Anda di halaman 1dari 9

Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padange-ISSN : 2339-1197

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Sistem Homogen Satu Komponen


( Zat Murni )
Dafnesy Ramadhani1,Hanif Sabawi Ma’ruf2 ,Mutiara Permata Sari3 ,Nanda Aulia Putri4,Vincentia Rizky Canvil5,
Ananda putra6
1
Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang
Jalan Prof. Dr. Hamka, Air Tawar Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia

dafnesyramadhani@gmail.com , hanifsabawi23@gmail.com , mutiarapermatasari.tia@gmail.com , nandaaulia1810@gmail.com ,


vincentiarc8@gmail.com , anandap@fmipa.unp.ac.id

Abstract — Artikel ini memuat mengenai sistem homogen satu komponen.Sistem adalah bagian tertentu dunia
yang menjadi pusat perhatian. Suatu sistem akan mengandung materi, seperti zat kimia dalam tabung reaksi,
udara dalam pompa, bahan bakar dalam mesin dan larutan elektrolit dalam sel elektrokimia. Yang berada di luar
sistem disebut lingkungan, yaitu bagian dunia yang dapat memberikan efek berarti terhadap sistem. Antara
sistem dengan lingkungan terdapat bidang batas yang disebut dinding. Dinding yang dapat dilewati materi
disebut permiabel dan yang tidak dapat disebut impermiabel.Disamping itu, ada dinding yang semi permiabel,
yaitu dapat dilewati oleh materi tertentu dan tidak untuk yang lain. Dinding yang dapat dilewati kalor disebut
diatermal dan yang tidak disebut adiatermal. Dinding yang tidak dapat diubah-ubah bentuknya disebut rigit.Suatu
zat (unsur atau senyawa) dapat berada dalam tiga wujud, yaitu padat, cair dan gas.Adanya wujud adalah akibat
daya tarik antar partikel materi (atom, molekul atau ion). Jika daya tarik itu sangat kuat akan berwujud padat,
jika sedang berwujud cair dan jika lemah sekali zat akan berwujud gas.Zat murni atau campuran dalam sistem
dapat berwujud padat, cair atau gas.Berdasarkan jumlah komponen zat-nya, system ada monokomponen (zat
murni) dan multi komponen.Zat murni merupakan zat yang mempunyai komposisi yang tetap (stabil).

Keywords — Sistem, Wujud dan fasa, Komponen sistem, Zat murni

I. PENDAHULUAN dilewati oleh materi tertentu dan tidak untuk yang

Sistem adalah bagian tertentu dunia yang menjadi pusat lain.Dinding yang dapat dilewati kalor disebut diatermal dan

perhatian. Suatu sistem akan mengandung materi, seperti zat yang tidak disebut adiatermal.

kimia dalam tabung reaksi, udara dalam pompa, bahan bakar Berdasarkan interaksi sistem dengan lingkungannya,

dalam mesin dan larutan elektrolit dalam sel elektrokimia. sistem dapat dibagi atas : sistem terbuka, tertutup dan tersekat

Yang berada di luar sistem disebut lingkungan, yaitu bagian (terisolasi). Sistem terbuka adalah sistem yang dindingnya

dunia yang dapat memberikan efek berarti terhadap sistem. permiabel dan diatermal, sehingga dapat terjadi perpindahan

Antara sistem dengan lingkungan terdapat bidang batas yang materi dan kalor dengan lingkungannya.

disebut dinding. Dinding yang dapat dilewati materi disebut Wujud dan fasa Suatu zat (unsur atau senyawa) dapat

permiabel dan yang tidak dapat disebut impermiabel. berada dalam tiga wujud, yaitu padat, cair dan gas.Adanya

Disamping itu, ada dinding yang semi permiabel, yaitu dapat wujud adalah akibat daya tarik antar partikel materi (atom,

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 1


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padange-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

molekul atau ion). Jika daya tarik itu sangat kuat akan dari logam, sedangkan dinding yang dapat berubah bentuk
berwujud padat, jika sedang berwujud cair dan jika lemah dan ukurannya disebut disebut non rigit, contohnya balon
sekali zat akan berwujud gas.Dalam keadaan setimbang, suatu karet mainan anak-anak. Selain itu juga ada dinding yang
sistem zat murni atau campuran dapat bersifat homogen (satu dapat bergerak salah satu sisinya, contohnya pompa karena
fasa) atau heterogen (multifasa) ada piston yang dapat ditekan atau ditarik.(Atkins, PW.
Berdasarkan jumlah komponen zat-nya, system ada 1994)
monokomponen (zat murni) dan multi komponen.
Berdasarkan fasa dan komponennya sistem dapat 2.Wujud dan fasa
dikelompokkan menjadi Sistem satu komponen satu fasa (zat
murni), Sistem satu komponen multifasa ,Sistem dua
komponen satu fasa (larutan),Sistem multi komponen multi
fasa ,Sistem zat padat dalam zat cair.
Zat murni merupakan zat yang mempunyai komposisi
yang tetap (stabil). Misalnya air, nitrogen, helium dan CO2.
Suatu zat yang murni memiliki sifat yang homogen. Suatu zat Suatu zat (unsur atau senyawa) dapat berada dalam tiga
memiliki 3 fase yang berbeda: padat, cair dan gas. wujud, yaitu padat, cair dan gas. Adanya wujud adalah
Diidentifikasikan berdasarkan susunan molekulnya zat murni akibat daya tarik antar partikel materi (atom, molekul atau
terbagi menjadi 3 fase, yaitu :Solid (padat),Liquid ( cair),dan ion). Jika daya tarik itu sangat kuat akan berwujud padat,
Gas. jika sedang berwujud cair dan jika lemah sekali zat akan
berwujud gas

II. TINJAUAN PUSTAKA Suatu sistem yang mengandung satu macam zat disebut
zat murni dan jika lebih disebut campuran. Zat murni atau
1.Sistem campuran dalam sistem dapat berwujud padat, cair atau
Sistem adalah bagian tertentu dunia yang menjadi pusat gas. Berdasarkan penyebaran partikel-partikelnya, sistem
perhatian. Suatu sistem akan mengandung materi, seperti dibagi dua yaitu homogen dan heterogen. Sistem disebut
zat kimia dalam tabung reaksi, udara dalam pompa, bahan homogen jika mempunyai satu fasa dan disebut heterogen
bakar dalam mesin dan larutan elektrolit dalam sel bila ada dua fasa atau lebih. Yang disebut satu fasa adalah
elektrokimia. Yang berada di luar sistem disebut sistem yang komposisi dan sifat materi di semua lokasi
lingkungan, yaitu bagian dunia yang dapat memberikan sistem sama, contohnya larutan gula yaitu berwujud cair
efek berarti terhadap sistem. Antara sistem dengan semuanya, sedangkan contoh sistem heterogen adalah air
lingkungan terdapat bidang batas yang disebut dinding. kopi karena partikel-partikel kopi berwujud padat.
Dinding yang dapat dilewati materi disebut permiabel dan Walaupun wujud zat ada tiga tetapi fasanya dapat
yang tidak dapat disebut impermiabel. Disamping itu, ada
lebih dari tiga karena zat berwujud padat bisa
dinding yang semi permiabel, yaitu dapat dilewati oleh
mempunyai dua fasa mau lebih sebab zat ada yang
materi tertentu dan tidak untuk yang lain. Dinding yang
mempunyai dua struktur kristal, contoh padatan
dapat dilewati kalor disebut diatermal dan yang tidak
belerang mempunyai strutur rhombis dan monoklin.
disebut adiatermal. Dinding yang tidak dapat diubah-ubah
bentuknya disebut rigit, contohnya tabung gas yang terbuat Sehingga ada empat fasa belerang, yaitu gas, cair,

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 2


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padange-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

padat rhombi dan padat monoklin. sedangkan heterogen adalah sistem yang berisi lebih
Dalam keadaan setimbang, suatu sistem zat murni dari satu fasa. Jadi campuran udara air dan udara gas
atau campuran dapat bersifat homogen (satu fasa) atau bukan merupakan zat murni karena komposisi fase
heterogen (multifasa) udara cair berbeda dengan fase udara uap. Kadang-
kadang campuran gas seperti udara dianggap sebagai
3.Komponen sistem zat murni sepanjang tidak ada perubahan fase karena
udara mempunyai beberapa karakteristik zat murni.
Berdasarkan jumlah komponen zat-nya, system
ada monokomponen (zat murni) dan multi komponen.
a. Fase dari Zat Murni
Berdasarkan fasa dan komponennya sistem dapat
Suatu zat memiliki 3 fase yang berbeda: padat,
dikelompokkan sebagai berikut :
cair dan gas. Misalkan sebuah benda padat
1.Sistem satu komponen satu fasa (zat murni)
dimasukkan ke dalam piston silinder dan tekanan nya
2.Sistem satu komponen multifasa
dijaga pada nilai konstan. Kalor ditambahkan ke dalam
3.Sistem dua komponen satu fasa (larutan)
silinder, sehingga zat tersebut melewati semua fase
4.Sistem multi komponen multi fasa
yang berbeda. Ketika suatu zat padat dengan
5.Sistem zat padat dalam zat cair. (Hiskia Achmad,
temperatur yang rendah kemudian ditambahkan kalor
1992)
sampai zat tersebut mulai mencair. Penambahan kalor
lebih lanjut akan mencairkan seluruh zat padat tersebut
4.Zat murni
sementara temperatur nya tetap konstan. Setelah
seluruh zat padat tersebut cair, temperatur dari cairan
Zat murni merupakan zat yang mempunyai
yang dihasilkan akan meningkat lagi sampai uap
komposisi yang tetap (stabil). Misalnya air, nitrogen,
tersebut mulai terbentuk, keadaan ini disebut keadaan
helium dan CO2. Suatu zat yang murni memiliki sifat
cairan jenuh. Diidentifikasikan berdasarkan susunan
yang homogen. Zat tersebut dapat memiliki lebih dari
molekulnya zat murni terbagi menjadi 3 fase, yaitu :
satu fase, tapi setiap fase harus memiliki komposisi
kimia yang homogen. Air, campuran dari air dan uap • Solid (padat) : jarak antar molekul sangat dekat
air, atau campuran es dan cairan air adalah zat murni sehingga gaya tarik antar molekul sangat kuat, maka
karena setiap fase mempunyai komposisi kimia sama bentuknya tetap. Gaya tarik antar molekul-molekul
yaitu H2O. Zat Murni adalah zat yang selalu cenderung untuk mempertahankannya pada jarak yang
mempunyai komposisi kimia yang sama pada semua relatif konstan. Pada temperatur tinggi molekul
tingkat keadaan, tetapi dapat mempunyai beberapa fase melawan gaya antar molekul dan terpencar.
yang berbeda. Sedangkan fasa adalah sejumlah zat
• Liquid ( cair) : Susunan molekul mirip dengan zat
yang mempunyai komposisi
padat, tetapi terhadap yang lain sudah tidak tetap lagi.
kimia dan struktur fisiknya homogen. Homogen Sekumpulan molekul akan mengambang satu sama
merupakan sistem yang hanya mempunyai satu fasa, lain.

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 3


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padange-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

• Gas : Jarak antar molekul berjauhan dan susunannya


acak. Molekul bergerak secara acak. c.Perubahan Fase dari Zat Murni
(M. Fogiel, 1992)
Semua zat murni mempunyai kelakuan umum
yang sama. Untuk zat murni (yaitu Bahan yang
mempunyai komposisi kimia tetap), maka proses
perubahan fase dapat di terangkan sebagai berikut ini.
Ditinjau suatu bejana yang diisi air (T=20 oC ; P = 1
atm) seperti terlihat pada Gambar

b.Komposisi

Contoh Soal: d.Property Diagram (Diagram sifat)

Udara adalah campuran dari kira-kira 3,76 mol


nitrogen untuk setiap mol oksigen. Tentukan fraksi mol
masing-masing komposisi Dan berat molekul udara!
diketahui BM N2 = 28,02 g/gmol dan BM O2 = 32
g/gmol

Gambar Diagram T-v perubahan fase zat murni (air) pada


berbagai variasi tekanan)

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 4


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padange-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa semakin tinggi • Energi internal
tekanan air maka semakin tinggi pula titik didihnya. Tsat
merupakan fungsi dari Psat, ( Tsat = ⨍Psat )

• Tsat = Saturation Temperature, temperatur saat zat murni


Contoh soal
berubah fase pada tekanan tertentu.

Tentukan v, h, dan u steam basah pada 18 bar dan x = 0,9


• Psat = Saturation Pressure, tekanan saat zat murni berubah
fase pada temperatur tertentu.
Diketahui : Vg = 0,1104

Garis yang menghubungkan keadaan cair jenuh dan uap jenuh


hf = 885
akan semakin pendek jika tekanannya semakin besar. Pada
tekanan tertentu, keadaan cair jenuh dan uap jenuh berada
hfg = 1912
pada satu titik. Titik ini disebut titik kritis (Critical point).
(Hiskia Achmad, 1996)
uf = 883

e. Properti uap basah


ug = 2598

Untuk volume spesifik uap basah :


(KH Sugiyarto, 2000)

Untuk 1 kg uap basah, terdapat x kg uap kering dan (1–x) kg


cairan, maka:

• Volume spesifik uap basah

Aturan Fasa Gibbs

Pada tahun 1876, Gibbs menurunkan hubungan sederhana


antara jumlah fasa setimbang, jumlah komponen, dan jumlah
• Entalpi uap basah besaran intensif bebas yang dapat melukiskan keadaan sistem
secara lengkap. Menurut Gibbs,

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 5


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padange-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Dimana :
υ = derajat kebebasan
c = jumlah komponen
p = jumlah fasa
γ = jumlah besaran intensif yang mempengaruhi sistem (P, T)

Derajat kebebasan suatu sistem adalah bilangan terkecil


yang menunjukkan jumlah variabel bebas (suhu, tekanan, Titik A pada kurva menunjukkan adanya kesetimbangan
konsentrasi komponen – komponen) yang harus diketahui antara fasa – fasa padat, cair dan gas. Titik ini disebut sebagai
untuk menggambarkan keadaan sistem. Untuk zat murni, titik tripel. Untuk menyatakan keadaan titik tripel hanya
diperlukan hanya dua variabel untuk menyatakan keadaan, dibutuhkan satu variabel saja yaitu suhu atau tekanan.
yaitu P dan T, atau P dan V, atau T dan V. Variabel ketiga Sehingga derajat kebebasan untuk titik tripel adalah nol.
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan gas ideal. Sistem demikian disebut sebagai sistem invarian.
Sehingga, sistem yang terdiri dari satu gas atau cairan ideal
mempunyai derajat kebebasan dua (υ = 2). Keberadaan Fasa – Fasa dalam Sistem Satu Komponen
Bila suatu zat berada dalam kesetimbangan, jumlah
komponen yang diperlukan untuk menggambarkan sistem Perubahan fasa dari padat ke cair dan selanjutnya menjadi
akan berkurang satu karena dapat dihitung dari konstanta gas (pada tekanan tetap) dapat dipahami dengan melihat kurva
kesetimbangan. Misalnya pada reaksi penguraian H2O energi bebas Gibbs terhadap suhu atau potensial kimia
terhadap suhu.

Dengan menggunakan perbandingan pada persamaan 3.2,


salah satu konsentrasi zat akan dapat ditentukan bila nilai
konstanta kesetimbangan dan konsentrasi kedua zat lainnya
diketahui. Kondisi fasa – fasa dalam sistem satu komponen
digambarkan dalam diagram fasa yang merupakan plot kurva
tekanan terhadap suhu.

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 6


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padange-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

dGβ ………………………………………… (3.5)

Dengan menggunakan hubungan Maxwell, didapat

Lereng garis energi Gibbs ketiga fasa pada gambar 3.2.


mengikuti persamaan
Karena

Nilai entropi (S) adalah positif. Tanda negatif muncul karena


arah lereng yang turun.Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Sg
> Sl > Ss.
Maka

Persamaan Clapeyron

Bila dua fasa dalam sistem satu komponen berada dalam


kesetimbangan, kedua fasa tersebut mempunyai energi Gibbs
molar yang sama. Pada sistem yang memiliki fasa α dan β,

Gα = Gβ ………………………………………….. (3.4) Persamaan 3.10 disebut sebagai Persamaan Clapeyron,


yang dapat digunakan untuk menentukan entalpi penguapan,

Jika tekanan dan suhu diubah dengan tetap menjaga sublimasi, peleburan, maupun transisi antara dua padat.

kesetimbangan, maka dGα =

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 7


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padange-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

Entalpi sublimasi, peleburan dan penguapan pada suhu


tertntu dihubungkan dengan persamaan
Persamaan 3.18 disebut Persamaan Clausius – Clapeyron.
Dengan menggunakan persamaan di atas, kalor penguapan
atau sublimasi dapat dihitung dengan dua tekanan pada dua
suhu yang berbeda.
Bila entalpi penguapan suatu cairan tidak diketahui, harga
Persamaan Clausius – Clapeyron pendekatannya dapat diperkirakan dengan menggunakan
Aturan Trouton, yaitu (Surdia NM, 1980)
Untuk peristiwa penguapan dan sublimasi, Clausius
menunjukkan bahwa persamaan Clapeyron dapat
disederhanakan dengan mengandaikan uapnya mengikuti
hukum gas ideal dan mengabaikan volume cairan (Vl) yang
jauh lebih kecil dari volume uap (Vg).

III. KESIMPULAN

Sistem adalah bagian tertentu dunia yang menjadi pusat


perhatian. Suatu sistem akan mengandung materi, seperti

Bila zat kimia dalam tabung reaksi, udara dalam pompa, bahan


bakar dalam mesin dan larutan elektrolit dalam sel
elektrokimia. Yang berada di luar sistem disebut
lingkungan, yaitu bagian dunia yang dapat memberikan

maka persamaan 3.10 menjadi efek berarti terhadap sistem. Antara sistem dengan
lingkungan terdapat bidang batas yang disebut
dinding.Sistem terbuka adalah sistem yang dindingnya
permiabel dan diatermal, sehingga dapat terjadi
perpindahan materi dan kalor dengan
lingkungannya. Berdasarkan fasa dan komponennya sistem
dapat dikelompokkan menjadi Sistem satu komponen satu
fasa , Sistem satu komponen multifasa ,Sistem dua
komponen satu fasa ,Sistem multi komponen multi
fasa ,Sistem zat padat dalam zat cair.

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 8


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131
Periodic , Vol 10 No 1 (2021) Chemistry Journal of Universitas Negeri Padange-ISSN : 2339-1197
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/kimia

REFERENSI

[1] Atkins, PW. 1994, Physical Chemistry, 5th.ed. Oxford : Oxford


University Press
[2] Hiskia Achmad, 1992, Wujud Zat dan Kesetimbangan Kimia.
Bandung: Citra Aditya Bakti
[3] Hiskia Achmad, 1996, Kimia Larutan. Bandung, Citra Aditya Bakti
[4] KH Sugiyarto, 2000, Kimia Anorganik I, Yogyakarta : FMIPA UNY
[5] M. Fogiel, 1992, The Essentials of Physical Chemistry II, Nex Jersey :
Research and Education Association
[6] Surdia NM, 1980, Kimia Fisika I (terjemahan Robert A. Alberty dan F
Daniels), cetakan ke 5, John Willey and Sons.

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Page 9


Universitas Negeri Padang (UNP)
Jl. Prof. Hamka, Air Tawar, Padang, Sumatera Barat, Indonesia, 25131

Anda mungkin juga menyukai