Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN STRATEGI PERUSAHAAN

“ Sari Roti”

Disusun oleh:
Jocelyn Hardiputri (01033170001)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
2020
1. Sejarah Perusahaan

Sari Roti dibangun pada tahun 1995 dengan nama PT. Nippon Indosari Corporation yang
merupakan perusahaan penanaman modal asing. Pada tahun 1996 , perusahaan membuat dan
mengoperasikan secara komersial roti yang bermerek Sari Roti. Pabrik pertama Sari Roti
terletak di Cikarang ,Jawa Barat. Seiring permintaan roti yang meningkat , perusahaan
menambah 2 buah lini mesin yaitu mesin roti tawar dan roti manis.Pada tahun 2003 , PT.
Nippon Indosari Corporation mengubah namanya menjadi PT. Nippon Indosari Corpindo.
Sari Roti membangun pabriknya di Pasuruan ,Semarang ,Cibitung ,Medan ,hingga Makassar
.Pada tahun 2006 , perusahaan ini telah berhasil mendapat sertifikat HACCP (Hazard
Analysis Critical Control Point ) yang mengedepankan jaminan keamanan yang mengikuti
prinsip 3H (Halal ,Healthy ,Hygienic) pada setiap produk . Produk Sari Roti telah terdaftar di
BPOM dan sudah memperoleh sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pada
tahun 2015 , Sari Roti menerapkan ISO 9001:2008 tentang standar manajemen kualitas dan
ISO 22000:20005 tentang food safety management system. PT.Nippon Indosari Corporation
berhasil mendapatkan banyak penghargaan seperti Top Brands pada tahun 2009 hingga 2011
dan Top Brands for Kids sejak tahun 2009 hingga 2012, Marketing Awards 2010, Investor
Awards 2012 ,penghargaan dari Forbes Asia dan beberapa penghargaan lainnya.

2. Business Model Canvas


1. Customer Segment : Target segmen dari Sari Roti adalah semua kalangan usia dari
kalangan anak -anak hingga dewasa.
2. Value Propositions : Sari Roti memberikan banyak varian rasa dan jenis roti untuk
pelanggannya dan kelembutan dari rotinya yang dapat dinikmati oleh semua pelanggan.
3. Channels : Sari roti mendistribusikan produknya di supermarket , toko , minimarket
hingga terjun langsung dengan konsumen yang dipasarkan melalui gerobak.
4. Customer Relationship : Konsumen dapat memberikan saran melalui website Sari Roti
dan saran tersebut digunakan untuk mengembangkan produk mereka sesuai selera dari
konsumen.
5. Revenue Streams : Sumber pendapatan Sari Roti berasal dari penjualan roti kepada
konsumen.
6. Key Resources : Sumber daya manusia yang memiliki kreativitas dalam berinovasi dalam
menciptakan produk yang berkualitas, bahan baku yang berkualitas , serta teknologi yang
modern.
7. Key Activities : memperhatikan agar SDM dan bahan baku berkualitas agar dapat
menciptakan kepuasan pelanggan serta pemasaran dari Sari Roti sehingga pelanggan
ingin membeli produk tersebut.
8. Key Partnership : Sari Roti bekerja sama dan membangun hubungan yang baik dengan
mitra usaha seperti supermarket , toko , minimarket , dan penjual yang langsung terjun ke
konsumen.
9. Cost Structure : Sari Roti mengeluarkan biaya untuk pembelian dan perawatan teknologi
yang canggih , bahan baku yang berkualitas , biaya pemasaran serta pengembangan
produk agar menjadi produk yang berkualitas tinggi.

3. Analisis Jenis -Jenis Strategi


Berikut ini adalah jenis -jenis strategi yang terbagi menjadi 4 alternatif strategi yaitu
strategi integrasi , strategi intensif ,strategi diversifikasi , dan strategi defensif yang
dijabarkan di tabel bawah ini.

Jenis Strategi Penerapan Analisis


Ya Tidak
1. Integration
Strategy
Forward Integration ✔ Pada tahun 2013 ,Sari Roti bekerja
sama dengan distributornya yaitu
Indomaret dan alfamart pada November
2013 untuk mendistribusikan produk
dari Sari Roti. Sari roti juga melakukan
forward integration dengan para
distributor resmi mereka atau agen
dengan mendistribusikan produk mereka
secara langsung dengan konsumen
dengan menggunakan gerobak dari tahun
1995 hingga sekarang. Pada tahun 2019 ,
Sari roti mempunyai toko online resmi di
layanan belanja online yaitu Shopee dan
Tokopedia untuk daerah Jadetabek yang
dikirim dengan jasa pengiriman sehari
yaitu Shopee 24 jam atau melalui
Gosend untuk mudah dijangkau oleh
konsumen.
Backward Integration ✔ Pada tahun 1995 hingga sekarang ,
Sari Roti masih membangun jaringan
dengan Bogasari Flour mills yang
merupakan produsen tepung terigu yang
ternama di Indonesia dan termasuk satu
grup dengan Sari Roti sehingga Sari Roti
dapat meningkatkan kontrol dengan
Bogasari. Pada Desember 2017 , Sari
Roti bekerja sama dengan PT. Prima Top
Boga yang merupakan perusahaan yang
menjalankan produksi adonan beku roti
dan kue agar dapat mendukung upaya
Sari Roti untuk memperluas bisnisnya di
dalam produksi adonan dan kue beku di
akan datang sehingga menambah variasi
produk Sari Roti pada tahun 2020.
Horizontal Integration ✔
2. Intensive Strategy

Market Penetration ✔ Sari Roti melakukan penetrasi pasar


dengan iklan produk di televisi , media
cetak , dan radio dengan konsep
keluarga yang merupakan target pasar.
Pada tahun 2011 , Sari Roti juga
menunjuk brand ambassador Armand
Maulana ,Dewi Gita serta putri mereka
Naja dengan membawakan jingle Sari
Roti "Sari Roti ,Roti Sari Roti” yang
familiar didengar .Sari Roti juga
melakukan promosi dengan media online
seperti Facebook ,Twitter , dan website .
Sari Roti juga melalui kegiatan promosi
melalui pemberian sponsorship seperti
acara olahraga (jalan sehat ,fun bike
,futsal) dan seminar. Sari Roti juga
melakukan media luar ruang secara
langsung menawarkan produk ke
konsumen dengan program ”Sarapan
Sehat“ dimana Sari Roti bekerja sama
dengan Blueband untuk menyadarkan
orang Indonesia akan pentingnya
sarapan.
Market Development ✔ Sari Roti melebarkan bisnisnya
dengan membuka pabrik -pabrik yang
tersebar di seluruh Indonesia . Pada
tahun 2011, Sari Roti membuka pabrik
di Semarang dan medan untuk daerah
Sumatra pertama kali . Pada tahun 2013,
pabrik di Sulawesi pertama kali
beroperasi di Makassar dan Palembang .
Pada tahun 2014 , Sari Roti menambah
dua pabrik di Purwakarta dan Cikande.
Pada tahun 2016 , Sari Roti menapakkan
kaki di Filipina untuk pertama kali di
kancah internasional dengan membuat
pabrik di Filipina . Pada tahun 2019 ,
Sari roti membuka pabrik di Kalimantan
untuk pertama kali di Banjarmasin dan
di Pekanbaru untuk menjangkau daerah
Sumatra . Hal ini bertujuan untuk
menambah akses konsumen untuk
membeli produk Sari Roti .
Product Development ✔ Sari Roti melakukan pengembangan
produk dengan menambah varian rasa di
setiap rotinya. Pada tahun 2016 , Sari
Roti menambah enam varian rasa baru
yaitu Sari Roti tawar pandan ,isi chicken
teriyaki , isi beef barbeque , sandwich
coklat , sandwich peanut ,dan chiffon
strawberry cupcake . Pada tahun 2017
,Sari Roti menghadirkan berbagai varian
produk seperti roti isi pisang coklat,
lapis kastella , lapis bamkuhen , roti isi
abon ayam dan sapi , serta roti mini
dengan rasa coklat ,stroberi ,dan keju.

3. Diversification
Strategy

Horizontal Diversification Pada tahun 2012 , Sari Roti


✔ meluncurkan produk non roti yaitu selai
coklat bernama Sari Choki yang akan
menjadi produk pendamping Sari Roti
dengan promosi paket bundling bersama
roti tawarnya . Namun ,Selai Choki
hanya dipasarkan selama 3 bulan untuk
menaikkan keuntungan dan promosi dari
Sari roti. Pada tahun 2016 , Sari Roti
meluncurkan Sari Cake yang merupakan
produk kue dengan jenis chiffon cake
dengan berbagai varian rasa dan steamed
cheese cake .
Concentric Diversification ✔
Conglomerate ✔
Diversification

4. Defensive Strategy

Retrenchment ✔ Pada tahun 2012 , Sari roti tidak


memproduksi merek Boti by Sari Roti
dikarenakan tidak laku dan kalah dapat
bersaing dengan industri roti rumahan.
Boti merupakan produk roti manis
dengan harga yang murah yaitu Rp
2.000. Boti berada di segmen tengah
antara Sari Roti dan merek industri roti
skala kecil sehingga Boti tidak leluasa
dalam bergerak. Untuk itu ,Sari Roti
hanya akan fokus pada merek dagang
yang sudah terkenal dan andalan yaitu
Sari Roti.
Divestiture ✔ Pada tahun 2017 ,Sari Roti akan
melepas 1,15 miliar saham biasa atas
nama dengan nilai nominal Rp 20 per
saham yang nantinya dana akan
digunakan untuk membangun 4-5 pabrik
khusus produksi roti beku ,pastries, dan
kue. Pada 21 Mei 2019 , PT. Nippon
Indosari Tbk telah menandatangani
perjanjian jual beli saham PT. Prima Top
Boga dengan David Gatot Gunawan .
Perusahaan telah sepakat menjual dan
mengalihkan 51% saham perseroan.
Liquidation ✔

4. Analisis Porter’s Five Forces Model


Porter’s Five Forces Model adalah suatu metode yang menganalisis pengembangan
strategi bisnis dan lingkungan persaingan yang dibuat oleh Michael Porter. Berikut adalah
tabel faktor -faktor dari Porter’s Five Forces Model dan nilai analisis yang diukur dengan
satuan low ,medium , dan high.
High Medium Low Analisis
(9) (3) (1)

1. Potential Entrant

Economic ✔ Sari Roti mampu memproduksi roti


of Scale
dalam jumlah yang besar sebanyak 5 juta
potong/hari dan mencapai keuntungan yang
besar yang mencapai Rp 384.4 miliar per
kuartal. Namun , sangat mudahnya bagi
pesaing baru untuk masuk ke industri roti
seperti industri rumahan yang menghasilkan
400 roti per harinya dikarenakan oleh
beberapa aspek yaitu roti yang dijual masih
hangat dan Sari Roti belum menjangkau
daerah tersebut.

Product ✔ Sari roti melakukan diferensiasi dengan


differentiati
mengembangkan produk mereka dengan
on
berbagai rasa , jenis ,maupun bentuk roti
seperti roti tawar ,roti bantal ,Chiffon cake
,dan lain-lain. Namun , Pesaing dapat dengan
mudahnya masuk dikarenakan pesaing dapat
mengikuti tren model roti yang sudah ada
dan berkembang bukan menciptakan sesuatu
yang belum ada. Sehingga hambatan
pengaruh pendatang baru dalam segi
diferensiasi produk kecil karena tidak
memiliki diferensiasi produk .
Capital ✔ Pada tahun 2015 ,Sari Roti mencadangkan
Requiremen
dana Rp 350 miliar untuk menambah mesin
t
baru dan mengembangakan varian produk
baru. Namun di sisi lain ,pesaing dapat
dengan mudahnya masuk ke industri roti
dengan cukup memiliki modal yang tidak
terlalu besar kurang lebih 50 juta yang sudah
termasuk 1 set peralatan dan mesin dan bahan
baku . Dengan modal yang kecil , pesaing
sudah cukup membuka usaha dengan tetap
menargetkan pasar yang sama.
Switching ✔ Switching cost menyebabkan pesaing
Cost
dapat dengan mudah masuk dikarenakan saat
konsumen beralih ke pesaing baru dengan
produk yang sama maka tidak terjadi
switching cost karena produk yang
ditawarkan tidak memiliki perbedaan dengan
yang ditawarkan Sari Roti saat ini. Namun
,justru pemain baru akan kesulitan di
karenakan Sari Roti sudah lama menguasai
dan memiliki kapasitas dan infrastruktur yang
besar. Namun , hal ini akan sia-sia bagi
pendatang baru apabila tidak melakukan
diferensiasi produk.
Access to ✔ Sari Roti memiliki jalur distribusi yaitu
distribution
Indomaret , Alfamart ,warung ,dan gerobak
channel
yang ditawarkan langsung ke konsumen .
Pemain baru akan kesulitan dalam
menawarkan produknya di distributor yang
sama dan meminta space lebih apabila Sari
Roti sebagai perusahaan yang mapan sudah
memasarkan produk mereka disana
dikarenakan harga yang ditawarkan murah
dan memiliki perbedaan harga yang kecil.
Cost ✔ Sari roti sudah memiliki hak paten
disadvantag
kemudahan dalam mengakses bahan baku
es
Independent seperti bahan baku impor. Dalam
of Scale
membangun pabrik di berbagai pulau tidak
memiliki kesulitan karena sudah disetujui
oleh kementrian perindustrian di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007
tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk
Penanaman Modal di Bidang Tertentu atau
Daerah Tertentu. Untuk pendatang baru
biasanya hanya perlu memiliki SIUP (Surat
Izin Usaha Perdagangan ) dalam menjalankan
usaha agar terdaftar dan tidak illegal. Namun
,dengan branding dan hak paten yang kuat ,
pesaing akan kesulitan dalam berkompetisi
dengan Sari Roti yang sudah terkenal.
6.5
Average

2.The bargaining power of buyer


It is ✔ Pembeli dari Sari Roti berasal dari semua
concentrated
kalangan dari masyarakat maupun agen yang
or purchases
large membantu penjualan dari Sari Roti. Selama
volumes
relative to ini ,pembeli membeli produk dengan jumlah
seller sales yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan
terkadang banyak dan sedikit .Namun , untuk
agen roti biasanya mengambil dalam jumlah
yang relatif besar sehingga mendapat insentif
1% hingga 2% dari penjualan dan hadiah
seperti televisi. Lalu , apabila agen tersebut
tidak laku maka dapat mengembalikan
produk ke produsen sehingga tidak selalu
dalam jumlah yang besar tergantung
permintaan konsumen sehingga tingkat
konsentrasi pembeli tergolong sedang.
The ✔ Sari Roti sudah melakukan diferensiasi
products it
yang dapat dilihat dari jenis roti , varian rasa
purchases
from the ,maupun ukuran. Selain itu ,Sari Roti juga
industry are
standard or tidak menggunakan bahan pengawet dan
undifferenti sangat mementingkan kualitas produknya.
ated
Diferensiasi produk penting bagi para
pembeli karena pembeli mencari roti dengan
kualitas terbaik. Oleh karena itu indikator
produk standar dalam daya tawar pembeli
dapat dikatakan tergolong rendah karena
produk yang dijual oleh Sari Roti adalah
produk yang terdiferensiasi.
The buyer ✔ Pembeli dapat beralih ke produk lain
faces few
dikarenakan harga yang lebih murah namun
switching
costs Sari Roti dijual di pasaran dengan harga yang
terjangkau dengan kisaran harga Rp 5.000
hingga Rp 15.000. Namun pembeli lebih
memilih membeli produk roti di Sari Roti
dikarenakan kualitas yang sudah sesuai
standar mutu dan loyalitas konsumen yang
kuat sehingga Sari Roti cukup aman dalam
pasar. Switching cost tidak berpengaruh
signifikan dikarenakan harga yang bersaing
hampir sama dan produk tidak memiliki
perbedaan yang drastis.
It earns low ✔ Agen Sari Roti selalu mendapatkan
profits
profit yang besar yang diperkirakan perbulan
mendapat keuntungan sebesar 10 juta hingga
15 juta sehingga tingkat daya tawar
konsumen rendah serta agen Sari Roti
biasanya mendapatkan diskon dan insentif
apabila mencapi target penjualan. Namun ada
beberapa agen yang kurang laku oleh karena
banyaknya pesaing di daerah tersebut.
Oleh karena itu indikator rendahnya
keuntungan dalam daya tawar pembeli
dikatakan sedang.
The buyers ✔ Dalam industri roti, ancaman untuk
pose a
melakukan integrasi balik bisa terjadi selama
credible
threat of peluang masih ada serta kemampuan dari
backward
integration pembeli itu sendiri. Namun mengingat
besarnya modal yang diperlukan Sari Roti
untuk membuka usaha ini menjadi hambatan
tersendiri untuk pembeli dalam melakukan
ancaman integrasi balik. Selain itu pembeli
harus memiliki lokasi yang strategis agar
dapat bersaing dengan pemain lama, akses ke
pemasok yang memiliki kualitas tinggi serta
berbagai keperluan untuk menunjang
keberlangsungan perusahaannya. Oleh karena
itu indikator ancaman integrasi balik dalam
daya tawar pembeli dikatakan rendah.
The ✔ Sari Roti sangat mementingkan kualitas
industry’s
produknya yaitu pemilihan bahan bakunya
product is
unimportant yang dipilih secara seleksi ketat yang sesuai
to the
quality of mutu standar yang telah ditetapkan. Sehingga
the buyer’s daya tawar konsumen bukan menjadi
products or
services halangan bagi Sari Roti dikarenakan harga
Sari Roti yang terjangkau dengan kualitas
yang sesuai standar.
2
Avarage

3. The Bargaining Power of Suppliers

The ✔ Dalam industri roti, produk dari pemasok


supplier’s
sangat penting bagi perusahaan karena
product is
an important produk utama yang dijual oleh perusahaan
input to the
buyer’s adalah produk yang merupakan bahan utama
business dalam membuat roti . Apabila produk
pemasok maka Sari Roti tidak akan berjalan.
Serta harga yang ditawarkan oleh para
pemasok merupakan harga yang cocok
dengan perusahaan. Oleh karena itu,
indikator produk pemasok penting bagi
perusahaan dikatakan tinggi karena produk
pemasok menentukan keberlangsungan bisnis
Sari Roti
The supplier ✔ Sari Roti pernah melakukan pergantian
group’s
pemasok seperti tepung terigu dan selai
products are
differentiate dikarenakan kontrak kerja dengan pemasok
d or it has
built up sudah selesai. Namun, Sari Roti dapat
switching melakukan kerja sama dengan pemasok yang
costs for the
buyer baru dikarenakan harga yang lebih murah
,pelayanan yang memuaskan ,dan kualitas
yang sama baiknya dengan pemasok lama.
Namun , hal yang bisa timbul apabila Sari
Roti beralih ke pemasok lain adalah biaya
transportasi yang harus dikeluarkan. Oleh
karena itu indikator switching cost dalam
daya tawar pemasok sedang.
The supplier ✔ Untuk Sari Roti ,pemasok bukanlah
group poses
menjadi ancaman dikarenakan para pemasok
a credible
threat of fokus untuk melakukan penjualan produknya
forward
integration untuk para distributornya dalam penjualan
dengan jumlah yang besar, tidak secara
terbuka melayani pembelian dalam jumlah
pembelian yang kecil.Oleh karena itu
indikator ancaman integrasi ke depan dalam
daya tawar pemasok dikatakan rendah
4.3

Avarage

✔ Roti sering dianggap kebutuhan tersendiri


4. The
dan bukan kebutuhan utama. Roti biasanya
Threat of
Substitute dibuat hanya untuk pencegah lapar ,cemilan
Products
,dan pengganti sarapan jika tidak ada nasi.
and Barang subtitusi utama dari roti adalah nasi .
Services
Karena nasi adalah makanan pokok orang
Indonesia . Namun , kelemahan nasi adalah
harga yang lebih mahal dibandingkan roti.
Lalu ,barang subtitusi lainnya adalah
Energen. Energen adalah produk sereal yang
memposisikan dirinya sebagai makanan
pengganti sarapan yang enak dan bergizi
namun kelemahannya adalah tidak dibawa
kemana-mana dan hanya bisa dikonsumsi di
tempat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dampak yang ditimbulkan oleh produk
pengganti sedang.

5. The Intensity of Rivalry among


Competitors in an Industry

Numerous ✔ Tingkat persaingan Sari Roti cukup ketat


or equally
karena banyaknya kompetitor yang menekuni
balanced
competitors industri roti . Kompetitor Sari Roti adalah
Mr.Bread ,Sharon Bakery , hingga industri
rumahan sehingga dapat dilihat tingkat
persaingan industri roti cukup besar. Dengan
adanya persaingan cukup ketat dan kondisi
persaingan yang besar menyebabkan
pendapatan dari perusahaan menurun karena
ada beberapa pesaing pun yang memiliki
harga lebih murah dari harga perusahaan.
Oleh karena itu indikator jumlah pesaing
dalam persaingan antar perusahaan dalam
industri dikatakan tinggi.
Slow ✔ Sari Roti memiliki pertumbuhan industri
industry
yang cepat . Berdasarkan laporan keuangan
growth
kuartal III 2019, tercatat Sari Roti
,mendapatkan laba bersih Rp 211,7 miliar
dengan kenaikan sebesar 51,39%. Pasalnya
sebelumnya ,Sari Roti hanya membukukan
laba bersih Rp102,9 miliar pada periode yang
sama tahun lalu. Dengan demikian
pertumbuhan laba bersih mencapai Rp 102.9
miliar . Sari Roti juga tercatat sebagai
produsen roti yang memiliki laba tertinggi di
Indonesia sehingga pesaing susah dalam
mempertahankan pasar dikarenakan
eksistensi Sari Roti. Oleh karena itu, tingkat
pertumbuhan industri yang lambat dalam
persaingan antar perusahaan rendah.
High fixed ✔ Biaya tetap yang dikeluarkan untuk Sari
or shortage
Roti tinggi seperti bahan baku dan biaya
costs
produksi sekitar 350 miliar dalam setahun.
Lalu ,apabila ada produk yang hampir
mendekati masa kadaluarsa dan belum laku
dijual maka Sari akan membagi-bagikannya
kepada masyarakat sekitar misalnya seperti
tukang becak Hal ini menunjukkan
persaingan akan tinggi untuk menghabiskan
dan menjual produk sebelum kadaluarsa.
Dapat disimpulkan bahwa biaya dan produk
ini cukup besar.
Lack of ✔ Sari Roti sudah melakukan diferensiasi
differentiati
yang dapat dilihat dari jenis roti , varian rasa
on or
switching ,maupun ukuran. Selain itu ,Sari Roti juga
costs
tidak menggunakan bahan pengawet dan
sangat mementingkan kualitas produknya.
Namun ,disisi pesaing di dalam usaha ini
hampir semuanya melakukan diferensiasi
pada umumnya namun hanya ada perbedaan
dari segi isi, topping, dan bentuk sehingga
tingkat persaingan sedang karena Sari Roti
dan pesaing sudah melakukan diferensiasi.
High exit ✔ Sari Roti memiliki hambatan untuk keluar
barriers
dari industri ini tinggi karena modal yang
telah dikeluarkan untuk membangun usaha
saat ini sudah banyak baik dari pembelian
produk hingga pada pembangunan lokasi
usaha. Pengalaman yang dimiliki oleh
perusahaan dalam industri roti ini menjadi
sebuah keuntungan bagi perusahaan. Situasi
penjualan selama ini pun baik dan sekarang
banyak pembangunan di berbagai pulau di
Indonesia, selain itu perusahaan sudah
memiliki banyak pelanggan. Oleh karena itu,
indikator hambatan untuk keluar dalam
persaingan antar perusahaan di dalam industri
dikatakan tinggi.
6.2
Avarage
Berdasarkan hasil analisis di dalam Porter’s five forces tersebut disimpulkan bahwa
faktor yang paling tinggi dan berpengaruh dalam perusahaan adalah persaingan antar
perusahaan dalam industri dan ancaman masuknya pesaing baru dikarenakan dengan
mudahya pesaing baru untuk masuk dengan tidak memerlukan modal yang besar , skala
ekonomi yang rendah ,dan diferensiasi produk rendah. namun memiliki aspek yang tidak
dimiliki oleh Sari Roti , diferensiasi dan ancaman pesaing baru dikarenakan dengan sangat
mudahnya pesaing baru untuk memasuki pasar Faktor daya tawar pemasok dan ancaman
barang subtitusi memiliki pengaruh dan dampak yang sedang terhadap profitabilitas
perusahaan dikarenakan produk yang ditawarkan oleh pemasok merupakan bahan baku yang
sangat penting bagi Sari Roti dan akan timbul biaya peralihan apabila mengganti pemasok
lain sedangkan untuk barang subtitiusi dikarenakan terdapat beberapa barang subtitusi yang
dapat mengganti roti dan terdapat kelebihan dan kelemahan dari setiap barang subtitusi.
Faktor daya tawar pembeli memiliki pengaruh dan dampak yang rendah terhadap
profitabilitas perusahaan dikarenakan Sari Roti adalah produsen roti yang sangat besar dan
menjaga eksistensinya hingga saat ini sehingga loyalitas konsumen tetap terjaga.

5. Competitive Profile Matrix (CPM)


Competitive Profile Matrix adalah suatu metode yang membandingkan perusahaan dan
pesaingnya untuk melihat kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan faktor penentu
keberhasilan. Berikut ini adalah tabel yang menjabarkan nilai dan peringkat perusahaan dan
pesaing terhadap faktor penentu keberhasilan.
Faktor Penentu Definisi Bobot Sari Roti Sharon Mr. Bread
Keberhasilan Peringkat Nilai Peringkat Nilai Peringkat Nilai
Reputasi Citra perusahaan yang 0,13 4 0.52 2 0.26 3 0.39
merupakan respon
dari konsumen
terhadap penawaran
yang dilakukan
perusahaan.
Distribusi Kegiatan pemasaran 0.13 4 0.52 2 0.26 3 0.39
Produk yang berusaha
memperlancar dan
mempermudah
penyampaian barang
dan jasa dari produsen
kepada konsumen,
Kualitas produk Mutu dari suatu 0.17 4 0.68 2 0.26 2 0.34
produk dengan
kesesuaian spesifikasi
dan tingkat baik
buruknya suatu jasa.
Harga Nilai uang yang 0.17 4 0.68 4 0.68 3 0.51
dibutuhkan seseorang
untuk mendapatkan
produk atau layanan
Variasi Produk Pilihan jenis/ 0.17 4 0.68 2 0.34 3 0.51
karakteristik berbeda
yang terdapat
pada produk yang
sama. 
Strategi promosi Proses 0.13 3 0.39 2 0.26 2 0.26
menginformasikan,
membujuk, dan
mempengaruhi suatu
keputusan pembelian.
Packaging Suatu wadah untuk 0.1 4 0.4 3 0.3 4 0.4
meningkatkan nilai
dan fungsi sebuah
produk.
TOTAL 1.00 3.87 2.36 2.8

Dari Competitive Profile Matrix diatas , reputasi merupakan faktor penentu keberhasilan
dikarenakan apabila suatu perusahaan memiliki reputasi yang baik maka akan membangun hal
positif di mata konsumen .Perusahaan dapat melakukan pemasaran dengan menggunakan
testimoni dari konsumen maka konsumen akan percaya pada produk perusahaan tersebut
Testimoni yang baik akan didapatkan hanya dengan reputasi yang baik sehingga memiliki bobot
0.13 yang berarti penting dikarenakan menjadi hal utama dalam bisnis . Distribusi produk
mempengaruhi faktor keberhasilan yang memiliki bobot 0.13 dikarenakan apabila distribusi
produk meluas maka perusahaan tersebut dapat memiliki pasar yang cukup besar sehingga
konsumen mudah untuk menjangkau produk tersebut. Saluran distribusi juga dapat membantu
perusahaan dalam proses pemasaran untuk menganalisi kendala yang terjadi di lapangan dengan
mengambil kebijakan strategi yang tepat. Saluran distribusi yang dapat mendukung proses
distribusi adalah unit distributor seperti agen , supermarket ,minimarket , dan lain-lain. Kualitas
produk diberi bobot 0.17 yang berarti sangat penting dikarenakan kualitas dapat meningkatkan
reputasi perusahaan dan cepat berekspansi ke pasar global. Kualitas juga menjadi kunci untuk
mendapat loyalitas pelanggan. Harga mempengaruhi dari keberhasilan suatu perusahaan dalam
memperoleh keuntungan yang akan didapatkan oleh suatu perusahaan. Harga dapat menarik
perhatian pelanggan untuk membeli produk tersebut . Jika suatu perusahaan menentukan harga
yang murah dan terjangkau maka permintaan akan naik. Dalam situasi persaingan yang semakin
kuat , peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan
di perusahaan sehingga diberi bobot 0.17. Variasi produk selalu dikaitkan dengan inovasi dan
diferensiasi. Perusahaan tidak akan bertahan lama apabila tidak melakukan inovasi. Variasi
produk dilakukan agar konsumen tidak bosan dengan produk tersebut dan dapat bersaing dengan
competitor sehingga diberi bobot 0.17. Strategi promosi penting dan diberi bobot 0.13
dikarenakan promosi dapat memberikan brand awareness yang dapat membuat produk kita
dikenal oleh konsumen dan menciptakan loyalitas konsumen yang merupakan hal yang penting
agar konsumen tidak beralih ke pesaing. Packaging merupakan kelemahan minor sehingga diberi
bobot 0.1 dikarenakan konsumen melihat dan memperhatikan packaging terlebih dahulu. Produk
yang tidak kreatif akan menjadi kelemahan untuk produk tersebut karena packaging memberi
daya tarik dan kesan profesionalitas serta kualitas dari produk tersebut.

6. External Factor Evaluation (EFE)


EFE matriks adalah suatu alat yang mengevaluasi lingkungan eksternal perusahaan
dengan menganalisis dan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang memengaruhi
perusahaan. Penilaian yang didapatkan berdasarkan nilai bobot dan peringkat.
Tabel Matriks Faktor Eksternal

Faktor Eksternal Bidang Bobot Peringkat Nilai


Tertimbang
Peluang
1. Perubahan pola konsumsi masyarakat di Sosial 0.10 3 0.3

kota besar
2. Peningkatan daya beli masyarakat Ekonomi 0.13 2 0.26

Indonesia didukung oleh kondisi


perekonomian yang diperdiksi akan
meningkat.
3. Kebijakan pemerintah mengizinkan Pemerintah 0.13 4 0.52

dalam penanaman modal.


4. Belum terlalu banyak kompetitor besar Kompetitor 0.13 3 0.39

5. Penggunaan iklan agar lebih familiar di Teknologi 0.13 3 0.39

masyarakat .
6. Perkembangan teknologi informasi Teknologi 0.16 4 0.64

seperti internet atau promosi secara


online.
Sub Total 2.5

Faktor Eksternal Bidang Bobot Peringkat Nilai


Tertimbang
Ancaman
1. Fluktuasi mata uang yang berubah-ubah Ekonomi 0.06 4 0.24

2. Selera masyarakat Indonesia yang Sosial 0.06 4 0.24

beragam tergantung budaya setempat


3. Banyak kompetitor industri rumahan Kompetitor 0.04 2 0.08

yang menyediakan produk hangat


4. Kebijakan pemerintah mengenai UMR Peraturan 0.06 2 0.12
Pemerintah
Sub Total 0.76

TOTAL 1 2.79

Analisis matriks peluang pada faktor eksternal yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Perubahan pola konsumsi masyarakat di kota besar


Faktor ini memiliki bobot 0.1 yang berarti cukup penting dan berada di peringkat 3 yang
berarti perusahaan merespons diatas rata-rata .Pola konsumsi masyarakat di kota besar
yang cenderung tidak mempunyai waktu untuk menyiapkan sarapan sehingga
membutuhkan barang subtitusi nasi yang lebih praktis . Hal ini menjadi peluang bagi
perusahaan dikarenakan adanya trend perubahan gaya hidup ,pola hidup masyarakat di
kota-kota besar dan kebutuhan konsumen yang mulai mengonsumsi roti dibanding nasi
dapat menjadikan produk Sari Roti sebagai pilihan masyarakat kota besar. Perusahaan
dalam merespon faktor ini adalah dengan terus mempromosikan iklan di televisi dan
sosial media dengan selalu mengangkat tema keluarga yang sedang sarapan dengan roti
setiap paginya dan slogan “Sarapan ya Sari Roti “ sehingga konsumen selalu
membayangkan slogan tersebut karena sangat mudah untuk didengar dan menimbulkan
pola konsumsi masyarakat.
2. Peningkatan daya beli masyarakat Indonesia didukung oleh kondisi perekonomian yang
diperdiksi akan meningkat. Faktor ini memiliki bobot 0.13 yang berarti penting
dikarenakan apabila daya beli meningkat maka laba yang didapatkan Sari Roti juga akan
meningkat dan berada di peringkat 2 yang berarti perusahaan merespons rata-rata
.Menurut Trimegah Sekuritas , kenaikan pendapatan akan naik 2% dan pemerintah
sedang menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,2% sehingga akan mendongkrak daya beli
masyarakat. Dalam data BPS, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2019 memang berjalan
stagnan dari pertumbuhan triwulan sebelumnya, yakni 5,01 persen. Namun dari segi
konsumsi, terdapat peningkatan dari beberapa komponen konsumsi. Konsumsi rumah
tangga meningkat dari 4,93 persen pada triwulan I-2019 menjadi 4,95 persen pada
triwulan II-2019 dan akan diprediksi meningkat pada tahun 2020. Perusahaan merespon
dengan selalu memberi harga yang terjangkau dan tidak pernah menaikkan atau
menurunkan harga di saat kondisi perekonomian lesu atau meningkat. Lalu ,perusahaan
meningkatkan stok roti di pasaran dikarenakan daya beli masyarakat yang meningkat.
3. Kebijakan pemerintah mengizinkan dalam penanaman modal. Faktor ini memiliki bobot
0.13 yang berarti penting dan berada di peringkat 4 yang berarti respon perusahaan
superior. Hal ini merupakan peluang bagi Sari Roti dikarenakan Sari Roti dapat
menginvestasikan dalam mendirikan pabrik di luar Jawa yang sudah diizinkan yang
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak
Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang Tertentu atau Daerah Tertentu . Dengan
itu ,Sari Roti dapat menjangkau masyarakat di luar Jawa.
4. Belum terlalu banyak kompetitor besar Faktor ini memiliki bobot 0.13 yang berarti
penting dan berada di peringkat 3 yang berarti perusahaan merespons diatas rata-rata.
Saat ini belum terlalu banyak kompetitor untuk industri roti berskala besar yang
menggunakan fasilitas produksi berkualitas tinggi pada proses produksinya. Hal ini akan
mempermudah bagi persero untuk terus memperluas pasar. Perusahaan merespon dengan
membangun pabrik -pabrik di seluruh Indonesia dan mengembangkan produk agar dapat
bersaing dengan competitor rumahan.
5. Penggunaan iklan agar lebih familiar di masyarakat . Faktor ini memiliki bobot 0.13 yang
berarti penting dan berada di peringkat 3 yang berarti perusahaan merespons diatas
rata-rata .Hal ini menjadi peluang bagi Sari Roti untuk memperkenalkan produk mereka
dan agar mudah diingat oleh penonton serta meningkatkan reputasi perusahaan dan
mendorong konsumen untuk membeli. Perusahaan merespon dengan menggencar iklan
dengan slogan yang mudah diingat oleh konsumen dan menayangkan di televisi , radio ,
dan koran.
6. Perkembangan teknologi informasi seperti internet atau promosi secara online. Faktor ini
memiliki bobot 0.16 yaitu sangat penting dan peringkat 4 yang berarti respon perusahaan
superior. Hal ini menjadi peluang bagi Sari Roti dikarenakan saat ini masyarakat
menggunakan sosial media untuk mempromosikan produk mereka sehingga promosi
yang dilakukan secara online dapat mudah dijangkau oleh semua elemen masyarakat.
Analisis matriks ancaman pada faktor eksternal yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Fluktuasi mata uang yang berubah-ubah


Faktor ini memiliki bobot 0.06 yang berarti tidak penting dan berada di peringkat 4 yang
berarti respon perusahaan diatas rata-rata. Sari Roti melakukan impor dalam bahan baku
seperti tepung terigu dan coklat . Fluktuasi mata uang yang berubah-ubah dapat menjadi
ancaman dikarenakan akan berpengaruh terhadap harga bahan baku yang berakibat
terhadap harga pokok produksi sehingga terjadi ketidakstabilan dalam menentukan
harga. Namun , Sari Roti sudah memiliki cadangan bahan baku sehingga tidak perlu
panik saat terjadi fluktuasi mata uang dan sudah dipilih supplier Indonesia sejak awal.
2. Selera masyarakat Indonesia yang beragam tergantung budaya setempat .Faktor ini
memiliki skor bobot 0.06 yaitu tidak penting dan memiliki peringkat 4 yang berarti
respon perusahaan superior. Dari segi letak geografis, dan beragamnya budaya di
Indonesia akan mempengaruhi selera konsumsi masyarakatnya. Setiap daerah memiliki
selera yang berbeda, tergantung pada budaya setempat, oleh karena itu faktor ini sangat
penting dalam menjalankan strategi maupun dapat membantu pengambilan keputusan
manajer dalam menambah varian rasa. Dan kebanyakan masyarakat Indonesia memiliki
selera pada roti yang memiliki tekstur lembut. Namun , Sari Roti merespon dengan
melakukan inovasi seperti varian rasa daging teriyaki , ayam pedas dan lain-lain karena
ada sebagian daerah di Indonesia menyukai varian rasa seperti itu dibandingkan varian
rasa pada umumnya.
3. Kebijakan pemerintahan mengenai UMR Faktor ini memiliki skor bobot 0,04 yang
berarti tidak penting dan peringkat 2 yang berarti respon perusahaan rata-rata.. Kebijakan
pemerintah dalam penentuan UMR merupakan salah satu ancaman bagi persero karena
apabila UMR naik maka biaya produksi akan meningkat. Tetapi faktor ini tidak memiliki
pengaruh yang besar namun harus tetap diperhatikan. Namun , dikarenakan Sari Roti
merupakan perusahaan yang berskala besar maka Sari Roti sanggup apabila terjadi
kenaikan UMR dan memberikan insentif kepada pekerjanya.
4. Banyak kompetitor industri rumahan yang menyediakan produk hangat Faktor ini
memiliki bobot 0.06 yang berarti tidak penting dan berada di peringkat 3 yang berarti
respon perusahaan diatas rata-rata. Sebuah ancaman penting bagi PT Nippon Indosari
Coporindo tbk karena banyaknya pesaing industri rumahan yang menawarkan produknya
masih hangat dan lebih fresh atau baru, mengingat Sari Roti tidak ditawarkan melalui
toko roti tetapi melalui produksi massal. Faktor ini tidak penting dikarenakan karena
walaupun tidak hangat tetapi Sari Roti menjaga kualitasnya dengan roti selalu lembut dan
fresh . Respon perusahaan adalah selalu menjaga standar mutu dan menggunakan produk
berkualitas di semua produknya.

Dari tabel matriks faktor eksternal , didapatkan total nilai tertimbang sebesar 2.79
yang menunjukkan bahwa nilai tersebut diatas 2.5 yang berarti perusahaan merespon
dengan baik peluang maupun ancaman dan strategi perusahaan dirancang dengan baik
untuk memenuhi peluang dan mempertahankan diri dari ancaman. Bobot tertinggi yaitu
penggunaan teknologi informasi seperti promosi secara online dengan bobot 0.16. Hal ini
menunjukkan bahwa cara ini sangat efektif untuk dilakukan dikarenakan masyarakat saat
ini dari usia muda hingga tua menggunakan sosial media yang mudah untuk dijangkau
dan mudah untuk digunakan dan dapat dengan mudah mendapat informasi sehingga
merupakan faktor yang sangat penting . Bobot terendah yaitu terletak pada ancaman yaitu
banyaknya kompetitor industri rumahan yang menawarkan produk masih hangat dengan
bobot 0.04. Hal ini menunjukkan bahwa Sari Roti walaupun disajikan dalam kondisi
tidak hangat atau panas masih lezat dikonsumsi dikarenakan roti yang sangat lembut serta
menggunakan bahan yang berkualitas tinggi

7. Internal Factor Evaluation (IFE)


IFE matriks adalah suatu alat yang mengevaluasi lingkungan internal perusahaan
dengan menganalisis dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang memengaruhi
perusahaan. Penilaian yang didapatkan berdasarkan nilai bobot dan peringkat.

Tabel Matriks Faktor Internal

Faktor Internal Bobot Peringkat Nilai


Tertimbang
Kekuatan
1. Mempunyai 8 pabrik di Manajemen 0.09 3 0.27

Indonesia
2. Varian rasa produk R&D 0.09 4 0.36
3. Berhasil meraih penghargaan Marketing 0.06 3 0.18

Top Brand
4. Brand yang terkenal Marketing 0.13 4 0.52

5. Supply chain yang baik Manajemen 0.13 4 0.52

6. Harga produk terjangkau Finance 0.13 4 0.52

Sub Total 2.37

Faktor Internal Bobot Peringkat Nilai


Tertimbang
Kelemahan
1. Masa kadaluarsa yang Produksi 0.13 2 0.26

singkat
2. Belum menjangkau Manajemen 0.09 2 0.18

seluruh Indonesia
3. Resiko terkontaminasi Operasi 0.09 2 0.18

saat pendistribusian
4. Roti disajikan tidak hangat Produksi 0.06 1 0.06

SubTotal 0.68

TOTAL 1 3.05

Analisis matriks kekuatan pada faktor internal yang dijabarkan sebagai berikut :

1. Memiliki 8 pabrik di Indonesia . Faktor ini memiliki bobot 0.09 yang berarti penting dan
berada di peringkat 3 yang berarti respon perusahaan diatas rata-rata. Pabrik – pabrik
tersebut tersebar di 3 pulau besar di Indonesia yaitu Pulau Jawa , Sumatera ,dan Sulawesi
sehingga dapat memperluas pasar dan mempermudah pendistribusian ke konsumen lebih
cepat dikarenakan masa kadaluarsa yang singkat . Perusahaan terus mengekspansi produk
mereka dengan membangun pabrik-pabrik lain di Pulau Kalimantan dan daerah lain yang
belum dijangkau agar menjadi produsen roti terbesar di Indonesia.
2. Produk dengan berbagai varian rasa . Faktor ini memiliki bobot 0.09 yang berarti penting
dan berada di peringkat 3 yang berarti respon perusahaan diatas rata-rata. Varian rasa
yang ditawarkan akan mempengaruhi minat para konsumen untuk memilih produk Sari
Roti, dari berbagai varian rasa tersebut konsumen dapat memilih sesuai dengan selera
konsumen. Dari berbagai varian tersebut terbukti banyak yang diterima oleh masyarakat,
ini menunjukkan perseroan mengerti bagaimana selera masyarakat Indonesia.
3. Berhasil meraih penghargaan. Faktor ini memiliki bobot 0.06 yang berarti tidak penting
dan berada di peringkat 3 yang berarti respon perusahaan diatas rata-rata. Berbagai
penghargaan yang diperoleh oleh perseroan merupakan bukti bahwa Sari Roti telah
diakui kekuatannya dalam industri makanan di Indonesia, terutama penghargaan yang
diterima oleh PT Nippon Indosari Coperindo adalah top brand, yang mengartikan bahwa
produk Sari Roti merupakan brand yang telah dekat dengan masyarakat.
4. Brand yang sudah dikenal masyarakat. Faktor ini memiliki bobot 0.13 yang berarti sangat
penting dan berada di peringkat 4 yang berarti respon perusahaan superior. Semakin
brand dikenal oleh masyarakat membuktikan bahwa kepercayaan konsumen terhadap
peoduk tersebut tinggi, yang akan berpengaruh dalam volume penjualan produk. Dalam
pasar industri roti, brand Sari Roti sudah tidak asing lagi bagi konsumen, bahkan telah
menguasai pasar.
5. Memiliki supply chain yang luas. Faktor ini memiliki bobot 0.13 yang berarti sangat
penting dan berada di peringkat 3yang berarti respon perusahaan superior. Supply chain
yang luas merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki oleh perseroan dan sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan usaha sampai saat ini, hal ini dikarenakan dengan
memiliki supply chain yang luas, lapisan konsumen yang dijangkau semakin luas. Tidak
hanya pada kota-kota besar, tetapi kota-kota kecil dapat terjangkau. Dengan demikian
semakin luas pasar yang dijangkau oleh perusahaan. Supply chain yang terdapat pada
Sari Roti yaitu memasok bahan baku , proses produksi ,distribusi produk , hingga
akhirnya sampai ke konsumen.
6. Harga produk terjangkau. Faktor ini memiliki bobot 0.13 yang berarti sangat penting dan
berada di peringkat 4 yang berarti respon perusahaan superior. Konsumen yang disasar
adalah konsumen menengah keatas yang memiliki penghasilan diatas Rp 1,5 juta, dengan
pertimbangan pola konsumsi masyarakat modern. Meskipun begitu harga yang
ditawarkan oleh perseroan masih dapat dijangkau oleh konsumen menengah kebawah.
Pola konsumen menengah kebawah hal yang menjadi pertimbangan pertama dalam
memilih suatu produk adalah dari segi harga. Dengan harga yang ditawarkan oleh sari
roti yang terjangkau, dapat menarik konsumen menengah kebawah lebih besar. Sehingga
semua lapisan konsumen dapat dijangkau.

Analisis matriks kelemahan pada faktor internal yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Produk memiliki masa kadaluarsa yang singkat. Faktor ini memiliki bobot 0.13 yang
berarti sangat penting dan berada di peringkat 2 yang berarti kelemahan minor. Produk
Sari Roti merupakan produk dengan masa kadaluwarsa yang singkat, mengetahui akan
hal ini prabrik menggunakan sistem pendistribusian dalam waktu 24 jam. Setelah roti
selesai diproduksi dari pabrik, roti langsung didistribusikan ke agen-agen untuk segera
dipasarkan. Dengan umur kadaluarsa yang singkat produk dapat segera sampai di tangan
konsumen dengan cepat dan dapat segera dinikmati oleh konsumen sebelum mendekati
tanggal kadaluarsa.
2. Belum menjangkau seluruh Indonesia. Faktor ini memiliki bobot 0.09 yang berarti
penting dan berada di peringkat 2 yang berarti kelemahan minor. Saat ini pabrik persero
memiliki 8 pabrik yang tersebar di Sumatra, Jawa, Sulawesi. Dari pabrik-pabrik tersebut
persero belum menjangkau pulau Kalimantan, gugusan pulau Nusa Tenggara.
3. Resiko terkontaminasi produk saat pendistribusian Faktor ini memiliki bobot 0,09 yaitu
penting dan berada dalam peringkat 2 yang berarti kelemahan minor Tidak menutup
kemungkinan terjadi kontaminasi produk dalam proses pendistribusian produk,
mengingat produk Sari Roti adalah produk makanan basah yang memiliki masa
kadaluarsa yang singkat. Suhu, kelembapan udara dapat mempengaruhi tekstur dan rasa
dari roti itu sendiri. Namun, Sari Roti menanganinya dengan memberikan kemasan yang
sudah disesuaikan dengan suhu roti dengan memberi angin yang cukup agar roti tidak
berubah tekstur dan rasanya . Pendistribusian juga dilakukan dengan hati-hati sesuai
standar prosedur pendistribusian.
4. Roti disajikan tidak dengan hangat .Faktor ini memiliki skor bobot 0,06 yang berarti
cukup penting dan berada dalam peringkat 1 yang berarti kelemahan utama. Persero lebih
memilih untuk memproduksi secara masal dibandingkan dengan membuka toko roti di
pusat perbelanjaan atau toko toko modern, ini menyebabkan produk yang ditawarkan
tidak dalam keadaan hangat atau langsung dari oven. Namun hal ini dapat ditutupi
dengan berbagai varian rasa yang ditawarkan dan tekstur dari produk itu sendiri.
Dari tabel matriks internal ,didapatkan total nilai tertimbang yaitu 3.05 yang
menunjukkan bahwa nilai tersebut diatas 2.5 yang berarti perusahaan merespon dengan
baik kekuatan maupun kelemahan dan strategi perusahaan dirancang dengan baik dalam
menangani kekuatan dan kelemahan. Bobot tertinggi pada kolom kekuatan terdapat pada
3 faktor yaitu brand sudah dikenal masyarakat , memiliki supply chain yang luas , dan
harga yang terjangkau . Untuk kelemahan ,bobot tertinggi terletak pada produk memiliki
masa kadaluarsa yang singkat. Hal ini menunjukkan bahwa peranan faktor-faktor tersebut
sangat penting terhadap strategi perusahaan Sari Roti . Lalu ,bobot terendah terletak pada
faktor berhasil mendapat penghargaan dan roti disajikan tidak hangat sehingga
menunjukkan bahwa faktor tersebut tidak memengaruhi secara signifikan terhadap
strategi perusahaan.

8. Matriks SWOT

Matriks SWOT berisi Internal Factor Evaluation (IFE ) pada baris horizontal dan
External Factor Evaluation (EFE ) pada kolom vertikal . Matriks SWOT menggambarkan
bagaimana peluang dan ancaman pada perusahaan dapat disesuaikan dengan kelebihan dan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Matriks ini memiliki 4 sel yaitu SO,ST,WO, dan WT.

Eksternal Opportunities : Threats:


1. Perubahan pola konsumsi 1. Fluktuasi mata uang yang
masyarakat di kota besar berubah-ubah
2.Peningkatan daya beli 2. Selera masyarakat
masyarakat Indonesia Indonesia yang beragam
didukung oleh kondisi tergantung budaya setempat
Intenal
perekonomian yang 3. Banyak kompetitor industri
diperdiksi akan meningkat. rumahan yang menyediakan
3. Kebijakan pemerintah produk hangat
mengizinkan dalam 4. Kebijakan pemerintah
penanaman modal. mengenai UMR
4. Belum terlalu banyak
kompetitor besar

5. Penggunaan iklan agar


lebih familiar di masyarakat .

6. Perkembangan teknologi
informasi seperti internet atau
promosi secara online.

Strength : Strategi SO: Strategi ST :


1. Memiliki 8 pabrik di 1. Dengan memiliki peluang 1. Melakukan pengembangan
Indonesia sedikitnya kompetitor , maka produk agar memiliki variasi
2. Produk dengan berbagai dapat memanfaatkan kondisi produk yang banyak dari segi
varian rasa ini untuk menjangkau pasar varian rasa ,jenis roti ,dll
3. Berhasil meraih seluas-luasnya dengan (S2,T2)
penghargaan Top Brand membuka pabrik di kota-kota 2. Mengontrol pendistribusian
4. Brand yang sudah dikenal strategis sehingga dapat agar dapat sampai ke tangan
masyarakat menjangkau kota kecil konsumen dalam kondisi
5. Memiliki supply chain disekitarnya. yang fresh walaupun tidak
yang baik (S1,S5,O1,O3,04) dalam kondisi yang hangat
6. Harga produk terjangkau 2. Memanfaatkan sistem (S5 ,T3)
keagenan semaksimal 3.Melakukan penghitungan
mungkin untuk lebih dekat yang tepat agar sebisa
dengan konsumen mungkin tetap menawarkan
(S5,O1,O4) harga yang terjangkau
3.Perubahan pola konsumsi meskipun terjadi fluktuasi
modern dapat dimanfaatkan mata uang dan dan perubahan
dengan menawarkan berbagai kebijakan UMR (S6,O4)
varian rasa dengan harga
yang
terjangkau.(S2,S6,O1,O2)
Weakness : Strategi WO: Strategi WT :
1. Produk memiliki masa 1.Mengoptimalkan 1.Melakukan market research
kadaluarsa yang singkat pendistribusian dengan untuk mengetahui pola
2. Belum menjangkau seluruh mengelompokkan budaya masyarakat sehingga
Indonesia lokasi-lokasi yang berada mengetahui cita rasa yang
3. Resiko terkontaminasi saat dalam jangkauan pabrik. diinginkan konsumen sesuai
pendistribusian (W1,W3,O1) budaya setempat
4. Roti disajikan tidak hangat 2. Mengajak masyarakat (W1,W3,W4,T2,T3)
untuk turut menjadi agen
/distributor roti (W3,O4) .
3. Menerapkan sistem
jaminan mutu agar bahan
baku yang digunakan tetap
terjaga kualitasnya sehingga
dapat menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap produk.
(W1,W3,O1)

9. Internal -External (IE) Matrix


Matriks internal eksternal adalah suatu model untuk melihat pengaruh kekuatan internal
perusahaan dan eskternal yang dihadapi perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh strategi
bisnis sesuai perusahaan itu berada. Dibawah ini adalah matriks internal eksternal untuk
perusahaan Sari Roti.
Skor Bobot Total IFE

Kuat 3,0-4,0 Sedang 2,0-2,99 Lemah 1,0-1,99

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Berdasarkan hasil analisis matriks internal- eksternal diatas dapat disimpulkan bahwa
perusahaan terdapat pada posisi sel IV. Dimana terlihat bahwa organisasi berada pada posisi
tumbuh dan membangun (build and growth). Strategi yang intensif (penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi
ke depan dan integrasi horizontal) bisa menjadi yang paling tepat dalam menyusun strategi
perusahaan.
Penetrasi pasar merupakan suatu cara pemasaran untuk mendekatkan produk dengan
konsumen . Strategi yang diterapkan oleh Sari Roti adalah menyelenggarakan factory visit yang
dapat diikuti oleh seluruh masyarakat tanpa dipungut biaya. Strategi ini dapat mendekatkan
produk dengan konsumen dan dapat mensosialisasikan dengan memberikan informasi mengenai
produk yang berkualitas tinggi dan kegiatan produksi mereka . Lalu , Sari Roti mengikuti
beragam kegiatan seperti Rumah Sari Roti di Kidzania Jakarta dan mengunjungi beberapa
sekolah -sekolah untuk meningkatkan brand awareness pada anak -anak dan memberitahu cara
sarapan yang mudah dan simple. Sari Roti juga tentunya mempromosikan produknya di iklan
dan sosial media yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Pengembangan pasar
dilakukan dengan menambah dan memperluas pangsa pasar didalam maupun di luar negeri
sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Strategi ini digunakan karena perusahaan memiliki
sistem pendistribusian yang cepat dan SCM yang baik serta Sari Roti memiliki finansial yang
kuat. Pengembangan produk dilakukan Sari Roti adalah menambah varian rasa yang baru dan
jenis roti yang disesuaikan dengan selera konsumen. Sari Roti menambah enam varian rasa baru
yaitu Sari Roti tawar pandan ,isi chicken teriyaki , isi beef barbeque , sandwich coklat , sandwich
peanut ,dan chiffon strawberry cupcake . Pada tahun 2017 ,Sari Roti menghadirkan berbagai
varian produk seperti roti isi pisang coklat, lapis kastella , lapis bamkuhen , roti isi abon ayam
dan sapi , serta roti mini dengan rasa coklat ,stroberi ,dan keju. Strategi integrasi dilakukan
dengan integrasi ke depan dengan distributor penyalur produk dan integrasi ke belakang dengan
supplier bahan baku.

10. Diagram Kartesius


Diagram kartesius merupakan diagram yang mencocokkan faktor internal dan faktor
eksternal dan memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Untuk mencari koordinatnya ,dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
● Koordinat Analisis Internal = Skor Total Strength – Skor Total Weakness/2
= 2.37 – 0.68
= 0.85
● Koordinat Analisis Eksternal = Skor Total Opportunity – Skor Total Threats/2
= 2.5 - 0.76/2
= 0.87
Dari hasil perhitungan diatas ,didapatkan titik koordinat yang terletak pada (1.69,1.74).
Hasil tersebut disajikan pada diagram kartesius untuk mengetahui posisi perusahaan yang
terdapat gambar dibawah ini.
Setelah mengetahui titik koordinat pada sumbu X dan Y , maka diketahui posisi
perusahaan berada di kuadran I dimana perusahaan menggunakan kekuatan perusahaan untuk
mengambil setiap keunggulan pada kesempatan yang ada. Posisi ini menandakan perusahaan
yang kuat dan berpeluang maka strategi yang harus diambil adalah strategi agresif dimana
perusahaan dapat melakukan ekspansi , memperbesar pertumbuhan ,dan meraih kemajuan.
Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi SO yang dijelaskan pada analisis implementasi
sebagai berikut :
1. Dengan memiliki peluang sedikitnya kompetitor , maka dapat memanfaatkan kondisi ini
untuk menjangkau pasar seluas-luasnya dengan membuka pabrik di kota-kota strategis
sehingga dapat menjangkau kota kecil disekitarnya. Saat ini ,perusahaan sudah memiliki
8 pabrik yang tersebar di pulau -pulau di Indonesia yaitu di Bekasi ,Pasuruan , Surabaya
, Medan , Makassar ,Semarang ,Purwakarta , dan Cikande yang dengan total produksi
mencapai lebih dari 4 juta potong roti per hari..Perusahaan juga melakukan ekspansi di
luar negeri yaitu Filipina. Dengan melakukan ekspansi , perusahaan dapat bertumbuh
dan meningkatkan laba serta konsumen dapat menjangkau produk dengan mudah.
Perusahaan juga dapat menjangkau wilayah yang belum dijangkau dan memperbanyak
jaringan. Lalu ,meningkatkan brand dari suatu perusahaan sehingga lebih dikenal oleh
publik. Dengan sedikitnya pesaing ,maka perusahaan dapat dengan mudah masuk ke
segmen pasar . Pola konsumsi masyarakat pada masyarakat modern juga mempengaruhi
sehingga intensitas pendistribusian akan meningkat dan permintaan akan melonjak serta
perlu adanya ekspansi pabrik. Strategi ini menitikberatkan kepercayaan pelanggan
mengenai kualitas produk dengan mengelompokkan lokasi yang berada dalam
jangkauan pabrik. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan waktu simpan dan
menghemat biaya distribusi agar produk masih fresh ke tangan konsumen. Dengan
membuka pabrik baru , Sari Roti dapat melakukan penetrasi pasar melalui event
olahraga atau mengunjungi ke sekolah serta memberi sampel gratis untuk masyarakat
untuk memperkenalkan produk ke masyarakat di daerah baru.
2. Memanfaatkan sistem keagenanan semaksimal mungkin untuk lebih dekat dengan
konsumen. Sistem keagenan dipengaruhi oleh supply chain management yang baik
dimana pengertian SCM adalah pendekatan mengantarkan produk ke konsumen akhir
dan mengkoordinasikan supply chain mulai dari pemasok hingga retailer. Agen
merupakan penyalur utama yang memastikan apakah produk yang dipasok sampai ke
tangan konsumen. Dengan adanya sistem agen , perusahaan dapat mengidentifikasi
pasar mengenai produk dengan mengetahui minat konsumen . Adanya sistem keagenan
yang meluas , maka masyarakat modern dengan mudah membeli produk karena agen
Sari Roti menggunakan gerobak dan berkeliling ke rumah -rumah dikarenakan
masyarakat modern karena masyarakat modern menyukai proses yang simple dan instan
sehingga tidak perlu untuk keluar rumah.
3. Perubahan pola konsumsi modern dapat dimanfaatkan dengan menawarkan berbagai
varian jenis dengan harga yang terjangkau. Konsumen saat ini lebih menyukai makanan
yang secara instan daripada masak sendiri. Dengan menghadirkan varian rasa yang
beragam , masyarakat tidak akan bosan untuk membeli produk tersebut dan harga yang
ditawarkan pun terjangkau. Varian roti pun tidak hanya dari varian rasa tetapi varian
jenis roti. Saat ini , Sari Roti sudah memiliki 3 kelompok utama yaitu white bread ,sweet
bread , dan cake dengan bermacam -macam isian dan rasa . Sari Roti masih
mengembangkan jenis roti dan rasa agar konsumen menanamkan kepercayaan dengan
Sari Roti dan loyal terhadap produk Sari Roti dan tetap menawarkan harga yang murah
dan terjangkau dengan kualitas yang unggul dibandingkan pesaing. Perubahan pola
konsumsi modern dapat dimanfaatkan dengan melakukan diferensiasi seperti menawarkan
berbagai produk baru yang melengkapi produk utama sehingga mampu memberi kepuasan
konsumen seperti produk selai untuk menambah luas pasar.

11. Business Model Canvas Baru


● Customer Segment : Target segmen dari Sari Roti adalah semua kalangan masyarakat
mulai dari anak-anak hingga orang tua. Namun , Sari Roti menitikberatkan pada
konsumen kelas menengah dan keatas dikarenakan pola konsumsi masyarakat menengah
ke atas banyak menggantikan nasi dengan roti dikarenakan lebih praktis dan cepat. Akan
tetapi ,harga yang ditawarkan masih dapat dijangkau masyarakat menengah kebawah.
● Value Propositions : Sari Roti memberikan banyak varian rasa dan jenis roti untuk
pelanggannya dan kelembutan dari rotinya yang dapat dinikmati oleh semua pelanggan
dengan kualitas yang tinggi sehingga memberikan kepuasan konsumen
● Channels : Sari roti mendistribusikan produknya di supermarket , toko , minimarket
hingga terjun langsung dengan konsumen yang dipasarkan melalui gerobak. Saat ini ,
Sari Roti juga mendistribusikan produknya secara online di e-commerce seperti Shopee
,Tokopedia, dan lain-lain.
● Customer Relationship : Konsumen dapat memberikan saran dan kritik melalui website
Sari Roti dan saran tersebut digunakan untuk mengembangkan produk mereka sesuai
selera dari konsumen dan Sari Roti juga sering mengadakan event-event untuk menjalin
hubungan dengan konsumen.
● Revenue Streams : Sumber pendapatan Sari Roti berasal dari laba penjualan roti kepada
konsumen.
● Key Resources : Sumber daya manusia yang unggul dan memiliki kreativitas dalam
berinovasi dalam menciptakan produk yang berkualitas, bahan baku yang berkualitas ,
serta teknologi dan peralatan yang modern.
● Key Activities : Mulai dari pembelian bahan baku yang berkualitas sehingga kepuasan
konsumen tercapai ,produksi yang aman dan higienis, pendistribusian yang cepat , dan
kegiatan pemasaran yang dilakukan secara profesional.
● Key Partnership : Sari Roti bekerja sama dan membangun hubungan yang baik dengan
mitra usaha seperti supermarket , toko , minimarket , dan penjual yang langsung terjun ke
konsumen serta aplikasi e-commerce.
● Cost Structure : Sari Roti mengeluarkan biaya untuk pembelian dan perawatan teknologi
yang canggih , bahan baku yang berkualitas , biaya proses produksi ,biaya pendirian
pabrik baru dan biaya pemasaran serta pengembangan produk agar menjadi produk yang
berkualitas tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Agusti, Reni . 2014. Analisis Perilaku Konsumen terhadap Produk Sari Roti di Kota Padang.
Fakultas Pertanian Universitas Andalas . Padang
David, Fred R. 2010. Strategic Management: Manajemen strategis Konsep. Jakarta: Salemba
Empat.
Kuncoro , Engkos A. 2010.Analisis Perumusan Strategi Bisnis pada PT Samudera Nusantara
Logistindo .Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Nusantara.
Porter, Michael E.1980.Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri .Jakarta : Gelora Aksara
Pratama
Rahmawati ,Penny. 2014. Pengaruh Brand Image ,Harga , Kualitas produk terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen. Jurnal Ilmu Manajemen
http://www.agroindustri.id/mengenal-cara-pemasaran-dan-distribusi/
https://cdn.indonesia-investments.com/bedrijfsprofiel/320/Nippon-Indosari-Corpindo-Annual-Re
port-2015-Company-Profile-Indonesia-Investments.pdf
https://cpssoft.com/blog/bisnis/pengertian-analisis-swot/
https://www.idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/From_E
REP/201904/45f47490c2_ff1cfd1607.pdf
https://investor.id/market-and-corporate/strategi-nippon-indosari-topang-pertumbuhan
https://market.bisnis.com/read/20160229/192/523716/strategi-bisnis-kala-roti-lari-ke-luar-negeri
http://www.neraca.co.id/article/93737/akuisisi-51-saham-prima-top-boga-sari-roti-perkuat-bisnis
-hulu-sampai-hilir
https://www.merdeka.com/nippon-indosari-corpindo/profil/
https://www.rotinyaindonesia.com/product
https://blog5prc.blogspot.com/2018/11/manajemen-krisis-pada-perusahaan-sari.html

Anda mungkin juga menyukai