BPS3202
LABORATORIUM TEKNOLOGI BIOPROSES
Modul Praktikum:
Konversi Enzimatis (ENZ)
Dosen: Roga Florida Kembaren, M.Sc
Adrianto Prihartantyo, S.Si, M.T
Kelompok : LABTEK/1819/06
Fernanda Siallagan (31S16027)
Nehemia Hutajulu (31S16022)
Romauli N. Pangaribuan (31S14007)
Tanggal Praktikum:
11-12 Maret 2019
Enzim merupakan molekul protein kompleks yang dihasilkan dalam tubuh mahluk hidup dan
berfungsi dalam mengkatalisa reaksi biokimia. Konversi enzim adalah pengubahan substrat
menjadi produk oleh enzim. Dalam praktikum konversi enzim ini digunakan enzim selulase.
Enzim selulase merupakan enzim ekstraseluler yang berfungsi untuk mengurai selulosa
menjadi glukosa dengan cara memutuskan ikatan -1,4-glikosidik. Substrat yang digunakan
dalam percobaan ini adalah kertas whatman dengan kandungan selulosa dalam kertas adalah
97%. Dalam praktikum digunakan variasi jumlah substrat yaitu 50 mg, 100 mg, dan 150 mg.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuat kurva baku glukosa, kurva Michaelis-
Menten, kurva Linewaver-Burk dan kurva Hanes-Woolf. Serta untuk menentukan nilai Filter
Paper Unit (FPU), V0, Km, Vmax dan %yield. Praktikum ini terdiri dari tiga bagian besar
yaitu pembuatan kurva baku glukosa, pengujian aktivitas enzim selulase dan reaksi enzimatis
enzim selulase. Pada pembuatan kurva baku glukosa, dibuat larutan glukosa dengan
konsentrasi tertentu kemudian diukur absorbansinya. Plot antara konsentrasi glukosa dan
absorbansi akan mengasilkan grafik. Melalui grafik tersebut diperoleh persamaan kurva baku
glukosa. Pada pengujian aktivitas enzim selulase, dibuat variasi dilusi enzim. Pada masing-
masing dilusi enzim dimasukkan substrat sebanyak 50 mg. Produk (glukosa) yang dihasilkan
dianalisa dengan metode DNS. Melalui plot antara dilusi enzim dan produk (mg) diperoleh
grafik. Dengan menggunakan grafik dapat diketahui nilai dilusi enzim untuk mengasilkan 2
mg glukosa/0,5 mL. Substitusi nilai dilusi enzim ke persamaan FPU akan menghasilkan nilai
FPU. Pada percobaan reaksi enzimatis, digunakan 3 variasi konsentrasi substrat yaitu 50,100
dan 150 mg. Ketiga variasi subsrat ini diberi perlakuan yang sama. Konsentrasi enzim yang
digunakan didasarkan pada nilai FPU yang diperoleh. Reaksi dilakukan selama 60 menit dan
pengambilan sampel dilakukan pada selang waktu 10 menit. Vo ditentukan dengan memplot
jumlah glukosa terhadap waktu. Nilai Vo yang diperoleh digunakan untuk menentukan nilai
Vmax dan Km melalui persamaan Michaelis-Menten. Untuk membuat kurva Michaelis Menten,
Lineweaver-Burk dan Hanes-Woolf dimisalkan beberapa konsentrasi subsrat kemudian nilai
tersebut disubstitusi ke persamaan Vo sehingga dihasilkan nilai Vo untuk masing-masing
konsentrasi substrat. Data konsentrasi substrat dan kecepatan awal (Vo) digunakan untuk
membuat Kurva Michaelis Menten, Lineweaver-burk dan Hanes-Woolf. Nilai % yield
diperoleh dengan membagi konsentrasi produk yang terbentuk dengan konsentrasi substrat
yang terkonversi dikali 100%. Berdasarkan hasil praktikum, diperoleh persamaan kurva baku
glukosa y = 0,019x + 0,021; nilai FPU sebesar 92.5 unit/ml; nilai V0 untuk substrat 50, 100
dan 150 mg masing-masing sebesar 0,526 , 0,537 , 0,544 mg/menit ; nilai Vmax dan Km
masing-masing sebesar -0,3623 mg/menit dan -0,2004 mg; nilai % yield untuk substrat 50,
100, 150 mg masing-masing sebesar 75,77%, 29,7% dan 20,5% serta telah dibuat kurva
Michaelis menten, Lineweaver-burk, dan Hanes-Woolf.
Keyword : Enzim, konversi enzim, kurva baku glukosa, Filter Paper Unit (FPU), V0, Km,
Vmax, kurva Michaelis-Menten, kurva Linewaver-burk, kurva Hanes-Woolf dan
%yield
BAB I
PENDAHULUAN
1. Suhu
Setiap enzim memiliki suhu dimana enzim bekerja maksimal yang disebut sebagai suhu
optimum. Enzim bekerja dengan lambat pada suhu rendah namun akan terdenaturasi
pada suhu tinggi.
2. pH
pH dimana aktivasi enzim maksimal disebut pH optimum. Pada pH yang lebih tinggi,
atau lebih rendah dari pH optimumnya aktivitas enzim akan menurun. pH menentukan
struktur tiga dimensi enzim. Pada pH yang tidak sesuai, struktur tiga dimensi bias
berubah sehingga tidak dapat berfungsi sebagai biokatalis.
3. Konsentrasi substrat.
Kenaikan konsentrasi substrat akan berbanding lurus dengan kenaikan jumlah produk
yang
terbentuk namun akan mencapai suatu titik dimana sisi aktif enzim akan penuh ( enzim
menjadi jenuh) sehingga tidak dapat membentuk kompleks enzim substrat. Pada
kondisi ini, kecepatan reaksi enzim tidak bergantung pada konsentrasi substrat.
4. Inhibitor
Merupakan senyawa yang dapat menghambat kerja enzim. Inhibitor bekerja bersifat
spesifik dan bekerja pada konsentrasi rendah.
5. Kofaktor
Kofaktor merupakan molekul atau ion yang dapat berikatan dengan apoenzim (enzim
yang tidak aktif). Sehingga apoenzim dapat berubah menjadi holoenzim. Contoh
kofaktor adalah Mn2+ ,Mg2+, Fe2+, Cu2+.
Enzim dapat membentuk kompleks enzim substrat. Substrat berikatan dengan enzim pada sisi
aktif. Enzim memiliki bentuk sisi aktif yang spesifik dan hanya berikatan dengan substrat
spesifik. Oleh karena itu, enzim dapat menghasilkan produk murni yang bebas dari produk
samping yang tidak diinginkan. Model kinetika reaksi enzim yang paling sederhana adalah
model Michaelis Menten/Model Kinetika Saturasi.
𝑑[𝑃]
• 𝑉= = 𝑘2 [𝐸𝑆]
𝑑𝑡
𝑑 [𝐸𝑆 ]
• = 𝑘1 [𝐸][𝑆] − 𝑘−1 [𝐸𝑆] − 𝑘2 [𝐸𝑆]
𝑑𝑡
𝑘1 [𝐸][𝑆]
𝐾𝑚 = =
𝑘−1 [𝐸𝑆]
[𝐸0 ] − [𝑆]
[𝐸𝑆] =
𝐾𝑚 + [𝑆]
Sehingga,
Nilai konstanta Michaelis Menten yaitu 𝐾𝑚 dan 𝑉𝑚sulit ditentukan secara eksperimen sehingga
dapat dicari dengan data pendekatan laju awal (initial rate) pada konsentrasi substrat awal dan
enzim awal yang diketahui.
Vmax[S]
V0 =
K m + [S]
Hubungan konsentrasi substrat terhadap kecepatan awal reaksi enzimatik dijelaskan pada
Gambar II.1 berikut.
1 Km 1 1
= +
V0 Vmax [S] V0
Bagi enzim yang mengikuti hubungan Michaelis-Menten secara bemar, pemetaan 1/V0
terhadap 1/[S] menghasilkan garis lurus yang memiliki sudut Km/Vmax, perpotongan garis
terhadap sumbu y sebesar 1/Vmax (pada sumbu 1/V0) dan perpotongan -1/Km pada sumbu 1/[S].
Grafik pemetaan Lineweaver-Burk dijelaskan dalam Gambar II.2 berikut.
1 Km 1 1
= +
V0 Vmax [S] V0
[S] K m + [S]
=
V Vmax
[S] Km 1
= + . [S]
V Vmax Vmax
II.3 Selulosa
Selulosa tersusun atas D-glukosa yang terikat melalui ikatan β(1→4). Selulosa adalah
polimer yang tidak bercabang yang terdiri dari 100-14.000 monosakarida atau lebih. Ikatan
β(1→4) tidak dapat diputuskan oleh enzim α-amilase (Lehninger,1997). Selulosa bersifat
kristalin, tidak mudah larut di dalam air, dan biasanya berasosiasi dengan polisakarida lain
seperti hemiselulosa atau lignin membentuk kerangka utama dinding sel tumbuhan. Struktur
dari selulosa ditunjukkan oleh gambar II.4 berikut.
Mekanisme hidrolisis selulosa oleh enzim selulase dapat dilihat dalam gambar II.5 berikut.
Gambar II.5 Mekanisme hidrolisis selulosa melalui enzim selulase (Chasanah, 2013)
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
Tabel III.2 Daftar bahan yang digunakan
No. Bahan Jumlah
1 Aquadest Secukupnya
2 DNS 1,497 g
3 NaOH 68 g
4 Garam Rochelle 43,22 g
5 Asam sitrat anhidrat 140 g
6 Enzim selulase 2 mL
7 Kertas saring whatman 4 gram
8 Glukosa 0,5 g
9 Air keran Secukupnya
III.2 Tahapan-Tahapan Percobaan
Reaksi enzimatis substrat selulosa dengan pengambilan sampel setiap 10 menit mulai
dari t=0 menit sampai t=60 menit. Reaksi enzim dilakukan tanpa inhibitor.
III.2.1. Pembuatan Larutan Buffer
Larutan buffer digunakan untuk pembuatan larutan standar dan pengujian aktivitas
enzim selulase. Adapun langkah pembuatannya dijelaskan pada diagram alir di bawah ini:
Mulai
Selesai
Mulai
.
A
A
Ditambahkan 60 mL aquades
Dihomogenkan
Selesai
Pada pembuatan kurva baku glukosa dibutuhkan larutan induk. Larutan induk
digunakan untuk pembuatan larutan standar. Langkah-langkah pembuatan larutan induk
adalah sebagai berikut:
Mulai
Dimasukkan 50 mL aquades
Dihomogenkan larutan
Selesai
Larutan standar digunakan untuk pembuatan kurva baku glukosa dengan data yang
diperoleh yaitu data absorbansi. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Mulai
Ditambahkan 3 mL DNS
Data
Diperiksa absorbansi dengan UV-Vis, λ=540 nm (duplo)
absorbansi
Dianalisis data
Selesai
III.2.4. Pengujian Aktivitas Enzim Selulase
Saat pengujian aktivitas enzim selulase dibutuhkan larutan enzim yang dapat dibuat
melalui cara-cara berikut:
Mulai
Selesai
Hal ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas enzim selulase. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
Mulai
A
A
Ditambahkan 3 mL DNS
Data
Diperiksa absorbansi dengan UV-Vis, λ=540 nm
absorbansi
Dianalisis data
Selesai
III.2.5. Reaksi Enzimatis tanpa Inhibitor
Reaksi enzimatis tanpa inhibitor dapat dilakukan dengan cara di bawah ini yaitu:
Mulai
A
A
Data
Diperiksa absorbansi dengan UV-Vis, λ=540 nm
absorbansi
Dianalisis data
Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini, praktikan memperoleh hasil berupa kurva baku glukosa, kurva
Michaelis-Menten, kurva Linewaveburk dan kurva Hanes-Woolf. Serta ditentukan nilai Filter
Paper Unit (FPU), V0, Km, Vmax dan %yield.
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
0 2 4 6 8
Konsentrasi glukosa (mg/ml)
0,008
0,006
konsentrasi enzim
0,004
0,002
0
0 1 2 3 4 5 6 7
konsentrasi glukosa (mg/0,5 ml)
Melalui grafik penetuan nilai FPU diatas diperoleh bahwa factor dilusi enzim yang diperlukan
untuk menghasilkan 2 mg glukosa/0.5 ml larutan adalah 0,004. Setelah mensubstitusi nilai
faktor dilusi enzim diperoleh nilai FPU sebesar 92.5 unit/ml.
Gambar IV.3 Grafik perubahan konsentrasi produk terhadap waktu untuk konsentrasi substrat
50 mg
Gambar IV.4 Grafik perubahan konsentrasi produk terhadap waktu untuk konsentrasi substrat
100 mg
Gambar IV.5 Grafik perubahan konsentrasi produk terhadap waktu untuk konsentrasi substrat
150 mg
Contoh perhitungan dapat dilihat pada di lampiran B2. Nilai d[P], dt dan V 0 untuk konsentrasi
substrat 50,100, dan 150 mg dapat diliat pada tabel dibawah ini.
Tabel IV.1 Nilai d[P], dt dan V0 untuk konsentrasi substrat 50,100, dan 150 mg
[S](mg) d[P] Dt V0 (mg/menit)
50 10,52 20 0,526
100 5,369 10 0,537
150 8,272 15,2 0,544
Berdasarkan Tabel IV.1 dapat disimpulkan bahwa nilai V 0 (Initial rate) meningkat seiring
dengan bertambahnya konsentrasi substrat. Hal ini sesuai dengan hukum Michaelis Menten
yang menyatakan bahwa kecepatan reaksi berbanding lurus terhadap konsentrasi substrat pada
saat konsentrasi substrat rendah.
𝑉𝑚𝑎𝑥.[𝑠]
V0 =
𝐾𝑚+[𝑠]
𝑉𝑚𝑎𝑥.[𝑠]
V0 =
𝐾𝑚+[𝑠]
𝑉𝑚𝑎𝑥.50 𝑚𝑔
0,526 mg/menit =
𝐾𝑚+50 𝑚𝑔
𝑉𝑚𝑎𝑥.[𝑠]
V0 =
𝐾𝑚+[𝑠]
𝑉𝑚𝑎𝑥.100 𝑚𝑔
0,537 mg/menit =
𝐾𝑚+100 𝑚𝑔
Melalui eliminasi dan substitusi persamaan 1 dan 2 diperoleh nilai Km sebesar 2,136 mg dan
Vmax = 0,548 mg/menit. Dengan mensubstitusikan nilai Km dan Vmax ke persamaan
Michaelis Menten diperoleh persamaan untuk kecepatan reaksi enzimatis enzim selulase yaitu
:
0,548.[𝑠]
V0 = ........................................................ (3)
2,136+[𝑠]
IV.5. Penentuan Kurva Michaelis Menten
Untuk membuat kurva Michaelis Menten, dipilih beberapa konsentrasi substrat yaitu
25, 50, 75, 100, 125 dan 150 mg. Kemudian data konsentrasi substrat di substitusikan ke
persamaan kecepatan reaksi enzim selulase maka diperoleh nilai kecepatan untuk masing-
masing konsentrasi substrat yang dipilih. Data konsentrasi substrat dan kecepatan reaksi enzim
dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Dilakukan plot antara konsentrasi substrat (sumbu x) dan kecepatan reaksi (sumbu y). Sehingga
dihasilkan kurva Michaelis Menten seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
0,55
Kecepatan (mg/menit)
0,54
0,53
0,52
0,51
0,5
0 50 100 150 200
Konsentrasi substrat (mg)
Dilakukan plot antara 1/konsentrasi substrat (sumbu x) dan 1/kecepatan reaksi (sumbu y).
Sehingga dihasilkan kurva Linewaver-Burk seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
2
1/Kecepatan (menit/mg)
1,98
1,96
1,94
1,92
1,9
1,88
1,86
1,84
0 0,02 0,04 0,06
1/Konsentrasi substrat(1/mg)
Bentuk kurva Lineweaver-Burk yang diperoleh tidak sesuai dengan bentuk kurva
Lineweaver-Burk pada literatur. Kesalahan ini terjadi karena ketidakakuratan saat menentukan
posisi linear pada grafik, yang digunakan untuk menentukan nilai d[P] dan dt. Hal ini
menyebabkan nilai Vo yang dihasilkan kurang tepat. Nilai Vo digunakan untuk mencari nilai
Km. Nilai Vo dan Km digunakan untuk menentukan persamaan Vo untuk enzim selulase. Nilai
Vm dan Km yang tidak tepat menyebabkan ketidakakuratan pada persamaan kecepatan yang
diperoleh. Dalam pembuatan kurva Lineweaver-Burk pada gambar di atas dipilih beberapa
konsentrasi substrat yaitu 25, 50, 75, 100, 125, dan 150 mg. Persamaan kecepatan digunakan
untuk mencari nilai kecepatan untuk masing-masing konsentrasi substrat. Ketidakakuratan
pada persamaan kecepatan tersebut menyebabkan nilai kecepatan yang diperoleh tidak akurat.
Nilai konsentrasi substrat dan kecepatan tersebut digunakan untuk plot kurva Lineweaver-
Burk. Nilai kecepatan yang tidak akurat menyebabkan kurva Lineweaver-Burk yang dihasilkan
tidak sesuai dengan literatur.
IV.7. Penentuan Kurva Hanes-Woolf
Metode Hanes Woolf digunakan untuk menentukan nilai Km dan Vmax. Kurva Hanes
Woolf dibuat melalui plot antara [S]/V (sumbu y) dan [S] (sumbu x). Melalui data [S] dan V
pada tabel IV.3.1 diperoleh data [S]/V dan [S] yang dapat dilihat pada tabel IV.7.1.
Dengan menggunakan data pada tabel IV.4 dihasilkan kurva Hanes-Woolf seperti yang
terlihat pada gambar dibawah ini.
160
substrat/kecepatan(menit)
100
80
60 Series1
40
20
0
0 100 200 300
Konsentrasi subsrat(mg)
1 𝐾𝑚 1 1
𝑉0
=
𝑉𝑚𝑎𝑥 [𝑆]
+ 𝑉𝑚𝑎𝑥
.
1
= -2,760
𝑉𝑚𝑎𝑥
Vmax = -0,3623
𝐾𝑚
=0,553
𝑉𝑚𝑎𝑥
𝐾𝑚
=0,553
−0,3623
Km= -0,2004
Sehingga dihasilkan nilai Vmax sebesar 1,808 mg/menit dan nilai Km sebesar -4,99
mg. Hasil ini tidak sesuai dengan nilai Vmax dan Km yang diperoleh pada sub bab IV.4 yaitu
Vmax sebesar 0,548 mg/menit dan Km sebesar 2,136 mg. Penyimpangan ini mungkin terjadi
karena dalam mencari nilai Km dan Vmax pada sub bab IV.4 hanya mempergunakan data dari
substrat 50 m dan 100 mg. Sedangkan penghitungan Km dan Vmax dengan Hanes Woolf
mempergunakan data dari substrat 50 mg, 100 mg dan 150 mg. Hasil dari Hanes Woolf lebih
akurat karena mempertimbangkan data dari ketiga konsentrasi substrat.
V.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
• Diperoleh kurva baku glukosa dengan persamaan linear y = 0,0199x + 0,021 dengan R²
= 0,92
• Diperoleh nilai FPU enzim selulase sebesar 92,5 unit/mL
• Diperoleh nilai V₀ untuk konsentrasi substrat 50 mg, 100 mg, dan 150 mg masing –
masing sebesar 0,526; 0,537; dan 0,544 mg/menit
• Diperoleh nilai Vm enzim selulase sebesar 0,548 mg/menit dan nilai Km sebesar 2,136
mg
0,548.[𝑠]
• Diperoleh persamaan untuk V₀ enzim selulase yaitu V₀ = 2,136+[𝑠]
V.2 Saran
Adapun saran yang perlu diperhatikan adalah:
Berg, J. M., Tymoczko, J. L., & L, L. S. (2003). Biochemistry (5 ed.). New York, USA:
Freeman Company.
Chasanah, E., Dini, I. R., & Mubarik, N. R. (2013). Karakterisasi Enzim Selulase PMP
0126Y dari Limbah Pengolahan Agar.
Copeland, R. A. (2000). Enzymes: A Practical Introduction to Structure, Mechanism, and
Data Analysis (2 ed.). Canada: Wiley-VCH.
J, P., & CAP, M. (2007). Industrial enzymes: structure, function, and applications.
Lehninger, A. L. (1997). Dasar - Dasar Biokimia (I ed.). Jakarta: Erlangga.
Nelson, D. L., & Cox, M. M. (2013). Lehninger: Principles of Biochemistry (6 ed.). New
York, USA: Freeman Company.
Shuler, M. L., & Kargi, F. (1992). Bioprocess Engineering. USA: Prentice Hall Inc.
Suhartono, M. T. (1989). Enzim dan Bioteknologi. Bogor: IPB Press.
Zugenmaier, P. (2008). Crystalline Cellulose and Derivatives. Jerman: Springer-Verlag.
LAMPIRAN A
DATA LITERATUR
B.2 Perhitungan Vo
Pada reaksi enzimatis dengan konsentrasi substrat 50 mg diperoleh nilai d[P] sebesar
10,52 mg dan dt sebesar 20 menit maka ditentukan nilai V0 untuk konsentrasi substrat 50 mg :
𝑑[𝑃]
V0 =
𝑑𝑡
10,52 𝑚𝑔
V0 =
20 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉𝑚𝑎𝑥.[𝑠]
Digunakan persamaan Michaelis Menten V0 = . Dicari persamaan V0 dengan
𝐾𝑚+[𝑠]
𝑉𝑚𝑎𝑥.[𝑠]
V0 =
𝐾𝑚+[𝑠]
𝑉𝑚𝑎𝑥.50 𝑚𝑔
0,526 mg/menit =
𝐾𝑚+50 𝑚𝑔
𝑉𝑚𝑎𝑥.[𝑠]
V0 =
𝐾𝑚+[𝑠]
𝑉𝑚𝑎𝑥.100 𝑚𝑔
0,537 mg/menit =
𝐾𝑚+100 𝑚𝑔
Melalui eliminasi dan substitusi persamaan 1 dan 2 diperoleh nilai Km sebesar 2,136 mg dan
Vmax = 0,548 mg/menit. Kedua nilai tersebut disubstitusi persamaan V0 sehingga diperoleh:
0,548.[𝑠]
V0 = ......................................................... (3)
2,136+[𝑠]
0,548 . [𝑠]
V0 =
2,136+[𝑠]
0,548 . 25
V0 =
2,136+25
V0 = 0,5048 mg/menit
28,8107𝑚𝑔
%Yield = 𝑥 100% = 29.7017%
97 𝑚𝑔
LAMPIRAN C
KURVA KALIBRASI
y = 0,0199x + 0,021
0,18 R² = 0,92
0,16
0,14
Absorbansi
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
0 2 4 6 8
Konsentrasi glukosa (mg/ml)
Data FPU
Absorbansi Konsentrasi enzim Konsentrasi glukosa
0,772 0,00875 6,289782245
0,576 0,0075 4,648241206
0,372 0,005 2,939698492
0,25 0,00375 1,917922948
0,12 0,0025 0,829145729
D.4 Data Reaksi Enzimatis untuk Substrat 50 mg