Oleh :
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
segala limpahan nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan CBD yang
berjudul “Hipertrofi Tonsil”
Dalam penyusunan laporan ini, saya banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan, masukan dan motivasi dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini, saya
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dokter Pendidik Klinis (dr.
Zainul Mujahid, Sp. THT-KL ) yang telah memberi arahan dan penjelasan
tentang tata cara penulisan laporan ini.
Saya menyadari penulisan ini masih banyak kekurangannya, untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram yang
sedang menjalaniklinik di RSUD Kota Mataram.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................2
1.1 Latar Belakang...............................................................................2
BAB II LAPORAN KASUS.......................................................................4
2.1 Identitas Pasien..............................................................................4
2.2 Anamnesis.....................................................................................4
2.3 Pemeriksaan Fisik..........................................................................5
2.4 Pemeriksaan Penunjang...............................................................17
2.5 Resume Kasus..............................................................................18
2.6 Diagnosis Utama..........................................................................18
2.7 Penatalaksanaan...........................................................................18
2.8 Prognosis.......................................................................................18
BAB III TINJAUAN PUSTAKA..............................................................20
3.1 Definisi Hipertrofi Tonsil.............................................................20
3.2 Etiologi Hipertrofi Tonsil.............................................................20
3.3 Patofisiologi Hipertrofi Tonsil.....................................................20
3.4 Diagnosis Hipertrofi Tonsil..........................................................21
3.5 Penatalaksanaan Hipertrofi Tonsil...............................................23
3.6 Komplikasi Hipertrofi Tonsil......................................................23
3.7 Prognosis Hipertrofi Tonsil..........................................................23
3.8 Komplikasi Hipertrofi Tonsil.......................................................23
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................24
4.1 Identitas Pasien..............................................................................24
4.2. Anamnesis Pasien.........................................................................24
4.3 Pemeriksaan Fisik Pasien..............................................................24
4.4. Diagnosis Pasien...........................................................................25
BAB V PENUTUP......................................................................................26
5.1 Kesimpulan...................................................................................27
ii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................20
BAB I
PENDAHULUA
N
iii
tonsilektomi. Tonsilektomi paling direkomendasikan pada anak yang
memenuhi standar pedoman tonsilektomi AAO-HNS, namun
kontroversi masih terdapat mengenai indikasi dan manfaat/bahaya
setelah menghilangkan organ kekebalan ini.
Hipertrofi tonsil adalah penyakit umum dengan morbiditas 1% –
3% pada anak-anak berusia 2 hingga 6 tahun (Gao Shuwei dan Xu,
2020). Amandel yang membesar dapat menyebabkan penyumbatan
saluran napas, mendengkur, bernapas melalui mulut, dan gejala lainnya,
sedangkan bernapas melalui mulut dalam waktu lama dapat
menyebabkan kelainan bentuk oromandibular (Mora dkk., 2003). Oleh
karena itu, penatalaksanaan hipertrofi tonsil sangat penting bagi anak-
anak (Souza dkk., 2013;Soylu dkk., 2016). Etiologi umum hipertrofi
tonsil saat ini dianggap sebagai stimulasi inflamasi jangka panjang dan
berhubungan erat dengan mikrobiota (Xue dkk., 2014). Namun,
patogenesis pasti dari hipertrofi tonsil belum teridentifikasi.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
a) Keluhan Utama
Nyeri tenggorokan, nyeri menelan, sulit membuka mulut
sejak 1 minggu yang lalu disertai demam dan mual, nyeri di telinga
kanan serta benjolan di submandibular dextra
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. M usia 24 tahun datang ke IGD Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Mataram dengan keluhan nyeri tenggorokan, nyeri
menelan dan sulit membuka mulut sejak 1 minggu yang lalu, pasien
masih bisa menelan makanan sedikit-demi sedikit, demam (+), mual
(+), muntah (-), batuk hilang timbul serta nyeri pada telinga kanan
sejak hari rabu tanggal 6 september 2023. Keluhan akan bertambah
memberat ketika pasien mengkonsumsi makanan serta membuka
mulut. Sedangkan untuk memperingan gejala pasien biasanya
istirahat. Selain itu, pasien juga mengeluhkan adanya benjolan pada
submandibula dextra.
3
Awalnya mula keluhan tidak terlalu diperhatikan oleh
pasien sehingga keluhan yang dirasakan semakin hari semakin
memberat akhirnya pasien memutuskan untuk ke IGD RSUD Kota
Mataram. Sesampainya di IGD pasien dikonsultasikan ke bagian
bedah dikarenakan adanya benjolan lunak di submandibula dextra.
Tetapi berdasarkan keluhan lain seperti nyeri tenggorokan, nyeri
menelan, sulit membuka mulut akhirnya pasien dikonsultasikan ke
bagian THT-KL, sehingga ditemukan lah diagnosis dari kondisi
pasien tersebut adalah Hipertrofi tonsil.
Setelah 2 hari di lakukan perawatan di Rumah Sakit
akhirnya pasien diperbolehkan pulang. Hal ini dikarenakan kondisi
pasien sudah membaik serta tidak ada keluhan yang berbahaya.
4
Tekanan Darah : 122/80 mmHg
Nadi : 78x/menit
Laju Pernapasan : 17 x/menit
Suhu : 37.5oC
SpO2 : 98 %
Antropometri
Berat badan : 68 kg
Tinggi badan : 160 cm
Status THT-KL
5
CAE
Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Edema Tidak ada Tidak ada
Secret Tidak ada Tidak ada
Serumen Minimal (+) Tidak ada
Massa/benda asing Tidak ada Tidak ada
Membran Timpani
Permukaan Intak Intak
Warna Putih Mutiara Putih Mutiara
Perforasi (lokasi,
Tidak ada Tidak ada
bentuk, ukuran)
Cone of light (+) (+)
6
Meatus inferior
Tidak ada Tidak ada
Sekret
Tidak ada Tidak ada
Edema
Tidak Tidak
Polip
ada ada
Konka inferior
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Warna
Licin Licin
Permukaan
Eutrofi Eutrofi
Edema/hipertropi
Meatus media
Ada (berwarna Tidak ada
Sekret
putih) Tidak ada Tidak ada
Edema
Tidak ada Tidak ada
Polip
Konka media
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Warna
Licin Licin
Permukaan
Hipertropi (-) Eutrofi
Edema/hipertropi
Septum nasi
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Mukosa
Tidak ada Tidak ada
Deviasi
Tidak ada Tidak ada
Eskoriasi
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Dasar kavum nasi Lapang (+), Sekret (-), Lapang (+), Sekret (-),
Hiperemis (-), Polip (-) Hiperemis (-), Polip (-)
Fenomena Palatum Mole Tidak di Evaluasi Tidak di Evaluasi
Rinoskopi Posterior Tidak di Evaluasi Tidak di Evaluasi
Transluminasi Tidak di Evaluasi Tidak di Evaluasi
RONGGA MULUT KANAN KIRI
DAN FARING
7
Mulut
Simetris Simetris
Bibir
Tidak ada Tidak ada
Trismus
Karies (-) Karies (-)
Gigi
Edema (-) Hiperemis (-) Edema (-) Hiperemis (-)
Gingiva
Atropi (-) Atropi (-)
Lidah
Normal Normal
Palatum durum
Dinding Posterior Faring
Mukosa
Granule Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Tidak ada Tidak ada
Penonjolan
Tidak ada Tidak ada
Post Nasal Drip
Tidak ada Tidak ada
8
Trakea Simetris, benjolan Simetris, benjolan (-),
(-), nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
SARAF KRANIALIS Tidak di Evaluasi
TES GARPUTALA Tidak di Evaluasi
9
Pada gambaran klinis tonsil pasien didapatkan hasil T4/T4, Kripte
melebar, Detritus (-) dan Hiperemis(-).
Nama : mehram/P/24tahun
O/
TD : 122/80 mmHg
N : 87x/m
RR : 17x/m
Suhu : 37,5 C
Hidung kanan : lapang (+), konka inf dan med hipertrofi (-), secret (+)
Hidung kiri : lapang (+), konka inf dan med hipertrofi (-), secret (+)
P/
- antibiotik lanjut
1
- Inj lansoprazole 2x30 mg
O/ KU : Baik
TD : 110/75mmHg
N: : 82x/m
Suhu: 36.5 °C
R : 22x/m
Pemeriksaan fisik :
Telinga :
Aurikula kiri : bentuk dan ukuran telinga kiri normal. Nyeri tarik
1
aurikula (-), nyeri tekan tragus (-)
Liang telinga kiri : lapang, MT: intak, permukaan licin, warna putih
mutiara, sekret (-), serumen minimal,cone of light (+)
Hidung :
Mulut :
Tonsil : T4/T4
Pemeriksaan Radiologi:
Kesan : Buldging soft tissue (12-22 HU) pada regio deep neck kanan
kiri (dominan kanan) yang meliputi, nasofaring kanan, faringeal
mucosal space kanan kiri, peritonsiler kanan kiri, submandibular
kanan kiri, suspek abses add massa Limpadenopaty pada regio colli
kanan kiri dengan ukuran rata-rata 1,5 cm.
1
Pemeriksaan Laboratorium
09/09/23 IGD
Hb : 12.4 g/dL
HbsAg : negatif
P/
1
S : Nyeri menelan berkurang,sukar menelan berkurang, dapat
membuka mulut lebar, dan batuk
O/ KU : Baik
TD : 121/86mmHg
N: : 91x/m
T: 36,3°C
R : 21x/m
Pemeriksaan fisik :
Telinga :
Aurikula kiri : bentuk dan ukuran telinga kiri normal. Nyeri tarik
aurikula (-), nyeri tekan tragus (-)
Liang telinga kiri : lapang, MT: intak, permukaan licin, warna putih
mutiara, sekret (-), serumen minimal,cone of light (+)
Hidung :
Cavum nasi kiri: hiperemis(-) sekret(-) konka inferior dan konka media
: edema/hipertrofi (-) meatus inferior dan meatus media : sekret (+)
Mulut :
1
Ginggiva : edema (-) hiperemis (-)
Tonsil : T4/T4
Pemeriksaan Radiologi:
Kesan : Buldging soft tissue (12-22 HU) pada regio deep neck kanan
kiri (dominan kanan) yang meliputi, nasofaring kanan, faringeal
mucosal space kanan kiri, peritonsiler kanan kiri, submandibular
kanan kiri, suspek abses add massa Limpadenopaty pada regio colli
kanan kiri dengan ukuran rata-rata 1,5 cm.
Pemeriksaan Laboratorium
09/09/23 IGD
Hb : 12.4 g/dL
HbsAg : negatif
P/
1
- Kumur betadin di tenggorokan setelah makan
1
PT
1
mulut dan faring ditemukan adanya pembesaran tonsil T4/T4, serta pada
pemeriksaan fisik leher ditemukan adanya benjolan tunggal dengan
konsistensi lunak pada daerah submandibular dextra.
2.8 Prognosis
Ad Vitam : Dubia
Ad Functionam : Dubia
Ad Sanationam : Dubia
1
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1
3.4 Diagnosis Hipertrofi Tonsil
a) Gejala Klinis
b) Pemeriksaan Fisik
Pada saat pemeriksaan fisik rongga mulut bisa ditemukan
pembesaran tonsil dengan berbagai grade (Lemyze & Raphael,
2010).
2
Gambar 3.1 Grading Hipertrofi Tonsil (Brodsky, 1989)
c) Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dengan
pemeriksaan laboratorium salah satunya pemeriksaan mikrobiologi,
yakni melewati swab jaringan inti tonsil maupun permukaan tonsil
(Slouka, D, et al. 2021). Gold standard pemeriksaan tonsil adalah
kultur dari dalam tonsil.
Selain pemeriksaan mikrobiologi ini, adapula pemeriksaan
histopatologi yang dikatakan dapat dipakai untuk membantu
menegakkan diagnosis. Pemeriksaan histopatologi diindikasikan
jika ada pembesaran tonsil asimetri untuk mengeluarkan diagnosis
banding tumor maupun keganasan atau pembesaran tonsil > 40
tahun yang berisiko terjadi keganasan (Bochner et al., 2017;
Maharjan et al., 2017).
2
3.5 Diagnosis Banding Hipertrofi Tonsil
1) Abses Tonsil
Pada abses tonsil terjadi perubahan suara (hot potato voice),
odinofagia, dan demam tinggi. Umumnya kasus abses tonsil terjadi
unilateral yang bisa membuat hipertrofi palatum mole dengan
menggeser uvula ke kontralateral. Jika terjadi abses tonsil bilateral
maka bisa terjadi hipertrofi paltum mole bilateral dengan
menggeser uvula ke anterior. Biasa terjadi pada dewasa muda
(Lemyze & Raphael, 2010).
2) Tonsilitis
Demam akut, nyeri tenggorokan, nyeri saat menelan,
bengkak pada faring, tonsil eritema dan eksudasi, sering terjadi
limfadenopati servikaln (Lemyze & Raphael, 2010).
3) Tumor Tonsil
Hipertrofi tonsil unilateral bisa terjadi kasus tumor jinak
dan ganas, kasus tersering adalah limfoma. Maka untuk
mengkonfirmasi diagnosisnya perlu dilakukan tonsilektomi
(Brodsky, 1989).
4) Hipertrofi Adeno-Tonsiler
Merupakan salah satu penyebab tersering juga terjadinya
OSA pada anak (Shuaibu et al., 2022). Gangguan suara bisa
menentukan lokasi kelainannya, jika terjadi suara hiponasal maka
terjadi hipertrofi adenoid namun jika suara teredam terjadi pada
hipertrofi tonsil (Wirattami & Murdiyo, 2022).
3.6 Tatalaksana Hipertrofi Tonsil
A. Farmakologi
Terapi menggunakan antibiotik beta-laktamase dapat
bermanfaat untuk profilaksis hipertrofi tonsil yang mungkin bisa
mengecilkan hipertrofi tonsil terutama yang masih terjadi hipertrofi
(6-12 bulan) (Brodsky, 1989).
2
B. Non-Farmakologi
a. Mencegah etiologi yang bisa diperbaiki
b. Tonsilektomi
Indikasi tonsilektomi, yaitu pada hipertrofi tonsil yang
menyebabkan obstruksi jalan napas (sleep apnoea), sulit
menelan, dan gangguan berbicara, terjadi komplikasi lain
akibat hipertrofi tonsil (Dhingra & Dhingra, 2017). Indikasi
lain bisa disesuaikan dengan pedoman tonsilektomi dari AAO-
HNS (Huang et al., 2020)
2
BAB IV
PEMBAHASA
N
2
tonsil yaitu sudah mencapai stadium T4/T4, Kripte melebar, Detritus (-)
dan Hiperemis(-). Tanda-tanda tersebut merupakan tanda khas yang
sering ditemukan pada pasien pembesaran tonsil.
2
BAB V
PENUTU
P
4.1 Kesimpulan
Pada kasus diatas didapatkan pasien datang ke RSUD Kota Mataram
dengan keluhan nyeri tenggorokan, nyeri menelan, dan sulit membuka
mulut sejak 1 minggu yang lalu. Dalam hal ini pasien telah di diagnosis
hipertrofi tonsil. Pada pasien ini dilakukan penatalaksanaan dengan
perawatan aktif berupa penatalaksanaan suportif berupa pemantauan tanda-
tanda vital dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan yang dilakukan
disini pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi atau mengobati keluhan
yang dialami oleh pasien seperti nyeri tenggorokan, nyeri menelan, mual,
serta mulut yang sulit dibuka secara maksimal.
2
DAFTAR PUSTAKA
Amer, H., AL-Sharqi, S. A., & Bairawi, F. H. (2020). Comparative Study between
Recurrent Tonsillitis and Tonsillar Hypertrophy Based: Histopathological
Grading and Hematological Parameters in Children. Medico-Legal
Update, 20(4).
Bochner, R. E., Gangar, M., & Belamarich, P. F. (2017). A clinical approach to
tonsillitis, tonsillar hypertrophy, and peritonsillar and retropharyngeal
abscesses. Pediatrics in Review, 38(2), 81–92.
Brodsky, L. (1989). Modern assessment of tonsils and adenoids. Pediatric Clinics
of North America, 36(6), 1551–1569.
Dhingra, P. L., & Dhingra, S. (2017). Diseases of Ear, Nose and Throat-EBook.
Elsevier Health Sciences.
Huang, Q., Hua, H., Li, W., Chen, X., & Cheng, L. (2020). Simple hypertrophic
tonsils have more active innate immune and inflammatory responses than
hypertrophic tonsils with recurrent inflammation in children. Journal of
Otolaryngology-Head & Neck Surgery, 49, 1–9.
Hubballi, R. K., Nayaka, G., & Koujalagi, S. M. (2020). Clinical correlation
between tonsillar hypertrophy and tonsillitis. Int J Otorhinolaryngol Head
Neck Surg, 6, 132–136.
Lemyze, M., & Raphael, F. (2010). Enlarged tonsils and fatigue. American
Family Physician, 82(6), 669.
Maharjan, S., Neopane, P., & Parajuli, R. (2017). Histopathological Examination
of Routine Tonsil or Adenoid Specimens in a Tertiary Care Centre of
Nepal: Evaluation of Its Necessity and Cost-Benefit Rate Analysis. Glob J
Oto, 8(2), 555733.
Mikola, E., Elenius, V., Saarinen, M., Palomares, O., Waris, M., Turunen, R.,
Puhakka, T., Ivaska, L., Rückert, B., & Aab, A. (2018). Tonsillar cytokine
expression between patients with tonsillar hypertrophy and recurrent
tonsillitis. Clinical and Translational Allergy, 8(1), 1–8.
Shuaibu, I. Y., Usman, M. A., Ajiya, A., Chitumu, D., Mohammed, I. B., Abdullahi,
2
H., Adebola, S. N., & Adamu, A. (2022). Adenoid and tonsil hypertrophy
in Zaria, North Western Nigeria: Review of clinical presentation and
surgical outcome. Journal of the West African College of Surgeons, 12(1),
23.
Wirattami, A. T., & Murdiyo, H. M. D. (2022). Hipertrofi Adenoid dan Tonsil
sebagai Faktor Risiko Obstructive Sleep Apnea pada Anak di RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang Periode 1 Januari 2015–31 Desember 2017. Cermin
Dunia Kedokteran, 49(10), 544–547.
Wulandari, Y. (2021). Reduksi Hipertrofi Tonsil Lingual Grade 4 dengan
Mikrodebrider. Majalah Kedokteran Andalas, 44(7), 492–502.