DAN ARTEFAK”
Di Susun oleh:
Hendro (131422069)
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin tidak sanggup menyelesaikan
dengan baik. Makalah ini berjudul “Kebudayaan Nusantara, Ragam Pemikiran, Perilaku Dan
Artefak”
Makalah ini di susun agar pembaca dapat memperluas “Dasar kebudayaan Nusantara”.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan, Makalah ini memuat tentang “Dasar
Kebudayaan Nusantara”. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca Semoga makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih
luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan,
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.........................................................................................................
B.Rumusan Masalah.....................................................................................................
C.Tujuan.......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan...............................................................................................................
B.Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah Kebudayaan memiliki arti yang sangat luas adanya. Sejarah Kebudayaan dapat
diartikan sebagai semua perwujudan baik yang berupa struktur maupun proses dari kegiatan
manusia dalam dimensi ideasional, etis dan estetis, adalah kebudayaan Kartodirdjo (Susanto,
2014: 1). Perlu diketahui bahwa menurut Kuntowijoyo (2003:133) masih sangat jarang
sejarawan yang tertarik untuk menulis Sejarah Kebudayaan. Sedangkan cakupan suatu kajian
Sejarah Kebudayaan dapat menyoroti keseluruhan perkembangan kebudayaan di suatu daerah
atau negara (Setyawati, 2006: 325). Pernyataan diatas dapat dijadikan acuan mengapa karya ini
dibuat oleh penulis.
B. Rumusan Masalah
Dengan judul makalah ini, maka masalahnya dapat di identifikasi sebagai berikut:
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Kebudayaan Nusantara!
2. Untuk mengetahui Suku Bangsa (etnis) Dan Kebudayaan!
3. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Kebudayaan Nusantara!
BAB II
PEMBAHASAN
Semenjak Islam mulai menjadi bagian dari bangsa Indonesia, agama tersebut telah
memberikan pengaruh dalam sistem kepercayaan masyarakat dan juga memberikan pengaruh
terhadap kebudayaan bangsa Indonesia. Seiring dengan berjalannya proses Islamisasi timbul pula
kebudayaan-kebudayaan yang turut tumbuh dengan bentuk kebudayaan material dan non
material.
1. Kebudayaan Material
Pengertian dari kebudayaan material apabila ditinjau dari redaksi kata, maka “budaya”
memiliki makna sebagai akal budi, dan “material” adalah bakal yang akan digunakan sebagai
bahan untuk membuat barang lain (Nurhasanah & Tumianto, 2007:72), namun pengertian
kebudayaan material secara keseluruhan adalah kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan
masyarakat yang nyata dan konkret (Hoenigman dalam Khairunnisa, 2013). Kebudayaan
material yang dimiliki Indonesia karena adanya pengaruh Islam sangat beragam adanya, seperti
masjid, makam, seni ukir, dan hasil kebudayaan lainnya.
2. Kebudayaan Non-Material
Dari berbagai macam perang dan konflik, konflik yang paling mengerikan dan merugikan
adalah konflik antarsukubangsa. Konflik ini lebih banyak terjadi dan lebih mengerikan daripada
perang antarnegara. Dalam perang antarnegara ada Konvensi Jenewa yang melindungi hak-hak
kemanusiaan dari prajurit, sedang dalam konflik antarsukubangsa hal semacam itu tidak ada
karena intinya adalah penghancuran sukubangsa pihak lawan dengan segala atributnya. Konflik
antarsukubangsa yang terjadi di Uni Soviet setelah jatuhnya rezim komunis misalnya, adalah
hasil dari buyarnya kekuasaan yang otoriter-militeristis dan tidak berlakunya penegakkan hukum
yang adil karena korupsinya merajalela.
Hal yang sama juga dialami oleh Indonesia dengan sebab-sebab yang hampir sama.
Barangkali berbagai kerusuhan dan konflik antarsukubangsa yang dialami oleh Indonesia lebih
dahsyat dan mengerikan daripada yang terjadi di Uni Soviet mengingat jumlah sukubangsa di
Indonesia yang kira-kira lima kali jumlah sukubangsa di Uni Soviet, dan mengingat lebih
besarnya ketertekanan warga masyarakat sukubangsa di Indonesia dibandingkan dengan warga
masyarakat sukubangsa di Uni Soviet yang tertampung dalam tatanan kehidupan negara-negara
bagian.
Sukubangsa adalah golongan sosial yang askriptif berdasarkan atas keturunan dan tempat
asalnya. Dengan demikian, jati diri sukubangsa atau kesukubangsaan adalah jati diri yang
askriptif yang didapat bersamaan dengan kelahiran seseorang atau tempat asalnya.
Kesukubangsaan berbeda dari berbagai jati diri lainnya yang dipunyai oleh seseorang, karena
kesukubangsaan bersifat primordial (yang pertama didapat dan menempel pada diri seseorang
sejak masa kanak-kanaknya dan utama dalam kehidupannya karena merupakan acuan bagi jati
diri dan kehormatannya). Berbagai jati diri lain yang dipunyai oleh seseorang berdasarkan pada
perolehan status dalam kehidupan sosialnya. Berbagai jati diri lainnya dapat hilang karena tidak
berfungsinya statusstatus yang dipunyai seseorang, sedangkan jati diri sukubangsa atau
kesukubangsaan tidak dapat hilang. Bila jati diri sukubangsa tidak digunakan dalam interaksi,
jati diri sukubangsa atau kesukubangsaan tersebut disimpan, dan bukannya dibuang atau hilang.
Kebudayaan dapat dilihat sebagai pedoman bagi kehidupan yang diyakini kebenarannya
oleh para pemiliknya dalam menghadapi dan memanfaatkan lingkungan beserta isinya untuk
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Sebagai sebuah pedoman kehidupan bagi
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup, kebudayaan dimiliki secara bersama oleh sebuah
kolektiva atau masyarakat, karena kebutuhan-kebutuhan hidup manusia tidak dapat dipenuhi
semata-mata secara individual. Kebudayaan berisikan:
Unsur kebudayaan itu dari segi fungsinya secara khusus. Aliran yang demikian itu
bernarna aliran fungsionalisme. Aliran pemikiran mengenai masalah fungsi dari unsur-unsur
kebudayaan untuk kehidupan suatu masyarakat timbul dan berkembang setelah terbit buku
B.Malinowski yang rnelukiskan kehidupan penduduk Kepulauan xrobriand, melanesia, asifik
Barat, berjudul; The Argonauts of the Western Paciiic (1922). B. Malinowski dapat dianggap
sebagai pelopor dari aliran ini. Aliran fungsionalisme ini mengkaji masalah integrasi kebudayaan
dan jaringan berkaitan antara unsur-unsur kebudayaan, aengan cara meneliti fungsi unsur-unsur
kebudayaan tersebut. Menurut B. Malinowski bahwa berbagai unsur kebudayaan yang ada dalam
masyarakat meinpunyai fungsi untuk memuaskan suatu rangkaian hasrat naluri akan kebutuhan
hidup manusia. Buku tersebut merupakan sebuah etnogcafi mengenai kehidupan penduduk
kepulauan tersebut yang ditulis dengan gaya yang sangat khas denganfokus sistem pelayaran dan
perdagangan kula. Gaya bahasanya sangat menarik, sehingga apa yang dilukiskan dengan bahasa
dalam buku itu seakan-akan hidup dalam alam pikiran para pembaca. Di samping lukisan
mengenai pelayaran dan perdagangan kula, buku tersebut juga memuat banyak sekali informasi
me ngenai unsur-unsur lain dari kebudayaan yang bersangkutan, dijalin berkaitan secara
terintegrasi sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak dan dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Azra, A., & Burhanuddin, J. (Eds.). (2013) Indonesia dalam Arus Sejarah 3: Kedatangan dan
Perkembangan islam. Jakarta: Icthiar Baru Van Hoeve.
Bennet,C.I.
1995 Comprehensive Multicultural Education : Theory and Practice. Boston : Allien and
Bacon.
Fay, B.
Alfian. (Ed.), Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan, PT. Gramedia Jakarta 1985.
Alisyahbana, Sultan Takdir, Antorpologi Baru, PT. Dian Rakyat Jakarta 1993.