DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
MERIZA ELPHA
MATA KULIAH :
AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita berikan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua, sehingga pada akhirnya makalah “Hukum Asuransi" ini dapat disusun dan
disajikan dengan waktu yang telah ditetapkan. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis kelas B. Selain itu
makalah ini bertujuan menambah wawasan lebih lanjut mengenai materi hukum asuransi.
Penulis, beserta rekan sekelompok mengucapkan terima kasih kepada ibu Meriza Elpha atas
bimbingan dan masukkan nya yang bermafaat untuk penyelesaian makalah oleh kelompok lima
ini. Tidak lupa pula pihak-pihak lain yang memberikan dukungan moril selama penyusunan
makalah Hukum Asuransi ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saran kritik yang membangun diharapkan dari pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9
BAB II PENDAHULUAN
Istilah asuransi sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Sudah bukan hal yang tabu, jika banyak
masyarakat yang membeli produk asuransi untuk menjamin dirinya ketika menghadapi kejadian
yang tidak terduga. Biasanya asuransi diugunakan oleh pemegang polis untuk menjadi cadangan
atau persediaan yang digunakan ketika suatu bencana atau kejadian yang merugikan menimpa
mereka. Dalam asuransi ada pihak yang dinamakan pihak penganggung dan ada pihak yang
dinamakan pihak tertanggung. Interaksi antara kedua pihak tersebut menghasilkan perjanjian
asuransi, dimana akan ditetapkan sebuah premi yang harus dibayar. Namun, masih banyak
masyarakat umm yang belum mengetahui lebih lanjut terkait apa itu asuransi, dan bagaimana
sistematika perjanjian asuransi tersebut, baik berupa hak dan kewajiban hingga waktu
berakhirnya asuransi. Makalah ini dibuat, untuk membedah sedikit mengenai hukum asuransi
dan pembahasan didalamnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan rekan khususnya
dan untuk pembaca pada umumnya.
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalh ini adalah sebagai berikut :
Dalam bahasa Belanda, dikenal sebagai verzekering dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
insurance. Adapun dalam pasal 246 KUHD menyebutkan bahwa, “Asuransi atau pertanggungan
adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan dirinya kepada seorang
tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan suatu penggantian karena suatu
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin di deritanya
karena suatu peristiwa tidak tentu.
Menurut Muhammad Muslehuddin, asuransi adalah suatu perjanjian yang disiapkan oelh
sekelompok orang, yang tertimpa kerugian, guna menghadapi kejadian yang tidak jelas
diramalkan, sehingga bila kerugian tersebut menimpa salah seorang diantara mereka, maka
beban kerugian tersebut akan disebarkan ke seluruh kelompok.
A. Dalam KUHD
Dalam KUHD hukum asuransi terbagi menjadi dua yaitu bersifat umum dan bersifat khusus.
Adapun yang bersifat umum terdapat dalam Buku I Bab IX pasal 246-248 KUHD tentang
pertanggungan pada umumnya.
Buku I Bab X Pasal 287-308 KUHD tentang pertanggungan terhadap bahaya kebakaran,
bahaya yang mengancam hasil pertanian dan pertambangan, dan pertanggungan jiwa.
Buku II Bab IX Pasal 592-685 KUHD tentang pertanggungan terhadap bahaya laut dan
bahaya perbudakan.
Buku II Bab X Pasal 686-695 KUHD tentang pertanggungan terhadap bahaya dalam
pengangkutan darat, pengangkutan sungai, dan pengangkutan laut.
B. Diluar KUHD
Adapun dasar hukum dan peraturan yang berkaitan dengan hukum asuransi adalah sebagai
berikut :
1. Pengalihan resiko, disini tertanggung menyadari bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta
kekayaan miliknya atau keadaan jiwanya. Yang mana bila terjadi maka akan menimbulkan
kerugian yang akan mempengaruhi hidup seseorang atau ahli warisnya. Tertanggung
mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan resiko yang mengancam harta kekayaan
atau jiwanya kepada pihak penanggung. Dengan membayar sejumlah premi kepada
perusahaan asuransi (penanggung), maka sejak itu pula resiko beralih kepada penanggung.
2. Pembayaran Ganti Kerugian, ini merupakan kesempatan baik bagi penanggung
mengumpulkan premi yang dibayar oleh beberapa tertanggung yang mengikatkan diri
kepadanya. Jika pada suatu ketika sungguh sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan
kerugian (resiko berubah menjadi kerugian), maka kepada tertanggung akan dibayarkan ganti
kerugian seimbang dengan jumlah asuransinya.
3. Pembayaran santunan, tujuan mengadakan asuransi sosial menurut pembentuk Undang-
Undang adalah untuk melindungi kepentingan masyarakat dan mereka yang terkena musibah
dengan pemberian santunan sejumlah uang.
4. Kesejahteraan anggota, jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan kerugian atau kematian
bagi anggota (tertanggung), maka penanggung akan membayar sejumlah uang kepada anggota
(tertanggung) yang bersangkutan.
Fungsi dari asuransi adalah memberikan perlindungan (proteksi) dari kerugian keuangan yang
ditimbulkan dari peristiwa yang tidak terduga. Dalam prinsip keseimbangan (Indemnitas)
asuransi bertujuan mengembalikan posisi keuangan (finansial) seseorang ke posisi semula.
Apabila diuraikan tujuan asuransi antara lain :
1. Berhak untuk informasi yang benar dari penanggung mengenai perjanjian asuransi.
2. Berhak untuk menentukan orang yang akan menerima manfaat asuransi atau ahli waris.
1. Karena terjadi evenemen, menurut hukum perjanjian, suatu perjanjian yang dibuat oleh pihak-
pihak berakhir apabila prestasi masing-masing pihak telah terpenuhi. Dalam asuransi jiwa
satu-satunya evenemen yang menjadi beban penanggung adalah meninggalnya tertanggung.
Apabila dalam jangka waku yang diperjanjikan terjadi peristiwa meninggalnya tertanggung
maka penanggung berkewajiban membayar uang santunan kepada ahli waris yang ditunjuk
oleh tertanggung. Ketika penanggung melunasi pembayaran uang santunan tersebut maka
sejak itu pula perjanjian asuransi jiwa berakhir.
2. Karena berakhirnya jangka waktu, dalam asuransi jiwa tidak selalu evenemen menanggung
beban itu terjadi, bahkan sampai akhir jangka waktu asuransi. Apabila jangka waktu berlaku
asuransi itu habis tanpa terjadi evenemen, maka beban resiko penanggung berakhir, akan
tetapi dalam perjanjian ditentukan bahwa penanggung akan mengembalikan sejumlah uang
kepada tertanggung apabila sampai jangka waktu asuransi tidak terjadi evenemen. Dengan
kata lain asuransi jiwa berakhir sejak jangka waktu berlaku asuransi diikuti dengan
pengembalian sejumlah uang kepada tertanggung.
3. Karena asuransi gugur, menurut ketentuan Pasal 306 KUHD : “Apabila seseorang yang
diasuransikan jiwanya pada saat diadakannya asuransi ternyata sudah meninggal, maka
asuransinya gugur meskipun tertanggung tidak mengetahui kematian tersebut, kecuali jika
diperjanjian lain. Dalam Pasal 307 KUHD ditentukan : “Apabila orang yang mengasuransikan
jiwanya bunuh diri atau dijatuhi hukuman mati maka asuransi jiwa itu menjadi gugur.”
4. Karena asuransi dibatalkan, asuransi jiwa berakhir karena pembatalan sebelum jangka waktu
berakhir. Pembatalan tersebut dapat terjadi karena tidak melanjutkan pembayaran premi
sesuai dengan perjanjian atau karena permohonan tertanggung sendiri. Selanjutnya menurut
pasal 251 KUHD, menyebutkan bahwa batalnya penanggungan tersebut disebabkan oleh :
Tertanggung memberikan keterangan yang keliru atau tidak benar, misalmya tidak
memberitahukan mengenai penyakit yang dideritanya secara benar kepada penanggung.
Tertanggung tidak memberitahukan hal-hal yang diketahuinya sekalipun dengan itikad
baik kepada penanggung, misalnya keterangan mengenai umur dan jenis kelamin yang
sebenarnya.
BAB III KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan penjelasan dalam makalah yang berjudul
“Hukum Asuransi” adalah sebagai berikut :
Asuransi pada intinya adalah pertanggungan berupa jaminan yang disiapkan sebagai persediaan
untuk mengantisipasi kejadian tidak terduga dimasa depan yang dialihkan dari pihak tertanggung
kepada pihak penanggung dengan membayar sebuah premi. Hukum asuransi sendiri telah diatur
oleh pemerintah dalam undang-undang maupun peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Asuransi sendiri bertujuan untuk mengalihkan resiko dari pihak tertanggung kepada pihak
penanggung, menerima penggantian kerugian sebagai bentuk pembayaran atas bencana tidak
terduga, kemudian pemberian santunan dan juga bertujuan untuk mensejahterakan anggota.
Pada intinya, asuransi ini bersifat untuk memberikan jaminan sebagai cadangan ketika terjadi
suatu kejadian tidak terduga yang menyebabkan kerugian yang bersifat sebagai proteksi terhadap
pihak tertanggung. Hak dan kewajiban pihak penanggung lebih berkonsentrasi kepada tindakan
apa yang akan dilakukan sebagai bentuk proteksi kepada pihak tertanggung setelah menerima
premi. Sedangkan hak dan kewajiban pihak tertanggung lebih berkonsentrasi terhadap
pemenuhan pembayaran premi ketika sudah membeli produk asuransi. Asuransi sendiri
sebenarnya dapat dibatalkan oleh calon pemegang polis karena ada suatu ketidaksesuaian
terhadap produk asuransi yang dibeli atau mungkin dapat berakhir karena waktu asuransi yang
telah disepakati berakhir.
DAFTAR PUSTAKA
Yunita Sabrie Hilda. Amalia Rizky. 2015. Karakteristik Hubungan Hukum dalam Asuransi Jasa
Raharja terhadap Klaim Korban Kecelakaan Angkutan Umum. Karakteristik Hubungan Hukum.
Surabaya : Universitas Airlangga.