Class: 8 Tahfizh
Fi’il adalah kata kerja, Fi’il adalah kata yang dalam penggunaannya dalam kalimat terikat waktu
tertentu, Pengertian fi’il madhi adalah kata kerja yang menunjukkan aktivitas Atau perbuatan di
waktu lampau, sebagaimana dituliskan oleh Ali Al Jarim dalam kitab nahwu wadhih .Al fi’lu madhiyu
huwa kullu fi’lin yadullu ‘ala khushuli ‘amalin fiz zamanil madhi
الِفْعُل الماضى هو ُك ُّل ِفْع ٍل َيُدُّل َع َلى ُحُصْو ِل َع َم ٍل ِفى الّز َمِن الَم اضِّي
Artinya : “Fi’il madhi adalah fi’il yang menunjukkan pada terjadinya perbuatan di waktu lampau.”
Walaupun tidak semua bentuk fi’il madhi menunjukkan waktu lampau, tetapi dapat juga
menunjukkan waktu sekarang atau mendatang sesuai dengan konteks pemakaiannya dalam frasa,
klausa, dan kalimat. Misalnya, fa idza qara’tal qur’aana fasta’idz billaah (QS 16:98). Lafal qara’ta
merupakan bentuk fi’il madhi yang tidak menunjukkan waktu lampau, melainkan waktu mendatang
karena didahului oleh dzaraf zaman. Jadi, makna ayat ini menyuruh beristi’adzah (mohon
perlidungan) sebebelum membaca Alquran, bukan sesudah membaca Alquran. Demikian juga
dengan bunyi ayat: fa idzaa qumtum ilashshalaati faghsiluu wujuuhakum (QS 5:6). Lafadz qumtum
dalam ayat tersebut juga menunjukkan bentuk fi’il madhi yang tidak menunjukkan waktu lampau,
melainkan waktu mendatang. Makna ayat itu menyuruh kita membasuh muka (berwudhu) sebelum
shalat, bukan sesudah shalat. Dengan demikian tidak setiap bentuk fi’il madhi dapat diterjemahkan
ke dalam sudah atau telah dalam bahasa Indonesia, melainkan tergantung pada konteks
pemakaiannya.
Penulisan fi’il dalam kalimat arab di bagi menjadi dua yakni jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah.
Jumlah fi’liyah adalah kalimat verbal, dimana fi’il diletakkan di awal kalimat atau mendahului isim.
Jumlah Ismiyah adalah kalimat nominal. Dimana fi’il diletakkan sesudah isim
( َد َخ َل ُم حّم دِفى اْلَبيتdakhola muhammad fil bait) muhammad telah masuk ke rumah
( َفَتَح الباب المسجدfatakhal babul masjid) telah dibuka pintu masjid
Baca Juga :
Di bawah ini adalah contoh kata kerja yang termasuk fi’il madhi. Berikut 20 contoh fi’il madhi dan
artinya
Di dalam kitab alfiyah ibnu malik terdapat nadhom yang berbunyi Wa Madhiyal ‘Afali bit tamiz Wa
Sim Bin nuni fi’lal amri in amrun fuhim. Sebagaimana tertulis dalam tulisan bahasa Arab berikut :
َوَم اِض َي اَأْلْفَع اِل ِبالَّتاِم ْز َوِس ْم ِبالّنْو ِن ِفْع َل اَأْلْم ِر ِإْن َأْم ٌر ُفِهْم
Artinya adalah : “Dan fiil madhi itu bisa ditandai dengan ta’ fa’il atau ta ta’nis, dengan nun fi’il amar
menunjukkan perintah yang difahami.”
Sebagaimana ditulis di dalam syaroh (penjelasan) Kitab Alfiyah Ibnu Malik karya Ustadz Hamdani As
Sidani bahwa Apabila ada Fi’il yang bisa ditemui dengan ta’ fa’il atau ta’ ta’nis yang mati maka fi’il itu
disebut fi’il madhi. Contoh 4 kata fi’il madhi dengan tanda ta’ fa’il:
Contoh 4 kata fi’il madhi dengan tanda ta’ ta’nis yang mati:
Cara Menuliskan fi’il Madhi dengan dhomir dapat ditulis berdiri sendiri (Dhomir Munfashil), namun
terkadang fi’il madhi juga ditulis dengan dhomir (kata ganti saya, kamu, kami, dia dan mereka).
Contoh kalimat fi’il madhi beserta dhomir (Dhomir Muttashil) sebagai berikut
Contoh fi’il madhi dengan dhomir
Berikut adalah 5 contoh kalimat yang menggunakan fi’il madhi dan tertulis dalam al qur’an, adapun
lafadz atau ayat yang menunjukkan fi’il madhi kami berikan warna kuning, supaya memudahkan di
dalam memahami dan mempelajarinya.
ا اْل ِس ْيُح اْبُن ْر َي ِااَّل َرُسْو ٌۚل َقْد َخ َلْت ِم ْن َقْبِلِه الُّر ُس ُۗلal ma’idah ayat 75 Artinya Al-Masih putra Maryam hanyalah
َم َم َم َم
seorang Rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul. Qod Kholats adalah lafadz Fi’il Madhi
di dalam Al qur’an surat Al Maidah ayat 75.
َخ َلَق إلْنَساَن ِم ْن َع َلٍقArtinya “Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” Kholaqa adalah
contoh fi’il madhi di surat Al-Alaa ayat 2
اَّلِذ ْي َج َعَل َلُك ُم اَاْلْر َض ِفَر اًش ا َّو الَّس َم ۤا َء ِبَنۤا ًءۖ َّو َاْنَز َل ِم َن الَّس َم ۤا ِء َم ۤا ًء َفَاْخ َرَج ِبٖه ِم َن الَّثَم ٰر ِت ِر ْز ًقا َّلُك ْمArtinya (Dialah) yang
menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan
air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu.
Ja’ala Adalah contoh fi’il madhi di dalam surat al baqoroh ayat 22.
َو ُرُس اًل َقْد َقَص ْص ٰن ُهْم َع َلْيَك ِم ْن َقْبُل َو ُرُس اًل َّلْم َنْقُصْص ُهْم َع َلْيَك ۗ َو َك َّلَم ُهّٰللا ُم ْو ٰس ى َتْك ِلْيًم ۚاArtinya Dan ada beberapa rasul yang
telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (la-in) yang tidak Kami
kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung. Qoshosnaahum dan
kallama adalah contoh lafadz fi’il madhi di surat An-Nisa’ ayat 164.
ُسْبحَن اَّلِذ ى َأْسرى ِبَع ْبِدِه َلْيًالArtinya “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hambanya pada suatu
malam” Asroo adalah contoh fi’il Madhi di dalam surat Al Isro ayat 1.
( َح ُسَن الَّطالُب َأدًباhasuna tholibu adaban) artinya murid-murid telah melakukan dengan baik
‘(َع ِلَم ُم حَّم د اْلُقْر آنalima Muhammad al qur’an) artinya Muhammad telah mengetahui alqur’an
( غزا الَقراصنة هذه الَّش واِط ئGhoza qoroshonah hadzihis syawathi) artinya bajak laut telah menyerbu
pantai ini
( َاَم ْلَن َع َلي ُمَحَّم دAmalna ‘ala Muhammad) artinya kami telah berharap kepada muhammad
( َاَم ْنُت ِباِهّللاAmantu billahi) artinya saya telah beriman kepada Allah
( َقْلَقَل اْلَم ُأ ِفى الَح َم امQolqolal ma’u fil hamami) artinya air telah memantul di kamar mandi
( َفَتْح َن اَالْبَو اب المسجدFatahnal abwabul masjid) artinya kami telah membuka pintu-pintu masjid
( َو َض ْعَت الَقَلُم َع َلى اْلُك ْر ِس يWadho’tal qolamu ‘alal kursiyyi) artinya kamu telah meletakkan pena di atas
kursi
10)Qowiya ( )َقِوَيartinya telah menguatkan
( َقِوَي ُمَحّم د ُقُلْو ُبَناQowiya Muhammad qulubuna) atinya Muhammad telah menguatkan hati kami
Adapun cara mudah merubah fi’il madhi menjadi fi’il mudhori’ adalah dengan melihat polanya pada
kitab tashrifan nahwu shorof. Dimana setelah fi’il madhi adalah fi’il mudhori’ seperti fa’ala ( )َفَعَل
menjadi yaf’ilu ( )َيْفِع ُل, kataba ( ) َكَتَبmenjadi yaktubu ( )َيْكُتُب, maka yaf’ulu, yaktubu adalah fi’il
mudhori’.
Dimana penulisan fi’il mudhori’ selalu diawali dengan salah satu dari huruf mudhoro’ah seperti
hamzah, alif, nun, ya’ dan ta’. Disingkat anaitu. Sehingga apabila fi’il madhinya dakhola berubah
menjadi fi’il mudhori’ adkhulu (sedang masuk), fi’il madhinya kataba menjadi aktubu (sedang
menulis)