Anda di halaman 1dari 3

Sosiolinguistik adalah kajian bahasa yang menempatkan bahasa berhubungan dengan

pemakaiannya dalam masyarakat. Sosiolinguistik memiliki tiga bidang utama pengkajian


terhadap bahasa dan pemakaiannya dalam masyarakat. Bidang utama kajian pertama
berhubungan dengan sosiologi bahasa, baik sosiologi bahasa deskriptif maupun sosiologi bahasa
dinamis. Bidang utama kedua berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam konteks sosio-
budaya baik berupa etnografi komunikasi maupun sosiolinguistik interasional. Adapun bidang
utama ketiga berhubungan dengan pengkajian struktur bahasa dalam konteks sosial. Oleh sebab
itu, sosiolinguistik memfokuskan parole dalam langue tertentu, sebaliknya linguistik
memfokuskan pada langue yang berasal dari parole. Sosiolinguistik oleh linguis cenderung
dianggap sebagai parasit kajian bahasa, padahal justru temuan sosiolinguis dapat melengkapi
sistem atau struktur formal bahasa temuan linguis. Jika pemerian bahasa linguis tidak
memisahkan antara langue dengan parole maka tidak ada perbedaan antara kajian linguistik dan
sosiolinguistik. Namun, dalam kenyataan kedua disiplin ilmu itu berbeda baik dalam orientasi
filosofis, cara pandang tentang sistem bahasa, sifat bahasa, fokus deskripsi bahasa, data dan unit
data, maupun pendekatan kajian terhadap bahasa
Jadi Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin atau interdisipliner antara sosiologi dengan
linguistik, dua bidang ilmu empiris yang memiliki kaitan erat. Jadi, ilmu sosiolinguistik ini
mengkaji masalah penggunaan bahasa yang ada di lingkungan agar penutur mengetahui
penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dalam lingkungan masyarakat. contohnya adalah
penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi masyarakat seperti jika kita berpidato ataupun
mengajar maka kita harus menggunakan bahasa baku.Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu
yang mempelajari tentang bahasa, atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.
Sosiolinguistik menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi sosial
perilaku bahasa, tidak hanya mencakup perilaku bahasa saja,melainkan juga sikap-sikap bahasa,
perilaku terhadap bahasa dan pemakaian bahasa.Dalam sosiolingustik ada kemungkinan orang
memulai dari masalah kemasyarakatan kemudian mengaitkan dengan bahasa, tetapi bisa juga
berlaku sebaliknya mulai dari bahasa kemudian mengaitkan dengan gejala-gejala
kemasyarakatan.
Sosiolinguistik dapat mengacu pada pemakian data kebahasaan dan menganalisis kedalam ilmu-
ilmu lain yang menyangkut kehidupan sosial, dan sebaliknya mengacu kepada data
kemasyarakatan dan menganalisis ke dalam linguistik. Misalnya orang bisa melihat dulu adanya
dua ragam bahasa yang berbeda dalam satu bahasa kemudian mengaitkan dengan gejala sosial
seperti perbedaan jenis kelamin sehingga bisa disimpulkan, misalnya ragam (A) didukung oleh
wanita ragam (B) didikung oleh pria dalam masyarakat itu. Atau sebaliknya, orang bisa memulai
dengan memilah masyarakat berdasarkan jenis kelamin menjadi pria- wanita, kemudian
menganalisis bahasa atau tutur yang bisa dipakai wanita atau tutur yang bisa dipakai pria.
Trudgill (dalam Sumarsono 2004: 3) mengungkapkan sosiolinguistik adalah bagian dari
linguistik yang berkaitan dengan bahasa sebagai gejala sosial dan gejala kebudayaan.Bahasa
bukan hanya dianggap sebagai gejala sosial melainkan juga gejala kebudayaan.Implikasinya
adalah bahasa dikaitkan dengan kebudayaan masih menjadi cakupan sosiolinguistik, dan ini
dapat dimengerti karena setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaan tertentu.Sebagai anggota
masyarakat sosiolinguistik terikat oleh nilai-nilai budaya masyarakat, termasuk nilai-nilai ketika
dia menggunakan bahasa. Nilai selalu terkait dengan apa yang baik dan apa yang tidak baik, dan
ini diwujudkan dalam kaidah- kaidah yang sebagian besar tidak tertulis tapi dipatuhi oleh warga
masyarakat. Apa pun warna batasan itu, sosiolinguistik itu meliputi tiga hal, yakni bahasa,
masyarakat, dan hubungan antara bahasadan masyarakat. Berdasarkan batasan-batasan tentang
sosiolinguistik di atas dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik itu meliputi tiga hal,yakni
bahasa, masyarakat,dan hubungan antara bahasa dengan masyarakat. Sosiolinguistik membahas
atau mengkaji bahasa sehubungan dengan penutur ,bahasa sebagai anggota masyarakat.
Bagaimana bahasa itu digunakan untuk berkomunikasi antara anggota masyarakat
yang satu dengan yang lainnya untuk saling bertukar pendapat da berinteraksi
antara individu satu dengan lainnya.

Selain itu ada contoh penerapan sosiolinguistik yaitu bahasa sebagai perilaku sosial seperti yang
dijelaskan Suseno (1991) masyarakat Jawa di dalam menggunakan Bahasa Jawa akan selalu
terikat dengan unggah-ungguh (sopan santun berbahasa) yang mencerminkan adanya
“hubungan-peran” di antara pemakai bahasa sebagai nilai yang harus ada dalam pemakaian
bahasa tersebut. Kesalahan dalam menerapkan unggah-ungguh ini akan berakibat pada
terganggunya hubungan antara pemakai bahasa tersebut meskipun secara harfiah makna dari
kata-kata tersebut sama. Contohnya ada pemuda yang mengatakan dengan bahasa Jawa: “kulo
badhe tindak”.

Penerapan sosiolinguistik yang lainnya terdapat dalam variasi bahasa, dicontohkan oleh Suseno
(1991) yang mengatakan bahwa perbedaan setting (atau tempat) mengakibatkan perbedaan
dialek suatu bahasa, sehingga ada bahasa Jawa dialek suroboyo-an yang dipakai oleh masyarakat
Surabaya, ada bahasa Jawa dialek surokarto-hadiningratan yang dipakai oleh masyarakat Solo
dan sekitarnya, ada pula bahasa Jawa tegalan yang dipakai oleh masyarakat Tegal dan
sekitarnya.
Sedangkan pada contoh linguistik adalah Interaksi verbal dua orang secara tatap muka,
Komunikasi melalui pesan tertulis, baik di atas kertas (pesan terselip di bawah pintu) atau di
dukungan elektronik (pesan teks). Semua rambu lalu lintas yang mampu dipahami pengemudi
dan mengantisipasi bahaya di jalan raya. Pesan dari iklan audiovisual apa pun.
Jadi kesimpulan saya adalah sosiolinguistik mengkaji hubungan bahasa dan masyarakat, yang
mengaitkan dua bidang yang dapat dikaji secara terpisah, yaitu struktur formal bahasa oleh
linguistik dan struktur masyarakat oleh sosiologi

Referensi :
Mujib, A. (2009). Hubungan bahasa dan kebudayaan (perspektif sosiolinguistik) hubungan
bahasa dan kebudayaan (perspektif sosiolinguistik). Adabiyyāt: Jurnal Bahasa dan Sastra, 8(1),
141-154.
Abdul Chaer dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Alwasilah, A. Chaedar. 1985. Sosiologi Bahasa . Bandung Angkasa
Referensi :
Setiyadi, D. (2016). Peranan sosiolinguistik dalam pengajaran bahasa: sebuah kajian teoretis dan
penerapannya (temuan linguistik untuk pengajaran bahasa). Premiere Educandum: Jurnal
Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 2(02).
Kalangit, R. F. (2016). Alih kode dalam instagram (suatu analisis sosiolinguistik). JURNAL
ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI, 4(5).

Contoh komunikasi linguistik adalah kasus-kasus berikut:

 Interaksi verbal dua orang secara tatap muka.


 Komunikasi melalui pesan tertulis, baik di atas kertas (pesan terselip di bawah pintu) atau di
dukungan elektronik (pesan teks).
 Semua rambu lalu lintas yang mampu dipahami pengemudi dan mengantisipasi bahaya di jalan
raya.
Bahasa tuli-bisu.
 Pesan dari iklan audiovisual apa pun.
Sosiolinguistik mengkaji hubungan bahasa dan masyarakat, yang mengaitkan dua bidang yang
dapat dikaji secara terpisah, yaitu struktur formal bahasa oleh linguistik dan struktur masyarakat
oleh sosiologi

Anda mungkin juga menyukai