Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PRAKTIKUM KIMIA FISIKA 2

" SELAPUT PERMUKAAN PADA KOROSI "

OLEH

KELOMPOK 3

1. NILA SUNDAMI
2. NOVA MAHARANI
2. PEPI MARDIANA SARI
3. YONDRIADI

KELOMPOK 4

1. ADE WAHYUNI
2. OKI MARLINA PETRI
3. SUCI ULAN SARI
4. WINDA NOVIANA

DOSEN : 1. UMAR KALMAR NIZAR, S.Si, M.Si, Ph.D

2. YERIMADESI, S.Pd, M.Si

ASISTEN : 1. SHERLIN OKTAVIA

2. STEVANI YUDARMI

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 1


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
mengucapkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Selaput Permukaan Pada Korosi " dengan sebaik mungkin.
    Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Padang, Mei 2016

Penyusun

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 2


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korosi atau pengaratan adalah hal yang umum kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari pada logam. Korosi merupakan reaksi elektrokimia yang berlangsung
spontan. Korosi pada logam ini menimbulkan beberapa kerugian. Diantaranya pagar
yang berkarat akan menurunkan estetika dan juga manfaatnya menjadi kurang kokoh,
bagian tertentu dari kendaraan bermotor yang terbuat dari logam, tidak sedikit juga
yang menurun kemampuannya karena proses pengaratan, dan lain-lain. Korosi ini
tidak dapat dicegah ataupun dihentikan, namun dapat dikendalikan atau diperlambat
laju reaksinya. Inilah yang melatarbelakangi percobaan tentang Selaput Permukaan
paada Korosi , dengan di bentuknya selaput permukaan yang akan melindungi logam
( besi ) dari perkaratan, logam tersebut harus dilapisi oleh logam lain yang potensial
reduksinya lebih besar sehingga proses korosi dapat di hambat dengan adanya selaput
permukaan pada korosi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan selaput permukaan pada korosi ?
2. Bagaimana terbentuknya selaput permukaan pada korosi tersebut ?
3. Bagaimana reaksi pembentukan selaput permukaan ?
4. Apa yang mempengaruhi terbentuknya selaput permukaan pada korosi ?
5. Apa manfaat terbentuknya selaput permukaan pada korosi bagi kehidupan ?

C. Tujuan

Untuk menjelaskan pembentukan selaput permukaan yang melindungi logam dari


korosi.

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 3


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Korosi adalah suatu pokok bahasan yang menyangkut berbagai disiplin ilmu, atau
dengan kata lain, ini menggabungkan aspek-aspek fisika, kimia, metalurgi, elektronika
dan perekayasaan. Walaupun demikian kebanyakan dari kita yang berkecimpung dalam
bidang penanggulangan korosi sering mempunyai latar belakang salah satu atau beberapa
disiplin itu tetapi tidak semuanya.

Sulit bagi kita untuk menemukan proses alami yang tidak dipengaruhi oleh
perubahan energi. Korosi adalah gejala yang timbul secara alami. Pengaruhnya dialami
oleh hampir semua zat dan diatur oleh perubahan-perubahan energi. Oleh sebab itu
diperlukan pembahasan teori-teori tentang energi dan zat.

Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan


lingkungannya. Beberapa hal penting menyangkut definisi ini bisa dijelaskan sebagai
berikut:
a. Korosi berkaitan dengan logam. Ini berarti bahwa hanya setengah reaksi seperti
persamaan di bawah yang bisa dianggap reaksi korosi sejati. Setengah reaksi yang
kedua, walaupun menerangkan suatu proses yang harus ada agar korosi dapat
berlangsung, namun bukanlah suatu raksi korosi.
M  Mz+ + z e -
b. Melalui penggunaan istilah degradasi atau penurunan mutu kita mengandaikan bahwa
korosi adalah proses yang tidak dikehendaki. Namun demikian ini tidak selamanya
benar, dan dalam hal itu proses tersebut biasanya tidak disebut korosi.
c. Penurunan mutu logam tidak hanya melibatkan reaksi kimia, yakni antara baha-bahan
bersangkutan terjadi perpindahan elektron. Karena elektron adalah sesuatu yang
bermuatan negatif, maka pengangkutannya menimbulkan arus listrik, sehingga reaksi
demikian dipengaruhi oleh potensial listrik.
d. Lingkungan adalah sebutan paling mudah untuk memaksudkan semua unsur disekitar
logam terkorosi pada saat reaksi

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 4


Cacat dalam struktur logam

Kita mempunyai kecendrungan untuk mengandaikan bahwa ketika logam-logam


membeku struktur kristal yang sangat tertata, tidak ada cacat dalam susuna tumpukan-
tumpukannya. Sesungguhnya tidak demikian. Logam selalu mempunyai ketidaksempurnaan,
yang disebut cacat (defact), pada struktur kisinya dan ini sering sangat berpengaruh pada
sifat-sifat korosi logam. Salah satu cara bagaimana kristal menjadi tidak sempurna, yaitu
ketika membahas batas butir yang merupakan daerah pertemuan tidak serasi antara kisi-kisi
berebelahan, masing-masing dengan orientasi berbeda. Struktur butir logam terjadi akibat
proses pemadatan selama percetakan. Ini juga sangat dipengaruhi oleh perlakuan mekanik
yang diterima selama pengerjaan dan fabrikasi. Sifat dapat ditempa yang dimiliki logam
mengandung arti bahwa proses tersebut dapat mengakibatkan perubahan bentuk yang tidak
tanggung-tanggung pada butir-butir serta retak atau patah pada bagian kisi-kisi yang semula
sempurna (Tim Kimia Fisika, 2017, 44-46).

Kita mempunyai kecenderungan bahwa semua logam membeku membentuk struktur


kristal yang sangat teratur atom-atomnya. Sesungguhnya tidak demikian, karena sering kali
ada cacat dalam susunan tumpukan-tumpukannya. Logam selalu mempunyai
ketidaksempurnaan yang disebut cacat ( defect ) pada struktur kristalnya dan ini sangat
berpengaruh pada sifat-sifat korosi logam tersebut.

Dalam pembentukan padatan logam selalu terjadi butiran-butiran kristal yang


sambung menyambung. Salah satu sebab kristal menjadi tidak sempurna yaitu ketika batas
butiran yang satu didaerah pertemuan tidak serasi dengan kisi-kisi bersebelahan,masing-
masing dengan orientasi yang berbeda.

Struktur butir logam yang cacat juga terjadi akibat proses pemadatan dalam
pencetakan karena dapat perlakuan mekanik pada saat fabrikasi. Logam jika ditempa juga
dapat mengakibatkan perubahan butir-butir, retak, atau patah pada bagian kisi-kisi yang
semula sempurna.

Adapun jenis cacat yang dapat terjadi pada logam adalah ,yaitu sbb :

1. Cacat jenis pertama ( cacat atom tunggal )


a) Kekosongan ( vacancy ) yakni, hilangnya sebuah atom dari kedudukannya
dalam kisi.Cacat ini disebut juga cacat atom tunggal.
b) Cacat substitusi ( substitusional defect ), yakni adanya atom asing yang
menempati suatu kedudukan pada kisi atom tuan rumah.

Cacat ato tunggal , atau lebih tepat disebut cacat titik yang besar sekali perananya
dalam teori paduan, dimana sesungguhnya merupakan cacat pada suatu kisi
sempurna.Cacat ini berpengaruh pada sifat-sifat mekanik logam.Cacat titik juga
mempunyai peran dalam beberapa mekanisme korosi, misalnya perapuhan
hidrogen,selective attack, korosi oksidasi dan korosi panas.

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 5


2. Cacat garis

Cacat intertisi ( interstisial defect ) yakni apabila sebuah atom menempati suatu
kedudukan yang tidak normal sehingga terdesak keantara atom-atom pada kisi tuan.Cacat
jenis kedua terjadi di dalam struktur butir ketika bidang-bidang atom,bukan atom-atom
individu, tidak menempati kedudukan sempurna pada kisi. Salah satu contoh cacat garis
adalah dislokasi.baik mobilitas dislokasi maupun mobilitas cacat titik berkaitan erat
dengan sifat-sifat seperti kekuatan, kekerasan dan ketangguhan. Dua tipe dislokasi yang
penting adalah :

 Dislokasi topi ( edge dislocation ), yakni adanya sebuah bidang atom tidak
sempurna diantara dua bidang lainnya.
 Dislokasi ulir ( screw dislocation ) yakni adanya bidang yang menyorong
sedikit sehingga tidak searah lagi dengan bidang-bidang terdekatnya.

3. Cacat bidang

Selalu terdapat pada kristal logam yaitu garis boundary ( batas butir ). Pada batas
butir selalu terdapat distorsi baik karena pengaruh tegangan permukaan maupun akibat
dari interaksi dengan atom-atom dari kristal tetangganya. Karena setiap butir kristal
mempunyai orientasi yang berbeda satu sama lain akan terjadi ketidak teraturan susunan
atom.( dibanding dengan bagian dalam dari kisi kristal )

4. Cacat volume

Cacat golongan ketiga yang berpengaruhi logam pada skala makroskopisnya adalah
cacat volume. Dalam hal ini sebagian besar volume logam tidak bersesuain dengan
struktur keseluruhan bahan sejenis yang terbentuk sempurna. Cacat volume ini umumnya
terjadi akibat proses-proses yang terjadi sewaktu manufakturing. Jenis cacat ini adalah
sbb :

 Renik ( voids )

Cacat renik berupa rongga-rongga kecil dalam bahan yang mungkin disebabkan
oleh sejumlah mekanisme,seperti terjebaknya udara,pelepasan gas selama proses
penuangan logam kedalam cetakan atau adanya butir-butir embun yang menguap begitu
bersentuhan dengan logam cair yang panas. Renik juga dapat ditimbulkan oleh akibat
pengerutan antar dendritik selama pembekuan.

 Retak ( cracks )

Cacat retak jauh lebih parah dibandingkan ketidak sesuaian pada batas-batas butir
karena memungkinkan peresapan zat-zat penyerap korosi dalam skala makroskopis.retak
sejak pencetakan biasanya terjadi akibat tidak meratanya laju pendinginan dan timbulnya
tegangan-tegangan dalam cetakan. Retak juga dapat terjadi akibat penempaan dan
pengelasan.

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 6


 Inklusi

Inklusi adalah terjebaknya partikel-partikel asing dalam padatan yang tentu saja
bukan bagian dari bagian struktur kristal logam itu sendiri. Unsur-unsur yang terlibat
dalam inklusi mungkin membeku lebih cepat sehingga terperangkap sebagai partikel-
partikel individu didalam denrit-denrit logam ketika logam membeku. Pada kasus lainya
unsur-unsur asing itu mungkin membeku belakangan, yakni sesudah dendrit-dendrit
logam tuan rumah terbentuk, dalam hal ini inklusi terperangkap dalam batas-batas butir.
( Tim kimia fisika, 2017 )

Partikel-partikel asing dalam perkaratan yang tentu saja bukan bagian dari struktur
kisi logam itu sendiri. Unsur-unsur yang terlibat dalam inflasi mungkin membeku lebih
cepat sehingga terperangkap sebagai partikel-partikel individu dalam dendrit-dendrit
logam ketika logam membeku. Pada kasus lain unsur-unsur asing itu mungkin membeku
belakangan, yakni sesudah dendrit-dendrit logam tuan rumah terbentuk dan dalam hal ini
inklusi terperangkap dalam batas-batas butir. ( Atkins,1997 )

Kristal atau hablur adalah suatu padatan atom, molekul atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum,
zat cair membentuk krital ketika mengalami proses pemadatan pada kondisi ideal.
Hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya terpasang
pada kisi atau struktur kristal yang sama. ( Chang, 2009 )

Cacat pada kristal adalah ketika sempurnaan atom pada kristal. Kristal dikatakan
sempurna apabila kristal tersusun pada atom yang mengikuti pola tertentu. Cacat ini dapat
terjadi pada proses pembekuan.

Cacat pada kristal dapat berupa :

1. Cacat titik
2. Cacat garis
3. Cacat bidang
4. Cacat ruang

Diperlukan berjuta juta atom untuk membentuk satu kristal. Oleh karena itu, tidak
menherankan bila terdapat cacat atau ketidak teraturan dalam tubuh kristal. Cacat inilah
yang dapat menentukan sifat bahan secara keseluruhan.

1. Ketidak murnian dalam bahan padat


2. Larutan padat subtitusi
3. Larutan padat interstisi
4. Larutan padat dalam logam
5. Larutan padat dalam senyawa . ( Brady, 1999 )

Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam
lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas
oksigen di udara.

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 7


Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau biasa disebut dengan
karat. Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada
proses pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai preduksi dan Oksigen (O2) yang terlarut
dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat :
Anode : Fe2+ + 2e→ Fe
Katode : 2H2O → O2 + 4H+ + 4e
Karat disebut sebagai autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan
mempercepat proses pengaratan berikutnya. Korosi adalah kerusakan atau degradasi
logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya
yang menghasilkan senyawasenyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa seharihari,
korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia
karat besi adalah Fe2O3. nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklatmerah. Korosi
merupakan proses elektro kimia.Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi (Trethewey, K.R, 1991).

Korosi merupakan proses degradasi, deterorisasi, pengerusakan materil yang  di


sebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya.Adapun prosesnya yakni merupakan
reaksi redoks antara satu logam dengan berbagai zat di sekelilingnya tersebut.Dalam
bahasa sehari-hari korosi di sebut dengan perkaratan.Kata korosi berasal dari bahasa latin
“Corrodere” yang artinya  pengrusakan logam atau perkaratan.jadi jelas korosi di kenal
sangat merugikan. Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan
lingkungannya,yang berusaha untuk mencapai kesetimbangan.Sistem ini di katakan
setimbang bila logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil.
Pencegahan korosi merupakan salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaanya
sangat luas dalam kehidupan sehari-hari.Namun kekurangan dari besi adalah sifatnya
yang sangat mudah mengalami korosi.Padahal besi yang telah mengalami korosi akan
kehilangan nilai jual ada fungsi komersialnya.Ini tentu saja akan merugikan sekaligus
membahayakan.Berdasarkan dari asumsi tersebut ,percobaan ini di fokuskan dalam upaya
pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada besi. Selain itu pada 
percobaan ini akan di ketahui logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat
terjadinya korosi sesuai dengan sifat-sifat  kimia nya (Keenan, Charles W, 1984).

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 8


Besi merupakan logam yang menempati urutan kedua dari logam-logam yang umum
terdapat pada kerak bumi . Besi cukup reaktif, besi bila di biarkan di udara terbuka
untuk  beberapa lama mengalami perubahan warna yang lazim di sebut perkaratan besi.
Proses perubahan besi menjadi besi berkarat merupakan reaksi redoks yag melihat
oksigen. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)<--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang
bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau
perbedaan rapatan logam itu (Svehla,G. 1990).
Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia
melebur pada suhu 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silsida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit
grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi.
Berbeda dengan tembaga, tembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat
ditempa, dan liat. Melebur pada 1038o+C. Karena potensial elektroda standarnya positif,
ia tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen
ia bisa larut sedikit.
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada
atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial
terhadap elektrode lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida
(Sukardjo, 2002).
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian
bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsurunsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya.

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 9


Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban,
keberadaan zatzat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahanbahan korosif (yang
dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk
senyawa maupun anorganik. Penguapan dan pelepasan bahanbahan korosif keudara dapat
mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa dapat
mepercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Flour,
hidrogen fluorida beserta senyawaansenyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam
industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahanbahan organik. Amoniak (NH3)
merupakan bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada
suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas
ke udara (Oxtoby, D.W. Gilis,H, 1999).

Dampak korosi
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak
langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan,
permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa
terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat
korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar
atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada
alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan
panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat
diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi
atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang
terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500oC (Akhadi, Muklis, 2002).

Mencegah terjadinya korosi


Prinsip sederhananya adalah ”menutup” jalan masuk dan kontak antara permukaan
besi dengan air dan udara. Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita
ketahui bahwa berbagai jenis logam dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara
pencegahan korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. Mengecat
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan
udara dan air.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 10


Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah
kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastic
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan
plastik. Plastik mencegah kontak besi dengan udara dan air.
4. Tin plating
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Tin planting
mencegah kontak besi dengan udara dan air.
5. Galvanisasi
Besi terlindung dan zink yang mengalami oksidasi.
6. Cromium planting
( Aris,Tris, 2009 ).

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 11


BAB III
METODELOGI PERCOBAAN

A. Waktu Pelaksanaan

Hari / Tanggal : Rabu / 26 April 2017

Pukul : 13.20 – 15.50 WIB

Tempat : Laboratorium Kimia Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Padang

B. Alat dan Bahan


1. Alat
- Dua buah gelas piala 250 ml - Batang pengaduk

2. Bahan
Paku - Larutan HNO3

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 12


- Larutan CuSO4

C.Prosedur Kerja

1.Melarutkan 10 gram CuSO4 kedalam 100 ml air dalam gelas piala 1

2.Memipet 100 ml HNO3 kedalam gelas piala 2

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 13


3.Membersihkan paku dengan amplas

4.Mencelupkan paku secara vertikal dalam gelas piala berisi CuSO 4 .Biarkan selama 1 menit.

5.Angkat paku tadi perlahan-lahan dari larutan dan tunggu sampai larutan yang masih menempel
kering.

6.Celupkan paku secara vertikal kedalam HNO 3 sedikit lebih dalam dibandingkan ketika dicelupkan ke
dalam larutan CuSO4.Biarkan selama 5 menit.

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 14


7.Angkat paku dengan hati-hati dari larutan asam dan biarkan larutan asam yang masih menempel
kering.

8.Celupkan lagi paku kedalam larutan CuSO 4

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 15


9.Angkat dengan cepat dari larutan CuSO 4 dan langsung ketuk-ketuk permukaannya dengan batang
pengaduk

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 16


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Tabel Pengamatan

Data Hasil Percobaan


Berat paku awal 2,4540 gram
Berat paku akhir 2,3310 gram
Selisih berat paku 0,1230 gram

Perlakuan Pengamatan
Pencelupan paku dalam tembaga (11) sulfat Terbentuk lapisan merah muda
Pencelupan dalam asam nitrat Warna merah muda hilang
Pencelupan kembali dalam tembaga (11) Terbentuk lapisan berwarna merah muda
sulfat setelah diketuk-ketuk

B.Perhitungan

Selisi h berat paku


% Kehilangan = x 100 %
Berat paku awal

0,1230 gram
= x 100 %
2,4540 gram

= 5,012 %

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 17


C.Pembahasan

Percobaan yang kami lakukan pada tanggal 26 April 2017 yaitu tentang selaput
permukaan pada korosi. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi
redoks antara suatu logam dengan berbagai zat dilingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.Pada peristiwa korosi, logam mengalami
oksidasi,sedangkan oksigen mengalami reduksi.Karat logam umumnya adalah berupa
oksida atau karbonat.Perkaratan ini sangat mudah terjadi pada besi (Fe) yang disebabkan
oleh pengaruh lingkungan sekitarnya,seperti oksigen,air,kelembapan udara,dll.Untuk
itu,perlunya pencegahan agar korosi pada paku dapat dikurangi.

Salah satu cara pencegahan yang dilakukan pada praktikum yaitu membuat
selaput permukaan pada paku untuk mengurangi terjadinya korosi.Selaput permukaan
adalah lapisan yang melapisi permukaan suatu logam untuk mencegah terjadinya korosi.
Prinsip dari percobaan ini yaitu melapisi permukaan logam dengan logam lain yang
mempunyai potensial elektroda yang lebih besar dari logam yang dilapisi. Praktikan
membuat selaput permukaan pada paku dengan logam Cu.

Untuk membuat selaput permukaan pada paku (Fe) digunakan larutan


CuSO4.Dimana ketika paku dicelupkan kedalam larutan CuSO4,warna paku berubah
menjadi warna merah jambu (pink).Warna merah jambu ini merupakan lapisan Cu yang
melapisi paku tersebut.Larutan CuSO4 dapat digunakan sebagai selaput permukaan pada
paku (Fe) karena larutan ini mengandung Cu yang memiliki potensial elektroda positif
yaitu +0,340.Cu merupakan logam yang pada deret volta terletak sebelah kanan Fe,yang
menunjukkan Cu merupakan oksidator yang kuat.Sehingga ketika permukaan paku (Fe)
dilapisi dengan lapisan Cu maka permukaan paku ini akan bersifat sebagai oksidator yang
artinya sulit mengalami oksidasi.

Salah satu sifat dari Cu(tembaga) ialah relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi.Tembaga ini tidak reaktif dengan air atau uap air dan asam-asam nonoksidator encer
seperti HCl encer dan H2SO4 encer.Namun,asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang
tembaga (Cu).Sehingga ketika paku yang telah dilapisi dengan tembaga (Cu) tersebut di
rendam dalam asam nitrat (HNO3),lapisan Cu yang berwarna pink tersebut larut atau
terkikis sedikit dalam asam nitrat.

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 18


Selanjutnya, paku tersebut dimasukkan kembali kedalam larutan CuSO4.Setelah
diketuk – ketuk paku ini berubah warna menjadi pink kembali.Hal ini terbentuk kembali
lapisan Cu yang melapisi paku.Sehingga lapisan Cu ini dapat mencegah korosi pada paku.

Adapun persamaan reaksi dari percobaan ini adalah :

Fe + CuSO 4 → FeSO 4 +Cu

Cu + HNO3 →Cu ¿ ¿

Fe+CuSO 4 → FeSO 4 +Cu ( setelah diketuk- ketuk )

Pembentukan selaput permukaan ini menandakan bahwa logam yang mudah


terkorosi dapat dilindungi dengan pelapisan logam lain yang potensial reduksinya lebih
besar dibandingkan logam yang akan kita lapisi. Adapun manfaat dari pembentukan
selaput permukaan ini yaitu menghambat proses korosi, sehingga peralatan rumah yang
terbuat dari logam, mesin-mesin serta infrastruktur bangunan lain dapat bertahan lebih
lama dari korosi.

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 19


Jawaban Pertanyaan
1. Kenapa berat paku berkurang setelah dicelupkan kedalam larutan HNO 3 ,padahal yang
terkikis hanyalah lapisan Cu? (Sri Handayani)
Jawab:
Karena pada proses perendaman paku dalam larutan HNO3 , paku direndam lebih
tinggi dibanding perendaman dalam CuSO4 . Sehingga yang terkikis tidak hanya
lapisan Cu tetapi juga permukaan paku yang terendam.

2. Kenapa setelah paku direndam pada larutan CuSO4 yang kedua kalinya dan diketuk-
ketuk tidak terjadi perubahan warna menjadi pink?(Nadya Dewara)
Jawab:
Karena terjadi kesalahan dalam prosedur kerja yaitu kecepatan dan ketepatan dalam
mengangkat paku dari larutan CuSO4 dan proses pengetukannya.

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 20


BAB V

KESIMPULAN

Pembentukan selaput permukaan pada paku (Fe) dengan logam Cu dari larutan CuSO 4
dapat melindunginya dari korosi . Selaput permukaan dapat dibuat dengan melapisi logam
yang potensial oksidasi besar dengan logam yang potensial reduksinya besar.Seperti logam
Cu yang melpaisi logam besi.

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 21


DAFTAR PUSTAKA

Akhadi, Muklis. 2002. Ahli peneliti Muda Bidang Fisika dibidang Tenaga Nuklir

Indonesia. Jakarta : Migas Indonesia.

Aris, Tris, dan Antonio Gomes. 2009. Bahan Konstruksi Alat Proses dan Korosi.

Malang : ITM.

Atkins. 1997. Phisical Chemistri . New York : Free and Company

Brady . 1999 . Kimia Fisika Edisi ke-3. Jakarta : Erlangga

Chang . 2009 . Kimia Universitas . Jakarta : Erlangga

Keenan, Charles W.1984. Kimia untuk Universitas .Jakarta : Erlangga.

Oxtoby, D.W. Gilis,H. 1999. Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.

Sukardjo.2002. Kimia Fisika. Bandung : Ganeca Exact

Svehla,G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Makro.

Jakarta : Kalman Media Pustaka.

Timi kimia Fisika.2017. Penuntun Praktikum Kimia Fisika 2. Padang : FMIPA UNP

Trethewey, K.R. 1991. Korosi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Makalah Praktikum Kimia Fisika 2 | 22

Anda mungkin juga menyukai