Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Made Hirtayani

No : 17

Kelas : F Akuntansi Malam

Sebelum saya membaca artikel Jatuh Hati kepada Juru Taman, Ki Hajar saya
mempunyai pandangan bahwa di dalam dunia pendidikan keberhasilan seorang siswa hanya
ditentukan melalui nilai yang dicapainya selama mengenyam pendidikan. Seorang guru dapat
dikatakan berhasil dalam mengajar anak didiknya ketika anak didiknya berhasil memperoleh
nilai yang memuaskan di mata pelajaran yang mereka ajarkan. Mengapa saya mengatakan
seperti itu? Karena saya dulu sebagai siswa juga merasakan hal yang sama, di mata
masyarakat yang menjadi tolak ukur adalah nilai yang diperoleh tanpa memperhatikan bakat
lain yang anak mereka miliki. Akibat dari semua ini maka banyak siswa yang mencontek saat
ulangan demi mendapatkan nilai yang memuaskan karena mereka takut dicap bodoh di mata
masyarakat. Selain itu banyak siswa menjadi terkekang karena tidak dapat mengembangkan
bakat dan minat yang mereka miliki di luar bidang akademik. Hal ini membuat karakter siswa
menjadi kurang baik karena mereka mulai menjadi pemalas dan bersikap tidak jujur.
Tentunya hal ini tidak berdampak baik terhadap karakter anak.

Setelah saya membaca artikel Jatuh Hati kepada Juru Taman, Ki Hajar pandangan dan
pemikiran saya terhadap dunia pendidikan menjadi terbuka. Saya sangat setuju dengan isi
artikel tersebut bahwa keberhasilan seorang siswa tidak dapat diukur melalui angka. Setiap
siswa memiliki sesuatu yang unik di dalam dirinya yang perlu untuk dikembangkan. Untuk
mengembangkan bakat yang dimiliki oleh siswa diperlukan proses dengan memberikan
mereka kesempatan untuk memilih bakat yang mereka inginkan. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan, nilai dalam angka bukanlah sesuatu yang penting. Jaman
sekarang ini menanamkan nilai nilai karakter yang baik pada anak jauh lebih penting agar
mereka mempunyai karakter yang lebih bermartabat. Sekarang banyak anak-anak yang
terjerumus ke dalam pergaulan yang salah dan membuat mereka menyalahgunakan obat-
obatan terlarang. Menurut saya pendidikan karakter perlu ditanamkan di dunia pendidikan,
untuk itu guru sangatlah berperan dalam hal ini. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar
yang bisa membuat anak mengeksplorasi dan mengembangkan bakat dan kemampuan yang
mereka miliki. Selain itu saya juga salut dan bangga terhadap tenaga pendidik yaitu para guru
yang dengan sabar dan pantang menyerah dalam mengajar para muridnya. Menjadi seorang
guru merupakan pekerjaan mulia yang mempunyai tugas memberikan nilai dan bimbingan ke
arah kebaikan. Melalui artikel ini saya mengerti bahwa menjadi seorang guru tidaklah mudah,
karena setiap menjalani proses pembelajaran pasti memiliki kendala dalam mendidik anak
didiknya, seperti di masa pandemi ini yang semua kegiatan dilakukan secara daring membuat
para guru harus memikirkan metode pembelajaran yang berbeda agar anak didiknya bisa
tetap belajar dan menjadi orang sukses walaupun mereka harus meluangkan waktu dan paket
datanya akibat belajar daring ini. Belum lagi para siswanya yang mengeluhkan tidak bisa
mengikuti pembelajaran daring akibat terbatasnya biaya untuk membeli hp dan paket data.
Selain itu artikel ini membuat saya menyadari bahwa peran guru sangat besar untuk
menggali, mengembangkan, dan membangkitkan potensi yang ada di setiap peserta didiknya
yang memiliki potensi diri yang berbeda-beda.
Transformasi TK-SMA

 TK

Gambar 1: Foto saya sewaktu TK yang bernyanyi lagu Ambilkan Bulan Bu dan
Bintang Kejora di acara perpisahan.

 SD

Gambar 2: Foto saya sewaktu masih kelas 4 SD saat baru pulang sekolah.
 SMP

Gambar 3: Foto saya bersama ketiga teman dekat saya sewaktu SMP di Kebun Raya
Bedugul dalam acara perpisahan.

 SMA

Gambar 4: Foto saya waktu selesai mengikuti ujian praktek seni budaya di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai