NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
HALAMAN : 1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Atu
UPTD PUSKESMAS ATU Lintang
LINTANG
Abna Faradisioca,SKM
NIP. 19790701 200604 1 012
1. Lampu sorot
2. Spekulum cocor bebek
3. Sarung tangan steril
PERALATAN 4. Meja ginekologi
5. Lidi kapas
6. Asam asetat 3-5% (cuka putih dapat digunakan)
7. Larutan klorin
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
PROSEDUR
2. Mengatur pasien dengan posisi litotomi
3. Dokter dan Bisdanmencuci tangan
4. Memakai sarung tangan steril kemudian membuka labia mayora
dengan tangan kiri dan mengusap vulva dengan kapas sublimat
(untuk melicinkan)
5. Memasang speculum dan menyesuaikan pencahayaan untuk
mendapatkan gambaran terbaik dari serviks.
6. Gunakan lidi kapas untuk membersihkan darah, mucus, dan
kotoran lain pada serviks.
7. Mengidentifikasi daerah sambungan scuamo-columnar (zona
transformasi) dan area di sekitarnya.
8. Mengoleskan larutan asam asetat secara merata pada serviks,
tunggu 1-2 menit untuk terjadinya perubahan warna. Mengamati
setiap perubahan pada serviks dan memperhatikan dengan
cermat daerah di sekitar zona transformasi.
9. Lihat dengan cermat SSK dan yakinkan area ini dapat
semuanya terlihat. Catat bila serviks mudah berdarah.
10. Lihatadanya plak warna putih dan tebal (epitel acetowhite).
Bersihkan segala darah dan debris pada saat pemeriksaan.
11. Bersihkan sisa larutan asam asetat dengan lidi kapas atau
kassa bersih.
12. Lepaskan speculum dengan hati-hati.
13. Catat hasil pengamatan dan gambar denah temuan.
14. Hasil tes harus dibahas bersama pasien dan pengobatan harus
diberikan setelah konseling.
KIA
BAGIAN TERKAIT
REFERENSI
PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI (SADARI)
NO. REVISI :
SPO
HALAMAN : 1/3
PETUGAS Bidan
Langkah 1
PROSEDUR
Langkah 2
Langkah 4
KIA
BAGIAN TERKAIT
REFERENSI
MENIMBANG BERAT BADAN
NO. REVISI :
SPO
HALAMAN : 1/2
1. Dokter
PETUGAS 2. Bidan
3. Perawat
1. Timbangan badan bayi/anak dalam keadaan siap pakai
2. Buku catatan
PERALATAN
3. Kain pengalas timbangan
4. Ruang yang terang dan hangat
Pada Bayi /Menggunakan Timbangan Bayi
PROSEDUR
1. Lakukan cuci tangan
2. Perawat memakai baju khusus (barakskort) dan masker bila perlu
3. Pintu dan jendela ditutup (bila perlu)
4. Letakan timbangan pada meja yang datardan tidak mudah
bergoyang
5. Timbangan diberi kain pengalas dan siap untuk dipakai
6. Timbanmgan distel dengan angka petunjuk harus pada angka nol
7. Selimut bayi dibuka, sebaiknya bayi telanjang
8. Baringkan bayi dengan hati-hati diatas timbangan
9. Lihat jarum timbangan sampai berhenti, dan baca angka yang
ditunjukan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
10. Berat badan dicatat dalam catatan medik bayi
11. Bayi dirapikan, alat dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula
Timbangan berdiri pada anak/ menggunakan timbangan injak
1. Letakkan timbangan dilanytai yang datar sehingga tidak mudah
bergerak
2. Timbangan distel dengan angka petunjuk pada angka nol
3. Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak
memakai alas kaki, jaket, topi, jam tangan, kalung dan tidak
memegang sesuatu
4. Anak berdiri diatas timbangan
5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti
6. Baca angka yang ditunjukan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan
7. Berat badan dicatata dalam catatan medik
8. Pasien diberitahu bahwa tindakan sudah selesai, sambil rapihkan
9. Alat dibereskan kembali ke tempat semula
KIA dan lintas program
BAGIAN TERKAIT
NO. REVISI :
SPO
HALAMAN : 1/2
UPTD
PUSKESMAS ATU Abna Faradisioca,SKM
LINTANG NIP. 19790701 200604 1 012
PETUGAS Bidan
1. Handuk
PERALATAN
2. Topi
Langkah 1: Lahirkan, lakukan penilaian pada bayi, keringkan: Saat
PROSEDUR
bayi lahir, catat waktu kelahiran
REFERENSI
DETEKSI DINI
TUMBUH KEMBANG
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
HALAMAN : 1/1
1. Bidan
PETUGAS
2. Perawat
1. Timbangan
2. Pengukur Tinggi Badan
3. Pita Ukur
4. Kartu KMS
5. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) sesuai umur
anak
6. Instrumen tes daya dengar (TDD)
a. Istrumen TDD menurut umur anak
b. Gambar binatang (ayam, anjing, kucing, manusia)
PERALATAN c. Mainan (boneka, kubus, cangkir,bola)
7. Instrumen tes daya lihat
a. Ruangan yang bersih,tennag, penyinaran baik
b. 2 buah kursi, 1 untuk anak; 1 untuk pemeriksa
c. Poster “E” untuk digantung dan kartu “E” untuk dipegang
d. Alat penunjuk
8. Koesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
9. Check list for autism in toddlers (CHAT)
10. Check list gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas
(GPPH)
1. Menimbang berat badan
2. Mengukut tinggi badan/panjang badan
3. Mengukur lingkar kepala
4. Menanyakan perkembangan anak dengan KPSP sesuai umur
PROSEDUR anak
5. Melakukan tes daya dengar pada usia 0 – 3 tahun
6. Melakukan tes daya lihat pada usia 36 – 72 bulan
7. Melakukan test KMME pada usia 36 – 72 bulan
8. Melakukan test CHAT pada usia 18 – 36 bulan
9. Melakukan test GPPH pada usia 36 bulan ke atas
KIA
BAGIAN TERKAIT
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
SPO
TANGGAL TERBIT : Juni 2017
HALAMAN : 1/1
Abna Faradisioca,SKM
UPTD PUSKESMAS NIP. 19790701 200604 1 012
ATU LINTANG
1. Bidan Desa
PETUGAS
2. Kader kesehatan
1. Buku Register Posbindu
2. Pulpen
PERALATAN
3. Posbindu set
4. KMS Posbindu PTM
1. Melapor ke RT/RW setempat dan melampirkan jadwal
posyandu
2. Pemberitahuan kepada masyarakat melalui sosialisasi
3. Melaksanakan kegiatan 5 langkah
NO. REVISI :
HALAMAN : 1/1
Abna Faradisioca,SKM
UPTD PUSKESMAS ATU NIP. 19790701 200604 1 012
LINTANG
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN
PROSEDUR
KIA
BAGIAN TERKAIT
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
SPO
TANGGAL TERBIT : Juni 2017
HALAMAN : 1/1
Abna Faradisioca,SKM
UPTD PUSKESMAS ATU NIP. 19790701 200604 1 012
LINTANG
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
SPO
TANGGAL TERBIT : Juni 2017
HALAMAN : 1/1
Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam
PENGERTIAN setelah kelahiran.
PETUGAS Bidan
1. Deelee
2. Klem 2 buah
3. Penjepit tali pusat/benang tali pusat
4. Handuk kering
PERALATAN 5. Salep mata
6. Metelin
7. Timbangan bayi
8. Kartu bayi
9. Pakain bayi 1 set
1. Menyiapkan alat dan rnagn yang hangat dan bersih
PROSEDUR
2. Menyiapkan pkaian bayi lengkap, handuk lembut yang bersih,
kain bersih dan kering untuk bayi
3. Menyiapkan obat tetes mata/salep mata
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
5. Segera setelah bayi lahir, menilai adakah bayi bernafas. Bila
bayi tidak menangi, cepat bersihkan jalan nafas dengan deelee.,
jika tetap tidak menangis segera lakukan tindakan sesuai
standar: penanganan asfiksia pada bayi baru lahir.
6. Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih, dan
hangat. Kemudian pakaikan kain kering yang hangat, berikan
kepada ibunya untuk didekap di dadanya serta diberi ASI
karena akan membantu pelepasan plasenta
7. Jaga agar bayi tetap hangat (pakaikan tutup kepala untuk
mencegah ehilangan panas bayi)
8. Memotong dan mengikat tali pusat
9. Memeriksa tali pusat yang dipotong, untuk memeriksa tidak ada
perdarahan
10. Menutp tali pusat dengan kassa kering
11. Melengkapi keterangan lahir bayi
12. Sesudah 5 menit lakukan penilaian keadaan bayi menggunakan
Apgar Score (AS)
13. Melakukan pemeriksaan fisik bayi
14. Mengukur tanda vital bayi, ukur dulu dengan termometer yang
diletakkan di ketiak atau lipat paha.
15. Mengenakan pakaian bayi dan menyelimuti bayi
16. Memberkan salep mata
17. Memberikan bayi pada ibunya dan menganjurkan untuk segera
disusui
18. Pastikan kehangatan bayi
19. Membantu ibu untuk menyusui bayi
20. Mencuci tangan
21. Melakukan dokumentasi
KIA KB
BAGIAN TERKAIT
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
HALAMAN : 1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Atu
UPTD PUSKESMAS ATU Lintang
LINTANG
Abna Faradisioca,SKM
NIP. 19790701 200604 1 012
PETUGAS Bidan
KIA KB
BAGIAN TERKAIT
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
HALAMAN : 1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Atu
UPTD PUSKESMAS ATU Lintang
LINTANG
Abna Faradisioca,SKM
NIP. 19790701 200604 1 012
PENGERTIAN fasilitas kesehatan yang lebih tinggi karena satu atau beberapa
indikasi.
1. Ambulan
PERALATAN 2. Partus set
3. Dokumen rujukan
1. Melaksanakan deteksi ini ibu hamil risiko tinggi dan komplikasi
PROSEDUR
pada kehamilan, persalinan dan nifas.
2. Menegakkan diagnosa kebidanan
3. Menangani pasien sesui dengan Standar Operasional Prosedur
4. Menerima rujukan PKD, Pustu, Puskesmas non persalinan dan
BPM.
5. Melakukan perawatan pasien dan jika meerlukan penanganan
lebih lanjut maka segera merujuk ke Puskemas PONED, BKMIA
Kartini atau ke Rumah Sakit PONEK (RSUD Banyumas atau RS
Margono Soekarjo)
6. Melakukan komunikasi dengan pihak keluarga dengan
melibatkan Forum Masyarakat Madani untuk P4K (Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
7. Menghubungi Rumah Sakit PONEK melalui SijariEmas.
8. Menyiapkan kelengkapan administrasi rujukan
9. Mengantar pasien ke tempat rujukan dengan pendampingan
bidan
10. Setiap perujuk wajib memantau perkembangan kondisi pasien
selama dalam perawatan di RS PONEK dan melaporkan ke
DKK.
KIA
BAGIAN TERKAIT
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
HALAMAN : 1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Atu
UPTD PUSKESMAS ATU Lintang
LINTANG
Abna Faradisioca,SKM
NIP. 19790701 200604 1 012
Semua bayi baru lahir 0-7 hari tanpa memandang status VHB
KEBIJAKAN (Virus Hepatitis B) dari ibu.
PETUGAS Bidan
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
HALAMAN : 1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Atu
UPTD PUSKESMAS ATU Lintang
LINTANG
Abna Faradisioca,SKM
NIP. 19790701 200604 1 012
Suatu metode asuhan khusus bagi bayi berat lahir rendah atau
PENGERTIAN bayi premature dengan melakukan kontak langsung antara kulit
ibu dan kulit bayi
Menghangatkan bayi
TUJUAN
PETUGAS Bidan
1. Gendongan
PERALATAN 2. Topi
3. Alat pengukur tanda vital
1. Melakukan konseling kepada ibu mengenai tindakan yang akan
PROSEDUR
dilakukan.
2. Petugas melakukan cuci tangan
3. Mengukur tanda vital
4. Bayi telanjang (hanya menggunakan popok dan topi)
5. Melekatkan bayi ke dada ibu, diantara kedua payudara ibu
sehingga terjadi kontak kulit dengan kulit, pinggul bayi dalam
posisi fleksi (frog position) kemudian sangga dengan kain
penggendong
6. Memposisi kepala bayi sedikit ekstensi sehingga jalan napas
bayi tetap terbuka dan memungkinkan terjadinya kontak mata
antara orang tua/ibu dengan bayi
7. Mempertahankan posisi bayi seperti ini kecuali bayi mau
dimandikan
KIA
BAGIAN TERKAIT
REFERENSI
PEMBERIAN VITAMIN K
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
HALAMAN : 1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Atu
UPTD PUSKESMAS ATU Lintang
LINTANG
Abna Faradisioca,SKM
NIP. 19790701 200604 1 012
PETUGAS Bidan
1. Vit K (phytomenadione).
2. Disposible 1 cc.
PERALATAN
3. Kapas Alkohol.
4. Bengkok
1. Menyiapkan alat-alat dan obat.
PROSEDUR
2. Bidan melakukan cuci tangan.
3. Menyiapkan bayi yang akan di suntik.
4. Memasukkan obat phytomenadione ke dalam disposable 1 cc
dengan dosis 1 mg.
5. Menentukan daerah yang akan di suntik di paha kiri atau kanan
(muskulus vastus lateralis).
6. Posisi jarum suntik tegak lurus.
7. Melakukan aspirasi terlebih dahulu setelah jarum masuk
(apakah ada darah atau tidak). Jika tidak ada darah masukkan
obat secara perlahan dan hati-hati.
8. Catat di dalam buku laporan.
9. Observasi bayi.
10. Merapikan kembali pakaian bayi.
11. Merapikan alat-alat.
12. Petugas mencuci tangan.
KIA
BAGIAN TERKAIT
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
HALAMAN : 1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Atu
UPTD PUSKESMAS ATU Lintang
LINTANG
Abna Faradisioca,SKM
NIP. 19790701 200604 1 012
PENGERTIAN
1. Bidan
PETUGAS
2. Nutrisionis
1. Alat tulis
2. Form pemeriksaan laboratorium
PERALATAN
3. Tablet zat besi
4. Buku KMS
1. Memeriksa konjungtiva pasien, untuk menentukan pasien
PROSEDUR
anemis atau tidak
2. Mencatat hasil pemeriksaan dalam kartu status dan KMS ibu
hamil.
3. Mengisi form pemeriksaan laboratorium.
4. Menjelaskan pada pasien tujuan dari pemeriksaan.
5. Menjelaskan pada pasien, untuk membayar biaya pemeriksaan
laboratorium di kasir sebelum kelaboratorium dan setelah
selesai pemeriksaan membawa hasil pemeriksan kembali ke
unit pelayanan kesehatan ibu.
6. Melakukan rujukan ke unit pelayanan gizi, jika hasil
pemeriksaan Hb < 11 gr %
7. Memberikan tablet zat besi pada semua ibu hamil, sedikitnya 1
tablet / hari, selama 30 hari berturut-turut untuk pasien hamil
pada trimester I, sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia
diberikan tablet zat besi dan vitamin C tiga kali satu tablet
perhari
8. jika tablet zat besi persediaan habis, maka akan diberikan
resep luar
9. Memberikan penyuluhan gizi pada semua ibu hamil disetiap
kunjungan ANC, tentang perlunya minum tablet zat besi dan
vitamin C, serta menghindari minum teh / kopi / susu dalam 1
jam sebelum / sesudah makan, karena dapat mengganggu
penyerapan zat besi.
1. KIA
BAGIAN TERKAIT
2. Laboratorium
3. Klinik Gizi
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
HALAMAN : 1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Atu
UPTD PUSKESMAS ATU Lintang
LINTANG
Abna Faradisioca,SKM
NIP. 19790701 200604 1 012
PETUGAS Bidan
1. Infus RL
2. Oksitosin
3. Kateter nelaton
4. Penampung urin
5. Methyl ergometrin
PERALATAN
6. Kain alas bokong
7. Sarung tangan panjang
8. Sarung tangan pendek
9. APD
10. Larutan desinfektan
1. Periksa kontraksi uterus
PROSEDUR
2. Evaluasi bekuan darah
3. Kompresi bimanual interna (KBI) maksimal 5 menit
4. Pertahankan KBI selama 1-2 menit
5. Ajarkan keluarga melakukan Kompresi bimanual eksterna
(KBE)
6. Keluarkan tangan secara hati-hati
7. Suntikan metyl ergometrin 0,2 mg IM
8. Pasang infus RL + 20 IU Oksitosin guyur
9. Lakukan KBI lagi
10. Periksa kontraksi uterus kembali jika sudah berkontraksi
lakukan pengawasan kala IV jika belum berkontraksi siapkan
rujukan dengan melanjutkan pemberian infus + 20 IU Oksitosin
minimal 500cc hingga mencapai tempat tujuan. Selama
perjalanan dapat dilakukan kompresi aorta abdominalis atau KB
KIA
BAGIAN TERKAIT
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
HALAMAN : 1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Atu
UPTD PUSKESMAS ATU Lintang
LINTANG
Abna Faradisioca,SKM
NIP. 19790701 200604 1 012
PETUGAS Bidan
1. Tensimeter
2. Doppler
3. Cairan infuse
PERALATAN
4. Tabung O2 lengkap
5. Ambulan
6. Form rujukan
1. Melakukan anamnesis lengkap meliputi paritas , HPHT, riwayat
PROSEDUR
penyakit yang pernah diderita serta riwayat obstetri yang lalu
2. Melakukan pemeriksaan fisik lengkap meliputi KU ibu, TFU,
keadaan dan letak janin serta pemeriksaan dengan spekulum
untuk melihat adanya perdarahan yang keluar dari ostium uteri
3. Melakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat adanya
keadaan anemia
4. Memasang infuse dan berikan oksigern (bila diperlukan)
5. Jelaskan pada pasien dan keluarganya mengenai keadaan
kehamilannya serta kemungkinan penyulit yang dapat timbul
dan beritahu bahwa pasien harus dirawat dirumah sakit
6. Pantau keadaan umum, tanda-tanda vital, perdarahan
7. Melakukan rujukan (bila diperlukan)
KIA
BAGIAN TERKAIT
PEMBERIAN MgSO4
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
HALAMAN : 1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Atu
UPTD PUSKESMAS ATU Lintang
LINTANG
Abna Faradisioca,SKM
NIP. 19790701 200604 1 012
PETUGAS Bidan
POSYANDU LANSIA
NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
HALAMAN : 1/1
Disahkan Oleh
Kepala Puskesmas Atu
UPTD PUSKESMAS ATU Lintang
LINTANG
Abna Faradisioca,SKM
NIP. 19790701 200604 1 012
1. Bidan
PETUGAS
2. Kader lansia
1. Tensimeter
2. Stetoskop
PERALATAN
3. Timbangan berat badan
4. Kartu KMS
1. Meja 1 tempat pendaftaran
2. Meja 2 tempat dan pencatatan berat badan, pengukuran dan
pencatatan tinggi badan serta penghitungan index massa tubuh
(IMT)
3. Meja 3 tempat melakukan kegiatan Pemeriksaan dan
PROSEDUR pengobatan sederhana (tekanan darah, gula darah, Hb dan
pemberian vitamin, dan lain - lain)
4. Meja 4 empat melakukan kegiatan konseling (kesehatan, gizi
dan kesejahteraan)
5. Meja 5 tempat memberikan informasi dan melakukan kegiatan
sosial (pemberian makan tambahan, bantuan modal,
pendampingan, dan lain – lain sesuai kebutuhan)
Promkes
BAGIAN TERKAIT
REFERENSI
FAKTOR RESIKO IBU HAMIL
HALAMAN : 1/2
Abna Faradisioca,SKM
UPTD PUSKESMAS NIP. 19790701 200604 1
ATU LINTANG 012
Faktor resti ibu hamil yaitu Ibu Hamil yang mengalami risiko atau
PENGERTIAN bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan,
bila dibandingkan dengan Ibu Hamil yang normal.
Sebagai acuan dalam menentukan faktor resiko dan resiko tinggi
TUJUAN
pada ibu hamil
Surat Keputusan Kepala Puskesmas
KEBIJAKAN
PETUGAS Bidan
J. Rekaman histori
No. Halaman Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan Tgl.