1
DI RUANG INTALASI BEDAH RSUD AL-IHSAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.D
Tanggal Lahir : 7, Maret 2003
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Indonesia
Status : Belum Menikah
No. CM : 00801345
Tanggal Masuk : 07-12-2022
Tanggal Pengkajian : 07-12-2022
Alamat : Bojong Reungas RT.06 Majasetra Majalaya
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada, pada saat
pengkajian klien masih mengeluh nyeri dada, nyeri yang dirasakan seperti
tertindih dan menjalar ke abdomen skala nyeri 5 (0-10) nyeri di rasakan
sewaktu-waktu. Klien juga mengatakan cemas karena akan di lakukan
pembedahan di area dada, klien tampak pucat dan lemas.
2
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan pernah melakukan pengobatan TB selama 11 bulan dengan
diagnosis TB
Genogram
3
2. Istirahat dan Tidur
1. Malam
Lama 8 jam 6 jam
Kualitas Baik Kurang baik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
2. Siang
Lama 2 jam 1 jam
Kualitas Baik Baik
Keluhan Tidak ada Tidak ada
3. Eliminasi
1. BAK
Frekwensi 4-5x/hari 4-5x/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Pesing Pesing
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
2. BAB
Frekwensi 1-2x/hari 1x/hari
Konsistensi Lembek Lembek
Warna Kuning Kuning
Bau Khas Khas
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
4. Personal Hygiene
1. Mandi
Frekwensi 2x/hari Belum mandi
Penggunaan sabun Iya Tidak
Gosok gigi iya Tidak
Gangguan Tidak ada Tidak
2. Berpakaian
Frekwensi 2x/hari 1x/hari
3. Pola aktvitas lainya seperti pekerjaan atau olahraga fisik atau kebiasaan
4
Klien mengatakan senang bermain bola, namun ketika sakit klien hanya
berdiam dirumah. Klien juga mengatakan dulu pernah menjadi perokok aktif
namun setelah mengalami TB klien berhenti merokok dan menjadi perokok
pasif karena masih adanya keluarga yang merokok dan tinggal serumah
4. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan Umum : baik
b. Kesadaran: Composmentis
1) GCS : 15
E :4
M :6
V :5
2) TTV : TD : 127/87 mmHg
N :80 x/mnt
R :18 x/mnt
S :35,7 OC
c. Sistem Pernafasan
Auskultasi : terdengar suara ronchi
Inspeksi : frekuensi nafas 80x/menit, klien tampak sesekali menarik nafas
dalam dan panjang, klien tidak terpasang oksigen
Palpasi : Terdapat nyeri tekan namun klien mengatakan dada seperti
tertindih
d. Sistem Kardiovakular
Auskultasi : suara jantung normal
Inspeksi : Konjungtiva anemis, tidak ada udem, tidak ada pembesaran vena
julgularis, TD 127/87mmHg
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
e. Sistem Pencernaan
5
Auskultasi : Bising usus 9x/menit
Inspeksi : Mukosa bibir lembab, tidak ada pembengkakan tonsil, mulut
bersih, reflek menelan baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada perut
Perkusi : suara perut normal
f. Sistem Persarafan
1) Fungsi Serebral
a) Kesadaran : Composmentis
b) Orientasi :
Orang : klien dapat mengorientasi orang sekitar
Tempat : klien dapat mengorientasi tempat
Waktu :klien dapat mengorientasi waktu
2) Memori : Klien dapat mengingat kejadian masa lalu
3) Gaya Bicara : Klien dapat berkomunikasi dengan jelas
g. Sistem Endokrin :
6
Inpeksi : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada nyeri tekan
Palpasi : tidak ada benjolan getah being
h. Sistem Genitourinaria
Klien mengatakan BAB 4-5x/hari
i. Sistem Muskuloskeletal
Klien tidak mengalami kelamahan pada otot
5 5
Kekuatan Otot :
5 5
j. Sistem Integumen dan Imun
Inspeksi : kulit tampak lembab dan tidak ada lesi
Paspasi : akral hangat, tidak ada benjolan maupun nyeri tekan
5. Data Psikologis
a. Status Emosi : klien dapat mengontrol emosi
b. Kecemasan : klien mengatakan cemas karena akan dilakukan operasi
c. Pola Koping : klien memiliki koping yang baik
d. Konsep Diri :
Body Image : klien mengatakan tidak memiliki masalah dengan
kondisinya saat ini
Harga Diri : klien memiliki harga diri positif
7
Ideal Diri : klien mengatakan ingin segera sembuh
Peran Diri : lien mengatakan tidak memiliki masalah dengan
kondisinya saat ini
Identitas Diri : lien mengatakan tidak memiliki masalah dengan
kondisinya saat ini
6. Data Sosial
Klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya
7. Data Spiritual
Klien mengatakan selalu beribadah 5 waktu dan selalu berdoa agar disebuhkan
8. Data Penunjang
a. Labortorium : Hasil Pemeriksaan Labortorium Tanggal : 06-12-2022
8
S : 35.7°c
Td : 124/84 mmHg
N : 108 x/menit
Rr : 20
S : 36.1°C
9
12. PATOFISIOLOGI KASUS
10
B. Analisa Data
da Thalamus
↓
Cortex Serebri
↓
Nyeri Kronis
11
↓
Alveoli
↓
Proses inflamasi
↓
Tubrkel
↓
Imfeksi primer pada alveoli
↓
Produksi secret berlebih
↓
Batuk
↓
Sekret kental
↓
Bersihan jalan nafas tidak
efektif
3 Ds : Pleuritis Ansietas
Klien mengatakan cemas k ↓
12
↓
Nyeri Kronik
↓
Tindakan pembedahan
↓
Toraktomi
↓
Pre- Operasi
↓
Ansietas
Intra - Operasi
1 Ds : - Pleuritis Hipovolemia
↓
Do : Peningkatan ukuran
↓
Pembedahan di area dada
Penekanan daerah sekitar
Cairan pleura di keluarkan
↓
TD : 97/ 50 Merangsang nocyceptor
Cairan darah yang keluar 3 ↓
000 Merangsang Pengeluaran BHP
Terpasang transfusi darah ↓
Spinal Cort
↓
Thalamus
↓
Cortex Serebri
↓
Nyeri Kronik
↓
Pleuritis
↓
Peningkatan ukuran
↓
Penekanan daerah sekitar
13
↓
Merangsang nocyceptor
↓
Merangsang Pengeluaran BHP
↓
Spinal Cort
↓
Thalamus
↓
Cortex Serebri
↓
Nyeri Kronik
↓
Tindakan pembedahan
↓
Toraktomi
↓
Insisi jaringan
↓
Vlme cairan berkurang
↓
Hipovolemia
2 Ds : - Pleuritis Hipotermia
↓
Do : Peningkatan ukuran
↓
Suhu 35 C
Penekanan daerah sekitar
Akral dingin
↓
Diagnosa Hipotermia Merangsang nocyceptor
↓
Merangsang Pengeluaran BHP
↓
Spinal Cort
↓
14
Thalamus
↓
Cortex Serebri
↓
Nyeri Kronik
↓
Pleuritis
↓
Peningkatan ukuran
↓
Penekanan daerah sekitar
↓
Merangsang nocyceptor
↓
Merangsang Pengeluaran BHP
↓
Spinal Cort
↓
Thalamus
↓
Cortex Serebri
↓
Nyeri Kronik
↓
Tindakan pembedahan
↓
Toraktomi
↓
Post – Operasi
↓
Hipotermia
3 Ds : - Pleuritis Resiko
↓ infeksi
Do : Peningkatan ukuran
15
Terdapat pembedahan den ↓
16
Toraktomi
↓
Post – Operasi
↓
RisikoInfeksi
Post - Operasi
1 Ds : - Pleuritis Gangguan
↓ Integritas
Do : Peningkatan ukuran jaringan
↓
Terdapat luka bedah 15C
Penekanan daerah sekitar
M di area dada sebelah ka
↓
nan
Merangsang nocyceptor
↓
Merangsang Pengeluaran BHP
↓
Spinal Cort
↓
Thalamus
↓
Cortex Serebri
↓
Nyeri Kronik
↓
Pleuritis
↓
Peningkatan ukuran
↓
Penekanan daerah sekitar
↓
Merangsang nocyceptor
↓
Merangsang Pengeluaran BHP
17
↓
Spinal Cort
↓
Thalamus
↓
Cortex Serebri
↓
Nyeri Kronik
↓
Tindakan pembedahan
↓
Toraktomi
↓
Insisi jaringan
↓
Gangguan integritas jaringan
18
3 Ds : - Tuberkel Defisit
↓ nutrisi
Do : Infeksi primer pada alveoli
Setelah di operasi klien pu ↓
asa selama 2 jam Meluas
Rencana pemasangan NG ↓
T Hematogen
↓
Bakterimia
↓
Peritonium
↓
Asam lambung meningkat
↓
Anoreksia, mual, muntah
↓
Defisit nutrisi
19
13. Diagnosa Keperawatan
Tanggal Ditemukan
No Diagnosa Keperawatan Tanggal Nama &
Paraf
1 2 3 4
Pre - Operasi
1 Nyeri kronis b.d penyakit kronis
2 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan
secret
3 Ansietas b.d kurang terpapar informasi
Intra-Operasi
1 Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif
2 Hipotermia b.d Terpapar suhu lingkungan rendah
3 Resiko infeksi b.d efek prosedur invasif
Post-Operasi
1 Gangguan Integritas jaringan b.d
2 Intoleransi aktivitas b.d Tirah baring
3 Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan
metabolisme
20
14. Perencanaan
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 2 3 4 5
1 Nyeri kronis berhubungan dengan in Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri 1. Mengetahui lokasi dan
feksi selama 1x24 jam diharapkan nyeri berkurang Observasi : krakateristik nyeri untuk
dengan kriteria hasil : 1. identifikasi lokasi, karakteristik, penentuan intervensi
̅ pasien mampu mengontrol nyeri frekuensi, intensitas nyeri 2. Mengidentifikasi skala nyeri
̅ nyeri berkurang skala 1 (0 sampai 10) 2. identifikasi skala nyeri untuk pemberian intervensi yg
̅ pasien tidak meringis 3. identifikasi faktor yang tepat
21
6. Fasilitasi istirahat dan tidur dirasakan
7. Pertimbangkan jenis dan sumber 8. istirahat dan tidur dapat
nyeri dalam pemilihan strategi meringankan nyeri yg dirasakan
meredakan nyeri
Edukasi :
8. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
9. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
10. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
11. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
12. pemberian analgetik, jika perlu
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Jalan Napas (I.01011) 1. monitor pola nafas untuk melihat
berhubungan dengan adanya sekret selama 1x 24 maka diharapkan bersihan jalan Tindakan: apakah pasien sesak atau tidak
napas membaik dengan kriteria hasil: Bersihan Observasi: 2. untuk mendengar suara nafas
jalan napas (L.01001) 1. Monitor pola napas (frekuensi, tambahan agar terdeteksi adanya
1. Batuk efektif meningkat (5) kedalaman, usaha napas) sumbatan
2. Monitor bunyi napas tambahan 3. posisi semi fowler atau fowler
22
2. Produksi sputum menurum (5) (mis. gurgling, mengi, berguna untuk pasien yang sesak
3. Wheezing menurun (5) wheezing, ronchi kering) 4. pemberian oksigen agar kebutuhan
4. Dispnea menurun (5) Terapeutik: oksigen pasien tercukupi
5. Gelisah menurun (5) 3. Posisikan semi-fowler atau 5. Mengeluarkan dahak
6. Frekuensi napas membaik (5) fowler 6. bronkodilator adalah substansi yang
7. Pola napas membaik (5) 4. berikan oksigen, jika perlu berguna untuk memperlebar
Edukasi : permukaan bronkus pada paru paru.
5. Ajarkan batuk efektid
Kolaborasi :
6. Kolaborasi pemberian
bronkodilator
23
3. Ansietas berhubungan dengan prose Observasi :
dur operasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi tingkat kecemasan 1. mengetahui penyebab cemas
selama 1x24 jam diharapkan ansietas 2. monitor tanda gejala ansietas 2. untuk mengetahui lebih dini
berkurang Terapeutik : kecemasan yang dialami pasien
Kriteria basil : 3. Memberikan informasi tentang 3. mengurangi kecemasan
1. Pasien tidak cemas penyakit dan prognosis pasien 4. mengurangi kecemasan
Ekspresi wajah relaks 4. Temani pasien untuk 5. teknik relaksasi berguna untuk
memberikan keamanan dan meringankan ansietas
mengurangi takut
Edukasi :
5. Ajarkan teknik relaksasi untuk
mengurangi ansietas
4. Hipovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi : 1. untuk melihat gejala yg ada agar
peningkatan permeabilitas kapiler 1x24 jam diharapkan status cairan membaik 1. Periksa tanda dan gejala tidak terjadi komplikasi
dengan kriteria hasil : hipovolemia (mis: frekuensi nadi 2. posisi modified trendelenburg
1. kekuatan nadi meningkat meningkat, nadi teraba lemah, tekanan adalah metode sederhana
2. membran mukosa membran meningkat darah menurun, tekanan nadi untuk memprediksi perbaikan
3. dispnea menurun menyempit, turgor kulit menurun, hemodinamik pasien dalam
4. frekuensi nadi membaik membran mukosa kering, volume urin pemberian resusitasi cairan.
5. tekanan darah membaik menurun, hematokrit meningkat, haus, 3. perubahan posisi secara
lemah) mendadak dapat mempengaruhi
24
resusitasi cairan yang diberikan
Terapeutik : 4. pemberian cairan IV berguna
2. Berikan posisi modified untuk mengatasi kekurangan
Trendelenburg cairan dalam tubuh
5. pemberian produk darah
Edukasi : berguna agar pasien tidak
3. Anjurkan menghindari perubahan kekurangan darah
posisi mendadak
Kolaborasi :
4. Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (mis: NaCL, RL)
5. kolaborasi pemberian produk darah
5. Hipotermia berhubungan dengan ter Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi 1. agar suhu tetap normal
papar suhu lingkungan rendah selama 3 x 24 jam, maka Termoregulasi 1. Monitor 2. untuk mencegah komplikasi dari
Neonatus membaik dengan kriteria hasil : suhu tubuh. hipotermia
1. Suhu tubuh membaik. 2. Identifik 3. untuk memonitor tanda gejala
2. Suhu kulit membaik. asi penyebab hipotermia hipotermia
3. Pengisian kapiler membaik. (misalnya. Terpapar suhu 4. lingkungan hangat untuk
4. Ventilasi membaik. lingkungan rendah, pakaian tipis, menormalkan suhu tubuh
kerusakan hipotalamus, 5. pakaian/linen berguna untuk
penurunan laju metabolism,
25
kekurangan lemak subkutan). mempengaruhi suhu tubuh
3. Monitor 6. penghangatan dilakukan untuk
tanda dan gejala akibat menormalkan suhu tubuh
hipotermia (hipotermia ringan: 7. pemberian makanan atau
takipnea, disartria, menggigil, minuman hangat bertujuan
hipertensi, diuresis ; hipotermia untuk menghangatkan tubuh
sedang: aritmia, hipotensi, apatis, pasien
koagulopati, reflex menurun;
hipotermia berat: oligulia, reflex
menghilang, edema paru, asam-
basa abnormal).
Terapeutik
6. Sediakan lingkungan yang hangat
( misalnya. Atur suhu ruangan,
incubator).
7. Ganti pakaian/linern yang basah.
8. Lakukan penghangatan pasif
(misalnya. Selimut, penutup
kepala, pakaian tebal).
6. Risiko infeksi berhubungan dengan t Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama Observasi : 1. adanya peningkatan suhu
indakan invasif 1x 24 jam diharapkan resiko infeksi dapat 1. Pemantauan tanda vital menunjukkan adanya tanda-
berkurang. Dengan kriteria hasil sebagai 2. Kaji tanda-tanda infeksi ; suhu tanda infeksi.
26
berikut : tubuh, nyeri dan perdarahan 2. untuk mendeteksi infeksi
1. Mengenali tanda dan gejala yang 3. Monitor tanda dan gejala tambahan
mengindikasikan risiko dalam infeksi sistemik dan lokal 3. cuci tangan sebelum dan
penyebaran infeksi 4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah mempertahankan teknik
2. Mengetahui cara mengurangi penularan sesudah setiap melakukan aseptik
infeksi kegiatan perawatan pasien. 4. agar pasien dan keluarga dapat
Mengetahui aktivitas yang dapat meningkatkan Terapeutik : mengetahui tanda gejala infeksi
infeksi 5. Rawat luka (inspeksi kondisi 5. agartidak terjadi infeksi
luka) tambahan
Edukasi : 6. luka dipertahankan tetap bersih
6. Mengajarkan pasien merawat dan steril
luka. 7. agar pasien mandiri dalam
Kolaborasi : perwatan luka
7. pemberian obat antibiotik, jika obat antibiotik berguna untuk infeksi
perlu
7. Gangguan integritas jaringan/kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Perawata integritas kulit : 1. Untuk melihat perubahan pada
berhubungan tindakan operasi 1x24 jam diharapkan intergritas kulit dan jaringan Observasi : intergritas kulit dan jaringan
meningkat 1. Identifikasi penyebab gangguan 2. Untuk melembabkan kuli yg
integritas kulit (mis. Perubahan kering
sirkulasi, perubahan status nutrisi, 3. Agar tidak terjajadi kerusakan
peneurunan kelembaban, suhu integritas
lingkungan ekstrem, penurunan 4. pelembaba digunakan agar kulit
mobilitas)
27
Terapeutik : tetap lembab
2. Gunakan produk berbahan 5. peningkatan suhu yg ekstrim
petrolium atau minyak pada kulit dapat mengakibatkan perubahan
kering terhadap integritas kulit
3. Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering
Edukasi :
4. Anjurkan menggunakan pelembab
(mis. Lotin, serum)
5. Anjurkan menghindari terpapar
suhu ektrime
8. Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Observasi 1. Agar pasien mengetahui energi
dengan luka operasi 1x24 jam diharapkan toleransi aktivitas meningkat 1. Monitor kelelahan fisik dan yang bisa dikeluarkan
emosional 2. Untuk menentukan intervensi
2. Monitor lokasi dan yang akan dilakukan
ketidaknyamanan selama 3. Lingkungan mempengaruhi
melakukan aktivitas tingkat toleransi aktivitas
Terapeutik 4. Duduk di sisi tempat tidur
3. Sediakan lingkungan nyaman dan merupakan aktivitas sederhana
rendah stimulus (mis. cahaya, yang bisa dilakukan
suara, kunjungan) 5. Tirah baring berguna untuk
4. Lakukan rentang gerak pasif pemulihan pasca operasi
28
6. Aktivitas yang dilakukan pasien
harus bertahap agar sendi dan
kekuatan otot dapat
menyesuaikan
9. Defisit nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen nutrisi 1. Status nutrisi perlu diidentifikasi
asupan yang tidak adekuat 1x24 jam diharapkan status nutrisi baik dengan Observasi : agar status nutrisi tidak semakin
kriteria : 1. Identifikasi status nutrisi memburuk
1. Nutrisi membaik 2. Monitor berat badan 2. Berat badan menentukan IMT
2. Metabolisme tubuh membaik 3. Monitor hasil pemeriksaan dan diet yang dianjurkan
3. Kelemahan menurun laboratorium 3. Untuk melihat adanya masalah
4. porsi makan meningkat Terapeutik : 4. Makanan tinggi serat dianjurkan
1. 4. Berikan makanan tinggi serat agar pasien tidak mengalami
untuk mencegah konstipasi konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori 5. Makanan tinggi kalori dan
dan tinggi protein protein berguna untuk pasien
Edukasi : pasca operasi
6. Ajarkan posisi duduk, jika 6. Posisi duduk dianjurkan ketika
mampu akan makan
Kolaborasi : 7. Pereda nyeri digunakan agar
7. Kolaborasi pemberian nyeri berkurang
medikasi sebelum makan (mis: 8. Kolaborasi dengan ahli gizi
Pereda nyeri, antiemetik), jika diperlukan untuk memantau dan
29
perlu menentukan diet yang tepat
8. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
30
15. Pelaksanaan
Tanggal dan Jam Tindakan DP ke Paraf
1 2 3 4
Tindakan
R:
07 Desember 2022 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, 1
14.30 frekuensi, intensitas nyeri
H : Nyeri pada area dada
2. Mengidentifikasi skala nyeri
H : Skala nyeri 5
3. Mengidentifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
H : ketika terlentang
4. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
H : rileks dan mampu mengontrol nyeri
5. Mengcontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
H : Nyeri pada area dada
6. Memfasilitasi istirahat tidur
H : Klien mengatakan kualitas tidur
bertambah
7. Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
H : ketika nyeri klien terdiam dan
berussaha mengontrol pernafasan
8. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
H : klien memahami penyebab nyeri yang
dirasakan
9. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
H : klien mampu mengontrol nyeri secara
mandiri
10. Menganjurkan memonitor nyri secara
31
mandiri
H : klien mampu mengontrol nyeri secara
mandiri
11. Menganjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
H : nyeri klien berkurang
INTRA OPERASI
32
07 Desember 2022 1. Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia 4
19.00 H : cairan darah keluar 3000 cc, TD 97/50,
suhu 35,0o, akral dingin
6. Menganjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
H : klien tetap dalam posisi semula
7. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
(mis: NaCL, RL)
H : cairan infus yang terpasang RL
8. Melakukan kolaborasi pemberian produk
darah
H : Klien terpasang transfusi darah
07 Desember 2022 1. Memonitor suhu tubuh. 5
19.10 H : Suhu 35,0oC
2. Mengidentifikasi penyebab hipotermia
H : Suhu ruang (ruang bedah)
3. Memonitor tanda dan gejala akibat
hipotermia
H : Suhu 35,0oC akral dingin
4. Melakukan penghangatan pasif
H : Diberikan selimut
5. Melakukan penghangatan aktif eksternal
H : Diberikan selimut pada ekstremitas
bawah
07 Desember 2022 1. Memantauan tanda vital 6
19.15 H : TD 100/70
2. Mengkaji tanda-tanda infeksi
H : tidak ada gejala infeksi
3. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dan lokal
H : tidak ada gejala infeksi
4. Mencuci tangan sebelum dan sesudah setiap
melakukan kegiatan perawatan pasien.
33
H : dilakukan cuci tangan bedah sebelum
melakukan operasi
POST OPERASI
07 Desember 2022 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas 7
20.30 kulit
H : dilakukan tindakan torakotomi
2. Menggunakan produk berbahan petrolium atau
minyak pada kulit kering
H : tidak terjadi kerusakan kulit tambahan
3. Menghindari produk berbahan dasar alkohol pada
kulit kering
H : tidak terjadi kerusakan kulit tambahan
4. Menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)
H : tidak terjadi kerusakan kulit tambahan
5. Menganjurkan menghindari terpapar suhu
ektrime
H : tidak terjadi kerusakan kulit tambahan
20.45 1. Memonitor kelelahan fisik dan emosional 8
H : klien dalam kondisi tidak sadar ( efek
anestesi)
2. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
H : terdapat ;uka operasi (torakotomi)
3. Menyediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus
H : klien dapat beristirahat dengan maksimal
4. Melakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
H : belum dapat dilakukan karena pasien
masuk ruang ICU
07 Desember 2022 1. Mengidentifikasi status nutrisi
21.05 H : status nutrisi klien tetap terjaga
2. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
34
H : makanan diberikan melalui NGT
4. Memberikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
H : makanan diberikan melalui NGT
5. Melakukan Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
35
36