Dosen pengampu:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan izin dan
kuasaNyalah kelompok dapat menyusun makalah sistem endokrin yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPOTIROID DAN HIPOPARATIROID” ini dengan
baik.
Ucapan terima kasih, kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta
pengarahan dalam hal struktur maupun penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik.
Kelompok menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan, untuk ini saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi untuk perbaikan pada masa yang akan datang.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...
A. Latar Belakang…………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………
C. Tujuan Pembahasan………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………….
A. Konsep Dasar Medik………………………………………………………
1. Defenisi Hipotiroid…………………………………………………….
2. Klasifikasi Hipotiroid………………………………………………….
3. Etiologi Hipotiroid……………………………………………………..
4. Patofisiologi Hipotiroid………………………………………………..
5. Manifestasi Klinis Hipotiroid………………………………………….
6. Pemeriksaan Penunjang Hipotiroid……………………………………
7. Komplikasi dan Penatalaksanaan Medik Hipotiroid……………………
8. Defenisi Hipoparatiroid…………………………………………………….
9. Klasifikasi Hipoparatiroid ………………………………………………….
10. Etiologi Hipoparatiroid ……………………………………………………..
11. Patofisiologi Hipoparatiroid ………………………………………………..
12. Manifestasi Klinis Hipoparatiroid ………………………………………….
13. Pemeriksaan Penunjang Hipoparatiroid …………………………………
14. Komplikasi dan Penatalaksanaan Hipoparatiroid ……………………
B. Pathway Konsep Dasar Keperawatan……………………………………..
1. Pengkajian Keperawatan Hipotiroid dan Hipoparatiroid……………...
2. Diagnosis Keperawatan Hipotiroid dan Hipoparatiroid……………….
3. Intervensi Keperawatan Hipotiroid dan Hipoparatiroid……………….
4. Implementasi Keperawatan Hipotiroid dan Hipoparatiroid……………
5. Evaluasi Keperawatan Hipotiroid dan Hipoparatiroid…………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………...
A. Kesimpulan…………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………..
RESUME JURNAL………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Tiroid merupakan merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat penting bagi
manusia, tiroid berbentuk kelenjar dan letaknya di bawah jakun pada leher. Tiroid
merupakan kelenjar endokrin terbesar dalam tubuh berbentuk kupu-kupu . fungsi
kelenjar tiroid adalah menghasilkan hormon tiroid yang berguna untuk menjaga
metabolisme tubuh (Sartika dkk, 2020). kelenjar tiroid membutuhkan yodium untuk
sintesis dan sekresi hormon tiroid. Produksi hormon tiroid tergantung pada sekresi TSH
(thyroid-stimulating hormone)dari hipofisis anterior dan asupan protein dan yodium yang
adekuat (Erlina & waluya 2021).
Ada dua jenis gangguan tiroid yang dapat muncul yaitu hipertiroid dan hypotiroid.
Hipotiroidisme adalah keadaan defisiensi hormone tiroid (TH) yang menyebabkan
metabolisme tubuh berjalan lamat, penurunan produksi panas, dan penurunan konsumsi
oksigen di jaringan. Aktivitas kelenjar tiroid kurang dapat terjadi akibat disfungsi tiroid
primer atau kejadian sekunder akibat disfungsi hipofisis anterior (Erlina & Waluya
2021).
Hipotiroid adalah kelainan fungsi kelenjar tiroid yang ditandai dengan kurangnya
produksi hormone tiroid yaitu triodotironin (T3) dan tiroksin (T4) Yang di produksi
kelenjar tiroid. Kekurangan hormon tiroid ini menyebabkan penurunan proses
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, sehingga cenderung menyebabkan
kegemukan (Hidayat, 2018). Hipotiroid pada kehamilan dapat mengakibatkan bayi lahir
dengan gangguan retardasi mental serta gangguan pertumbuhan (Lembar & Hartono,
2019).
1.1 Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
3. Etiologi
4. Patogenesis
Urtikaria terjadi karena adanya vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler
sehingga terjadi transudasi cairan setempat yang secara klinis tampak edema lokal
disertai eritema. 8 Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler terjadi akibat
pelepasan mediator-mediator seperti histamin, leukotrien, sitokin dan kemokin yang
juga mengakibatkan peningkatan regulasi endothelial adhesion molecules (ELAMs) dan
vascular adhesion molecules (VCAMs) disertai migrasi sel transendotelial dan
kemotaksis. Pelepasan mediator tersebut terjadi karena adanya degranulasi sel mast
akibat rangsangan atau paparan dari alergen.
5. Manifestasi Klinis
Urtikaria ditandai dengan timbulnya peninggian pad kulit dan/atau angioedema secara
mendadak. Peninggian kulit pada urtikaria harus memenuhi kriteria di bawah ini
(Siannoto, 2017):
1. Ditemukan edema sentral dengan ukuran bervariasi, dan bisa disertai eritema di
sekitarnya
3. Umumnya dapat hilang dalam 1-24 jam, ada yang < 1 jam
Tatalaksana urtikaria, baik akut maupun kronis terdiri dari 2 hal utama, yaitu (Siannoto,
2017):
1. Identifikasi dan eliminasi faktor penyebab atau pencetus
Identifikasi faktor penyebab membutuhkan diagnostik yang menyeluruh dan tepat. Jika
didapatkan perbaikan setelah eliminasi faktor diduga penyebab, faktor ini baru bisa
disimpulkan sebagai penyebab jika terjadi kekambuhan setelah tes provokasi.
2. Terapi simptomatis
Tujuan utama terapi adalah menghilangkan keluhan.(Siannoto, 2017)
DAFTAR PUSTAKA
Debora, V., & Zuraida, R. (2020). Penatalaksanaan Holistik pada Remaja Laki-Laki dengan
Urtikaria Kronik Tanpa Angioedema et causa Rangsangan Fisik. Jur, 9, 727–735.
http://repository.lppm.unila.ac.id/20409/1/Juke Unila_2020_Veronica Reni.pdf
Fitria. (2013). Aspek Etiologi dan Klinis Pada Urtikaria dan Angioedema. Jurnal Kedokteran
Syiah Kuala, 13, 96–103.
Izzah, N., Akhyar, G., & Abdiana, A. (2021). Pengaruh Suplementasi Oral Vitamin D terhadap
Penurunan Keparahan Gejala pada Urtikaria Spontan Kronis: Sebuah Tinjauan Naratif.
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia, 2(1), 185–194. https://doi.org/10.25077/jikesi.v2i1.453
Rafikasari, A., Fetarayani, D., & Setyaningrum, T. (2019). Profil Pasien Urtikaria (Profile of
Urticaria Patients). Periodical of Dermatology and Venereology, 31(3), 222–227.
Siannoto, M. (2017). TINJAUAN PUSTAKA Diagnosis dan Tatalaksana Urtikaria. Cdk-250,
44(3), 190–194.