OLEH:
FREDI MARK Y
L1A121055
Kelas D
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ternak adalah tempat pengembangbiakan dan budidaya ternak
untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan ini. Pengertian
peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan
beternak perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan
peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip
manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara
optimal. Berdasarkan ukuran hewan ternak, bidang peternakan dapat
dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar seperti sapi,
kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua yaitu peternakan hewan kecil
seperti ayam, kelinci dan lain-lain.
Berdasarkan jenisnya, ternak dibagi menjadi ruminansia dan
nonruminansia. Adapun jenis-jenis ternak diantaranya sapi, kerbau, sapi
perah, domba, kambing, babi, kelinci, ayam, itik, mentok, puyuh, ulat
sutera, belut, katak hijau, dan ternak lebah madu. Masing-masing hewan
ternak tersebut dapat diambil manfaat dan hasilnya. Hewan-hewan ternak
ini dapat dijadikan pilihan untuk diternakan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat disimpulan rumusan masalah
dibawah ini:
1) Apa itu pengolahan hasil ternak?
2) Apa saja yang termasuk pangan olahan hasil ternak?
3) Apa saja sifat-sifat dan kandungan pangan olahan hasil ternak?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui apa itu pengolahan hasil ternak.
2) Untuk mengetahui apa saja yang termasuk pangan olahan hasil
ternak.
3) Untuk mengetahui sifat dan kandungan pangan olahan hasil ternak.
BAB II
PEMBAHASAN
Bakso
Daging cincang
Sosis
Daging asap
Daging iga
Burger
Nugget, dll.
2. Pangan olahan susu
Jenis olahan pangan ini juga merupakan jenis olahan yang
banyak disukai oleh orang-orang. Bukan hanya karena rasanya
tetapi juga karena hasil dari olahan susu bisa menghasilkan
makanan bergam dengan kata lain susu bisa menjadi campuran
bahan makanan manis maupun asin. Adapun pangan hasil olahan
susu di antaranya:
Susu dengan beragam rasa
Yoghurt
Keju, dll.
3. Pangan olahan telur
Sama dengan susu, telur merupakan salah satu hasil ternak
yang juga bisa menjadi campuran bahan makanan dan juga disukai
banyak orang karena hasil dari olahan yang menggunakan telur
sangat beragam. Contoh hasil olahan telur antara lain:
Aneka Roti
Aneka Kue
Dan aneka makanan lainnya.
C. Sifat dan Kandungan Pangan Olahan Hasil Ternak
Sifat fisik bahan pangan memiliki hubungan erat dengan sifat dari
bahan pangan itu sendiri, antara lain: sifat alometrik, tekstur, kekenyalan,
koefisien gesek dan konduktivitas panas. Sifat fisik bahan pangan juga
memiliki kaitan yang sangat erat dengan mutu bahan pangan karena dapat
digunakan sebagai informasi dasar dalam menentukan tingkat metode
penanganan dan atau bagaimana medesain peralatan pengolahan terutama
peralatan pengolahan yang bersifat otomatis. Ada beberapa sifat fisik
dalam bahan pangan meliputi: berat jenis, titik beku, titik gelatinisasi
(proses pembengkakan granulapati pati, bilangan penyabunan dan indeks
bias). Dengan kata lain sifat fisik bahan pangan berhubungan dengan
karakteristik bahan dan komponennya.
Sifat secara fisik
Sifat fisik yang memiliki hubungan erat dengan sifat dari bahan
pangan antara lain sifat alometrik, tekstur, kekenyalan, koefisien
gesek, dan konduktivitas panas. Sifat fisik memiliki kaitan sangat
erat dengan mutu bahan pangan karena dapat digunakan sebagai
informasi dasar dalam menentukan tingkat metode penanganan dan
atau bagaimana mendesain peralatan pengolahan terutama
peralatan pengolahan yang bersifat otomatis. Beberapa sifat fisik
dalam pangan : berat jenis, titik beku, titik gelatinisasi( proses
pembengkakan granulapati contohnya mie instan) pati, bilangan
penyabunan, dan indeks bias. Dengan kata lain sifat fisik
berhubungan dengan karakteristik bahan dan komponennya.
Sifat secara kimiawi
Sifat kimiawi dari bahan pangan ditentukan oleh senyawa kimia
yang terkandung sejak mulai dari bahan pangan dipanen/ditangkap
hingga diolah. Perubahan kandungan senyawa kimia pada bahan
pangan tergantung dari tingkat kematangan biologis, jeniskelamin,
kematangan seksual, temperatur, suplai makanan atau pupuk, stres,
atau parameter lingkungan lainnya. Sebagian besar bahan pangan
memiliki kandungan air relative tinggi. Dengan kandungan air
demikian, bahan pangan tersebut merupakan media yang baik bagi
mikroba pembusuk untuk tumbuh dan berkembang. Upaya
dilakukan untuk menurunkan kandungan air dalam bahan pangan
sampai batas dimana mikroba tidak dapat tumbuh dan berkembang
masih terus dikembangkan. Keberhasilan upaya ini akan dapat
meningkatkan masa simpan bahan pangan. Pada komoditas
perikanan dan beberapa bahan pangan nabati lainnya diketahui
mengandung minyak yang dapat diekstrak. Kandungan senyawa
kimia juga akan berubah apabila bahan pangan mengalami stres
menjelang kematiannya.
Sifat secara biologis
Sifat biologis mempunyai peranan sangat penting dalam merancang
proses penanganan dan pengolahan. Sifat biologis yang utama dari
bahan pangan adalah kandungan mikrobanya. Sebagian besar
bahan pangan memiliki kandungan mikroba sejak dipanen atau
ditangkap. Mikroba ini tersebar di seluruh permukaan. Sebagian
mikroba tersebut merupakan mikroba asli (flora alami) yang
berasal dari alam dan melekat pada bahan pangan. Sebagian
mikroba lainnya berasal dari kontaminasi. Kontaminasi mikroba
dapat berasal dari lingkungan, pakaian yang dikenakan saat
menangani atau mengolah bahan pangan, dan dari bahan pangan
yang sudah tercemar. Bila kondisi memungkinkan, kedua jenis
mikroba ini secara bersamaan akan menurunkan tingkat kesegaran
bahan pangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses
pengolahan dengan cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan
tambahan. Termasuk dalam Pangan olahan adalah pangan siap saji dan
pangan olahan Industri Rumah Tangga. Ternak adalah tempat
pengembangbiakan dan budidaya ternak untuk mendapatkan manfaat dan
hasil dari kegiatan ini. Pengertian peternakan tidak terbatas pada
pemeliharaaan saja, memelihara dan beternak perbedaannya terletak pada
tujuan yang ditetapkan. Pengolahan dan rekayasa produk hasil hewan
ternak berupa makanan berupa susu, daging, telur, tulang, bulu, dan kulit.
Adapun sifat pangan olahan ternak yaitu sifat fisik, skimiawi dan biologis.
B. Saran
Dalam mengolah suatu pangan, diharapkan selalu diperhatikan
kebersihan karena itu sangat menjamin kualitas suatu hasil olahan.