Di Susun Oleh:
Nama : Tri Berger
NIM : 2019.C.11a.1031
NIM : 2019.C.11a.1031
Mengetahui:
Ketua Program Studi S1 Keperawatan,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan pada pasien halusinasi dimiliki dan dicintai Diruang
Dahlia RSUD Dr. Doris Slyvanus ” ini tepat pada waktunya sesuai jadwal yang
telah ditentukan. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapat bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih.
Tri Berger
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Konsep Dasar Penyakit...........................................................................................
1.1.1Definisi......................................................................................................................
1.1.2 Anatomi Fisiologi....................................................................................................
1.1.3 Etiologi.....................................................................................................................
1.1.4 Klasifikasi.................................................................................................................
1.1.5 Patofosiologi (WOC)..............................................................................................
1.1.6 Manifestasi Klinis....................................................................................................
1.1.7 Komplikasi...............................................................................................................
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................
1.1.9 Penatalaksanaan Medis...........................................................................................
1.2 Konsep Kebutuhan Manusia Harga Diri Rendah ............................................
1.2.1 Pengertian ................................................................................................................
1.2.2 Etiologi.....................................................................................................................
1.2.3 Klasifikasi ................................................................................................................
1.2.4 Patofisiologi ............................................................................................................
1.2.5 Manifestasi Klinis....................................................................................................
1.2.6 Komplikasi...............................................................................................................
1.2.7 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................
1.2.8 Penatalaksanaan Medis...........................................................................................
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan ......................................................................
1.3.1 Pengkajian Keperawatan .......................................................................................
1.3.2 Diagnosa Keperawatan (SDKI) ............................................................................
1.3.3 Intervensi Keperawatan (SLKI dan SIKI) ...........................................................
1.3.4Implementasi Keperawatan.....................................................................................
1.3.5Evaluasi Keperawatan........................................................................................
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Penyakit
2.1.1 Definisi
Menurut Abraham Maslow, manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang
harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostatis, baik fisiologis
maupun psikologis. Adapun kebutuhan merupakan suatu hal yang
penting,bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga homeostatis dan
kehidupan itu sendiri. Banyak ahli filsafat, psikologis, dan fisiologis
menguraikan kebutuhan manusia dan membahasnyabdari berbagai segi. Orang
pertama yang menguraikan kebutuhan manusia adalah Aristoteles. Sekitar
tahun 1950, Abraham maslow seorang psikolog dari Amerika
mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia yang lebih dikenal
dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia Maslow. Hierarki tersebut
meliputi lima kategori kebutuhan dasar yaitu sebagai berikut.
2.1.3 Etiologi
Apendisitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Berbagai hal berperan
sebagai faktor pencetusnya, diantaranya adalah obstruksi yang terjadi pada lumen
apendiks. Obstruksi ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang
keras (fekalit), hiperplasia jaringan limfoid, tumor apendiks, striktur, benda asing
dalam tubuh, dan cacing askaris. Penelitian epidemiologi menunjukan peranan
kebiasaan mengkonsumsi makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap
timbulnya penyakit apendisitis (Mardalena, 2018).
2.1.4 Klasifikasi
a. Apendisitis Akut
Peradangan pada apendiks dengan gejala khas yang memberikan tanda
setempat. Gejala apendisitis akut antara lain nyeri samar dan tumpul yang
merupakan nyeri visceral di daerah epigastrium di sekitar umbilicus.
Keluhan ini disertai rasa mual, muntah dan penurunan nafsu makan.
Dalam beberapa jam, nyeri akan berpindah ke titik McBurney. Pada titik
ini, nyeri yang dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga
merupakan nyeri somatik setempat.
b. Apendisitis Kronis
Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan tiga hal
yaitu
1) Pasien memiliki riwayat nyeri pada kuadran kanan bawah abdomen selama
paling sedikit tiga minggu tanpa alternatif diagnosis lain;
2) Setelah dilakukan apendiktomi, gejala yang dialami pasien akan hilang;
dan
3) Secara histopatologik gejala dibuktikan sebagai akibat dari inflamasi
kronis yang aktif atau fibrosis pada apendiks (Mardalena, 2018).
Stressor Accumulation of
stressor
2.1.7 Komplikasi
Yang paling sering adalah:
1) Perforasi
Insiden perforasi 10-32%, rata-rata 20% paling sering terjadi pada usia
muda sekali atau terlalu tua, perforasi timbul 93% pada anak-anak
dibawah 2 tahun antara 40-75%, kasus usia diatas 60 tahun keatas.
Perforasi jarang timbul dalam 12 jam pertama sejak awal sakit. Perforasi
terjadi 70% pada kasus dengan peningkatan suhu hingga 9,5 derajat
celcius tampak toksin, nyeri tekan seluruh perut, dan leukositisis
meningkat akibat perforasi dan pembentukan.
2) Peritonitis
Adalah trombofebitis septik pada sistem vena porta ditandai dengan panas
tinggi 39 derajat celcius sampai 40 derajat celcius menggigil dan ikterus
merupakan penyakit yang relatif jarang
a. Tromboflebitis supuratif dari system portal, jarang terjadi tetapi
merupakan komplikasi yang letal;
b. Abses subfrenikus dan fokal sepsis intra abdominak lain; dan
c. Obstruksi intestinal juga dapat terjadi akibat perlengketan (Razan, 2018).
3) Hemoragi
Selama atau setelah pembedahan dapat memicu syok (keluarnya darah dari
pembuluh darah yang robek) sehingga memerlukan transfusi darah atau
pengganti cairan lain. Tindakan yang cepat dan tepat diperlukan dalam
peristiwa hemoragi (perdarahan) karena perdarahan yang berlebihan dapat
berakibat fatal.
4) Hipotensi dan Syok
Tekanan darah mungkin rendah setelah pembedahan. Ini dapat disebabkan
oleh kehilangan darah tetapi dapat juga terjadi akibat menunda pemberian
makanan, minuman, dan obat sebelum pembedahan.
5) Hipertensi Pascaoperasi
Klien dapat juga memperlihatkan tekanan darah tinggi setelah
pembedahan. Ini mungkin akibat dari menunda obat anti hipertensi yang
biasa diminum klien sebelum pembedahan atau disebabkan oleh trauma
akibat pembedahan.
6) Hipoksia dan Hipoksemia
Anestetik dan obat praoperasi terkadang menekan pernapasan
(hipoventilasi) dan mengganggu oksigenasi darah (hipoksemia).
7) Hipotermia
Klien sering kali mengeluhkan perasaan dingin setelah pembedahan. Ini
umumnya dihubungkan dengan anestesia. Namun, menggigil berat dapat
menyebabkan hipoksemia, hipoksia, dan stress jantung.
8) Komplikasi Neurologis
Komplikasi neurologis mencakup keterlambatan terjaga (tidak sadar dalam
60 sampai 90 menit), yang dapat disebabkan oleh hipoksia, hipotermia,
atau ketidakseimbangan elektrolit.
9) Ketidaknyamanan Pascaoperasi
Pada saat klien kembali dari PACU ke area penerimaan rawat jalan atau ke
unit keperawatan, klien biasanya terjaga dan menyadari sejumlah
ketidaknyamanan seperti nyeri, haus, atau distensi abdomen (Rosdahl dan
Kowalski, 2017).
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
2.2.3 Klasifikasi
2.2.4 Patofisiologi
2.2.6 Komplikasi
Stressor Accumulation of
stressor
Keterangan:
Klien yang mengalami depresi biasanya diawali dari
persepsinya yang negative terhadap stressor.Klien menganggap masalah
sebagai sesuatu yang 100% buruk.Tidak ada hikmah dan kebaikan dibalik
semua masalah yang diterimanya. Kondisi ini diperburuk dengan tidak
adanya dukungan yang adekuat seperti dari keluarga, sahabat, ibu,
tetangga, terutama keyakinannya kepada sang Maha Kuasa. Muncullah
fase akumulasi stressor dimana stressor yang lain turut memperburuk
keadaan klien. Klien akan merasa tidak berdaya dan akhirnya ada niat
untuk mencederai diri dan mengakhiri hidup. Hal ini menjadi pemicu
munculnya harga diri rendah yang akan menjadi internal stressor.
B. WOC
Resiko perilaku kekerasan
terhadap diri-sendiri
Ketidakefektifan koping
Gangguan Konsep diri : keluarga : ketidakmampuan
Harga diri rendah keluarga merawat klien di
rumah
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Kebutuhan cinta adalah kebutuhan dasar yang menggambarkan emosi
seseorang. Kebutuhan ini merupakan suatu dorongan di mana seseorang
berkeinginan untuk menjalin hubungan yang bermakna secara efektif atau
hubungan emosional dengan orang lain. Menurut Jhon W. Santrock dalam
Psikologi the Scince of Mind and Behaviour: kelainan psikologis yang
ditandai meluasnya irama emosional seseorang, mulai dari rentang depresi
sampai gembira yang berlebihan (euforia), gerak yang berlebihan (agitation).
Depresi dapat terjadi secara tunggal dalam bentuk mayor depresi atau dalam
bentuk gangguan tipe bipolar. Gangguan mood dibagi menjadi dua kategori
utama (Sheila, 2008) : Gangguan unipolar dan Gangguan bipolar (sebelumnya
dikenal sebagai gangguan manik-depresif). Gangguan mood diyakini
menggambarkan disfungsi sistem limbik, hipotalamus, dan ganglia basalis,
yang membentuk kesatuan pada emosi manusia. Macam-macam gangguan
kebutuhan mencintai yaitu depresi dan mania.
3.1 SARAN
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan
mengaplikasikan Dokumentasi kebutuhan mencintai dan dicintai pada asuhan
keperawatan gangguan kebutuhan mencintai dan dicintai.