Disusun oleh :
KELOMPOK 4
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Learning Managemet System (LMS).
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari ibu Dewi Syafriani, S.Pd., M.Pd pada bidang
studi Metode Pembelajaran Kontemporer di Kampus Universitas Negeri Medan. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu dosen pengampu selaku dosen
Metode Pembelajaran Kontemporer. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Medan, Oktober 2022
Kelompok 4
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
LMS (Learning Management System) adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi
elektronik untuk mendukung pengembangan kegiatan belajar mengajar dengan media jaringan
komputer, baik intranet maupun internet. LMS memungkinkan terjadinya proses pendidikan
tanpa melalui tatap muka langsung dan pengembangan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa bisa
dilakukan secara terus menerus Learning Managemet System (LMS) Salah satu unsur penting
dari mengimplementasikan atau menerapkan pembelajaran online yaitu dengan ketersediaan
Learning Management System(LMS). Menggunakan LMS, pendistribusian materi pembelajaran
serta penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mudah. Mahnegar
mengemukakan bahwa Learning Management System (LMS) merupakan suatu aplikasi atau
software yang digunakan untuk memanage atau mengelola pembelajaran secara daring atau
online yang meliputi berbagai aspek antara lain materi, penempatan, pengelolaan, dan juga
penilaian. Jaqueline mengnyatakan bahwa Learning Management System (LMS) adalah sebuah
aplikasi software yang dapat membantu merencanakan, serta mengimplemen tasikan sebuah
proses pembelajaran.Learning Management System(LMS) memungkinkan pemilik atau pembuat
course untuk mengelola atau memanage, menyampaikan, dan memonitor para peserta didiknya.
Sebuah Learning Manajemen System yang kuat harus dapat melakukan hal-hal berikut (Ellis,
2009) :
Menurut Jaqueline Learning Management System memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
Dalam Raharja, et al di dalam Learning Management System juga terdapat fitur-fitur yang
dapat memenuhi semua kebutuhan pengguna dalam hal pembelajaran. penyampaian materi
pembelajaran serta kemudahan akses ke sumbersumber referensi, penilaian, ujian online,
pengumpulan feedback serta komunikasi yang mencakup forum diskusi online, mailing list
diskusi, dan chat. Melalui Learning Management System atau Sistem Manajemen Pembelajaran,
mahasiswa dapat melihat modul-modul pembelajaran yang disediakan, mengambil atau
mendownload tugas-tugas dan quiz yang harus dikerjakan, melihat jadwal diskusi secara online,
serta melihat nilai tugas dan quiz.
C. Jenis-jenis Learning Management System (LMS)
1) Google Classroom.
Google Classroom atau dikenal dengan kelas virtual atau Ruang Kelas Google,
menyediakan tempat bagi mahasiswa untuk dapat berinteraksi, berkomunikasi, berdiskusi
dan bekerja bersama-sama dalam sebuah kelompok dalam sistem online atau daring. Sebagai
sebuah Learning Management System, Google Classroom memberikan kemudahan bagi
pengguna seperti dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Mahasiswa dengan
mudah dan cepat mengumpulkan tugas-tugas mereka yang langsung terhubung melalui
google drive. Dosen sebagai tenaga pengajar pun dapat dengan mudah menentukan deadline
atau batas waktu pengumpulan tugas, memantau, melakukan review dan memberikan
feedback atau umpan balik serta penilaian untuk tugastugas yang telah diserahkan.
Fitur kaloborasi antara pengguna seperti dosen yang satu dengan yang lainnya.
Catatan pada Etmodo memungkinan mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan
singkat dan membagikan apa yang biasa disebut dengan status pada jejaring
sosial.
Penyimpanan yang terorganisir untuk dokumen dengan cepat dan aman.
Kemampuan untuk menciptakan kelompok mahasiswa yang lebih kecil dalam
kelas.
3) Moodle
Moodle adalah aplikasi berbasis web yang digunakan untuk kegiatan proses pembelajaran
berbasis online atau daring. Dosen dan mahasiswa berinterasi dalam sebuah wadah ruang
kelas digital berbasis elearning. Dengan Moodle dapat membuat materi pemelajaran, kuiz,
jurnal dan sebagainya. Keunggulan fitur Moodle adalah :
Learning Management System (LMS) juga memiliki unsur-unsur yang dapat memenuhi
semua kebutuhan pengguna baik sebagai mahasiswa maupun sebagai dosen dalam proses
pembelajaran. Karena dengan adanya aplikasi LMS diharapkan proses pembelajaran menjadi
lebih mudah dan efisien. Unsur-unsur yang harus dimiliki pada aplikasi LMS sebagai berikut:
1. Students and Instructors
Dalam sebuah pembelajaran, unsur paling penting yang harus dimiliki pada LMS adalah
adanya mahasiswa (student) dan dosen/instruktur (instructor). Dalam sebuah LMS, mahasiswa
yang dimaksud adalah orang-orang yang mencari pengetahuan dengan mengikuti pembelajaran
secara online sebagai cara dalam memperoleh pengetahuan baru, kemudian melanjutkan
pendidikannya sesuai dengan bidang keminatannya. Kemudian dosen adalah orang yang
membuat konten, merencanakan, hingga mengembangkan bahan pembelajaran yang sesuai
dengan bakat kemampuan yang dimiliki.
2. Course Class
Setelah adanya mahasiswa dan dosen atau instruktur. Dalam pembelajaran juga terdapat
sebuah kelas yang digunakan untuk menyampaikan materi dan tugas dalam proses belajar
mengajar. Pada LMS juga harus memiliki unsur kelas kursus yang dipakai untuk membuat kelas
maya berdasarkan pembelajaran apa yang akan diberikan kepada mahasiswa.
3. Learning Content
Unsur terpenting dalam pembelajaran adalah adanya konten pembelajaran. Dalam sebuah
LMS, konten pembelajaran merupakan komponen kurikulum yang menyangkup pembelajaran
yang akan diberikan kepada para mahasiswa. Konten pembelajaran dalam sebuah pembelajaran
online melalui LMS disajikan dalam bentuk digital, dimana konten pembelajaran ini ditujukan
kepada para mahasiswa yang mengikuti kelas dengan tujuan untuk membantu dalam memahami
yang disajikan serta mendorong minat belajar.
4. Courses Collaboration
Dalam dunia pendidikan, penerapan kolaborasi kursus merupakan unsur yang sangat
penting dalam sebuah pembelajaran. Dengan adanya kolaborasi kursus dapat menjadi sebuah
solusi bagi mahasiswa yang serius ingin mendalami pengetahuan sesuai dengan bakat dan minat
yang dimilikinya. Kolaborasi kursus juga dapat dilihat dalam bentuk platform platform
pembelajaran online yang disediakan dengan berbagai macam jenis pembelajaran dan training
yang disediakan pada LMS. Adanya kolaborasi kursus juga memungkinkan dunia pendidikan
dan dunia industri dapat bergerak lebih cepat dalam menjangkau target yang lebih luas.
5. Progress Tracking
Unsur penting dalam pembelajaran online melalui LMS yang harus dimiliki adalah
adanya progress tracking (pelacakan kemajuan). Progress Tracking sangat dibutuhkan untuk
mengawasi serta memberikan hasil evaluasi terhadap setiap pembelajaran yang dilakukan oleh
mahasiswa. Dengan adanya progress tracking juga dapat membantu dalam memberikan penilaian
atau hasil asesmen yang baik berdasarkan hasil pembelajaran.
6. Assignments
Dalam pembelajaran juga terdapat penugasan (assignment). Begitu juga dngan sebuah
LMS harus memiliki unsur penugasan. Pemberian penugasan digunakan sebagai bentuk untuk
membina rasa tanggung jawab mahasiswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Penugasan dilakukan agar mahasiswa dapat menemukan sendiri informasi dan pengetahuan yang
dibutuhkan. Selain itu, penugasan juga dapat digunakan untuk menjalin kerjasama satu sama lain
dalam menyelesaikan persoalan serta dapat menghargai sikap saling menghargai hasil kerja
orang lain.
Sebuah LMS juga harus memiliki unsur pelatihan (practice) dan juga ujian (exam).
Karena hal terpenting dalam pembelajaran adalah dapat memberikan pemahaman kepada
mahasiswa terkait materi yang disajikan. Dalam sebuah pembelajaran, pemahaman dapat
terbentuk dari rasa penasaran dan ingin tau tentang materi yang disajikan. Mahasiswa yang
benar-benar menekuni pembelajaran dapat membentuk pemahaman yang bisa berlangsung lebih
lama. Berbeda dengan mahasiswa yang hanya menghafal apa yang disampaikan oleh dosen.
1. Biaya murah
Dengan menerapkan LMS di sekolah, biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah dibandingkan
biaya SPP bulanan siswa. Sebagai contoh LMS dari MySCH.id yaitu SmartSchool memiliki
biaya berlangganan tiap bulan hanya Rp 2000 per siswa saja.
2. Efisiensi waktu
Dengan adanya LMS, pihak sekolah tidak perlu khawatir rencana pelaksanaan pembelajaran
akan mengalami gangguan. Semua jadwal pembelajaran dapat terlaksana sesuai rencana
meskipun sekolah maupun guru mempunyai agenda lain, semial tugas belajar, rapat, pelatihan di
UPT dan sebagainya. Dengan LMS distribusi materi, tugas dan ujian menjadi mudah dan tepat
waktu sesuai jadwal.
Materi pembelajaran yang telah terdistribusi pada LMS menjadi mudah dicari dan diatur.
Sehingga akan memudahkan siswa mencari bahan ajar jika sewaktu-waktu diperlukan kembali.
4. Fleksibel
LMS dapat diakses kapan saja dan dari mana saja menjadikannya sangat fleksibel. Dengan
kepraktisannya ini tidak perlu lagi khawatir ada siswa ketinggalan pelajaran.
Beragamnya media pembelajaran yang dapat diunggah menjadikan metode belajar dengna LMS
tidak membosankan. Guru dapat menyediakan konten pembelajaran tidak hanya berupa teks dan
suara, namun dapat berupa gambar, animasi dan video sekalipun untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas lagi kepada siswa dalam proses belajar mengajar.
Dengan adanya LMS, siswa sedikit diajak untuk lebih aktif dalam belajar. Karena LMS
mengharuskan pengguna mengakses melalui perangkat mobile. Di sini lah peran penting guru
untuk mendorong siswa menggunakan fasilitas tersebut untuk mencari alternatif sumber bahan
belajar, agar menjadi bekal siswa belajar mandiri kelak.
7. Terdokumentasi
Semua kegiatan belajar mengajar dapat didokumentasikan secara digital dan aman. LMS
memungkinkan hal itu semua, dari mulai proses belajar, penugasan, monitoring siswa hingga
ujian dan evaluasi hasil belajar.
9. Memudahkan interaksi
Bagi sebagian siswa, berinteraksi secara langsung mungkin kurang nyaman. Jika dibandingkan
dengan interkasi tidak langsung via perangkat mobile, seorang siswa generasi sekarang
diharapkan dapat lebih mengekspresikan dirinya lebih mendalam dan tidak canggung.
Penerapan LMS ini sekaligus dapat menjadi momen yang tepat bagi guru dan orang tua siswa,
untuk mengedukasi tentang penggunaan teknologi tepat guna. Bahwa perangkat mobile yang saat
ini digunakan memiliki fungsi yang dapat mendatangkan manfaat bagi diri sendiri, tidak melulu
hanya mencari kesenangan semata dan kegiatan kurang berguna.
1. Membutuhkan koneksi internet untuk dapat mengakses konten pembelajaran pada LMS.
Padahal sebagian wilayah di Indonesia masih belum terjangkau jaringan internet.
2. Mengurangi interaksi fisik antara guru dengan murid dan murid dengan murid. Yang berimbas
pada dampak psikologi dalam berinteraksi sosial.
3. Butuh perangkat penunjang berupa komputer, laptop maupun smartphone. Bagi sebagian
orang mungkin ada yang tidak memiliki salah satu perangkat tersebut.
4. Perlu bimbingan orang tua, mengingat penggunaan perangkat mobile dan internet tanpa
pengawasan dan bimbingan orang tua, bisa dimungkinkan akan terjadi penyalahgunaan teknologi
untuk anak usia remaja atau sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fitriani, Y. (2020). Analisa pemanfaatan learning management system (LMS) sebagai media
pembelajaran online selama pandemi covid-19. JISICOM (Journal of Information
System, Informatics and Computing), 4 (2), 1–8.
Ekaputri, M. K., Suryatiningsih, S., & Siswanto, B. (2016). Aplikasi Learning Manajemen
Sistem Dan Ulangan Online Berbasis Web (Studi Kasus: SMA Negeri 8
Bandung). eProceedings of Applied Science, 2(3).
Mujianto, A. H., Mashuri, C., & Permadi, G. S. (2021). Pembelajaran E-Learning Dengan LMS
Schoology.