Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN

DI BANGSAL MULTAZAM
RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

DisusunOleh :
Serly Widia Ningsih
20174030047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Terapi bermain pada anak di rumah sakit


Sub Pokok Bahasan : Terapi bermain pada anak usia 5 tahun
Tujuan : Mengoptimalkan perkembangan anak
Hari/Tanggal : Jumat, 6 April 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Bangsal Multazam RS PKU MuhammadiyahTemanggung
Sasaran : Klien An. A usia 5 tahun.

I. Latar Belakang
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan
pengalaman traumatic pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan (reaksi
hospitalisasi). Stress ini disebabkan oleh berbagai factor diantaranya perpisahan
dengan orang tua, kehilangan kontrol, dan akibat dari tindakan invasif yang
menimbulkan rasa nyeri atau karena rasa tidak nyaman karena proses penyakit itu
sendiri. Hal ini menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis, teriak,
memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang
diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
sesuai perkembangannya. Bermain yang sesuai dengan tumbuh kembang anak akan
membuat anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-otot motoriknya baik motorik
kasar maupun motorik halus, kognitifnya dan juga emosinya sehingga anak
mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya. Hal ini membuat
anak akan menjadi orang yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain.
Bermain pada anak usia dibawah satu tahun yang masih dalam fase oral dilakukan
untuk merangsang system sesorik maupun motoric halus dan kasar. Hal yang dapat
dilakukan misalnya bermain cilukba dan bermain kaca untuk merangsang kemapuan
visual
II. Tujuan Instruktusional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak 6-9 bulan selama 30 menit, anak
diharapkan tidak mengalami trauma hospitalisasi atau cemas selama perawatan di
rumah sakit.

III. Tujuan Instruktusional Khusus


Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
1. Merasa tenang selama dirawat.
2. Tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah
4. Gerak motoriknya makin terasah melalui bermain mewarnai
5. Kognitifnya berkembang.

IV. Rencana Kegiatan


1. Jenis Program Bermain
a. Bermain mewarnai
2. Karakteristik Bermain
a. Melatih motorik halus dan kasar.
b. Melatih perkembangan kognitif anak.
3. Karaketristik Peserta
a. Usia 5 tahun
b. Peserta kooperatif
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Klien dapat duduk

V. Kegiatan Operasional
Tahapan Wakt Kegiatan Kegiatan Audiens Media/alat
u Penyuluhan
Pendahulua 5 -Membuka -Mendengar Ceramah
n menit -Memperkenalkan diri dan Tanya
-Menjelaskan maksud jawab
dan tujuan terapi
bermain

Penyajian 15 -Menyajikan materi -Mendengar Ceramah,


menit -Menjelaskan kepada -Melihat Demonstras
anak dan keluarga -Merespon bermain i dan
tujuan, manfaat Praktik
bermain selama
perawatan, dan cara
permainan yang akan
dilakukan
-Mengajak anak untuk
mengikuti kegiatan
bermain.

Tanya 5 -Memberi kesempatan - Tanya


jawab dan menit kepada audien Menanyakankembalihal- jawab
kegiatan (keluarga) untuk hal yang
lain bertanya kurangdimengerti
-Melakukan evaluasi -Menjawabpertanyaan
pada audien yang
(keluarga) dengan disampaikanolehpenyulu
menanyakan h
kembaliisi/materi
penyuluhan
-Memberikan reward
padaanakataskemamu
an mengikuti kegiatan
bermain sampai
selesai.

Penutup 5 - Menarikkesimpulan - Mendengar Ceramah


menit - Salam penutup
VI.Metode
1. Demonstrasi
2. Praktik

VII. Media
1. Kertas
2. Pensil Warna

VIII.SumberPustaka :
Markum.A.H, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta
Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai