Anda di halaman 1dari 14

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan data Badan Pusat statistik (BPS), hingga tahun 2019 jumlah
kendaraan bermotor di Indonesia melebihi 133 juta unit. Didukung data Gabungan
Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAKINDO), penjualan mobil penumpang
telah mencapai 406.928 unit selama tahun 2021 (ITS NEWS, 2022). Seiring dengan
adanya peningkatan di sektor kendaraan bermotor, kebutuhan bensin sebagai bahan
bakar kendaraan bermotor juga semakin meningkat. Bensin memiliki beberapa
jenis, diantaranya pertamax racing, pertamax turbo, pertamax, pertalite, dan
premium. Meningkatnya kebutuhan bahan bakar tersebut perlu diikuti dengan
perkembangan dan peningkatan kualitas bahan bakar minyak sebagai pendukung
dalam perkembangan kendaraan bermotor tersebut.
Salah satu cara yang dinilai efektif adalah dengan penambahan zat aditif
untuk menaikkan angka oktan bahan bakar tersebut. Penambahan zat aditif
dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin kendaraan karena
cepat aus. Zat aditif yang umumnya digunakan yaitu Tetra Etil Lead (TEL) dan
Metil Tersier Butil Eter (MTBE). Namun, di beberapa negara maju penggunaan
TEL sudah mulai dibatasi. TEL dinilai mengandung timbal yang dapat
menimbulkan pencemaran udara dan akan berdampak negatif bagi kesehatan
manusia. TEL dapat menjadi penyebab penyakit radiovaskuler, jantung koroner,
hipertensi, serta dampak paling parah dapat menyebabkan kematian. Oleh karena
itu, MTBE menjadi solusi yang baik yang dapat digunakan menjadi zat aditif dalam
meningkatkan kualitas bensin.
Di Indonesia, telah berdiri pabrik pembuatan MTBE pada tahun 2018 di PT.
Chandra Asri Petrochemical Tbk dengan kapasitas produksi 128.000 ton/tahun.
Namun, pabrik tersebut hanya memenuhi sebanyak 35% dari total kebutuhan impor
Indonesia, sehingga perlu dikembangkan pabrik MTBE lainnya yang akan
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan didirikannya pabrik MTBE lainnya,
akan mengurangi ketergantungan impor dan menambah devisa negara yang berasal

1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

dari ekspor produk ke negara lain yang membutuhkan. Oleh karena itu, dirancang
pandirian pabrik metil tersier butil eter dengan kapasitas produksi 70.000 ton/tahun
pada tahun 2025.
Pembangunan pabrik metil tersier butil eter memiliki prospek yang bagus di
masa mendatang. Sehingga pendirian pabrik metil tersier butil eter di Indonesia
akan memberikan banyak keuntungan, diantaranya:
1. Bahan baku pembuatan metil tersier butil eter yaitu metanol dan isobutilena
mudah diperoleh.
2. Memacu pertumbuhan industri-industri baru yang menggunakan metil tersier
butil eter sebagai bahan baku dan bahan pembantu.
3. Terciptanya lapangan pekerjaan yang berarti dapat mengurangi tingkat
pengangguran di Indonesia.
4. Mengurangi defisit dan menambah devisa negara bila sudah mampu
mengeskpor komoditi ini.

1.2 Kapasitas Perancangan Pabrik


Pabrik metil tersier butil eter ini direncanakan memiliki kapasitas sebesar
70.000 ton/tahun. Penentuan kapasitas produksi tersebut berdasarkan kebutuhan
dalam negeri serta ketersediaan bahan baku dan bahan pendukung.

1.2.1 Kebutuhan Metil Tersier Butil Eter di Indonesia


Metil tersier butil eter terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Oleh
karena itu, Konsumsi metil tersier butil eter diperkirakan terus meningkat dalam
beberapa tahun mendatang. Tabel 1.1 menyajikan data yang diperoleh dari database
statistik dunia (un.data) impor metil tersier butil eter di Indonesia dari tahun 2013-
2018 adalah sebagai berikut.

2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

Tabel 1.1 Data Impor Metil Tersier Butil Eter di Indonesia (UN Data, 2021)
Tahun Impor (Kg/tahun) Kenaikan (%)
2013 6.369.689 -
2014 6.865.375 7,78
2015 7.754.129 12,95
2016 9.003.478 16,11
2017 8.914.801 -0,98
2018 13.073.022 46,64
Rata – Rata 16,50

Dengan berdirinya pabrik ini diharapkan Indonesia tidak perlu mengimpor


metil tersier butil eter dari negara-negara importir.

1.2.2 Kemungkinan Ekspor Metil Tersier Butil Eter di Luar Negeri


Pada perancangan ini, pabrik meti tersier butil eter yang akan didirikan tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk memenuhi
kebutuhan beberapa negara di Asia, yaitu: Thailand, Brunei Darussalam, Myanmar,
dan Jepang. Kebutuhan metal tersier butil eter di beberapa negara tersebut dihitung
berdasarkan data impor metil tersier butil eter pada tahun 2013-2018 yang
ditunjukkan pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Data Impor MTBE Negara Sekitar Indonesia (UN Data, 2021)

Brunei
Thailand Myanmar Jepang Total
Darussalam Kenaikan
Tahun
(%)
Jumlah impor (ton/tahun)

2013 9.757,34 9,89 22,37 49.890,72 59.680,31 -

2014 10.793,36 1,29 106,67 55.660,15 66.561,48 11,53

2015 11.190,66 0,55 37,75 58.426,47 69.655,43 4,65

2016 14.279,46 6,60 28,38 60.282,38 74.596,82 7,09

2017 14.529,81 53,06 85,76 65.625,90 80.294,53 7,64

2018 13.514,34 0,16 9,66 72.887,66 86.411,81 7,62

Rata-rata 7,71

3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

1.2.3 Ketersediaan Bahan Baku dan Bahan Pendukung


Bahan baku yang digunakan untuk produksi metil tersier butil eter adalah
metanol (CH3OH) sebanyak 25.468,69 ton/tahun, isobutilena (i-C4H8) sebanyak
44.531,24 ton/tahun, dan katalis Amberlyst-15 sebanyak 2,82 ton/tahun. Bahan
baku metanol diperoleh dari PT. Kaltim Metanol Indonesia (Kapasitas 660.000
ton/tahun) di Bontang, Kalimantan Timur sedangkan isobutilena dan Amberlyst-15
diperoleh dengan impor.

1.2.4 Kapasitas Produksi Pabrik Metil Tersier Butil Eter di Dunia


Kapasitas pabrik yang akan didirikan harus mempertimbangkan keuntungan.
Sebaiknya besar kapasitasnya minimal atau di antara kapasitas pabrik metil tersier
butil eter yang sudah ada. Kapasitas pabrik metil tersier butil eter yang telah berdiri
dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Pabrik Metil tersier butil eter di Dunia (www.icis.com, 2021)

Kapasitas
Pabrik Lokasi
(ton/tahun)

PT. Chandra Asri Petrochemical Tbk. Indonesia 128.000


Taiwan’s Formosa Petrochemical Corp Taiwan 190.000
Bangkok Synthetics Co., Ltd. Thailand 55.000
Petronas Malaysia 300.000
India’s Reliance Industries Limited India 144.000
LG Chem Korea Selatan 200.000
Saudi Basic Industrial Arab saudi 700.000
China Petrochemical corporation China 1.200.000
Petro China Company Limited China 675.000
Enterprise Products Perteners Amerika 530.000
Lyondell Basell Industries Jerman 750.000

Dari tabel 1.3 dapat diketahui kapasitas produksi minimal di dunia adalah
55.000 ton/tahun. Pada table 1.3 menunjukkan bahwa di Indonesia saat ini hanya

4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

terdapat satu pabrik penghasil metil tersier butil eter. Pada tahun 2020 lalu, PT
Chandra Asri Petrochemical Tbk. Mulai mengoperasikan pabrik unit pembuatan
MTBE dengan kapasitas 128.000 Ton/Tahun.

1.2.5 Penentuan Kapasitas Pabrik Metil tersier butil eter


Perhitungan kapasitas pabrik metil tersier butil eter yang direncankan akan
beroperasi pada tahun 2025 ini menggunakan persamaan (Kusnarjo, 2010) sebagai
berikut.
m1 + m2 + m3 = m4 + m5 (1.1)
dengan,
m1 = nilai impor tahun 2025 (ton/tahun)
m2 = produksi pabrik dalam negeri pada tahun 2025 (ton/tahun)
m3 = kapasitas pabrik yang akan didirikan pada tahun 2025 (ton/tahun)
m4 = jumlah ekspor pada tahun 2025 (ton/tahun)
m5 = jumlah konsumsi dalam negeri pada tahun 2025 (ton/tahun)
Berdasarkan data pada tabel 1.1, perkiraan nilai konsumsi dalam negeri tahun
2025 (m5) dihitung menggunakan metode discounted dari nilai impor tahun 2019
dengan persamaan (Kusnarjo, 2010) sebagai berikut.
m5 = P (1+i)n (1.2)
dengan,
m5 = nilai konsumsi dalam negeri tahun 2025 (kg/tahun)
P = nilai impor tahun 2020 (kg/tahun)
i = pertumbuhan rata-rata per tahun (%)
n = selisih tahun yang diperhitungkan (2020 sampai 2025)
Perkiraan konsumsi dalam negeri tahun 2025:
m5 = P (1+i)n
= 13.073,02 (1+0,165)7
= 38.075,87 ton/tahun
Di Indonesia terdapat pabrik yang memproduksi metil tersier butil eter (PT
Chandra Asri Petrochemical Tbk.), namun hanya sebanyak 35% dari kapasitas yang
akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan Impor Indonesia, maka

5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

m2 = 35% x 38.075,87 ton/tahun


= 13.327 ton/tahun
Pada pabrik ini, direncanakan akan memenuhi 30% dari total kebutuhan
impor negara Thailand, Jepang, Brunei Darussalam, dan Myanmar untuk
menghindari risiko produk yang tidak laku disebabkan adanya negara pengekspor
metil tersier butil eter lain yang dapat menimbulkan persaingan dalam perdagangan.
Karena alasan tersebut, maka nilai ekspor pada tahun 2025 menjadi:
m4 = 30% x kebutuhan impor luar negeri
= 30% x 145.293,51 ton/tahun
= 43.588,05 ton/tahun
Jika nilai impor tahun 2025 (m1) adalah 0, maka dengan persamaan 1.1, kapasitas
pabrik metil tersier butil eter tahun 2025:
m3 = (m4 + m5) – (m1 + m2)
= (43.588,05 + 38.075,87) – (0 + 13.327)
= 68.337 ton/tahun
Dari hasil perhitungan peluang kapasitas dan dengan pertimbangan
kebutuhan metil tersier butil eter, serta dengan pertimbangan kapasitas pabrik
minimal yang sudah ada, maka dalam perancangan ini dipilih kapasitas 70.000
ton/tahun.

1.3 Penentuan Lokasi Pabrik


Lokasi pabrik merupakan salah satu faktor penting dalam pendirian suatu
pabrik untuk kelangsungan operasi pabrik. Banyak pertimbangan yang menjadi
dasar dalam menentukan lokasi pabrik, antara lain: jarak pabrik dengan sumber
bahan baku, target pemasaran, pemenuhan utilitas, transportasi, tenaga kerja,
kondisi sosial politik, dan kemungkinan perluasan area pabrik dimasa yang akan
datang.
Pabrik metil tersier butil eter ini direncanakan akan didirikan di Bontang
Utara, Kabupaten Bontang, Kalimantan Timur. Peta lokasi pabrik dapat dilihat pada
Gambar 1.1.

6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

Lokasi Pabrik
MTBE

Gambar 1.1 Peta Lokasi Pabrik Metil tersier butil eter


Pemilihan ini dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan secara teknis dan
ekonomis berdasarkan pertimbangan:
1. Faktor Utama
Faktor ini mempengaruhi secara langsung tujuan utama pabrik yang meliputi
produksi dan distribusi produksi. Faktor utama ini meliputi:
a. Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku metanol dari PT Kaltim Metanol Indonesia di Bontang,
Kalimantan Timur dengan kapasitas 660.000 ton/tahun yang dialirkan
menggunakan sistem pemipaan dan isobutilena dibeli dari PT. Linan Euro-
China, China dengan kapasitas prodksi 80.000 ton/tahun, serta katalis
Amberlyst 15 dibeli dari Dow Chemical, Amerika Serikat.
b. Letak Pabrik dengan Daerah Pemasaran
Pabrik metil tersier butil eter memiliki tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dalam dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan luar negeri.
Bontang merupakan daerah strategis yang relatif dekat dengan industri-
industri yang sangat berkembang, sehingga produk metil tersier butil eter
tidak akan mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Hal lain yang
mendukung adalah karena letak pabrik yang dekat dengan pelabuhan

7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

sehingga mempermudah transportasi antar pulau dalam negeri, maupun luar


negeri.
c. Sarana dan Transportasi
Sarana transportasi dan pengangkutan di Bontang cukup tersedia, baik
transportasi darat maupun laut sehingga memudahkan dalam pendistribusian
bahan baku maupun produk.
d. Tenaga Kerja
Salah satu modal utama dalam pendirian pabrik yaitu tenaga kerja.
Pendirian pabrik metil tersier butil eter akan dapat menyerap banyak
tenaga kerja yang terdapat disekitar lokasi pabrik. Berdasarkan data dari
Badan Pusat Statistik wilayah Kalimantan Timur menjadi urutan ke-5
Provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka tertinggi nasional pada
Februari 2022 (Sumber: Badan Pusat Statistik. 9 Mei 2022). Oleh
karena itu, dengan didirikannya pabrik metil tersier butil eter akan
menurunkan tingkat pengangguran di kawasan Industri Kalimantan
Timur, khususnya Bontang.
e. Utilitas
Pabrik metil tersier butil eter memerlukan kebutuhan utilitas seperti: air,
listrik, dan bahan bakar. Untuk memenuhi kebutuhan air diambil dari Laut di
kawasan Kalimantan Timur kemudian diolah di Unit Utilitas. Kebutuhan
listrik diperoleh dari PT. Perusahaan Listrik Negara, Bontang. Serta,
kebutuhan bahan bakar diperoleh dari PT. Pertamina, Bontang.
2. Faktor Penunjang
Faktor penunjang dalam pemilihan lokasi pabrik dipengaruhi oleh letak
geografis. Faktor penunjang ini meliputi:
a. Kondisi Tanah dan Daerah
Bontang memiliki potensi ekonomi, geografis, dan sumber daya alam
yang strategis untuk dikelola dan dikembangkan dalam rangka meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta kesejahteraan masyarakat. Selain itu,
kondisi tanah yang relatif masih luas dan merupakan tanah datar dengan

8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

kondisi iklim yang relatif stabil sepanjang tahun sangat menguntungkan


untuk pendirian pabrik ini.
b. Perluasan Area Pabrik
Bontang merupakan daerah pengembangan industri yang relatif luas
dengan lahan yang tersedia untuk pembangunan pabrik ini sekitar 4 ha
sehingga masih memungkinkan untuk memperluas area pabrik jika
diinginkan.

1.4 Tinjauan Pustaka


1.4.1 Macam-Macam Proses Pembuatan Metil Tersier Butil Eter
Proses pembuatan Metil Tersier Butil Eter pada umumnya menggunakan
berupa isobutilena dan metanol dengan melalui reaksi ererifikasi. Menurut Prasanto
dan Orlando (2019), terdapat tiga macam proses pembuatan metil tersier butil eter,
yaitu proses Phillips, proses UOP/Hulls, dan juga porses Snamprogetti. Ketiga
proses tersebut memiliki persamaan pada reaksi pembentukan, sebagai berikut:
CH 3OH + (CH3)2 C = CH 2 (CH3 )3 C - O - CH3

1) Proses Phillips
Pada proses ini isobutilena dan metanol direaksikan di reaktor
dengan katalis resin penukar ion pada temperature 70oC, tekanan 6 atm
dan konversi dapat mencapai 92%. Kemudian, produk hasil reaksi dari
reaktor dialirkan menuju kolom distilasi untuk pemurnian metil tersier
butil eter dengan tambahan straight chain butene untuk memisahkan
isobutilena dan metanol yang tidak bereaksi. Metanol dan isobutilena
yang tidak bereaksi diumpankan ke dalam kolom Pressure Swing
Adsorption (PSA). Pressure Swing Adsorption memiliki dua zona, yaitu
adsorpsi dan desorpsi. Isobutilena pada zona adsorpsi terperangkap di
dalam pori adsorben sehingga terpisah dari aliran yang selanjutnya akan
dialirkan ke unit alkilasi, sedangkan metanol dan sedikit hidrokarbon
yang tidak terakdosrpsi dialirkan ke zona desorpsi untuk dimanfaatkan
kembali ke kolom reaktor.

9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

2) Proses UOP/Hulls
Pada proses ini isobutilena direaksikan dengan metanol di dalam
reaktor tubular yang mengandung katalis resin penukar ion. Reaksi ini
menghasilkan konversi sebesar 96%. Metil tersier butil eter yang
dihasilkan dari reaktor dipisahkan dari isobutilena dan metanol dengan
kolom distilasi. Metanol dan uap isobutilena diumpankan ke kolom
absorbsi untuk diambil kembali dengan cara mengontakkan umpan
tersebut dengan pelarut. Pelarut yang digunakan biasanya berupa etilen
glikol. Selanjutnya, metanol dan pelarut di pisahkan dengan
menggunakan stripper agar pelarut dapat di recycle ke kolom absorbsi,
sedangkan metanol ditampung kembali ke dalam tangki penampungan.

3) Proses Snamprogetti
Pada proses ini isobutilena direaksikan dengan metanol di dalam
reaktor tubular dengan temperature 60-70oC dan tekanan 5-6 atm dan
konversi kesetimbangan mencapai 96%. Proses ini menggunakan katalis
Amberlyst-15. Isobutilena dan metanol yang tersisa dan tidak bereaksi
dikembalikan ke dalam reaktor packed bed. Produk metil tersier butil
eter dipisahkan dari isobutilena dengan menggunakan kolom distilasi
yang kemudian dimurnikan kembali dengan distilasi untuk
menghilangkan metanol yang tersisa.

Dari ketiga proses tersebut dipilih porses snamprogetti karena diantara


ketiga proses yang dapat digunakan, proses snamprogetti menghasilkan konversi
kesetimbangan tertinggi, yaitu mencapai 96% dan prosesnya lebih sederhana. Pada
pembuatan MTBE menurut Mc Ketta (1976), juga terdapat 2 macam proses yaitu
single stage dan two stages process. Perbedaan antara kedua proses tersebut tersaji
pada tabel 1.4.

10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

Tabel 1.4 Perbandingan single stage process dan two stage process
Single stage process Two stages process
Konversi Menghasilkan konversi Menghasilkan konversi
terhadap isobutilena maksimum terhadap isobutilena
sebesar 90-96% sebesar 99%
Katalis Menggunakan katalis resin Menggunakan katalis resin
penukar ion penukar ion
Peralatan Menggunakan satu reaktor Menggunakan dua reaktor.
karena isobutilena yang Reaktor kedua digunakan sebagai
digunakan kemurniannya tempat bereaksinya metanol
tinggi (35-50%) berlebih dengan isobutilena (40%)
Ekonomi Harga pembelian alat lebih Harga pembelian alat lebih mahal
murah dan ekonomis karena jumlah alat lebih banyak,
karena jumlah alat lebih sehingga dapat menambah biaya
sedikit, sehingga dapat Fixed Capital Investement.
mengurangi biaya Fixed
Capital Investement.
Dari kedua proses pembuatan metil tersier butil eter, dipilih proses
snamprogetti dengan single stage process dengan pertimbangan bahwa single stage
proses lebih ekonomis dibandingkan dengan two stages process karena konversi
yang dihasilkan tidak jauh berbeda dan jumlah perlatan yang digunakan lebih
sedikit (Mc. Ketta, 1976).
1.4.2 Tinjauan Proses Secara Umum
Pembuatan metil tersier butil eter mereaksikan antara metanol dan isobutilena
yang berjalan dalam fase cair-cair dengan katalis padat. Bahan baku berupa metanol
dan isobutilena direaksikan di dalam reaktor fixed bed dengan katalis ion exchange
berupa Amberlyst15. Reaksi bersifat eksotermis, sehingga temperature operasi
perlu dijaga dengan mengontrol panas reaksi.
1.4.3 Kegunaan Produk
Pada umumnya bahan aditif yang digunakan untuk meningkatkan nilai
bilangan oktan yaitu Tetra Etil Lead (TEL) dan Metil Tersier Butil Eter (MTBE).

11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

Namun, TEL mengandung timbal yang dapat menyebabkan pencemaran udara dan
berdampak negatif terhadap kesehatan manusia, sehingga diganti oleh MTBE
dengan resiko yang lebih rendah dan ramah lingkungan. MTBE digunakan sebagai
zat aditif pada bahan bakar yang digunakan sebagai donor oksigen dan dapat
meningkatkan angka oktan. Peningkatan angka oktan pada bensin akan mencegah
terjadinya ketukan (knock) dan pemborosan bahan bakar pada kendaraan bermotor.
Selain berfungsi sebagai zat aditif, MTBE juga dapat digunakan sebagai pelarut
(Pranoto dan Amraini, 2021).

1.4.4 Sifat-Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk


▪ Bahan Baku
1. Metanol
a. Sifat Fisika
Bentuk : Cair

Rumus molekul : CH OH
3

Berat molekul : 32,04 g/mol

Titik didih : 337,85 K

Titik beku : 175,47 K

Temperatur kritis : 512,58 K

Tekanan kritis : 80,96 bar

Beracun dan dapat mengiritasi mata dan kulit jika terkena.

Mudah terbakar

b. Sifat kimia
1) Reaksi dehidrasi metanol menghasilkan dimetil eter dan air

dengan katalis asam.

12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

2) Reaksi metanol dengan isobutilena dalam fase cair

menghasilkan metil tersier butil eter.

(Othmer,1999)

2. Isobutilena
a. Sifat fisika
Bentuk : Cair

Rumus molekul :CH4 8

Berat molekul : 56,08 g/gmol

Titik didih : 266,25 K

Titik beku : 132,81 K

Temperatur kritis : 417,90 K

Tekanan kritis : 39,99 bar

Tidak beracun

Mudah terbakar

b. Sifat kimia
1) Isobutilena memiliki reaktifitas tinggi dibanding senyawa

butena lain.

2) Reaksi isomerasi isobutilena

Cis-2 butena Trans-2 butena

1- butena 2-butena

n-butena isobutilena

(Othmer, 1999)

13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Prarancangan Pabrik Metil Tersier Butil Eter dari
Metanol dan Isobutilena
Kapasitas 70.000 Ton/Tahun

▪ Bahan Pendukung
Amberlyst-15 (katalis)
Rumus molekul : C18H18O3S
Berat molekul : 314,4 kg/kmol
Titik didih (1 atm) : 516,7 oC
Wujud : padat (granular)
Bentuk ion : H+
Bulk Density : 1.012 kg/m3
Ukuran pori-pori : 300 Å
Diameter : 0,74 mm
(Dow Chemical, 2018)
▪ Produk
Metil tersier butil eter
a. Sifat fisika
Bentuk : Cair

Rumus molekul :CH O


5 12

Berat molekul : 88,12 g/gmol

Titik didih : 328,35 K

Titik beku : 164,55 K

Temperatur kritis : 497,10 K

Tekanan kritis : 34,30 bar

b. Sifat kimia
1) Metil Tersier Butil Eter sangat stabil pada kondisi basa, netral, dan

sedikit asam.

2) Metil Tersier Butil Eter akan terurai menjadi metanol dan isobutilen

dengan adanya asam kuat.

(Othmer, 1999)

14

Anda mungkin juga menyukai