 0,10
JUMLAH 1,00 2,95

21
Dari matriks tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan yang menggambarkan
kondisi internal perusahaan, yaitu :

a. Pada faktor kekuatan, hasil tertinggi dengan bobot 0,15 dan peringkat 4
dengan total nilai yang dibobot 0,50 yaitu harga terjangkau serta
menggunakan bahan-bahan alami.
b. Sedangkan pada faktor kelemahan, Kecenderungan tipe kulit yang memiliki
bobot 0,05 peringkat 1 dengan total nilai yang dibobot 0,10 menunjukkan
bahwa faktor tersebut dapat menjadi penghambat bagi perkembangan
perusahaan.
c. Total skor tertimbang 2,95 yang diperoleh dari hasil analisis EFI menunjukkan
bahwa perusahaan berada pada posisi internal yang cukup kuat untuk
meminimalisir kelemahan.

B. Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)


Matriks EFE digunakan untuk merangkum peluang dan ancaman pada suatu unit
usaha. Analisis matriks EFE dilakukan perhitungan yang sama dengan matriks EFI.
Bobot dan peringkat pada matriks EFE ini ditentukan berdasarkan pada hasil
kuesioner yang diberikan kepada narasumber. Berikut adalah analisis EFE pada PT
Victoria Care (Screet Garden).
PT Victoria Care (Screet Garden)
Tabel IX
Evaluasi Faktor Eksternal PT Victoria Care

No PELUANG BOBOT PERINGKAT NILAI YANG


DIBOBOTKAN
1 Mengadakan 0,20 4 0,65
program potongan
harga maupun
pemberian hadiah
berupa kupon belanja
2 Memiliki jaringan 0,10 3 0,30
distribusi yang
efektif dan efisien
3 Selalu meluncurkan 0,15 3 0,40
produk atau merek
baru
4 Menggunakan bahan- 0,15 3 0,40
bahan alami sehingga
produk aman untuk

22
digunakan
5 Dalam pemasaran 0,15 2 0,30
memanfaatkan
berbagai media
social sehingga
mudah didapatkan

No ANCAMAN BOBOT PERINGKAT NILAI YANG


DIBOBOTKAN
1 Terjadi gangguan 0,15 1 0,30
berupa permasalahan
teknis atau kerusakan
mesin serta gangguan
listrik sehingga
menghambat proses
produksi
2 Ketergantungan atas 0,10 2 0,20
pasokan bahan baku
JUMLAH 1,00 2,55

Dari matriks EFE diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan yang menggambarkan
kondisi eksternal perusahaan, yaitu:

a. Pada faktor peluang, hasil tertinggi didapat dengan bobot 0,20 dan

peringkat 4 dengan total nilai yang dibobot 0,65 yaitu Mengadakan program

potongan harga maupun pemberian hadiah berupa kupon belanja.

b. Pada faktor ancaman, Terjadi gangguan berupa permasalahan teknis atau

kerusakan mesin serta gangguan listrik sehingga menghambat proses

produksi dengan bobot 0,15 dan peringkat 1 dengan total nilai yang dibobot

0,30.

c. Total skor tertimbang 2,55 yang diperoleh dari hasil analisis EFE

menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kondisi baik dalam

menghadapi peluang dan ancaman.

TAHAP 2 : TAHAP PENCOCOKAN

23
C. Penyusunan Matriks
Setelah penggunaan analisis EFI dan EFE sebagai tahap masukan, selanjutnya
digunakan analisis matriks TOWS sebagai analisis dalam tahap pencocokan. Matriks
TOWS merupakan matrik yang bertujuan untuk menentukan strategi yang efektif bagi
perusahaan, yang didasarkan pada kekuatan dan kelemahan yang ada, untuk
menghadapi peluang dan ancaman yang ada. Berikut adalah analisis matriks TOWS
pada PT Victoria Care (Secreet Garden).

1. PT Victoria Care (Screet Garden)

Tabel X
Matriks TOWS
PT Victoria Care (Screet Garden)
KEKUATAN - S KEKUATAN - W

1. Sudah bersertifikasi 1. Munculnya banyak


BPOM produk tiruan
2. Harga terjangkau 2. Kecenderungan tipe
3. Produk yang kulit
ditawarkan
bervariasi
4. Aman dan halal
5. Mudah ditemukan
diberbagai Market
Place
6. Kemasan produk
mewah
7. Dapat diorder secara
online maupun
offline
8. Menggunakan
bahan-bahan alami
PELUANG – O STRATEGI S-O STRATEGI W-O

1. Mengadakan Harga terjangkau (S2,O1) Munculnya banyak produk


program potongan tiruan (W1, O3)
harga maupun
pemberian hadiah
berupa kupon belanja
2. Memiliki jaringan
distribusi yang
efektif dan efisien
3. Selalu meluncurkan
produk atau merek
baru

24
4. Menggunakan
bahan-bahan alami
sehingga produk
aman untuk
digunakan
5. Dalam pemasaran
memanfaatkan
berbagai media
sosial sehingga
mudah didapatkan
ANCAMAN – T STRATEGI S-T STRATEGI W-T

1. Terjadi gangguan Dapat diorder secara online Kecenderungan tipe kulit


berupa permasalahan maupun offline (S7, T1) (W2,T2)
teknis atau kerusakan
mesin serta
gangguan listrik
sehingga
menghambat proses
produksi
2. Ketergantungan atas
pasokan bahan baku

Hasil analisis di PT Victoria Care Dari analisis Matriks TOWS diatas, pencocokan
kekuatan(S), kelemahan(W), peluang(O), dan ancaman(T) pada PT Victoria Care
menghasilkan alternatif strategi.

2. Matriks BCG (Boston Consulting Group)

Matriks BCG atau BCG Matrix adalah alat analisis bisnis yang digunakan untuk
membantu perusahaan dalam mempertimbangkan peluang pertumbuhan dengan
perencanaan strategis jangka panjang dan meninjau portofolio produk perusahaan
tersebut agar dapat mengambil keputusan untuk berinvestasi, mengembangkan atau
menghentikan produknya.

Berikut adalah BCG dari PT Victoria Care :

Tabel XI

25
Posisi Pangsa Pasar Relatif
KUADRAN II KUADRAN 1

(STAR) (Z QUANTIOM MARKS)

KUADRAN III KUADRAN IV

(CASH COWS (DOGS)

Altematif strategi yang dapat dijalankan PT Victoria Care yaitu dengan cara
menggunakan kuadran II adalah integrase ke belakang, integrase ke depan, integrase
horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, usaha
patungan.

3. Matriks Internal – Eksternal (IE)


Penggunaan analisis Matriks Internal Eksternal bertujuan untuk mengetahui posisi
strategis dan analisis strategi suatu perusahaan yang tepat agar dapat menghadapi
persaingan dan pertumbuhan bisnis di masa depan. Hasil yang diperoleh dari Matriks
EFI dan EFE digunakan untuk menyusun Matriks Internal Eksternal, sehingga dapat
diketahui posisi perusahaan. Dengan posisi tersebut maka dapat diketahui strategi apa
yang tepat bagi perusahaan. Berikut analisis Matriks IE pada PT Victoria Care :

PT Victoria Care
Table XII
Matriks Internal – Eksternal (IE)
PT Victoria Care

TOTAL NILAI EFI YANG DIBERI BOBOT

Kuat Rata-Rata Lemah

26
3 2 1
TOTAL 4 I II III

NILAI EFE Tinggi 3 IV V VI

YANG Sedang 2 DIBOBOT VII VIII IX

Rendah 1

Nilai total skor rata-rata pada Matriks EFI sebesar 2,95 sedangkan nilai total
skor rata-rata Matriks EFE sebesar 2,55. Dari hasil analisis Matriks Internal
Eksternal pada tabel diatas, menempatkan Herbolist pada sel V yang disebut
Pertahankan dan Pelihara. Sehingga analisis strategi yang dapat dijalankan
yaitu strategi penetrasi pasar dengan memperluas market share melalui usaha
pemasaran/promosi, pengembangan pasar dengan memperluas pangsa pasar
secara geografis. Serta strategi pengembangan produk dengan cara
memodifikasi produk, hal ini umumnya dilakukan saat produk telah berada
pada posisi jenuh.

4. Matriks Grand Strategy


Matrik Grand Strategy merupakan tahap pencocokan pada proses formulasi
strategi. Matrik ini didasarkan pada dua dimensi evaluasi yaitu posisi kompetitif
dan pertumbuhan pasar. Matrik Grand Strategy digunakan untuk mengetahui
perusahaan berada di kuadran berapa dan strategi bisnis apa yang tepat bagi
perusahaan. Analisis EFI dan EFE digunakan sebagai dasar untuk mengetahui
strategi bisnis apa yang akan digunakan. Berikut adalah analisis Matrik Grand
Strategy pada PT Victoria Care.

PT Victoria Care

Gambar 4

Matriks Grand Strategy

PT Victoria Care

27
PERTUMBUHAN PASAR YANG CEPAT

Kuadran II Kuadran I

2,95
POSISI BERSAING KUAT
POSISI BERSSAING LEMAH
2,55

Kuadran III Kuadran IV

PERTUMBUHAN PASAR YANG CEPAT

Gambar 4. Matriks Grand Strategy PT Victoria Care

Dari Matrix Grand Strategy pada tabel diatas, posisi PT Victoria Care berada
pada kuadran I dan kuadran II dengan demikian pilihan strategi yang dapat
diambil oleh perusahaan yaitu penetrasi pasar, pengembangan produk,
pengembangan pasar dan integrasi ke depan, belakang dan horizontal.

TAHAP 3 : TAHAP KEPUTUSAN

Setelah melakukan tahap pencocokan, tahap terakhir adalah tahap keputusan.


Langkah terakhir dari analisis ini adalah membuat kesimpulan tentang analisis
strategi yang paling cocok untuk dijalankan perusahaan. Maka untuk dapat
menilainya dapat dilakukan melalui matriks Quantitative Strategic Planning
Matrix (QSPM) dengan empat alternatif strategi yang dimasukkan, yaitu strategi

28
penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan pasar, dan integrasi
horizontal. Berikut perhitungan dan penilaian Matrik QSPM pada PT Victoria
Care

PT Victoria Care

Tabel XIII
Matriks QSPM
PT Victoria Care

STRATEGI-STRATEGI ALTERNATIF

Penetrasi Pasar Pengembangan Pengembangan Integrasi


Produk Pasar Horizontal
Faktor-faktor kunci Bobot AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang

1. Mengadakan
program potongan 0,20
harga maupun 4 0,80 2 0,60 3 0,40 4 0,40
pemberian hadiah
berupa kupon belanja
2. Memiliki jaringan 0,10
distribusi yang efektif 3 0,40 3 0,40 1 0,40 1 0,40
dan efisien
3. Selalu meluncurkan 0,15
produk atau merek 3 0,30 1 0,80 1 0,30 2 0,30
baru
4. Menggunakan bahan- 0,15
bahan alami sehingga
1 0,20 4 0,40 2 0,30 2 0,30
produk aman untuk
digunakan
Ancaman

1. Terjadi gangguan
berupa permasalahan 0,15
teknis atau kerusakan
mesin serta gangguan 1 0,20 2 0,20 4 0,50 3 0,40
listrik sehingga
menghambat proses
produksi
2. Ketergantungan atas
2 0,40 2 0,40 2 0,60 1 0,20
pasokan bahan baku 0,10
JUMLAH 1,00

Kekuatan

29
1. Sudah bersertifikasi BPOM 0,10 1 0,30 1 0,60 1 0,40 3 0,40
2. Harga Terjangkau 0,15 1 0,40 2 0,60 3 0,60 2 0,15
3. Produk yang ditawarkan 0,10
1 0,30 3 0,20 2 0,40 2 0,30
bervariasi
4. Aman dan halal 0,10 2 0,20 3 0,30 2 0,30 1 0,40
5. Mudah ditemukan 0,10
2 0,20 4 0,20 4 0,20 4 0,30
diberbagai Market Place
6. Kemasan produk mewah 0,10 1 0,20 2 0,20 3 0,30 3 0,20
7. Dapat diorder secara online 0,10
2 0,20 3 0,20 2 0,40 2 0,20
maupun offline
8. Menggunakan bahan-bahan 0,15
1 0,40 3 0,30 3 0,20 3 0,40
alami
Kelemahan

1. Munculnya banyak 0,05


1 0,10 1 0,10 1 0,10 2 0,20
produk tiruan
2. Kecenderungan tipe 3 0,10 2 0,10 1 0,05 2 0,20
0,05
kulit
JUMLAH 1,00

TOTAL 4,70 5,90 5,45 4,75

Dari hasil analisis Matriks QSPM di atas, dapat disimpulkan bahwa dari empat
analisis strategi tersebut, diperoleh strategi pengembangan produk sebagai
strategi utama dengan niali daya tarik terbesar yaitu sebesar 5,90.

30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kunjungan Lapangan seperti Company Visit bertujuan agar mahasiswa/mahasiswi
mendapatkan pengalaman faktual tentang pelaksanaan proses perkuliahan. Setelah
diadakannya kunjungan lapangan ini, mahasiswa/mahasiswi mampu memahami secara
langsung bagaimana KABOKI berkembang dan manjadi perusahaan yang berkelas
nternasional. Dengan dedikasi tinggi yaitu untuk membawa kerajinan Indonesia ke
kancah Internasional sekaligus kepercayaan tinggi kepada para pengrajin tradisional
menjadikan KABOKI dapat tetap berjaya melawan era dan memepertahankan
konsumennya.

B. Saran
PT Kaboki Velesia sebaiknya lebih meningkatkan pengawasan dan pengarahan supaya
tujuan perusahaan dapat tercapai secara optimal

31

Anda mungkin juga menyukai