Farhan FR 222010121015 K3LH
Farhan FR 222010121015 K3LH
Disusun Oleh :
222010121015
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIRALODRA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga Laporan “Keselamatan Kesehatan Kerja Dan
Lingkungan Hidup” (K3LH) tentang pabrik pembuatan besi dan baja” ini dapat
terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Laporan
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan ini dibuat untuk keperluan
pemenuhan tugas perkuliahan dan penilaian tengah semester pada mata kuliah
Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan Hidup (K3LH) Konstruksi.
Kami juga berterima kasih kepada Bapak Dr. Suharwanto, S.T, M.T yang
telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang ditempuh. Kami mengucapkan
Terimakasih kepada beberapa pihak yang telah membagikan sebagian
pengetahuan dan wawasan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari, laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. oleh karena itu, saya sangat menantikan kritik dan saran untuk bisa
membangun kesempurnaan laporan yang saya buat ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUANAN
Latar Belakang
“Kerja yang baik” berarti tidakhanya memiliki lingkungan kerja yang aman tetapi juga
memiliki rasa aman, otonomi,manajemen lini yang baik, dan komunikasi dalam suatu
organisasi.Berdasarkan data dari Public Health England, satu dari tiga karyawan saat ini
memilikikondisi kesehatan jangka panjang, satu dari tujuh melaporkan memiliki lebih dari
satudiagnosis dan pada tahun 2030 diperkirakan 40% dari populasi usia kerja akan
memilikikondisi jangka panjang (Varney, 2016).
Salah satu Industri yang berkembang di masa ini sebagai wujud dari globalisasi
adalahindustry besi dan baja. Industry ini dianggap mampu mempertahankan neraca
dagangIndonesia untuk tetap positif saat harga dua komoditas unggulan ekspor dalam negeri
itukembali turun seiring dengan pulihnya pasokan global.
Pemerintah bakal mendorong ekspor produk besi dan baja untuk mengganti komoditas
unggulan seperti minyak kelapa sawitmentah atau crude palm oil (CPO) dan batubara (Wahyudi,
2021).Industry besi dan baja sendiri merupakan industry yang memiliki risiko kerja
cukupkompleks. Mulai dari penggunaan APD, waktu kerja, beban kerja, proses kerja, dan
lingkungankerja memiliki risiko yang besar bagi kesehatan. Berdasarkan hal ini dampak yang
timbulkandari pekerjaan di Indutri besi dan baja menjadi bahan menarik yang akan kami bahs
dalammakalah ini.
Semenjak manusia beralih dari zaman batu ke zaman besi. Manusia telahmenggunakan
logam besi untuk pembuatan alat-alat berburu dan alat-alat lainnya.Padan zaman modern ini
manusia telah mempergunakan hampir 90% atau lebihbahan-bahan yang terbuat dari besi dan
baja, mulai alat yang palin sederhama sepertijarum hingga alat-alat yang besar seperti kapal
induk, pesawat dan sebagainyaBesi murni dalam alam jarang didapat.
Bahan asal pembuatan besi adalah dari bijihbesi sebagai bahan tambang. Bahan –bahan
asal pembuatan besi didapat dari dalam tanahyang berbentuk butir-butir logam dalam keadaan
tercampur dengan zat-zat lainnya.Campuran semacam itu dinamakan bijih besi. Usaha
pengambilan bijih-bijih besi daridalam tanah disebut pertambangan. Jenis bijih-bijih lainnya
terdapat didalam tanah. Para pekerja tambang membuatterowongan di dalam tanah.
Mereka meledakkan batuan di dalam terowongan itu. Batuanyang rontok meraka
kumpulkan dan dibawa ke permukaan tanah.Biji-bijih itu kemudian diangkat dengan alat berat.
Dari circuit bijih-bijih besi itukemudaian dituangkan kedalam lori yang berjalan di atasrel. Lori-
lori tersebur kemudianmengangkut bijih-bijih itu keluar terowongan.
Rumusan masalah SMK3LH (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
Hidup) pada pabrik pembuatan besi dan baja dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa saja bahaya dan risiko yang ada di lingkungan kerja pabrik pembuatan besi dan baja?
2. Bagaimana proses identifikasi bahaya dan risiko di lingkungan kerja pabrik pembuatan
besi dan baja?
3. Bagaimana cara pengendalian dan pencegahan bahaya dan risiko yang ada di lingkungan
kerja pabrik pembuatan besi dan baja?
4. Bagaimana evaluasi dan pengawasan atas pelaksanaan SMK3LH di lingkungan kerja
pabrik pembuatan besi dan baja?
5. Bagaimana upaya peningkatan kesadaran dan keterampilan karyawan terkait SMK3LH di
lingkungan kerja pabrik pembuatan besi dan baja?
a) Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di
tempat kerja.
b) Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
d) memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya (Leo Natho, 2014)
b) Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta
c) Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas (Agung Supriyadi, 2017).
a) Promosi dan pemeliharaan tingkat tertinggi untuk kesejahteraan fisik, mental dan sosial
pada semua pekerjaan
b) Pencegahaan di antara para pekerja dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan pekerja
c) Perlindungan kepada pekerja dalam hubungan kerjanya terhadap risiko yang berasal dari
faktor-faktor yang dapat memperburuk kesehatan
d) Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja agar yang disesuaikan
dengan kemampuan fisiologis dan psikologis
a) Promosi dan pemeliharaan tingkat tertinggi untuk kesejahteraan fisik, mental dan sosial
pada semua pekerjaan
b) Pencegahaan di antara para pekerja dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan pekerja
c) Perlindungan kepada pekerja dalam hubungan kerjanya terhadap risiko yang berasal dari
faktor-faktor yang dapat memperburuk kesehatan
d) Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja agar yang disesuaikan
dengan kemampuan fisiologis dan psikologis
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai berikut:
Sistem manajemen K3 (SMK3) memberi manfaat baik kepada organisasi tempat kerja dan
pemerintah. Penerapan manajemen K3 bermanfaat bagi perusahaan dan pemerintah (Anita Dewi
PS., 2012).
b) Mendapatkan bahan umpan balik bagi tinjauan manajemen dalam rangka meningkatkan
kinerja SMK3,
c) Mengetahui efektifitas, efisiensi dan kesesuaian serta kekurangan dari penerapan SMK3,
f) Meningkatkan kepedulian dan pengetahuan tenaga kerja mengenai K3 yang juga akan
meningkatkan produktivitas perusahaan,
a) Sebagai salah satu alat untuk melindungi hak tenaga kerja di bidang K3,
c) Pekerja memahami hak dan kewajibannya khususnya dalam peraturan terkait dengan
Keselamatan dan kesehatan kerja
g) Pekerja mampu untuk menghindarkan keluarganya dari penyakit- penyakit yang mungkin
bisa tertular dari tempat kerja
a) Masyarakat dapat terlindungi dari kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja yang
diakibatkan oleh operasional perusahaan
c) Masyarakat dapat memastikan anggota keluarganya dapat pulang kerja dengan selamat
BAB 2
PEMBAHASAN
Logam besi dibuat dari bahan baku utama, yakni bijih besi atau disebut juga iron
ore. Bijih besi umumnya didapatkan dari kerak bumi yang diambil dengan cara
menambangnya sehingga untuk memperolehnya dibutuhkan usaha yang ekstra
dalam proses penambangan. Bijih besi hasil tambangan umumnya berbentuk
bongkahan besar dengan beraneka ragam bentuk, ukuran, dan warna. Adapun warna
bijih besi hasil penambangan berwarna merah tua, ungu tua, abu-abu tua, kuning
muda, cokelat, dan sebagainya. Karena bijih besi tersebut masih tercampur bahan-
bahan lain, seperti tanah liat, pasir, batu-batuan, air, dan sebagainya. Maka bijih besi
harus dibersihkan terlebih dahulu dari berbagai kotoran dan senyawa lainnya.
Bijih besi hasil tambangan secara mendasar mengandung berbagai senyawa kimia
yang berbeda, tetapi untuk membuat besi maka zat-zat lainnya pun harus
dikesampingkan/dibuat. Beberapa senyawa yang terkandung dalam bijih besi di
antaranya, kandungan besi sekitar 60%-70% magnetite, hematite, dan goethite,
selebihnya kandungan mineral dan lain-lain.
Setelah itu, bijih besi dibersihkan dengan proses pembersihan (washing) secara
menyeluruh. Proses washing dibantu dengan menggunakan alat berat tromme screen
karena jika pembersihan dilakukan secara manual akan membutuhkan waktu yang
sangat lama mengingat bijih besi yang berukuran besar. Alat trommel screen
berfungsi sebagai ayakan berbentuk drum raksasa, kemudian bijih besi dimasukkan
ke dalam tersebut dan diputar hingga seluruh bagian bersih dari berbagai kotoran.
Setelah bijih besi bersih, tahap selanjutnya ialah dilakukan pemecahan (breaking)
bijih besi. Proses pemecahan ini dilakukan hingga biji besi menjadi serbuk halus.
Proses pemecahan bijih besih dilakukan dengan bantuan alat mesin bernama
hammer mill, kemudian proses penghancuran (crushing) dengan bantuan mesin
gyratory mill, dan penghalusan (grinding) dengan mesin ball mill. Setelah bijih besi
tersebut halus, dilakukan pemfilteran untuk memisahkan antara logam dan
nonlogam. Lalu, serbuk besi tersebut dilakukan proses pemurnian besi dan nantinya
akan dilakukan pencetakan sesuai kebutuhan.
Pembentukan Pellet
Tahap selanjutnya ialah proses pembentukan pellet, serbuk bijih besi dimasukkan ke
dalam mesin pan palletizer. Kemudian, bijih besi tersebut akan dicampurkan dengan
batubara dan bentonit sebagai perekatnya. Proses tersebut dilakukan untuk membuat
gumpalan konsentrat bijih besih yang sangat halus menjadi sebuah butiran. Setelah
itu, proses selanjutnya ialah pemanasan (indurasi). Dengan bersuhu 13000C hingga
keras, kuat, dan tidak mudah hancur.
Pellet yang telah keras tersebu lalu diproses dengan dileburkan ke dalam tungku
blast furnace dengan bersuhu hingga 18000C. Proses peleburan (smelting) tersebut
akan menghasilkan logam besi cair dengan bersuhu tinggi. Untuk menghasilkan besi
yang lebih murni kemudian ditambahkan dengan zat batubara kokas dan kapur
sehingga kemurnian besi dapat mencapai 95% untuk dibentuk menjadi besi kasar
bahan material. Tahapan proses terakhir, besi tersebut dicetak dan dibentuk sesuai
cetakan besi kasar (pig iron). Setelah dingin, besi tersebut pun siap untuk
dikomersialkan dan digunakan sebagai bahan material.
Tidak berbeda jauh dengan besi, untuk membuat baja sebagai bahan material
memerlukan proses yang cukup rumit dan mendalam. Berikut secara singkat proses
pembuatan baja hingga dapat digunakan untuk konstruksi bangunan.
Proses Konvertor
Proses konvertor dilakukan untuk mengelola besi baja yang siap diproduksi. Cara
kerjanya, yakni masukkan berbagai bahan baku dari baja ke dalam konvertor dengan
bersuhu tinggi 1500 0C. Proses tersebut dilakukan agar seluruh bahan tercampur
menjadi satu dengan baik.
Siemens Martin
Proses ini dilakukan dengan mengolah dapur lebur baja dengan bersuhu tinggi.
Prosesnya dengan menggunakan sebuah tungku yang dilengkapi ruang hawa, dengan
memasukkan bahan baku baja dengan bersuhu tinggi mencapai 3000 0C. Setelah
dirasa cukup panas dan kering, kemudian dibentuk baja tersebut sesuai dengan
kebutuhan.
Dapur Listrik
Proses pembuatan baja dapat dilakukan dengan menggunakan teknik dapur listrik,
yaitu metode yang dilakukan dengan mengontrol temperatur suhu hingga melebur.
Ketika bahan baku sudah lebur langkah selanjutnya ialah dengan menaruh di tungku
untuk dilakukan penyortiran agar terciptanya baja murni. Dapur listrik mampu
menampung olahan baja dengan kapasitas 25 hingga 100 ton. Hingga proses akhir
pembentukan baja sesuai ukuran yang dibutuhkan dan siap untuk diperjualbelikan.
Teknik dapur listrik sering kali digunakan untuk proses pembuatan baja dengan
jumlah yang besar.
Itulah proses pembuatan besi baja yang perlu diketahui sehingga menjadi bahan
material yang kita ketahui saat ini. Biasanya proses pembuatan besi baja dilakukan
di tempat produsen yang berukuran besar mengingat proses pembuatan besi dan baja
membutuhkan tempat dan waktu yang cukup lama.
Ketika bekerja pada suatu industri maka kita tidak luput dari yang namanya bahaya
bahaya yang ada di sekitar lingkungan kerja kita oleh sebab itu kita harus tau apa saja
bahaya dan resiko resiko yang di hadapi dalam pekerjaan tersebut.
Seperti yang bisa kita liat pada rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut;
1. Apa saja bahaya dan risiko yang ada di lingkungan kerja pabrik pembuatan besi dan baja?
2. Bagaimana proses identifikasi bahaya dan risiko di lingkungan kerja pabrik pembuatan
besi dan baja?
3. Bagaimana cara pengendalian dan pencegahan bahaya dan risiko yang ada di lingkungan
kerja pabrik pembuatan besi dan baja?
4. Bagaimana evaluasi dan pengawasan atas pelaksanaan SMK3LH di lingkungan kerja
pabrik pembuatan besi dan baja?
5. Bagaimana upaya peningkatan kesadaran dan keterampilan karyawan terkait SMK3LH di
lingkungan kerja pabrik pembuatan besi dan baja?
Pada persoalan diatas kita bisa melihat beberapa pernyataan yang sering di jumpai pada
pabrik pabrik industri pembuatan besi dan baja, maka dri itu saya bisa mendapatkan beberapa
hal yang menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas yaitu sebagai berikut
1. Bahaya dan risiko yang ada di lingkungan kerja pabrik pembuatan besi dan baja antara
lain:
- Bahaya kebakaran dan ledakan karena penggunaan bahan kimia dan panas tinggi.
- Bahaya terpapar asap dan debu yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan
kesehatan.
- Bahaya terjebak, terluka, atau terpotong karena penggunaan alat dan mesin berat.
- Risiko terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan cedera atau bahkan
kematian.
2. Proses identifikasi bahaya dan risiko di lingkungan kerja pabrik pembuatan besi dan baja
dapat dilakukan dengan cara:
3. Cara pengendalian dan pencegahan bahaya dan risiko yang ada di lingkungan kerja pabrik
pembuatan besi dan baja antara lain:
- Melakukan pelatihan dan pengawasan pada karyawan terkait tata cara penggunaan alat
dan mesin berat.
- Menjaga kebersihan dan ventilasi yang baik di area kerja untuk mengurangi terjadinya
terpapar asap dan debu.
- Menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker, helm, dan sarung tangan.
- Melakukan inspeksi dan pemeliharaan teratur pada alat dan mesin untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan kerja.
- Melakukan audit internal secara berkala untuk mengevaluasi dan memperbaiki program
SMK3LH yang sudah ada.
- Melakukan pengukuran dan pemantauan terhadap kondisi kerja dan lingkungan di area
kerja.
- Membuat laporan hasil evaluasi dan pengawasan, serta menindaklanjuti temuan yang
ditemukan.
- Melakukan program penghargaan untuk karyawan yang mematuhi tata cara kerja yang
aman.
- Membuat budaya keselamatan dan kesehatan kerja yang kuat di lingkungan kerja.
Penerapan SMK3LH Pada pabrik pembuatan besi dan baja adalah dengan
Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam penerapan SMK3LH pada pabrik
pembuatan besi dan baja antara lain:
1. Identifikasi bahaya dan evaluasi risiko: Melakukan identifikasi bahaya pada setiap
tahap produksi, mengukur tingkat risiko yang terkait, dan menentukan tindakan yang
perlu diambil untuk mengurangi atau menghilangkan bahaya tersebut.
4. Pengawasan dan audit internal: Melakukan pengawasan dan audit internal secara
teratur untuk memastikan bahwa setiap kegiatan produksi di pabrik dilakukan dengan
aman dan sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan hidup
yang telah ditetapkan.
11. Manajemen darurat: Menyusun rencana darurat untuk menghadapi kejadian darurat,
seperti kebakaran, ledakan, dan bencana alam, dan melatih pekerja untuk mengatasi
situasi darurat tersebut.
12. Keterlibatan pekerja: Mengajak dan melibatkan pekerja dalam proses penerapan
SMK3LH, seperti dalam identifikasi bahaya, evaluasi risiko, pengembangan program
kesehatan dan keselamatan kerja, dan penyelesaian masalah terkait keselamatan dan
kesehatan kerja serta lingkungan hidup.
Dan dengan menerapkan SMK3LH secara konsisten dan terintegrasi, pabrik pembuatan
besi dan baja dapat meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi, serta menciptakan
lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat bagi pekerjanya dan lingkungan sekitar.
Nama Perusahaan :
Kegiatan :
Tanggal di Buat :
Halaman :
Tabel 4.2 Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Skala Prioritas dan Pengendalian Resiko
Pada Pekerjaan pembuatan besi dan baja
- Menggu
nakan
sarung
tangan
safety
dan
masker
Keterangan :
Penilaian Resiko Untuk Nilai Keparahan dan Kekerapan Penilaian Resiko Untuk
Tingkat Resiko
Nilai 1 : Resiko Rendah Range 1-3 : Resiko Rendah
(menimbulkan luka/lecet)
Nilai 2 : Resiko SedangRange 4-6 : Resiko Sedang (menimbulkan
cidera/cacat)
Nilai 3 : Resiko tinggi Range 7-9 : Resiko tinggi (menimbulkan
kematian)
Skala Prioritas
Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerjaan pembuatan besidan baja Alat Pelindung Diri (APD)
Pada Pekerjaan tersebut adalah;
Untuk melindungi
kepala dari berbagai
macam bahaya yang
dapat mengenai
kepala secara
langsung.
1 Helm pengaman/ Contohnya ketika
safety helmet ada benda keras
yang terlempar,
ketika terjatuh dan
ketika menabrak
sesuatu.
Contohnya ketika
pekerja berada di
ketinggian, ketika
pekerja
mengendarai,
Sabuk mengopersaikan alat
pengaman/safety berat, dan bekerja
2
belt bada konstruksi
bangunan atau
infrastruktur lain
pada pekerjaan
struktur atas dan
lain-lain.
lain-lain.
pekerjaannya.
Penggunaan ear
plug sangat tepat
apabila Anda
terpapar suara 40
hingga 50 dB dan
100–8000Hz.
Ukurannya pun
dapat meng-
akomodasi segala
5 Pelindung ukuran telinga
telinga/Ear plug karena umumnya
dibuat dengan
bantalan cukup
besar untuk
menutup seluruh
daun telinga.Meski
begitu, sebaiknya
hindari penggunaan
ear plug dalam
jangka waktu yang
terlalu lama karena
dikhawatirkan akan
membuat bantalan
mengerut dan
mengeras.
Kacamata dapat
menjaga mata, baik
dari paparan debu
maupun asap yang
dapat membuat mata
iritasi, percikan
cairan kimia yang
umumnya terjadi di
dalam laboratorium,
6 Kacamata safety atau cahaya yang
sangat terang dan
panas seperti di area
pengelasan.
Melindungi tubuh
dari percikan air,
baik ketika harus
bekerja di bawah air
hujan maupun
ketika mencuci
werpack peralatan dengan air
dalam jumlah
besar.Beberapa jas
7 hujan didesain
khusus agar tak
hanya tahan air
namun juga tahan
panas danapi,
Masker pernafasan
memiliki fungsi
untuk menyaring
cemaran bahan
kimia, partikel debu,
mikro- organisme,
asap, uap, aerosol,
atau kotoran lain
yang mengotori
udara yang Anda
hirup. Sehingga,
kesehatan organ
pernapasan dapat
lebih terjaga dan
sehat.Respirator
memiliki fungsi
mirip seperti
8 Respirator
masker. Hanya saja
alat safety ini biasa
digunakan di
lingkungan kerja
berbahaya, seperti
misalnya
lingkungan kimia,
nuklir, gua dll.
pengelasan.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
5.2 Saran
Melihat bagaimana penerapan smk3lh pada industri pabrik di zaman sekarang ini, saya sendiri
menyarankan agar setiap kepala perusahaan atau pabrik lebih mementingkan keselamatan
karyawanya lebih memerhatikan dan mendisiplinkan aturan dari segi penaatan aturan, prosedur,
dan kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk mewujudkan zero accident atau
bebas dari kecelakaan dan sebagainya ini sangat penting bagi para pekerjaan untuk lebih berhati
hati.