Anda di halaman 1dari 188

TO R A K S - VA S K U L A R

DIGESTIF
ANAK
UROLOGI

BEDAH-1
d r. A n d i F u a d A n s y a r i
UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal Bedakan antara terapi yang tepat,
dalam 200 menit 1 soal = 1 definitive, abortif, suportif, awal
menit dan pendukung
Baca soal Baca Kasus Kata Terapi awal : Tatalaksana
kunci Informasi tambahan simtomatis / kegawat daruratan
Pemeriksaan Objektif > Subjektif Terapi definitive : Terapi yang
langsung ke etiologi
Jika kesulitan Eksklusi jawaban
Terapi supportif: Terapi yang
Memperbesar kemungkinan
membantu dalam terapi
untuk benar
utama.

2
Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas

4 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter


4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atauPendidikan
Kedokteran Berkelanjutan (PKB)

3
Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk
3A. Bukan gawat darurat
3B. Gawat darurat

2
Mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.

Mengenali dan menjelaskan

1 Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai
penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.

3
o Bedah Toraks Kardiovaskular o Diverticulum Meckel
o Trauma toraks o Gastroschisis, Omphalocele
o Peripheral Vascular Disease o Bedah Urologi
o Ruptur Uretra
o Bedah Digestif
o Ruptur Buli
o Appendisitis o Trauma Ginjal
o Peritonitis o BPH
o Hernia o Torsio Testis
o Ileus o Epididimitis
o Varikokel
o Hemoroid
o Hidrokel
o Bedah Anak o Spermatokel
o Atresia Esofagus o Fimosis, Parafimosis
o Hypertrophic Pyloric Stenosis o Epispadia, Hipospadia
o Disease o Priapismus
o KrIptokidismus
o Invaginasi
o Batu saluran kemih
o Volvulus

4
TORAKS-VASKULAR
DI GESTIF
AN A K
UROLOGI

Bedah Toraks
Kardiovaskular
TORAKS-VASKULAR

Trauma Toraks
Definisi
Pada kavum toraks terdapat organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, pembuluh
darah besar; sehingga trauma pada regio toraks dapat membahayakan nyawa

Trauma Toraks

Obstruksi Jalan Hematoraks Tamponade


Flail Chest Pneumotoraks
Napas Masif Jantung

Bunyi napas Pernapasan Perkusi :


Perkusi : Redup Trias Beck
tambahan paradoksal Hipersonor

7
12 Kejadian Mematikan

Mengancam nyawa secara Mengancam nyawa secara


segera segera
Perlu diidentifikasi dan ditangani saat primary Perlu diidentifikasi sewaktu secondary survey

THE
survey
THE LETHAL SIX

Obstruksi jalan napas Trauma pembuluh darah

HIDDEN
Tension pneumothorax Trauma trakeobronkial

Cardiac tamponade Kontusio miokardium

Open pneumothorax Ruptur diafragma

SIX
Massive hematothorax Trauma esofagus

Flail chest Kontusio paru

8
TORAKS-VASKULAR

Pneumothorax
10
Klasifikasi

11
Akumulasi Udara di Cavum Pleura

Traumatik Non Traumatik

Simple Open Tension Primer Sekunder

Sucking Chest Deviasi Trakea Asthenic Body Komplikasi


Tanda Vital dbn
Wound & Hipotensi Habitus Penyakit Paru

12
3B

Etiologi
Trauma benda tajam (luka tusuk)

Manifestasi Klinis
Dispnea

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Pergerakan dada asimetris Sucking chest wound
Palpasi
Perkusi : Hipersonor
Auskultasi : Suara napas menurun/ menghilang

Tatalaksana
Awal: Occlusive dressing/ Plester 3 sisi -> flutter type valve
Definitif: WSD

13
3B

Definisi

Mekanisme one way valve meningkatkan tekanan


intrapleural

Manifestasi Klinis
Gelisah, dispnea, takikardia

Hipotensi

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Pengembangan dada asimetris
Penggunaan otot bantu nafas (+)
Palpasi
Perkusi : Hipersonor
Auskultasi : Suara napas menghilang
Deviasi trakea kontralateral
14
3B

Tatalaksana
A-B-C
Awal: Needle decompression di ICS 4-5 Linea Axilaris anterior
Definitif: WSD

X-Ray Tension Pneumothorax

15
3B

16
Diagnosis Banding
SIMPLE OPEN TENSION

TANDA HIPERSONOR + SUCKING HIPERSONOR + DEVIASI


HIPERSONOR
KHAS CHEST WOUND TRAKEA
TINDAKAN NEEDLE NEEDLE
PLESTER 3 SISI
AWAL DECOMPRESSION/WSD DECOMPRESSION
TINDAKAN
WSD WSD WSD
DEFINITIF

17
TORAKS-VASKULAR

Hemothorax
3B

Etiologi

Laserasi pemb. darah rongga dada (a. intercostalis/ a.thoracica)

Manifestasi Klinis

Dispneu, takipneu, takikardi, disertai tanda syok

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi : Dada sakit tertinggal/asimetris


Palpasi
Dapat terjadi
Perkusi : Redup, pada massif sampai costa II penekanan pada
Auskultasi : Suara napas menurun jantung

19
3B

Thoracotomy

Volume awal saat thoracostomy >1000 mL


TATALAKSANA : (trauma tajam) atau >1500 mL (trauma
tumpul)
Primary survey (ABC)
Volume thoracostomy >200 mL/jam dalam
Pemasangan WSD pada 3 jam berturut-turut
Jejas pada pembuluh darah besar
ICS 4/5 midaxillary anterior
Pericardial tamponade
Thoracotomy indikasi Open pneumothorax
Esofageal perforation
Emboli udara
INDIKASI PENCABUTAN :
Paru sudah mengembang
(klinis+radiologis)
Produksi maksimal <100cc
Masih ada undulasi

20
TORAKS-VASKULAR

Flail Chest
3B

Definisi

Fraktur segmental 3 costa berturut-turut

Manifestasi Klinis

Nyeri dada >>>, dispneu, takipneu


Pernafasan paradoksal
Krepitasi

Tatalaksana

Awal: analgesik kuat (opoid/intercostal blocks)


Oksigen
Definitif: fiksasi interna

22
TORAKS-VASKULAR

Cardiac
Tamponade
3B

Etiologi
Akumulasi cairan/darah di rongga perikardium

Manifestasi Klinis

Trias Beck:
Hipotensi

Suara jantung menjauh


Pulsus paradoksus
Dispnea, batuk, lemah

Talaksana

Awal: needle pericardiocentesis


Definitif: subxyphoid pericardial window
24
Diagnosis Banding Trauma Thorax
Open Pneumothorax Tension Pneumothorax Hemothorax Flail Chest Cardiac Tamponade

Sesak tiba-tiba yang Pergerakan dinding


Adanya trauma tembus,
Gejala memberat, disertai Sesak dan tanda syok dada paradoksal, Tanda syok
sucking chest wound
dengan tanda syok krepitasi, nyeri dada

Inspeksi : pergerakan
Inspeksi : sucking chest Inspeksi : pergerakan
asimetris, deviasi trakea
wound asimetris Inspeksi : pergerakan
Pemeriksaan kontralateral
Perkusi : hipersonor Perkusi : redup dada paradoksal Trias Beck (3D)
Fisik Perkusi : hipersonor
Auskultasi : suara napas Auskultasi : suara napas Palpasi : krepitasi
Auskultasi : suara napas
berkurang/hilang hilang/berkurang
hilang/berkurang

- Radiolusen (pleural line) - Radioopak Fraktur iga 3/lebih Water bottle


Pemeriksaan
- Radiolusen (pleural line) - Deviasi mediastinum - Sudut costophrenicus berurutan yang sign/globular
Penunjang
kontralateral tumpul bersifat segmental shaped app

Needle Decompression Resusitasi (awal)


Plester 3 sisi (awal)
Tatalaksana (awal) WSD (definitif) Resusitasi, analgetik Perikardiosintesis
WSD (definitif)
WSD (definitif) Torakotomi : masif

25
TORAKS-VASKULAR

MED QUIZ
+
Seorang pria berusia 30 tahun, mengalami kecelakaan dan dibawa
ke IGD dengan keluhan sesak napas. Tanda vital TD 100/70 mmHg,
RR 26x/menit, HR 90x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
didapatkan pergerakan dada kiri tertinggal, perkusi didapatkan
peralihan pekak dan hipersonor pada dada kiri, auskultasi suara
napas kiri menurun.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus di atas?
A. Simple pneumothorax
B. Tension pneumothorax
C. Hemothorax
D. Hidropneumothorax
E. Cardiac tamponade

27
Seorang pria berusia 30 tahun, mengalami kecelakaan dan dibawa
ke IGD dengan keluhan sesak napas. Tanda vital TD 100/70 mmHg,
RR 26x/menit, HR 90x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
didapatkan pergerakan dada kiri tertinggal, perkusi didapatkan
peralihan pekak dan hipersonor pada dada kiri, auskultasi suara
napas kiri menurun.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus di atas?
A. Simple pneumothorax
B. Tension pneumothorax
C. Hemothorax
D. Hidropneumothorax
E. Cardiac tamponade

28
Seorang pria berusia 30 tahun, mengalami kecelakaan dan dibawa
ke IGD dengan keluhan sesak napas. Tanda vital TD 90/70 mmHg,
RR 28x/menit, HR 95x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
didapatkan pergerakan dada kiri tertinggal, deviasi trakea ke arah
kanan.
Apakah tatalaksana awal pada kasus di atas?
A. Thoracotomy di ICS V anterior axillary line sinistra
B. Thoracentesis di ICS V anterior axillary line dextra
C. Thoracentesis di ICS V midclavicular line dextra
D. Thoracotomy di ICS V anterior axillary line dextra
E. Thoracentesis di ICS V anterior axillary line sinistra

29
Seorang pria berusia 30 tahun, mengalami kecelakaan dan dibawa
ke IGD dengan keluhan sesak napas. Tanda vital TD 90/70 mmHg,
RR 28x/menit, HR 95x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
didapatkan pergerakan dada kiri tertinggal, deviasi trakea ke arah
kanan.
Apakah tatalaksana awal pada kasus di atas?
A. Thoracotomy di ICS V anterior axillary line sinistra
B. Thoracentesis di ICS V anterior axillary line dextra
C. Thoracentesis di ICS V midclavicular line dextra
D. Thoracotomy di ICS V anterior axillary line dextra
E. Thoracentesis di ICS V anterior axillary line sinistra

30
TORAKS-VASKULAR

Peripheral
Vascular Disease
Peripheral Vascular Disease

Veins Lymphatics
Arteries (varicoid veins, (lymphedema)
venous thrombosis)

Oclcusives Vasculitis Functional

Takayasu, Giant Cell,


Acute Raynaud Phenomenon
Thromboangitis
Chronic Obliterans
& DIsease

32
3B
2
Iskemia Tungkai

Manifestasi Klinis

Kronik Akut
> 2 minggu < 2 minggu
(aterosklerosis) (tromboemboli)

Iskemik Tungkai Iskemik Tungkai Iskemik Tungkai


Kronik Kritis Kronik Non-Kritis Akut

Claudication
Rest Pain 6P
Intermitten

33
3B
2
Definisi

Penyumbatan pada arteri perifer yang dihasilkan dari proses atherosklerosis atau proses inflamasi
yang menyebabkan lumen menyempit (stenosis), atau dari pembentukan trombus (biasanya
terkait dengan faktor resiko yang menjadi dasar timbulnya atherosklerosis)

Faktor Resiko

Diabetes melitus
Hipertensi
Dislipidemia
Merokok

Manifestasi Klinis

Nyeri klaudikasio = nyeri yang


dicetuskan saat aktivitas membaik
dengan istirahat (biasanya dalam 10
menit)

34
3B
2
Klasifikasi

Acute Limb Ischemia


Chronic Limb Ischemia

Nyeri iskemik berat


Disertai P :
pain, pallor, pulseless, paralysis, Non Critical Limb Ischemia Critical Limb Ischemia
paresthesia,poikiloterm
Klaudikasio Intermiten Rest Pain

35
3B
2
Derajat Keparahan

Acute vs Chronic Limb Ischemia Fontaine Rutherford


Deskripsi Klinis
Grade Category
Akut (ALI) Kronik (CLI / CLTI) I 0 Asimptomatik
<2 minggu >2 minggu IIa 1 Klaudikasio ringan (>200 m)

IIb 2 Klaudikasio sedang (<200m)


Gejala:
Gejala:
Nyeri tetap saat istirahat 3 Klaudikasio berat
6P : Pain (Nyeri iskemik
(rest pain)
yang III 4 Ischemic rest pain
Ulkus / gangrene yang
berat)
tidak IV 5 Kehilangan jaringan ringan
Pallor, Paraesthesia,
kering, tepi lesi meninggi,
Pulselessness, 6 Kehilangan jaringan berat
pucat, dasar bersih (tidak
Poikilothermia, paralysis
ada jaringan granulasi

Etiologi: Etiologi:

36
3B
2
Ankle Brachial Index

Right ABI :

Left ABI :

37
3B
2
Tatalaksana

Klaudikasio Intermitten

Exercise therapy
Arteriodilator : cilostazol, pentoxyfiline
Antitrombotik
Edukasi smoking cessation, lipid lowering drug (statin),
kontrol HT dan DM

Critical Limb Ischemia

Perawatan luka
Antibiotik
Revaskularisasi : surgery
Edukasi smoking cessation

Acute Limb Ischemia

Segera revaskularisasi dalam 6 jam


Tatalaksana : embolektomi, trombolisis, heparin bolus
100 U/kg, lanjut 150 U/kg/jam
38
TORAKS-VASKULAR

Thromboangitis
Obliterans
2

Definisi

Penyakit inflamasi vaso-oklusi pada arteri kecil-


sedang, non-aterosklerotik pada ekstremitas atas
dan bawah
disease

Epidemiologi

Laki-laki > perempuan (3:1)


Onset usia sebelum usia 45

Faktor Risiko

Merokok merupakan faktor risiko utama

40
2

Gejala Klinis
Raynaud phenomenon
Intermittent claudication & rest pain
Gangren pada ujung jari kaki dan tangan

Pemeriksaan Penunjang
ABI : menurun
Laboratorium : ESR & CRP
Arteriografi : gold standard (didapatkan gambaran
corkscrew pada pembuluh darah distal)

Tatalaksana
Stop merokok
Iloprost
Prosedur operasi

41
BUERGER vs BERGER disease

Buerger Disease Berger Disease


Penyakit perokok IgA Nefropati
42
TORAKS-VASKULAR

Subclavian Steal
Syndrome
2

Definisi:

Aliran darah retrograde pada cabang arteri subclavia (arteri vertebral) yang disebabkan
stenosis atau oklusi arteri subklavia.

Etiologi:

Aterosklerosis tersering
Vaskulitis, misalnya arteritis Takayasu

Manifestasi Klinis:

Klaudikasio lengan terutama saat aktivitas berat atau mengangkat tangan karena kurangnya perfusi
insufisiensi vertebrobasilar
Dizziness
Vertigo
Sinkop
Perbedaan tekanan darah pada lengan kanan dan kiri (>20 mmHg)
Menurunnya amplitudo nadi pada sisi ipsilateral
Bruit pada fossa supraclavicular

44
2

Pemeriksaan Penunjang:

Duplex USG retrograde


CT Angiografi gold standard,
MR Angiografi

Tatalaksana:

Asimptomatik
Pemberian aspirin prevensi CV event
Modifikasi faktor risiko mencegah perburukan atherosklerosis
Gejala berat pembedahan
Proximal subclavian endarterectomy
Endovascular treatment

45
TORAKS-VASKULAR

Fenomena
Raynaud
2

Definisi

Gangguan pembuluh darah arteri akibat paparan suhu


dingin dan stres

Klasifikasi

Penyakit Raynaud (Primer) : Idiopatik


Sindrom Raynaud (Sekunder) : Disertai penyakit
gangguan jaringan ikat (SLE, RA, Scleroderma, Sjogren)

Faktor Risiko

Dicetuskan oleh paparan suhu dingin ataupun stres


emosional
Umumnya pada wanita

Pada wanita : Raynaud disease


Pada pria : Tromboangitis obliterans

47
2

Pemeriksaan Fisik
Pucat : Akibat spasme pembuluh darah
Biru : Akibat hipoksia jaringan (sianosis)
Merah : Dilatasi pembuluh darah & reperfusi

Primary RP Secondary RP

Gejala Klinis Onset < 30 tahun Onset >40 tahun


Bersifat episodik Iskemik ireversibel
reversibel Disertai gangrene
Tidak ada dan ulserasi
kerusakan jaringan
Laboratorium Normal CBC Abnormal CBC
ESR/CRP normal ESR/CRP meningkat

48
TORAKS-VASKULAR

Limfedema
3A
2
Definisi

Akumulasi cairan sehingga menyebabkan pembengkakan bagian tubuh terutama


lengan dan kaki
Obstruksi sistem limfatik sehingga drainase terhenti menyebabkan akumulasi cairan

KLASIFIKASI STAGING
Limfedema primer/prekoks akibat Stage 0 : latent stage
abnormalitas/tidak adanya pembuluh limfe Stage 1 : Reversibel spontan, pitting
Limfedema sekunder/tarda akibat edema
terhambatnya aliran limfe karena berbagai
Stage 2 : edema non pitting
sebab seperti infeksi, radiasi, sikatriks dan
setelah pengobatan kanker payudara Stage 3 : elephantiasis limfostatik

50
3A
2
Manifestasi Klinis

Pembengkakan kronik, satu tungkai lebih besar


Umumnya pada ekstremitas bawah
Sering berasosiasi dengan infeksi kulit bakteri/jamur
Edema regional : awalnya piting edema, lembut
progresif menjadi fibrosis kronik
STEMMER SIGN

Tatalaksana

Konservatif : elevasi kaki, atasi penyebab dasarnya


Operasi : reseksi limfe, anastomosis limfatikovenosus

51
TORAKS-VASKULAR

Diseksi Aorta
2

Etiologi
Hipertensi, genetik (marfan), aterosklerosis, trauma

Manifestasi Klinis

Bruit pada abdomen, nyeri hebat pada


punggung atau dada seperti tersayat

Pemeriksaan Penunjang :
Xray
Gold Standard : CT Scan Angiography

Bruit Tanpa Nyeri Tersayat Aneurisma Aorta

53
Peripheral Vascular Disease
PENYAKIT VASKULAR PERIFER
ARTERI
VENA LIMFE
Oklusi Inflamasi
ALI CLI Giant Cell Thrombongitis
A. Takayasu DVT Limfedema
(<2 minggu) (> 2minggu) Arteritis Obliterans

Akibat
Mengenai Mengenai arteri
Mengenai FR : Hamil, obstruksi
Eti : Emboli Eti : Aterosklerosis arteri sedang kecil
arteri besar imobilitas lama drainase
(temporal) FR : Merokok
limfatik
GK : Nyeri GK : edema,
GK : Claudicatio GK : TD FR : Post OP,
GK : 6P kepala, mata GK : Nyeri + ulkus eritem, nyeri,
Intermitten Kanan infeksi
kabur hangat

PP : USG
sign
Doppler, PP : ABI
PP : USG Sign
Angiografi
Doppler, D-dimer
Th :
Th : Th : Steroid Debridement, Th :
Th : Cilostazol
Antikoagulan antiplatelet dan Antikoagulan
vasodilator

54
TORAKS-VASKULAR

Ulkus Arterial
4

Definisi

Ulserasi yang terjadi karena adanya gangguan aliran darah pada ekstremitas bawah
Komplikasi dari penyakit arteri perifer

Manifestasi Klinis

Punched-out ulcer
Sering pada kaki (malleolus lateral, ujung ibu jari)
Nyeri hebat
Ulkus infeksi sepsis
Kulit teraba dingin dan pulsasi arteri melemah/menghilang

56
4

Venous Ulcer Arterial Ulcer Malum Perforans

Pressure points pada kaki (malleolus Pressure point pada plantar pedis
Lokasi Gaiter location (di atas ankle)
lateral dan ujung ibu jari) (heel dan os metatarsal)
Diabetik mikrovaskulopati dan
Mekanisme Insufisiensi vena kronik iskemik jaringan Oklusi arteri iskemik jaringan
neuropati
Tepi ireguler
Manifestasi Klinis Punched out appearance Batas hiperkeratotik
Basah dan eksudat
Luka Tanpa eksudat Profunda
Superfisial

Nyeri Ringan Berat Absent


Sendi charcot
Varicose vein Pucat, mengilap, dingin
Gejala Reflex ankle (-)
Edema Distrofi kuku
Tambahan Gangguan sensibilitas (vibrasi)
Stasis dermatitis Tanpa nadi
Claw toes

57
TORAKS-VASKULAR

MED QUIZ
+
Seorang laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri dan kesemutan
pada betis kiri yang dialami sejak 2 bulan lalu. Nyeri terutama muncul saat
berjalan dan berkurang saat istirahat. Pasien memiliki riwayat dislipidemia
sejak 8 tahun ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pulsasi a. dorsalis
pedis dan a. poplitea dalam batas normal. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan kolesterol total 350 mg/dL
Terapi medikamentosa yang sesuai untuk mengurangi gejala pada
keadaan ini adalah?
A. Ciprofloksasin
B. Cilostazol
C. Metformin
D. Citicolin
E. Streptokinase
59
Seorang laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri dan kesemutan
pada betis kiri yang dialami sejak 2 bulan lalu. Nyeri terutama muncul saat
berjalan dan berkurang saat istirahat. Pasien memiliki riwayat dislipidemia
sejak 8 tahun ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pulsasi a. dorsalis
pedis dan a. poplitea dalam batas normal. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan kolesterol total 350 mg/dL
Terapi medikamentosa yang sesuai untuk mengurangi gejala pada
keadaan ini adalah?
A. Ciprofloksasin
B. Cilostazol
C. Metformin
D. Citicolin
E. Streptokinase
60
Seorang wanita berusia 40 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan kaki kiri terasa membengkak. Dari anamnesis diiketahui
bahwa 2 tahun lalu pasien pernah menjalani pengangkatan tumor
pada daerah paha kiri. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal, kulit disekitar ibu jari tidak dapat dicubit.
Apakah kelainan yang dialami oleh pasien tersebut?
A. Limfangioma
B. Limfadenitis
C. Limfedema
D. Limfangitis
E. Tromboflebitis

61
Seorang wanita berusia 40 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan kaki kiri terasa membengkak. Dari anamnesis diiketahui
bahwa 2 tahun lalu pasien pernah menjalani pengangkatan tumor
pada daerah paha kiri. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal, kulit disekitar ibu jari tidak dapat dicubit.
Apakah kelainan yang dialami oleh pasien tersebut?
A. Limfangioma
B. Limfadenitis
C. Limfedema
D. Limfangitis
E. Tromboflebitis

62
T O R AK S - V AS K U L AR
DIGESTIF
AN A K
UROLOGI

Bedah Digestif
DIGESTIF

Appendisitis
3B

Definisi

Inflamasi akut dari apendiks vermiformis.

Etiologi

Obstruksi dari lumen apendiks


Hiperplasia jaringan limfoid (60%) anak dan dewasa
muda
Fekalith dan stasis feses dewasa

Infestasi parasit

65
3B

Patofisiologi

Obstruksi lumen apendiks stasis sekresi mukosa multiplikasi bakteri


infeksi gejala apendisitis
Tekanan intralumen meningkat obstruksi vena dan kapiler iskemi gangren perforasi
Inflamasi menyebar ke serosa peritonitis

66
3B

Alvarado score (MANTRELS)


Gejala Klinis
Tanda dan gejala Skor
Nyeri abdomen bermigrasi (Kocher sign)
Dari periumbilikus (iritasi peritoneum viseral) ke RLQ M igratory pain in right iliac fossa 1
(iritasi peritoneum parietal) dalam 12-24 jam
Anoreksia (80%) Jika nafsu makan normal, A norexia 1
kemungkinan besar bukan apendisitis N ausea & vomiting 1
Mual muntah
Demam T enderness in right iliac fossa 2
R ebound tenderness in right iliac fossa 1
Pemeriksaan Penunjang
E levated temperature oC 1
Laboratorium
Leukositosis shift to the left L eukocytosis sel/mm3 2
Tes plano pada pasien perempuan menyingkirkan
DD KET S hift to the left (diff. count) 1
Radiologi
USG abdomen Target sign Skor total 4 Not likely appendicitis
Skor total 5-6 Equivocal
CT-scan non contrast Gold standard (tepat)
Skor total 7-8 Probably appendicitis
X-ray BNO
Skor total 9-10 Highly likely appendicitis

67
3B

Tanda Deskripsi

McBurney sign Nyeri RLQ (1/3 lateral garis antara umbilikus dan SIAS)

Rovsing sign Nyeri pada palpasi dalam LLQ Target Sign


Blumberg sign Rebound tenderness akibat inflamasi peritoneum RLQ

Obturator sign Nyeri RLQ pada internal rotasi pinggul dextra

Psoas sign Nyeri saat fleksi pinggul dextra

Dunphy sign Nyeri bertambah Ketika batuk

68
3B

Tatalaksana

Suportif
NPO
Resusitasi cairan
Koreksi elektrolit
Analgetik, Antiemetik, Antipiretik
Antibiotik Cefazolin 1-2 g
Bedah
Apendektomi terapi definitif

69
DIGESTIF

Peritonitis
3B

Definisi
Inflamasi peritoneum, jaringan yang melapisi permukaan dalam dinding abdomen dan
viscera abdomen
Infeksi peritoneum yang tidak
berhubungan langsung dengan
Peritonitis kelainan intraabdomen
primer

Jarang : Peritonitis TB

KLASIFIKASI Infeksi peritoneum berasal dari organ


Peritonitis
intraabdominal (Perforasi hollow
Sekunder
viscous)

Tahap akhir peritonitis. Tanda dan


Peritonitis gejala klinis peritonitis dan sepsis tetap
Tersier ada walaupun peritonitis sekunder
sudah diterapi

71
3B

Tanda & Gejala

GEJALA
Penurunan nafsu makan, mual, muntah
Nyeri abdomen yang tumpul yang segera berubah menjadi nyeri abdomen tajam,
persisten, pada semua lapang abdomen
Distensi abdomen, nyeri tekan abdomen
Demam
TANDA
Bising usus menurun hingga menghilang
Peritonitis TB fenomena papan catur
Defans muskular (board like abdomen) spasm otot dinding abdomen involunter
Nyeri lepas tekan abdomen (rebound tenderness)

72
3B

Foto Polos Abdomen Peritonitis

Rontgen Abdomen Psoas line Football Sign


Cupula Sign
Normal menghilang

Gambaran Pneumoperitoneum Udara di rongga peritoneum

73
3B

Tatalaksana
TATALAKSANA AWAL meliputi (F I D A R)
F: fasting/pasien dipuasakan
I: IV line (pemasangan IV line atau bahkan double IV line) untuk mencegah terjadinya
syok hipovolemik
D: dekompresi (pemasangan NGT ataupun kateter urin)
A: antibiotic (dipilih antibiotik broad spektrum)
R: rujuk untuk selanjutnya dilakukan tindakan laparotomi eksplorasi

74
Peritonitis

75
DIGESTIF

Hernia
2

75% hernia abdominal hernia inguinalis

Hernia dibagi menjadi :


HIL / Hernia inguinalis indirek 2/3 Kasus
HIM / Hernia inguinalis direk 1/3 kasus

Hernia Inguinalis Hernia Femoralis


Terletak di atas tuberculum Terletak di bawah
pubicum tuberculum pubicum
Lebih banyak dialami
Lebih banyak dialami laki-laki
perempuan
Isi kantong hernia:
Isi kantong hernia: usus
omentum
Lebih jarang mengalami Lebih sering mengalami
strangulasi strangulasi

77
MED+EASY
ULa SaDi
2

Pemeriksaan Fisik

FINGER TEST ZIEMAN TEST THUMB TEST

Bila massa diujung jari - Hernia Jari ke 2: Hernia Inguinalis Lateralis Bila keluar benjolan Hernia Inguinalis
Inguinalis Lateralis. medialis.
Jari ke 3: Hernia Ingunialis Medialis
Bila massa disamping jari Bila tidak keluar benjolan Hernia
Hernia Inguinnalis Medialis. Jari ke 4: Hernia Femoralis Inguinalis Lateralis.

78
2

Klasifikasi

Hernia Inguinalis Indirek


Mengikuti kanalis inguinalis
Terjadi akibat adanya prosesus vaginalis persisten
Dapat turun hingga mencapai skrotum
Hernia Inguinalis Direk
Terjadi akibat adanya defek atau lemahnya fasia transversal dari trigonum Hasselbach
DERAJAT DEFINISI
Reponibel Bisa keluar dan masuk Kembali
(2) DIREPOSISI
Ireponibel Tidak bisa masuk Kembali
(2) (-) DIREPOSISI
Inkarserata
IREPONIBEL + Gangguan Pasase usus
(3B)
Strangulata
INKARSERATA + Gangguan Vaskularisasi
(3B)

79
2

80
2

Tatalaksana

Non Bedah

Mencari dan mengatasi faktor resiko yang menyebabkan hernia.


Analgetik bila nyeri

Bedah (Tatalaksana Definitif)

Herniotomi, Herniorrhapy, Hernioplasty


Hernia inguinalis reponibilis dan ireponibilis ELEKTIF
Hernia Inguinalis inkarserata dan strangulata CITO!!

81
DIGESTIF

Ileus
3A
3B
Definisi

Keadaan di mana usus tidak dapat meneruskan isi lumen ke tempat yang lebih distal

Klasifikasi

Ileus Obstruktif (ileus mekanik/dinamik) : adanya sumbatan mekanik pada usus


Ileus Paralitik (ileus fungsional/adinamik) : tidak adanya atau tidak adekuatnya
peristaltik usus tanpa obstruksi mekanik. Disebabkan penghambatan neuromuskular,
tonus simpatis yang berlebihan

83
3A
3B
Klasifikasi

Ileus Obstruktif Ileus Paralitik


Nyeri abdomen kolik, mual muntah, Mual muntah, distensi abdomen,
Manifestasi Klinis
obstipasi obstipasi

Distensi abdomen (darm contour,


Distensi abdomen
darm steifung)
Silent abdomen
Hiperperistaltik
Pemeriksaan fisik Perkusi : timpani
Metalic sound (+)
RT : ampula rekti intak
RT: ampula rekti kolaps
Tanda dehirasi (+)
Tanda dehidrasi (+)

Dilatasi usus
Pemeriksaan Dilatasi usus difus (udara mengisi
Air fluid level
Penunjang kolon dan rectum)
Tidak ada udara di distal usus

84
3A
3B
Pemeriksaan Radiologis Ileus Obstruktif

Distensi usus pada proksimal daripada obstruksi

Usus kolaps pada distal dari obstruksi

Posisi tegak atau LLD: terdapat AIR-FLUID LEVELS

Posisi supine:
Terdapat gambaran

HERRINGBONE
Gambaran step ladder /herring bone
STEPLADDER SIGN APPEARANCE appearance

85
3A
3B
Pemeriksaan Radiologis Ileus Paralitik

Gambaran distensi gas uniform


dan menyeluruh

86
3A
3B
Tatalaksana

Nil per os (NPO/dipuasakan)

Pemasangan NGT dekompresi, mencegah aspirasi

Resusitasi cairan & monitor urin output (UOP)

Pemeriksaan abdomen secara berkala

Pembedahan (Tatalaksana Definitif)

87
DIGESTIF

Hemoroid
4
3A
Penebalan bantalan jaringan submucosa (anal cushion) yang terdiri dari venula,
arteriol dan jaringan otot polos di kanalis anal
Faktor risiko antara lain kehamilan, konstipasi, mengedan saat BAB dan hipertensi
portal
Terdiri dari hemoroid interna dan eksterna

Arteri rectal media Vena rectal superior

Arteri rectal superior


Vena rectal media

Arteri pudendal interna

Arteri rectal inferior


Vena rectal Inferior

89
4
3A
Hemoroid Interna Hemoroid Externa
Terletak DI ATAS linea dentata Terletak DI BAWAH linea dentata
Berasal dari endoderm Berasal dari ektoderm
Ditutupi oleh epitel simplex columnar canalis Ditutupi oleh epitel stratified squamous
analis Diinervasi oleh persarafan cutaneous yang
menyuplai area perianal biasanya nyeri
Pelebaran plexus hemorrhoidalis interna Pelebaran plexus hemorrhoidalis externa
(dibentuk oleh vena rectal superior et (dibentuk oleh vena rectalis inferior)
media)

Hemoroid
Interna
Hemoroid
Externa

90
4
3A
Klasifikasi Hemoroid Interna
Derajat I : mencapai lumen anal canal PEMERIKSAAN PENUNJANG
Derajat II : mencapai sfingter external dan Anoskopi
masuk secara spontan Kolonoskopi
Derajat III : melewati anal canal dan hanya
masuk dengan reduksi manual
Derajat IV : tidak dapat masuk kembali
Gejala Klinis
Hemoroid Interna : prolaps dan keluarnya
mukus, perdarahan, rasa tidak nyaman, gatal
Hemoroid Eksterna : rasa terbakar dan nyeri

PEMERIKSAAN
HISTOLOGI

91
4
3A
Tatalaksana

Hemoroid Interna :
Grade I Konservatif (diet tinggi serat, pelunak tinja, sitz bath)
Grade I,II,III Rubber band ligation
Skleroterapi pada pasien dengan gangguan pembekuan darah
Grade IV pembedahan definitif
Hemoroid Eksterna eksisi

RUBBER BAND LIGATION

92
DIGESTIF

MED QUIZ
+
Seorang pria 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan BAB berdarah
sejak 5 hari yang lalu. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien jarang
mengkonsumsi sayur dan buah. Awalnya benjolan masih dapat masuk
dengan sendirinya tetapi saat ini pasien harus mendorong benjolan
tersebut dengan jari agar benjolan tersebut masuk kembali. Pada
pemeriksaan rectal toucher didapatkan massa kenyal pada rectum arah
jam 8 dan pada handscoen terdapat darah dan feses.
Apakah diagnosis yang sesuai untuk scenario di atas?
A. Hemoroid externa
B. Hemoroid interna grade I
C. Hemoroid interna grade II
D. Hemoroid interna grade III
E. Hemoroid interna grade IV
94
Seorang pria 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan BAB berdarah
sejak 5 hari yang lalu. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien jarang
mengkonsumsi sayur dan buah. Awalnya benjolan masih dapat masuk
dengan sendirinya tetapi saat ini pasien harus mendorong benjolan
tersebut dengan jari agar benjolan tersebut masuk kembali. Pada
pemeriksaan rectal toucher didapatkan massa kenyal pada rectum arah
jam 8 dan pada handscoen terdapat darah dan feses.
Apakah diagnosis yang sesuai untuk scenario di atas?
A. Hemoroid externa
B. Hemoroid interna grade I
C. Hemoroid interna grade II
D. Hemoroid interna grade III
E. Hemoroid interna grade IV
95
Seorang pria berusia 20 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri pada
perut kanan bawah sejak 1 hari lalu. Dari hasil anamnesis diketahui
awalnya nyeri dirasakan di ulu hati. Nafsu makan berkurang serta mual
dan muntah. Tanda vital TD 110/90 mmHg, RR 20x/menit, HR 90x/menit,
suhu 38,0 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan psoas sign (+). Hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 14 gr/dl, HCT 40, RBC 4 juta,
WBC 13.000, PLT 300.000.
Dimanakah kemungkinan letak appendiks berdasarkan pemeriksaan di
atas ?
A. Preileal
B. Postileal
C. Parakolik
D. Retrosekal
E. Pelvis
96
Seorang pria berusia 20 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri pada
perut kanan bawah sejak 1 hari lalu. Dari hasil anamnesis diketahui
awalnya nyeri dirasakan di ulu hati. Nafsu makan berkurang serta mual
dan muntah. Tanda vital TD 110/90 mmHg, RR 20x/menit, HR 90x/menit,
suhu 38,0 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan psoas sign (+). Hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 14 gr/dl, HCT 40, RBC 4 juta,
WBC 13.000, PLT 300.000.
Dimanakah kemungkinan letak appendiks berdasarkan pemeriksaan di
atas ?
A. Preileal
B. Postileal
C. Parakolik
D. Retrosekal
E. Pelvis
97
T O R AK S - V AS K U L AR
DI GESTIF
ANAK
UROLOGI

Bedah Anak
Muntah

Non-Bilier Bilier

Atresia Esofagus HSP Mekonium > 24 Mekonium < 24


jam jam

Drooling Olive sign


NGT coiling BNO : Single
Hirschprung Atresia Atresia Jejuno-
bubble Atresia Ani
Disease Duodenum ileal
Barium meal :
mushroom sign
Megacolon Triple/multiple
Invertogram Double bubble
Saw tooth app bubble

99
ANAK

Atresia Esofagus
2

Kelainan Penyerta

Polihidramnion pada ibu.

Gejala Klinis

Tersedak saat pertama kali minum/ menyusu


Muntah tidak hijau
Drooling saliva
Sesak Fistula trakeaesofageal
Dipasang OGT/NGT tidak masuk (<10 cm)

101
2

Pemeriksaan

Foto polos abdomen : Gasless


Abdomen tanpa fistula
Rontgen Thorax : Coiled NGT / NGT
tergulung

Udara (-) Udara (+)

102
ANAK

Hypertrophic
Pyloric Stenosis
2

Definisi

Hipertrofi pada otot sfingter pylorus


Disebabkan mutasi gen APOA1
Terjadi pada usia 2-7 minggu

Gejala Khas

Muntah proyektil non bilous beberapa saat setelah


makan
Olive sign pada epigastrium

Tatalaksana

Puasa
Dekompresi
Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit
Rujuk untuk dilakukan pyloromytomy

104
2

Pemeriksaan Penunjang

Foto polos abdomen:


Dapat ditemukan gambaran
- Dilatasi gaster akibat udara usus yang tidak
dapat melewati piloris
Gambaran
- Terjadi akibat hiperperistaltik pada gaster

105
Diagnosa Banding

Atresia esofagus Hipertrofi pilorus Atresia duodenum Atresia jejunum-ileum


- Coughing, cyanosis,
Muntah proyektil non
Gejala khas choking + regurgitasi Muntah bilous Muntah bilous
bilous
- Polihidramnion
Pemeriksaan fisis Olive shaped mass Distensi abdomen Distensi abdomen
- Single bubble
- Catheter curling
- USG : tebal pilorus >
X-ray - Gassless abdomen Double bubble Triple bubble
4 mm dan panjang >
(tanpa fistel)
16 mm

106
MED+EASY

Single bubble Double bubble Triple bubble Coiled NGT


Hypertrophic pyloric Atresia duodenal Atresia jejenum Atresia esofagus
stenosis

107
ANAK

Disease
2

Definisi

Kelainan konginetal yang ditandai dengan TIDAK ADANYA


ganglion (meissner dan auerbach) saraf di segmen usus, 80%
terjadi di rectum/ kolon rectosigmoid

Manifestasi klinis

Keterlambatan pengeluaran meconium >24 jam (delayed


meconium)
BAB menyemprot saat dilakukan RT
Distensi abdomen
MED+EASY
Muntah bilous
TRIAS :
-Distensi Abdomen
-Muntah bilous
-Delayed meconium

109
2

110
2

Pemeriksaan Fisis

Darm kontur: terlihatnya bentuk usus pada abdomen (dapat


teraba massa)
Darm Steifung: terlihatnya gerakan peristaltic pada abdomen
DRE: sfingter ani kuat, feses menyemprot

Pemeriksaan Penunjang

FOTO POLOS ABDOMEN


Dilatasi usus
KONTRAS ENEMA
Adanya zona transisisi

BIOPSI GOLD STANDARD

Tidak adanya segmen ganglionic parasimpatik di lapisan


muskularis

111
ANAK

Invaginasi
3B

Definisi

Masukknya segmen usus proksimal ke segmen usus


distal yang dapat menyebabkan obstruksi usus
Intususepsi

Manifestasi Klinis

Bayi menangis kesakitan (crying spells), nyeri perut,


letargi, muntah
Teraba massa berbentuk sosis pada kuadran kanan
bawah perut (sausage like) MED+EASY
TRIAS :
Pemeriksaan DRE portio like -Muntah
BAB berdarah disertai lender (red current jelly stool) -Red current jelly stool
-Nyeri perut

113
3B

Etiologi

Idiopatik
Infeksi
Post Operatif

114
3B

USG

Pseudokidney sign

Barium Enema : coiled spring

Reduksi Hidrostatik

Dengan kontras barium dapat diulang 3 kali selama 3 menit

115
ANAK

Volvulus
3B

Definisi

Malrotasi : Kegagalan usus berotasi sesuai perkembangan


embriologi
Volvulus : Terpuntirnya usus sehingga aliran darah terhenti dan
terjadi obstruksi usus

Lokasi Tersering

Sigmoid (65%), caecum (25%), colon transversum

Manifestasi Klinis

Gejala obstruksi (muntah bilous + nyeri perut + perut kembung +


tidak dapat BAB)
Pada anak dapat terjadi malabsorpsi dan gagal tumbuh

117
3B

118
3B

Foto Polos Abdomen

Gastric Intrathoracic stomach


Midgut
Sigmoid

Gambaran radiologis:
Coffee-bean sign

119
3B

Barium Enema

Midgut
Sigmoid

Barium enema
dikontraindikasikan untuk
pasien yang dicurigai
mengalami peritonitis, nekrosis
usus, atau terbukti adanya free
air pada diafragma

CORK SCREW SIGN BIRD BEAK SIGN

120
3B

USG

121
ANAK

MED QUIZ
+
Seorang bayi berusia 5 hari datang diantar ibunya dengan muntah berisi
cairan dan susu. Pasien lahir dari ibu G4P3A0 usia kurang bulan, rutin kontrol
ke bidan, riwayat melahirkan di rumah dibantu dukun anak, BBL 2000 gr.
Pemeriksaan fisik baik, tampak rewel, retraksi epigastrik dan abdomen, dan
saat pemasangan NGT tidak sempurna karena ada hambatan.
Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat pada kasus di atas?
A. USG
B. Foto thorax
C. Barium enema
D. Foto abdomen 3 posisi
E. Foto abdomen 2 posisi

123
Seorang bayi berusia 5 hari datang diantar ibunya dengan muntah berisi
cairan dan susu. Pasien lahir dari ibu G4P3A0 usia kurang bulan, rutin kontrol
ke bidan, riwayat melahirkan di rumah dibantu dukun anak, BBL 2000 gr.
Pemeriksaan fisik baik, tampak rewel, retraksi epigastrik dan abdomen, dan
saat pemasangan NGT tidak sempurna karena ada hambatan.
Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat pada kasus di atas?
A. USG
B. Foto thorax
C. Barium enema
D. Foto abdomen 3 posisi
E. Foto abdomen 2 posisi

124
Seorang bayi berusia 4 bulan dibawa ke IGD oleh neneknya karena
tiba-tiba muntah berwarna hijau. Tidak ada riwayat demam. Pada
pemeriksaan didapatkan anak tampak lesu dan didapatkan
distensi abdomen, peristaltik kesan meningkat dan tidak teraba
massa. Dilakukan pemeriksaan barium enema didapatkan
gambaran corkscrew appearance.
Apakah diagnosis yang tepat pada bayi tersebut?
A. Intususepsi
B. Atresia duodenum
C.Midgut Volvulus
D. Sigmoid Volvulus
E. Atresia esofagus
125
Seorang bayi berusia 4 bulan dibawa ke IGD oleh neneknya karena
tiba-tiba muntah berwarna hijau. Tidak ada riwayat demam. Pada
pemeriksaan didapatkan anak tampak lesu dan didapatkan
distensi abdomen, peristaltik kesan meningkat dan tidak teraba
massa. Dilakukan pemeriksaan barium enema didapatkan
gambaran corkscrew appearance.
Apakah diagnosis yang tepat pada bayi tersebut?
A. Intususepsi
B. Atresia duodenum
C.Midgut Volvulus
D. Sigmoid Volvulus
E. Atresia esofagus
126
T O R AK S - V AS K U L AR
DI GESTIF
AN A K
UROLOGI

Bedah Urologi
Trauma Saluran Kemih

128
UROLOGI

Ruptur Uretra
3B

Klasifikasi

Ruptur uretra anterior


Pars bulbosa
Pars pendularis
Pars naviculare
Ruptur uretra posterior
Pars prostatica
Pars membranacea

130
3B

Klasifikasi

Ruptur uretra anterior

Straddle Injury
Butterfly Hematoma, sleeve
hematoma

Ruptur uretra posterior

Fraktur Pelvis
Floating Prostate

131
3B

Pemeriksaan Penunjang

Retrograde uretrografi
Bipolar urethrocystography

Tatalaksana

Simtomatis
Retensi urin Pungsi suprapubik
Kateter : KONTRAINDIKASI
Rujuk

132
UROLOGI

Ruptur Buli
3B

Definisi

Sering berkaitan dengan fraktur pelvis


Bagian kubah kandung kemih (dome) merupakan daerah terlemah dan tersering
mengalami ruptur

Gejala Klinis

Gross Hematuria
Distensi abdomen
Jejas pada suprapubik
Sulit BAK

134
3B

Klasifikasi

Ruptur buli ekstraperitoneal Ruptur buli intraperitoneal


Berkaitan dengan fraktur pelvis Trauma saat vu sedang full blast
Tatalaksana : folley 7-14 hari Tatalaksana : repair laparoscopic
Gold standard : sistografi retrograde

Ekstraperitoneal Intraperitoneal

135
UROLOGI

Trauma Ginjal
3B

Etiologi

Trauma tumpul, penetrating trauma pada


daerah pinggang

Gejala Klinis

Hematuria dan Abdominal (flank) pain

137
Trauma Ginjal
Derajat Jenis Deskripsi
I Kontusio Hematuria gross/mikroskopis
Hematoma Hematoma subcapsular
(-) laserasi
II Hematoma Hematoma perirenal terbatas pada daerah
retroperitoneal
Laserasi Laserasi < 1 cm pada korteks ginjal
(-) kebocoran urin
III Laserasi Laserasi > 1 cm pada korteks ginjal
(-) kebocoran urin
IV Laserasi Laserasi parenkim pada korteks, medulla, dan duktus
kolektivus
(+) kebocoran urin
Vaskular Cedera sebagian arteri/vena utama, perdarahan lokal
V Laserasi Ginjal hancur total
Vaskular Avulsi hillus ginjal, kerusakan total pembuluh darah ginjal

138
UROLOGI

Benign Prostatic
Hyperplasia
3A

Anatomi Prostat

BPH/Benign Prostate Hyperplasia

Kanker Prostat

MED+EASY KArsinoma : zona periFEr


KaFe BesTie BPH : zona transiTIonal
140
3A

Penegakan Diagnosis

Diagnosis histologisProliferasi sel epitel & stroma prostat dan gangguan apoptosis sel
sehingga menyebabkan pembesaran kelenjar
LUTS (LOWER URINARY TRACT SYMPTOMS) : Kumpulan gejala yang melibatkan organ berkemih

Irritative symptoms Obstructive symptomps


Frequency : sering bak
Weak stream : pancaran miksi lemah
Urgency : keinginan bak tidak dapat ditahan
Intermittency : bak terputus-putus
Nocturia : terbangun untuk bak pada malam
Straining : sulit memulai bak
hari
Hesitancy : ingin bak namun sulit keluar
Incontinence : mengompol
FUNI WISH
Frequency Weak stream
Urgency Intermittency
Nocturia Straining
Incontinence Hesitancy
141
3A

Pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang IPSS SCORE

Pada rectal toucher, pool atas USG Prostat Skor 1-7 : Mild
tidak teraba, konsistensi kenyal, PSA : >4 curiga kanker Skor 8-19 : Moderate
tidak nyeri prostat Skor 20-35 : Severe

Rectal Toucher Indentasi Kaudal Buli Tampakan Histologi BPH

142
3A

Tatalaksana

Farmakoterapi

Alpha-adrenergic receptor blocker (terazOSIN, tamsulOSIN) = menurunkan tonus otot


polos prostat, VU dan uretra
5-alpha reductase inhibitor (finasteRIDE) : menurunkan sintesis DHT ukuran prostat
berkurang
Phosphidiesterase 5 enzyme inhibitor (tadalaFIL) : menginduksi relaksasi otot polos

Operatif

Transurethral Resection of Prostate (TURP)


Open Prostatectomy

143
3A
MED+EASY

Alpha 1 Blocker 5-Alpha Reductase


Reseptor yang spesifik Mengurangi
hanya ada di prostat -> pembentukan
Alpha-1a dihidrotestosteron (DHT)
Kerja : merelaksasi otot dari testosterone
polos pada prostat dan Dapat memperkecil
bladder neck ukuran prostat
Prazosin 2-20 mg/hari Dutasteride memiliki
(short acting), Terazosin efek supresi lebih hebat
1-20 mg/hari (long dari finasteride
acting) Dapat menyebabkan
(Uroselective) : gangguan libido
Tamsulosin 0,4-0,8 Dutasteride 0,5 mg/hari
mg/hari, Silidosin 8
mg/hari Finasteride 0,5 mg/hari

144
MED+EASY

NYERI PADA MASSA PADA


SKROTUM SKROTUM

145
UROLOGI

Torsio Testis
3B

Definisi
Terjadi puntiran pada korda spermatikus yang diikuti dengan adanya iskemia pada
testis (KEGAWATDARURATAN UROLOGI)

Insidensi
Tertinggi pada saat baru lahir, usia muda/pubertas

147
3B

Gejala Klinis
Nyeri hebat pada skrotum : Onset akut
Testis bengkak kemerahan
Mual, muntah
Demam (-)

Pemeriksaan Fisik
Testis tampak lebih tinggi, lebih besar (edema), iskemik (biru)
Posisi testis horizontal
Phren sign (-)
Reflex Cremaster (-)

Pemeriksaan Penunjang
USG Doppler Vaskularisasi menurun

148
3B

Twist Score

SIGN SCORE INTERPRETATION


Swelling 2 0-2 : Low risk Observation
Hard testicle 2 3-5 : Intermediate risk USG Doppler
6-7 : High risk USG Doppler, surgery
Absent cremaster reflex 1
Nausea/vomiting 1
High riding testicle 1

149
3B

Tatalaksana Awal

Golden Period = 6 jam sejak onset gejala


Detorsi manual

Tatalaksana Definitif
Orkidopeksi bila masih viable
Orkidektomi bila non viable

150
3B

151
UROLOGI

Epididimitis
3A

Definisi
Inflamasi epididymis oleh infeksi bakteri (N. gonorrhea, C. trachomatis). Dapat didahului
oleh mumps (anak), operasi atau IMS (dewasa)

Manifestasi Klinis

Nyeri skrotum
Demam
sign (+)

Tatalaksana

Ceftriaxone 250 mg IM SD + Doksisiklin 2x100 mg


selama 10 hari
Ofloxacin 2x300 mg selama 10 hari
Levofloxacin 1x500 mg selama 10 hari

153
Torsio Testis Torsio Appendix Testis Epididimo-orkitis
Onset Akut Akut/Gradual Gradual
Mual Muntah Sering Jarang Jarang
Demam Jarang Jarang Sering
Posisi Testis High riding,horizontal Normal Normal
Phren sign (-) (-) (+)
Refleks Cremaster (-) (+) (+)
USG Doppler Vaskularisasi menurun Vaskularisasi normal Vaskularisasi
meningkat
Faktor Risiko - IMS, mumps
deformity,

154
UROLOGI

Varikokel
2

Definisi

Dilatasi abnormal dari plexus pampiniformis akibat


gangguan aliran darah balik vena spermatika
interna

Klasifikasi

Grade (Dubin dan Amelar)


Teraba saat pasien berdiri dengan valsava
maneuver
Teraba saat pasien berdiri tanpa valsava maneuver
Tampak saat pasien berdiri

Penyebab umum terjadinya pembesaran skrotum pada dewasa muda


Bagian kiri (80%) disebabkan flow resistance dari vena testicular kiri drainase ke vena
renal kiri

156
2

Manifestasi Klinis

Asimptomatik
Infertilitas

Pemeriksaan Fisis
Teraba bag of worm
Valsava test (+)

Pemeriksaan Penunjang

USG Doppler dan analisis semen

Tatalaksana

Varikokelektomi

157
UROLOGI

Hidrokel
2

Definisi

Akumulasi cairan pada skrotum akibat


patensi prosesus vaginalis

Klasifikasi
Komunikans
Non-komunikans

Manifestasi Klinis
Asimptomatik
Pembesaran skrotum asimetris
Testis teraba (+)
Transluminasi (+)

159
UROLOGI

Spermatokel
2

Definisi
Massa kistik pada testis yang berasal dari akumulasi sperma

Manifestasi Klinis

Terletak di jalur sepanjang testis hingga vas deferens


Asimptomatik
Faktor risiko Vasektomi
Tes valsava (-)

161
Benjolan pada Skrotum
Varikokel Spermatokel Hidrokel
Kumpulan cairan serous
Dilatasi abnormal plexus
Definisi Kista epididymis berisi sperma akibat defek pada tunica
pampiniformis
vaginalis

Conginetal, infeksi,
Fr Idiopatik, renal cell carcinoma Varikokelektomi, vasektomi, ims
trauma, malignancy
Rasa berat skrotum Benjolan atas belakang testis Pembesaran testis
Gejala
Infertilitas Nyeri (-) Nyeri (-)
Kistik
Bag of worm Transluminasi (+) Transluminasi (+)
Pf Valsava maneuver Teraba massa di Testis sulit diraba
Transluminasi (-) superoposterior Aspiras : cairan jernih
Aspirasi : sperma (+)

162
UROLOGI

Fimosis
Parafimosis
Fimosis & Parafimosis

4 3A
FIMOSIS PARAFIMOSIS
Bukan emergensi Kasus Emergensi
Preputium tidak bisa ditarik Preputium tidak bisa ditarik kembali
kebelakang terjepit dan edema
Tanda Klinis : ujung penis Tanda Klinis : edema, terdapat
menggembung cincin konstriksi iskemia dan
nekrosis
Tatalaksana definitif : sirkumsisi Tatalaksana : kompres, sirkumsisi
elektif cito

164
UROLOGI

Epispadia
Hipospadia
2

Definisi

Kelainan konginetal uretra berupa OUE terletak di sebelah dorsal penis

Tipe

Tipe Glandular : muara uretra berada di glans penis, lebih proksimal dari tempat muara uretra
Tipe Penile : muara uretra berada di shaft penis, diantara glandular dan phenopubic
Tipe Phenopubic : muara uretra dekat dengan tulang pubis pada pangkal penis

A. Normal; B Hipospadia; C. Epispadia


166
2

Kelainan konginetal uretra berupa OUE terletak di sebelah


ventral penis

Akibat gangguan penutupan urethral groove oleh urethral fold

Klinis :

Ektopik meatus uretra


Dorsal hood
Chordee
Tatalaksana : operasi (sebaiknya <18 bulan)

Meluruskan penis EDO HIV


Membuat saluran uretra
Mereposisikan OUE
Sirkumsisi/rekonstruksi dari preputium
167
UROLOGI

Priapismus
3B

Definisi

Penis ereksi tanpa stimulasi seksual yang berlangsung lebih dari 4 jam

Klasifikasi

Jenis Tanda dan Gejala Etiologi


Nyeri, rigid Hemoglobinopati
Ischemic (low
erection, iskemia , sickle cell
flow)
pada penis anemia
Nyeri ringan, rigid
Adanya trauma
Non Ischemic minimal, aliran
tumpul, akibat
(high flow) darah cukup dan
straddle injury
teroksigenasi baik

169
3B

Tatalaksana

Low flow (ischaemic) High flow (non-


priapism ischaemic) priapism
Priapismus non iskemik
Observasi
Bukan kegawat daruratan Aspiration (+/-
Observation if fails
Kompres dingin if fails
irrigation)
Intracavernosal Arteriography and
if fails
phenylephrine embolisation
if fails
Distal shunting Surgical Ligation

if fails Redo distal shunt or


proximal shunting

170 170
UROLOGI

Kriptokidismus
2

Definisi
Kelainan konginetal satu atau kedua testis tidak berada pada skrotum
Undesensus testis
Umumnya terjadi resolusi spontan pada 6 bulan pertama kehidupan
Umumnya pada daerah kanan
Normalnya testis berada di rongga retroperitoneal hingga kehamilan 28 minggu dan
akan turun sempurna pada usia kehamilan 40 minggu
Faktor Risiko
Prematur
Riwayat trimester 1 estrogen
Riwayat keluarga UDT
Kelainan genetic
Gangguang perkembangan seksual

172
2

Letak Testis
Kriptokidismus Intraabdominal
Kriptokidismus Inguinal
Kriptokidismus Preskrotal

173
2

Diagnosis ditegakkan saat testis tidak ditemukan dalam skrotum


Rujuk setelah 6 bulan (sesuai UG) testis tidak turun spontan
Rujuk apabila UDT baru didiagnosis setelah usia 6 bulan (sesuai UG)
Kriptokidismus bilateral :
Usia < 4 bulan : periksa kadar hormone testosterone
Usia > 4 bulan : uji hCG

Tatalaksana
Tidak diperlukan terapi hormonal
Apabila gagal resolusi setelah usia 6 bulan, operasi pada usia <12 bulan
Anak prepubertal dengan UDT teraba dilakukan orkidopeksi scrotal/inguinal
Anak prepubertal dengan UDT tidak teraba dilakukan eksplorasi dan orkidopeksi abdominal
Kontralateral testis normal, dilakukan orkidektomi pada testis yang tidak turun jika :
Pembuluh darah testis dan vas deferens sangat pendek
Testis dismorfik/hipoplastik
Usia postpubertal

174
UROLOGI

Batu Saluran
Kemih
3B

Definisi

Kalkuli (batu) di sistem traktus urinarius

Etiologi

Batu kalsium (80%) kalsium oksalat, kalsium fosfat


Lain asam urat, struvit, sistin

Klasifikasi

Nefrolitiasis : batu di parenkim ginjal dan pelvis renalis


Ureterolitiasis : batu di ureter
Vesikolitiasis : batu di vesika urinarius
Urethrolitiasis : batu di uretra

176
3B

Lokasi Manifestasi Klinis Khas


Nyeri pinggang
Nefrolitiasis
Nyeri ketok CVA (+)
Proksimal Abdomen bagian atas
Nyeri menjalar
Ureterolitiasis Media Abdomen bagian depan, lipatan paha
ke:
Distal Skrotum, penis
Nyeri tekan suprapubic
Vesikulolitiasis
Retensi urin berkait dengan posisi
Urethrolitiasis BAK bercabang

177
3B

Dermatome Penjalaran nyeri Ureterolitiasis

Proksimal : Umbilicus

Media : Suprapubic, paha bagian dalam

Distal : Genital, skrotum

178
3B

Pemeriksaan Penunjang

USG pemeriksaan awal atau modalitas terpilih pada wanita hamil


CT-scan non-kontras gold standard
Urinalisis: menilai ada tidaknya kristal dan jenisnya
Foto polos BNO hanya dapat memperlihatkan batu radioopak
BNO-IVP digunakan apabila terdapat hambatan penggunaan CT-scan non-kontras

179
Urolitiasis
Etiologi pH Urin Bentuk Kristal Opasitas

Hiperkalsiuria,
Kalsium Oksalat Asam Bipiramid Radioopak
Hiperoksaluria

Kalsium Fosfat Hiperparatiroidisme Basa Prisma wedge-shaped Radioopak

Sistinuria (penyakit
Sistin Asam Heksagon Radioopak lemah
herediter)
ISK e.c. penghasil urease
Prisma persegi Panjang
Struvit (mis. Proteus mirabilis, Basa Radioopak lemah
(coffin-lid appearance)
Klebsiella sp.)
Jarum birefringens
Asam Urat Hiperurisemia, leukemia Asam Radiolusen
negative
Bisa
Xanthine Xanthinuria (herediter) Bentuk tidak tetap Radiolusen
keduanya

180
3B

UKURAN TERAPI
Batu <5 mm Konservatif observasi hingga 6 minggu
Medical expulsion therapy dengan alpha blocker (tamsulosin selama 1-2
Batu 5-8 mm
minggu)

Pertimbangan intervensi bedah :


ESWL : batu ginjal <3 cm yang terkonfirmasi radiologis, batu ureter
proksimal
Batu >8 mm
Ureterorenoscopy : batu ureter distal
PCNL : batu ginjal >3 cm
Ureterolithotomy : batu staghorn

181
UROLOGI

MED QUIZ
+
Seorang pria berusia 40 tahun, datang dibawa ke IGD karena nyeri pada
daerah kemaluan 1 jam yang lalu. Dari anamnesis diketahui pasien saat
bermain bola tanpa sengaja lawannya menendang dengan keras ke
arah kemaluan pasien. Keluhan disertai dengan sulit kencing.
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya darah menetes pada orifisium
uretra eksternum dan dijumpai eggplant deformity pada penis seperti
gambar dibawah ini :
Apakah kemungkinan diagnosa yang terjadi pada pasien ini?
A. Parafimosis
B. Striktur uretra
C. Peyronie disease
D. Ruptur uretra anterior
E. Ruptur uretra posterior
183
Seorang pria berusia 40 tahun, datang dibawa ke IGD karena nyeri pada
daerah kemaluan 1 jam yang lalu. Dari anamnesis diketahui pasien saat
bermain bola tanpa sengaja lawannya menendang dengan keras ke
arah kemaluan pasien. Keluhan disertai dengan sulit kencing.
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya darah menetes pada orifisium uretra
eksternum dan dijumpai eggplant deformity pada penis seperti gambar
dibawah ini :
Apakah kemungkinan diagnosa yang terjadi pada pasien ini?
A. Parafimosis
B. Striktur uretra
C. Peyronie disease
D. Ruptur uretra anterior
E. Ruptur uretra posterior
184
Seorang pria berusia 29 tahun datang ke poliklinik untuk konsultasi karena
belum memiliki keturunan. Saat ini pasien sudah menikah selama 7 tahun
dan rutin berhubungan dengan istrinya. Dari anamnesis pasien memiliki
riwayat pengangkatan tumor pada daerah perut. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan massa berkelok-kelok seperti cacing pada skrotum sebelah
kanan pasien. Pasien didiagnosa mengalami varikokel akibat pelebaran
pembuluh vena testis kanan.
Dimanakah letak drainase dari vena testicular dextra?
A. Vena cava inferior
B. Vena cava superior
C. Vena iliaca eksterna
D. Vena renalis dextra
E. Vena renalis sinistra
185
Seorang pria berusia 29 tahun datang ke poliklinik untuk konsultasi karena
belum memiliki keturunan. Saat ini pasien sudah menikah selama 7 tahun
dan rutin berhubungan dengan istrinya. Dari anamnesis pasien memiliki
riwayat pengangkatan tumor pada daerah perut. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan massa berkelok-kelok seperti cacing pada skrotum sebelah
kanan pasien. Pasien didiagnosa mengalami varikokel akibat pelebaran
pembuluh vena testis kanan.
Dimanakah letak drainase dari vena testicular dextra?
A. Vena cava inferior
B. Vena cava superior
C. Vena iliaca eksterna
D. Vena renalis dextra
E. Vena renalis sinistra
186
Bedah-1

Terima Kasih
#OneShotBersamaMedsense +

Anda mungkin juga menyukai