OLEH
KELOMPOK 3
1. NILA SUNDAMI
2. NOVA MAHARANI
2. PEPI MARDIANA SARI
3. YONDRIADI
KELOMPOK 4
1. ADE WAHYUNI
2. OKI MARLINA PETRI
3. SUCI ULAN SARI
4. WINDA NOVIANA
2. STEVANI YUDARMI
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
mengucapkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Selaput Permukaan Pada Korosi " dengan sebaik mungkin.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korosi atau pengaratan adalah hal yang umum kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari pada logam. Korosi merupakan reaksi elektrokimia yang berlangsung
spontan. Korosi pada logam ini menimbulkan beberapa kerugian. Diantaranya pagar
yang berkarat akan menurunkan estetika dan juga manfaatnya menjadi kurang kokoh,
bagian tertentu dari kendaraan bermotor yang terbuat dari logam, tidak sedikit juga
yang menurun kemampuannya karena proses pengaratan, dan lain-lain. Korosi ini
tidak dapat dicegah ataupun dihentikan, namun dapat dikendalikan atau diperlambat
laju reaksinya. Inilah yang melatarbelakangi percobaan tentang Selaput Permukaan
paada Korosi , dengan di bentuknya selaput permukaan yang akan melindungi logam
( besi ) dari perkaratan, logam tersebut harus dilapisi oleh logam lain yang potensial
reduksinya lebih besar sehingga proses korosi dapat di hambat dengan adanya selaput
permukaan pada korosi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan selaput permukaan pada korosi ?
2. Bagaimana terbentuknya selaput permukaan pada korosi tersebut ?
3. Bagaimana reaksi pembentukan selaput permukaan ?
4. Apa yang mempengaruhi terbentuknya selaput permukaan pada korosi ?
5. Apa manfaat terbentuknya selaput permukaan pada korosi bagi kehidupan ?
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Korosi adalah suatu pokok bahasan yang menyangkut berbagai disiplin ilmu, atau
dengan kata lain, ini menggabungkan aspek-aspek fisika, kimia, metalurgi, elektronika
dan perekayasaan. Walaupun demikian kebanyakan dari kita yang berkecimpung dalam
bidang penanggulangan korosi sering mempunyai latar belakang salah satu atau beberapa
disiplin itu tetapi tidak semuanya.
Sulit bagi kita untuk menemukan proses alami yang tidak dipengaruhi oleh
perubahan energi. Korosi adalah gejala yang timbul secara alami. Pengaruhnya dialami
oleh hampir semua zat dan diatur oleh perubahan-perubahan energi. Oleh sebab itu
diperlukan pembahasan teori-teori tentang energi dan zat.
Struktur butir logam yang cacat juga terjadi akibat proses pemadatan dalam
pencetakan karena dapat perlakuan mekanik pada saat fabrikasi. Logam jika ditempa juga
dapat mengakibatkan perubahan butir-butir, retak, atau patah pada bagian kisi-kisi yang
semula sempurna.
Adapun jenis cacat yang dapat terjadi pada logam adalah ,yaitu sbb :
Cacat ato tunggal , atau lebih tepat disebut cacat titik yang besar sekali perananya
dalam teori paduan, dimana sesungguhnya merupakan cacat pada suatu kisi
sempurna.Cacat ini berpengaruh pada sifat-sifat mekanik logam.Cacat titik juga
mempunyai peran dalam beberapa mekanisme korosi, misalnya perapuhan
hidrogen,selective attack, korosi oksidasi dan korosi panas.
Cacat intertisi ( interstisial defect ) yakni apabila sebuah atom menempati suatu
kedudukan yang tidak normal sehingga terdesak keantara atom-atom pada kisi tuan.Cacat
jenis kedua terjadi di dalam struktur butir ketika bidang-bidang atom,bukan atom-atom
individu, tidak menempati kedudukan sempurna pada kisi. Salah satu contoh cacat garis
adalah dislokasi.baik mobilitas dislokasi maupun mobilitas cacat titik berkaitan erat
dengan sifat-sifat seperti kekuatan, kekerasan dan ketangguhan. Dua tipe dislokasi yang
penting adalah :
Dislokasi topi ( edge dislocation ), yakni adanya sebuah bidang atom tidak
sempurna diantara dua bidang lainnya.
Dislokasi ulir ( screw dislocation ) yakni adanya bidang yang menyorong
sedikit sehingga tidak searah lagi dengan bidang-bidang terdekatnya.
3. Cacat bidang
Selalu terdapat pada kristal logam yaitu garis boundary ( batas butir ). Pada batas
butir selalu terdapat distorsi baik karena pengaruh tegangan permukaan maupun akibat
dari interaksi dengan atom-atom dari kristal tetangganya. Karena setiap butir kristal
mempunyai orientasi yang berbeda satu sama lain akan terjadi ketidak teraturan susunan
atom.( dibanding dengan bagian dalam dari kisi kristal )
4. Cacat volume
Cacat golongan ketiga yang berpengaruhi logam pada skala makroskopisnya adalah
cacat volume. Dalam hal ini sebagian besar volume logam tidak bersesuain dengan
struktur keseluruhan bahan sejenis yang terbentuk sempurna. Cacat volume ini umumnya
terjadi akibat proses-proses yang terjadi sewaktu manufakturing. Jenis cacat ini adalah
sbb :
Renik ( voids )
Cacat renik berupa rongga-rongga kecil dalam bahan yang mungkin disebabkan
oleh sejumlah mekanisme,seperti terjebaknya udara,pelepasan gas selama proses
penuangan logam kedalam cetakan atau adanya butir-butir embun yang menguap begitu
bersentuhan dengan logam cair yang panas. Renik juga dapat ditimbulkan oleh akibat
pengerutan antar dendritik selama pembekuan.
Retak ( cracks )
Cacat retak jauh lebih parah dibandingkan ketidak sesuaian pada batas-batas butir
karena memungkinkan peresapan zat-zat penyerap korosi dalam skala makroskopis.retak
sejak pencetakan biasanya terjadi akibat tidak meratanya laju pendinginan dan timbulnya
tegangan-tegangan dalam cetakan. Retak juga dapat terjadi akibat penempaan dan
pengelasan.
Inklusi adalah terjebaknya partikel-partikel asing dalam padatan yang tentu saja
bukan bagian dari bagian struktur kristal logam itu sendiri. Unsur-unsur yang terlibat
dalam inklusi mungkin membeku lebih cepat sehingga terperangkap sebagai partikel-
partikel individu didalam denrit-denrit logam ketika logam membeku. Pada kasus lainya
unsur-unsur asing itu mungkin membeku belakangan, yakni sesudah dendrit-dendrit
logam tuan rumah terbentuk, dalam hal ini inklusi terperangkap dalam batas-batas butir.
( Tim kimia fisika, 2017 )
Partikel-partikel asing dalam perkaratan yang tentu saja bukan bagian dari struktur
kisi logam itu sendiri. Unsur-unsur yang terlibat dalam inflasi mungkin membeku lebih
cepat sehingga terperangkap sebagai partikel-partikel individu dalam dendrit-dendrit
logam ketika logam membeku. Pada kasus lain unsur-unsur asing itu mungkin membeku
belakangan, yakni sesudah dendrit-dendrit logam tuan rumah terbentuk dan dalam hal ini
inklusi terperangkap dalam batas-batas butir. ( Atkins,1997 )
Kristal atau hablur adalah suatu padatan atom, molekul atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum,
zat cair membentuk krital ketika mengalami proses pemadatan pada kondisi ideal.
Hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya terpasang
pada kisi atau struktur kristal yang sama. ( Chang, 2009 )
Cacat pada kristal adalah ketika sempurnaan atom pada kristal. Kristal dikatakan
sempurna apabila kristal tersusun pada atom yang mengikuti pola tertentu. Cacat ini dapat
terjadi pada proses pembekuan.
1. Cacat titik
2. Cacat garis
3. Cacat bidang
4. Cacat ruang
Diperlukan berjuta juta atom untuk membentuk satu kristal. Oleh karena itu, tidak
menherankan bila terdapat cacat atau ketidak teraturan dalam tubuh kristal. Cacat inilah
yang dapat menentukan sifat bahan secara keseluruhan.
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam
lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas
oksigen di udara.
Dampak korosi
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak
langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan,
permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa
terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat
korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar
atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada
alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan
panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat
diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi
atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang
terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500oC (Akhadi, Muklis, 2002).
A. Waktu Pelaksanaan
2. Bahan
Paku - Larutan HNO3
C.Prosedur Kerja
4.Mencelupkan paku secara vertikal dalam gelas piala berisi CuSO 4 .Biarkan selama 1 menit.
5.Angkat paku tadi perlahan-lahan dari larutan dan tunggu sampai larutan yang masih menempel
kering.
6.Celupkan paku secara vertikal kedalam HNO 3 sedikit lebih dalam dibandingkan ketika dicelupkan ke
dalam larutan CuSO4.Biarkan selama 5 menit.
A.Tabel Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
Pencelupan paku dalam tembaga (11) sulfat Terbentuk lapisan merah muda
Pencelupan dalam asam nitrat Warna merah muda hilang
Pencelupan kembali dalam tembaga (11) Terbentuk lapisan berwarna merah muda
sulfat setelah diketuk-ketuk
B.Perhitungan
0,1230 gram
= x 100 %
2,4540 gram
= 5,012 %
Percobaan yang kami lakukan pada tanggal 26 April 2017 yaitu tentang selaput
permukaan pada korosi. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi
redoks antara suatu logam dengan berbagai zat dilingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.Pada peristiwa korosi, logam mengalami
oksidasi,sedangkan oksigen mengalami reduksi.Karat logam umumnya adalah berupa
oksida atau karbonat.Perkaratan ini sangat mudah terjadi pada besi (Fe) yang disebabkan
oleh pengaruh lingkungan sekitarnya,seperti oksigen,air,kelembapan udara,dll.Untuk
itu,perlunya pencegahan agar korosi pada paku dapat dikurangi.
Salah satu cara pencegahan yang dilakukan pada praktikum yaitu membuat
selaput permukaan pada paku untuk mengurangi terjadinya korosi.Selaput permukaan
adalah lapisan yang melapisi permukaan suatu logam untuk mencegah terjadinya korosi.
Prinsip dari percobaan ini yaitu melapisi permukaan logam dengan logam lain yang
mempunyai potensial elektroda yang lebih besar dari logam yang dilapisi. Praktikan
membuat selaput permukaan pada paku dengan logam Cu.
Salah satu sifat dari Cu(tembaga) ialah relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi.Tembaga ini tidak reaktif dengan air atau uap air dan asam-asam nonoksidator encer
seperti HCl encer dan H2SO4 encer.Namun,asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang
tembaga (Cu).Sehingga ketika paku yang telah dilapisi dengan tembaga (Cu) tersebut di
rendam dalam asam nitrat (HNO3),lapisan Cu yang berwarna pink tersebut larut atau
terkikis sedikit dalam asam nitrat.
Cu + HNO3 →Cu ¿ ¿
2. Kenapa setelah paku direndam pada larutan CuSO4 yang kedua kalinya dan diketuk-
ketuk tidak terjadi perubahan warna menjadi pink?(Nadya Dewara)
Jawab:
Karena terjadi kesalahan dalam prosedur kerja yaitu kecepatan dan ketepatan dalam
mengangkat paku dari larutan CuSO4 dan proses pengetukannya.
KESIMPULAN
Pembentukan selaput permukaan pada paku (Fe) dengan logam Cu dari larutan CuSO 4
dapat melindunginya dari korosi . Selaput permukaan dapat dibuat dengan melapisi logam
yang potensial oksidasi besar dengan logam yang potensial reduksinya besar.Seperti logam
Cu yang melpaisi logam besi.
Akhadi, Muklis. 2002. Ahli peneliti Muda Bidang Fisika dibidang Tenaga Nuklir
Aris, Tris, dan Antonio Gomes. 2009. Bahan Konstruksi Alat Proses dan Korosi.
Malang : ITM.
Svehla,G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Makro.
Timi kimia Fisika.2017. Penuntun Praktikum Kimia Fisika 2. Padang : FMIPA UNP