DIGESTIF
ANAK
UROLOGI
BEDAH-1
d r. A n d i F u a d A n s y a r i
UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal Bedakan antara terapi yang tepat,
dalam 200 menit 1 soal = 1 definitive, abortif, suportif, awal
menit dan pendukung
Baca soal Baca Kasus Kata Terapi awal : Tatalaksana
kunci Informasi tambahan simtomatis / kegawat daruratan
Pemeriksaan Objektif > Subjektif Terapi definitive : Terapi yang
langsung ke etiologi
Jika kesulitan Eksklusi jawaban
Terapi supportif: Terapi yang
Memperbesar kemungkinan
membantu dalam terapi
untuk benar
utama.
2
Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
3
Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk
3A. Bukan gawat darurat
3B. Gawat darurat
2
Mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
1 Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai
penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
3
o Bedah Toraks Kardiovaskular o Diverticulum Meckel
o Trauma toraks o Gastroschisis, Omphalocele
o Peripheral Vascular Disease o Bedah Urologi
o Ruptur Uretra
o Bedah Digestif
o Ruptur Buli
o Appendisitis o Trauma Ginjal
o Peritonitis o BPH
o Hernia o Torsio Testis
o Ileus o Epididimitis
o Varikokel
o Hemoroid
o Hidrokel
o Bedah Anak o Spermatokel
o Atresia Esofagus o Fimosis, Parafimosis
o Hypertrophic Pyloric Stenosis o Epispadia, Hipospadia
o Disease o Priapismus
o KrIptokidismus
o Invaginasi
o Batu saluran kemih
o Volvulus
4
TORAKS-VASKULAR
DI GESTIF
AN A K
UROLOGI
Bedah Toraks
Kardiovaskular
TORAKS-VASKULAR
Trauma Toraks
Definisi
Pada kavum toraks terdapat organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, pembuluh
darah besar; sehingga trauma pada regio toraks dapat membahayakan nyawa
Trauma Toraks
7
12 Kejadian Mematikan
THE
survey
THE LETHAL SIX
HIDDEN
Tension pneumothorax Trauma trakeobronkial
SIX
Massive hematothorax Trauma esofagus
8
TORAKS-VASKULAR
Pneumothorax
10
Klasifikasi
11
Akumulasi Udara di Cavum Pleura
12
3B
Etiologi
Trauma benda tajam (luka tusuk)
Manifestasi Klinis
Dispnea
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Pergerakan dada asimetris Sucking chest wound
Palpasi
Perkusi : Hipersonor
Auskultasi : Suara napas menurun/ menghilang
Tatalaksana
Awal: Occlusive dressing/ Plester 3 sisi -> flutter type valve
Definitif: WSD
13
3B
Definisi
Manifestasi Klinis
Gelisah, dispnea, takikardia
Hipotensi
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Pengembangan dada asimetris
Penggunaan otot bantu nafas (+)
Palpasi
Perkusi : Hipersonor
Auskultasi : Suara napas menghilang
Deviasi trakea kontralateral
14
3B
Tatalaksana
A-B-C
Awal: Needle decompression di ICS 4-5 Linea Axilaris anterior
Definitif: WSD
15
3B
16
Diagnosis Banding
SIMPLE OPEN TENSION
17
TORAKS-VASKULAR
Hemothorax
3B
Etiologi
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Fisik
19
3B
Thoracotomy
20
TORAKS-VASKULAR
Flail Chest
3B
Definisi
Manifestasi Klinis
Tatalaksana
22
TORAKS-VASKULAR
Cardiac
Tamponade
3B
Etiologi
Akumulasi cairan/darah di rongga perikardium
Manifestasi Klinis
Trias Beck:
Hipotensi
Talaksana
Inspeksi : pergerakan
Inspeksi : sucking chest Inspeksi : pergerakan
asimetris, deviasi trakea
wound asimetris Inspeksi : pergerakan
Pemeriksaan kontralateral
Perkusi : hipersonor Perkusi : redup dada paradoksal Trias Beck (3D)
Fisik Perkusi : hipersonor
Auskultasi : suara napas Auskultasi : suara napas Palpasi : krepitasi
Auskultasi : suara napas
berkurang/hilang hilang/berkurang
hilang/berkurang
25
TORAKS-VASKULAR
MED QUIZ
+
Seorang pria berusia 30 tahun, mengalami kecelakaan dan dibawa
ke IGD dengan keluhan sesak napas. Tanda vital TD 100/70 mmHg,
RR 26x/menit, HR 90x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
didapatkan pergerakan dada kiri tertinggal, perkusi didapatkan
peralihan pekak dan hipersonor pada dada kiri, auskultasi suara
napas kiri menurun.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus di atas?
A. Simple pneumothorax
B. Tension pneumothorax
C. Hemothorax
D. Hidropneumothorax
E. Cardiac tamponade
27
Seorang pria berusia 30 tahun, mengalami kecelakaan dan dibawa
ke IGD dengan keluhan sesak napas. Tanda vital TD 100/70 mmHg,
RR 26x/menit, HR 90x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
didapatkan pergerakan dada kiri tertinggal, perkusi didapatkan
peralihan pekak dan hipersonor pada dada kiri, auskultasi suara
napas kiri menurun.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus di atas?
A. Simple pneumothorax
B. Tension pneumothorax
C. Hemothorax
D. Hidropneumothorax
E. Cardiac tamponade
28
Seorang pria berusia 30 tahun, mengalami kecelakaan dan dibawa
ke IGD dengan keluhan sesak napas. Tanda vital TD 90/70 mmHg,
RR 28x/menit, HR 95x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
didapatkan pergerakan dada kiri tertinggal, deviasi trakea ke arah
kanan.
Apakah tatalaksana awal pada kasus di atas?
A. Thoracotomy di ICS V anterior axillary line sinistra
B. Thoracentesis di ICS V anterior axillary line dextra
C. Thoracentesis di ICS V midclavicular line dextra
D. Thoracotomy di ICS V anterior axillary line dextra
E. Thoracentesis di ICS V anterior axillary line sinistra
29
Seorang pria berusia 30 tahun, mengalami kecelakaan dan dibawa
ke IGD dengan keluhan sesak napas. Tanda vital TD 90/70 mmHg,
RR 28x/menit, HR 95x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
didapatkan pergerakan dada kiri tertinggal, deviasi trakea ke arah
kanan.
Apakah tatalaksana awal pada kasus di atas?
A. Thoracotomy di ICS V anterior axillary line sinistra
B. Thoracentesis di ICS V anterior axillary line dextra
C. Thoracentesis di ICS V midclavicular line dextra
D. Thoracotomy di ICS V anterior axillary line dextra
E. Thoracentesis di ICS V anterior axillary line sinistra
30
TORAKS-VASKULAR
Peripheral
Vascular Disease
Peripheral Vascular Disease
Veins Lymphatics
Arteries (varicoid veins, (lymphedema)
venous thrombosis)
32
3B
2
Iskemia Tungkai
Manifestasi Klinis
Kronik Akut
> 2 minggu < 2 minggu
(aterosklerosis) (tromboemboli)
Claudication
Rest Pain 6P
Intermitten
33
3B
2
Definisi
Penyumbatan pada arteri perifer yang dihasilkan dari proses atherosklerosis atau proses inflamasi
yang menyebabkan lumen menyempit (stenosis), atau dari pembentukan trombus (biasanya
terkait dengan faktor resiko yang menjadi dasar timbulnya atherosklerosis)
Faktor Resiko
Diabetes melitus
Hipertensi
Dislipidemia
Merokok
Manifestasi Klinis
34
3B
2
Klasifikasi
35
3B
2
Derajat Keparahan
Etiologi: Etiologi:
36
3B
2
Ankle Brachial Index
Right ABI :
Left ABI :
37
3B
2
Tatalaksana
Klaudikasio Intermitten
Exercise therapy
Arteriodilator : cilostazol, pentoxyfiline
Antitrombotik
Edukasi smoking cessation, lipid lowering drug (statin),
kontrol HT dan DM
Perawatan luka
Antibiotik
Revaskularisasi : surgery
Edukasi smoking cessation
Thromboangitis
Obliterans
2
Definisi
Epidemiologi
Faktor Risiko
40
2
Gejala Klinis
Raynaud phenomenon
Intermittent claudication & rest pain
Gangren pada ujung jari kaki dan tangan
Pemeriksaan Penunjang
ABI : menurun
Laboratorium : ESR & CRP
Arteriografi : gold standard (didapatkan gambaran
corkscrew pada pembuluh darah distal)
Tatalaksana
Stop merokok
Iloprost
Prosedur operasi
41
BUERGER vs BERGER disease
Subclavian Steal
Syndrome
2
Definisi:
Aliran darah retrograde pada cabang arteri subclavia (arteri vertebral) yang disebabkan
stenosis atau oklusi arteri subklavia.
Etiologi:
Aterosklerosis tersering
Vaskulitis, misalnya arteritis Takayasu
Manifestasi Klinis:
Klaudikasio lengan terutama saat aktivitas berat atau mengangkat tangan karena kurangnya perfusi
insufisiensi vertebrobasilar
Dizziness
Vertigo
Sinkop
Perbedaan tekanan darah pada lengan kanan dan kiri (>20 mmHg)
Menurunnya amplitudo nadi pada sisi ipsilateral
Bruit pada fossa supraclavicular
44
2
Pemeriksaan Penunjang:
Tatalaksana:
Asimptomatik
Pemberian aspirin prevensi CV event
Modifikasi faktor risiko mencegah perburukan atherosklerosis
Gejala berat pembedahan
Proximal subclavian endarterectomy
Endovascular treatment
45
TORAKS-VASKULAR
Fenomena
Raynaud
2
Definisi
Klasifikasi
Faktor Risiko
47
2
Pemeriksaan Fisik
Pucat : Akibat spasme pembuluh darah
Biru : Akibat hipoksia jaringan (sianosis)
Merah : Dilatasi pembuluh darah & reperfusi
Primary RP Secondary RP
48
TORAKS-VASKULAR
Limfedema
3A
2
Definisi
KLASIFIKASI STAGING
Limfedema primer/prekoks akibat Stage 0 : latent stage
abnormalitas/tidak adanya pembuluh limfe Stage 1 : Reversibel spontan, pitting
Limfedema sekunder/tarda akibat edema
terhambatnya aliran limfe karena berbagai
Stage 2 : edema non pitting
sebab seperti infeksi, radiasi, sikatriks dan
setelah pengobatan kanker payudara Stage 3 : elephantiasis limfostatik
50
3A
2
Manifestasi Klinis
Tatalaksana
51
TORAKS-VASKULAR
Diseksi Aorta
2
Etiologi
Hipertensi, genetik (marfan), aterosklerosis, trauma
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang :
Xray
Gold Standard : CT Scan Angiography
53
Peripheral Vascular Disease
PENYAKIT VASKULAR PERIFER
ARTERI
VENA LIMFE
Oklusi Inflamasi
ALI CLI Giant Cell Thrombongitis
A. Takayasu DVT Limfedema
(<2 minggu) (> 2minggu) Arteritis Obliterans
Akibat
Mengenai Mengenai arteri
Mengenai FR : Hamil, obstruksi
Eti : Emboli Eti : Aterosklerosis arteri sedang kecil
arteri besar imobilitas lama drainase
(temporal) FR : Merokok
limfatik
GK : Nyeri GK : edema,
GK : Claudicatio GK : TD FR : Post OP,
GK : 6P kepala, mata GK : Nyeri + ulkus eritem, nyeri,
Intermitten Kanan infeksi
kabur hangat
PP : USG
sign
Doppler, PP : ABI
PP : USG Sign
Angiografi
Doppler, D-dimer
Th :
Th : Th : Steroid Debridement, Th :
Th : Cilostazol
Antikoagulan antiplatelet dan Antikoagulan
vasodilator
54
TORAKS-VASKULAR
Ulkus Arterial
4
Definisi
Ulserasi yang terjadi karena adanya gangguan aliran darah pada ekstremitas bawah
Komplikasi dari penyakit arteri perifer
Manifestasi Klinis
Punched-out ulcer
Sering pada kaki (malleolus lateral, ujung ibu jari)
Nyeri hebat
Ulkus infeksi sepsis
Kulit teraba dingin dan pulsasi arteri melemah/menghilang
56
4
Pressure points pada kaki (malleolus Pressure point pada plantar pedis
Lokasi Gaiter location (di atas ankle)
lateral dan ujung ibu jari) (heel dan os metatarsal)
Diabetik mikrovaskulopati dan
Mekanisme Insufisiensi vena kronik iskemik jaringan Oklusi arteri iskemik jaringan
neuropati
Tepi ireguler
Manifestasi Klinis Punched out appearance Batas hiperkeratotik
Basah dan eksudat
Luka Tanpa eksudat Profunda
Superfisial
57
TORAKS-VASKULAR
MED QUIZ
+
Seorang laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri dan kesemutan
pada betis kiri yang dialami sejak 2 bulan lalu. Nyeri terutama muncul saat
berjalan dan berkurang saat istirahat. Pasien memiliki riwayat dislipidemia
sejak 8 tahun ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pulsasi a. dorsalis
pedis dan a. poplitea dalam batas normal. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan kolesterol total 350 mg/dL
Terapi medikamentosa yang sesuai untuk mengurangi gejala pada
keadaan ini adalah?
A. Ciprofloksasin
B. Cilostazol
C. Metformin
D. Citicolin
E. Streptokinase
59
Seorang laki-laki, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri dan kesemutan
pada betis kiri yang dialami sejak 2 bulan lalu. Nyeri terutama muncul saat
berjalan dan berkurang saat istirahat. Pasien memiliki riwayat dislipidemia
sejak 8 tahun ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pulsasi a. dorsalis
pedis dan a. poplitea dalam batas normal. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan kolesterol total 350 mg/dL
Terapi medikamentosa yang sesuai untuk mengurangi gejala pada
keadaan ini adalah?
A. Ciprofloksasin
B. Cilostazol
C. Metformin
D. Citicolin
E. Streptokinase
60
Seorang wanita berusia 40 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan kaki kiri terasa membengkak. Dari anamnesis diiketahui
bahwa 2 tahun lalu pasien pernah menjalani pengangkatan tumor
pada daerah paha kiri. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal, kulit disekitar ibu jari tidak dapat dicubit.
Apakah kelainan yang dialami oleh pasien tersebut?
A. Limfangioma
B. Limfadenitis
C. Limfedema
D. Limfangitis
E. Tromboflebitis
61
Seorang wanita berusia 40 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan kaki kiri terasa membengkak. Dari anamnesis diiketahui
bahwa 2 tahun lalu pasien pernah menjalani pengangkatan tumor
pada daerah paha kiri. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal, kulit disekitar ibu jari tidak dapat dicubit.
Apakah kelainan yang dialami oleh pasien tersebut?
A. Limfangioma
B. Limfadenitis
C. Limfedema
D. Limfangitis
E. Tromboflebitis
62
T O R AK S - V AS K U L AR
DIGESTIF
AN A K
UROLOGI
Bedah Digestif
DIGESTIF
Appendisitis
3B
Definisi
Etiologi
Infestasi parasit
65
3B
Patofisiologi
66
3B
67
3B
Tanda Deskripsi
McBurney sign Nyeri RLQ (1/3 lateral garis antara umbilikus dan SIAS)
68
3B
Tatalaksana
Suportif
NPO
Resusitasi cairan
Koreksi elektrolit
Analgetik, Antiemetik, Antipiretik
Antibiotik Cefazolin 1-2 g
Bedah
Apendektomi terapi definitif
69
DIGESTIF
Peritonitis
3B
Definisi
Inflamasi peritoneum, jaringan yang melapisi permukaan dalam dinding abdomen dan
viscera abdomen
Infeksi peritoneum yang tidak
berhubungan langsung dengan
Peritonitis kelainan intraabdomen
primer
Jarang : Peritonitis TB
71
3B
GEJALA
Penurunan nafsu makan, mual, muntah
Nyeri abdomen yang tumpul yang segera berubah menjadi nyeri abdomen tajam,
persisten, pada semua lapang abdomen
Distensi abdomen, nyeri tekan abdomen
Demam
TANDA
Bising usus menurun hingga menghilang
Peritonitis TB fenomena papan catur
Defans muskular (board like abdomen) spasm otot dinding abdomen involunter
Nyeri lepas tekan abdomen (rebound tenderness)
72
3B
73
3B
Tatalaksana
TATALAKSANA AWAL meliputi (F I D A R)
F: fasting/pasien dipuasakan
I: IV line (pemasangan IV line atau bahkan double IV line) untuk mencegah terjadinya
syok hipovolemik
D: dekompresi (pemasangan NGT ataupun kateter urin)
A: antibiotic (dipilih antibiotik broad spektrum)
R: rujuk untuk selanjutnya dilakukan tindakan laparotomi eksplorasi
74
Peritonitis
75
DIGESTIF
Hernia
2
77
MED+EASY
ULa SaDi
2
Pemeriksaan Fisik
Bila massa diujung jari - Hernia Jari ke 2: Hernia Inguinalis Lateralis Bila keluar benjolan Hernia Inguinalis
Inguinalis Lateralis. medialis.
Jari ke 3: Hernia Ingunialis Medialis
Bila massa disamping jari Bila tidak keluar benjolan Hernia
Hernia Inguinnalis Medialis. Jari ke 4: Hernia Femoralis Inguinalis Lateralis.
78
2
Klasifikasi
79
2
80
2
Tatalaksana
Non Bedah
81
DIGESTIF
Ileus
3A
3B
Definisi
Keadaan di mana usus tidak dapat meneruskan isi lumen ke tempat yang lebih distal
Klasifikasi
83
3A
3B
Klasifikasi
Dilatasi usus
Pemeriksaan Dilatasi usus difus (udara mengisi
Air fluid level
Penunjang kolon dan rectum)
Tidak ada udara di distal usus
84
3A
3B
Pemeriksaan Radiologis Ileus Obstruktif
Posisi supine:
Terdapat gambaran
HERRINGBONE
Gambaran step ladder /herring bone
STEPLADDER SIGN APPEARANCE appearance
85
3A
3B
Pemeriksaan Radiologis Ileus Paralitik
86
3A
3B
Tatalaksana
87
DIGESTIF
Hemoroid
4
3A
Penebalan bantalan jaringan submucosa (anal cushion) yang terdiri dari venula,
arteriol dan jaringan otot polos di kanalis anal
Faktor risiko antara lain kehamilan, konstipasi, mengedan saat BAB dan hipertensi
portal
Terdiri dari hemoroid interna dan eksterna
89
4
3A
Hemoroid Interna Hemoroid Externa
Terletak DI ATAS linea dentata Terletak DI BAWAH linea dentata
Berasal dari endoderm Berasal dari ektoderm
Ditutupi oleh epitel simplex columnar canalis Ditutupi oleh epitel stratified squamous
analis Diinervasi oleh persarafan cutaneous yang
menyuplai area perianal biasanya nyeri
Pelebaran plexus hemorrhoidalis interna Pelebaran plexus hemorrhoidalis externa
(dibentuk oleh vena rectal superior et (dibentuk oleh vena rectalis inferior)
media)
Hemoroid
Interna
Hemoroid
Externa
90
4
3A
Klasifikasi Hemoroid Interna
Derajat I : mencapai lumen anal canal PEMERIKSAAN PENUNJANG
Derajat II : mencapai sfingter external dan Anoskopi
masuk secara spontan Kolonoskopi
Derajat III : melewati anal canal dan hanya
masuk dengan reduksi manual
Derajat IV : tidak dapat masuk kembali
Gejala Klinis
Hemoroid Interna : prolaps dan keluarnya
mukus, perdarahan, rasa tidak nyaman, gatal
Hemoroid Eksterna : rasa terbakar dan nyeri
PEMERIKSAAN
HISTOLOGI
91
4
3A
Tatalaksana
Hemoroid Interna :
Grade I Konservatif (diet tinggi serat, pelunak tinja, sitz bath)
Grade I,II,III Rubber band ligation
Skleroterapi pada pasien dengan gangguan pembekuan darah
Grade IV pembedahan definitif
Hemoroid Eksterna eksisi
92
DIGESTIF
MED QUIZ
+
Seorang pria 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan BAB berdarah
sejak 5 hari yang lalu. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien jarang
mengkonsumsi sayur dan buah. Awalnya benjolan masih dapat masuk
dengan sendirinya tetapi saat ini pasien harus mendorong benjolan
tersebut dengan jari agar benjolan tersebut masuk kembali. Pada
pemeriksaan rectal toucher didapatkan massa kenyal pada rectum arah
jam 8 dan pada handscoen terdapat darah dan feses.
Apakah diagnosis yang sesuai untuk scenario di atas?
A. Hemoroid externa
B. Hemoroid interna grade I
C. Hemoroid interna grade II
D. Hemoroid interna grade III
E. Hemoroid interna grade IV
94
Seorang pria 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan BAB berdarah
sejak 5 hari yang lalu. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien jarang
mengkonsumsi sayur dan buah. Awalnya benjolan masih dapat masuk
dengan sendirinya tetapi saat ini pasien harus mendorong benjolan
tersebut dengan jari agar benjolan tersebut masuk kembali. Pada
pemeriksaan rectal toucher didapatkan massa kenyal pada rectum arah
jam 8 dan pada handscoen terdapat darah dan feses.
Apakah diagnosis yang sesuai untuk scenario di atas?
A. Hemoroid externa
B. Hemoroid interna grade I
C. Hemoroid interna grade II
D. Hemoroid interna grade III
E. Hemoroid interna grade IV
95
Seorang pria berusia 20 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri pada
perut kanan bawah sejak 1 hari lalu. Dari hasil anamnesis diketahui
awalnya nyeri dirasakan di ulu hati. Nafsu makan berkurang serta mual
dan muntah. Tanda vital TD 110/90 mmHg, RR 20x/menit, HR 90x/menit,
suhu 38,0 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan psoas sign (+). Hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 14 gr/dl, HCT 40, RBC 4 juta,
WBC 13.000, PLT 300.000.
Dimanakah kemungkinan letak appendiks berdasarkan pemeriksaan di
atas ?
A. Preileal
B. Postileal
C. Parakolik
D. Retrosekal
E. Pelvis
96
Seorang pria berusia 20 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri pada
perut kanan bawah sejak 1 hari lalu. Dari hasil anamnesis diketahui
awalnya nyeri dirasakan di ulu hati. Nafsu makan berkurang serta mual
dan muntah. Tanda vital TD 110/90 mmHg, RR 20x/menit, HR 90x/menit,
suhu 38,0 C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan psoas sign (+). Hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 14 gr/dl, HCT 40, RBC 4 juta,
WBC 13.000, PLT 300.000.
Dimanakah kemungkinan letak appendiks berdasarkan pemeriksaan di
atas ?
A. Preileal
B. Postileal
C. Parakolik
D. Retrosekal
E. Pelvis
97
T O R AK S - V AS K U L AR
DI GESTIF
ANAK
UROLOGI
Bedah Anak
Muntah
Non-Bilier Bilier
99
ANAK
Atresia Esofagus
2
Kelainan Penyerta
Gejala Klinis
101
2
Pemeriksaan
102
ANAK
Hypertrophic
Pyloric Stenosis
2
Definisi
Gejala Khas
Tatalaksana
Puasa
Dekompresi
Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit
Rujuk untuk dilakukan pyloromytomy
104
2
Pemeriksaan Penunjang
105
Diagnosa Banding
106
MED+EASY
107
ANAK
Disease
2
Definisi
Manifestasi klinis
109
2
110
2
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan Penunjang
111
ANAK
Invaginasi
3B
Definisi
Manifestasi Klinis
113
3B
Etiologi
Idiopatik
Infeksi
Post Operatif
114
3B
USG
Pseudokidney sign
Reduksi Hidrostatik
115
ANAK
Volvulus
3B
Definisi
Lokasi Tersering
Manifestasi Klinis
117
3B
118
3B
Gambaran radiologis:
Coffee-bean sign
119
3B
Barium Enema
Midgut
Sigmoid
Barium enema
dikontraindikasikan untuk
pasien yang dicurigai
mengalami peritonitis, nekrosis
usus, atau terbukti adanya free
air pada diafragma
120
3B
USG
121
ANAK
MED QUIZ
+
Seorang bayi berusia 5 hari datang diantar ibunya dengan muntah berisi
cairan dan susu. Pasien lahir dari ibu G4P3A0 usia kurang bulan, rutin kontrol
ke bidan, riwayat melahirkan di rumah dibantu dukun anak, BBL 2000 gr.
Pemeriksaan fisik baik, tampak rewel, retraksi epigastrik dan abdomen, dan
saat pemasangan NGT tidak sempurna karena ada hambatan.
Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat pada kasus di atas?
A. USG
B. Foto thorax
C. Barium enema
D. Foto abdomen 3 posisi
E. Foto abdomen 2 posisi
123
Seorang bayi berusia 5 hari datang diantar ibunya dengan muntah berisi
cairan dan susu. Pasien lahir dari ibu G4P3A0 usia kurang bulan, rutin kontrol
ke bidan, riwayat melahirkan di rumah dibantu dukun anak, BBL 2000 gr.
Pemeriksaan fisik baik, tampak rewel, retraksi epigastrik dan abdomen, dan
saat pemasangan NGT tidak sempurna karena ada hambatan.
Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat pada kasus di atas?
A. USG
B. Foto thorax
C. Barium enema
D. Foto abdomen 3 posisi
E. Foto abdomen 2 posisi
124
Seorang bayi berusia 4 bulan dibawa ke IGD oleh neneknya karena
tiba-tiba muntah berwarna hijau. Tidak ada riwayat demam. Pada
pemeriksaan didapatkan anak tampak lesu dan didapatkan
distensi abdomen, peristaltik kesan meningkat dan tidak teraba
massa. Dilakukan pemeriksaan barium enema didapatkan
gambaran corkscrew appearance.
Apakah diagnosis yang tepat pada bayi tersebut?
A. Intususepsi
B. Atresia duodenum
C.Midgut Volvulus
D. Sigmoid Volvulus
E. Atresia esofagus
125
Seorang bayi berusia 4 bulan dibawa ke IGD oleh neneknya karena
tiba-tiba muntah berwarna hijau. Tidak ada riwayat demam. Pada
pemeriksaan didapatkan anak tampak lesu dan didapatkan
distensi abdomen, peristaltik kesan meningkat dan tidak teraba
massa. Dilakukan pemeriksaan barium enema didapatkan
gambaran corkscrew appearance.
Apakah diagnosis yang tepat pada bayi tersebut?
A. Intususepsi
B. Atresia duodenum
C.Midgut Volvulus
D. Sigmoid Volvulus
E. Atresia esofagus
126
T O R AK S - V AS K U L AR
DI GESTIF
AN A K
UROLOGI
Bedah Urologi
Trauma Saluran Kemih
128
UROLOGI
Ruptur Uretra
3B
Klasifikasi
130
3B
Klasifikasi
Straddle Injury
Butterfly Hematoma, sleeve
hematoma
Fraktur Pelvis
Floating Prostate
131
3B
Pemeriksaan Penunjang
Retrograde uretrografi
Bipolar urethrocystography
Tatalaksana
Simtomatis
Retensi urin Pungsi suprapubik
Kateter : KONTRAINDIKASI
Rujuk
132
UROLOGI
Ruptur Buli
3B
Definisi
Gejala Klinis
Gross Hematuria
Distensi abdomen
Jejas pada suprapubik
Sulit BAK
134
3B
Klasifikasi
Ekstraperitoneal Intraperitoneal
135
UROLOGI
Trauma Ginjal
3B
Etiologi
Gejala Klinis
137
Trauma Ginjal
Derajat Jenis Deskripsi
I Kontusio Hematuria gross/mikroskopis
Hematoma Hematoma subcapsular
(-) laserasi
II Hematoma Hematoma perirenal terbatas pada daerah
retroperitoneal
Laserasi Laserasi < 1 cm pada korteks ginjal
(-) kebocoran urin
III Laserasi Laserasi > 1 cm pada korteks ginjal
(-) kebocoran urin
IV Laserasi Laserasi parenkim pada korteks, medulla, dan duktus
kolektivus
(+) kebocoran urin
Vaskular Cedera sebagian arteri/vena utama, perdarahan lokal
V Laserasi Ginjal hancur total
Vaskular Avulsi hillus ginjal, kerusakan total pembuluh darah ginjal
138
UROLOGI
Benign Prostatic
Hyperplasia
3A
Anatomi Prostat
Kanker Prostat
Penegakan Diagnosis
Diagnosis histologisProliferasi sel epitel & stroma prostat dan gangguan apoptosis sel
sehingga menyebabkan pembesaran kelenjar
LUTS (LOWER URINARY TRACT SYMPTOMS) : Kumpulan gejala yang melibatkan organ berkemih
Pemeriksaan
Pada rectal toucher, pool atas USG Prostat Skor 1-7 : Mild
tidak teraba, konsistensi kenyal, PSA : >4 curiga kanker Skor 8-19 : Moderate
tidak nyeri prostat Skor 20-35 : Severe
142
3A
Tatalaksana
Farmakoterapi
Operatif
143
3A
MED+EASY
144
MED+EASY
145
UROLOGI
Torsio Testis
3B
Definisi
Terjadi puntiran pada korda spermatikus yang diikuti dengan adanya iskemia pada
testis (KEGAWATDARURATAN UROLOGI)
Insidensi
Tertinggi pada saat baru lahir, usia muda/pubertas
147
3B
Gejala Klinis
Nyeri hebat pada skrotum : Onset akut
Testis bengkak kemerahan
Mual, muntah
Demam (-)
Pemeriksaan Fisik
Testis tampak lebih tinggi, lebih besar (edema), iskemik (biru)
Posisi testis horizontal
Phren sign (-)
Reflex Cremaster (-)
Pemeriksaan Penunjang
USG Doppler Vaskularisasi menurun
148
3B
Twist Score
149
3B
Tatalaksana Awal
Tatalaksana Definitif
Orkidopeksi bila masih viable
Orkidektomi bila non viable
150
3B
151
UROLOGI
Epididimitis
3A
Definisi
Inflamasi epididymis oleh infeksi bakteri (N. gonorrhea, C. trachomatis). Dapat didahului
oleh mumps (anak), operasi atau IMS (dewasa)
Manifestasi Klinis
Nyeri skrotum
Demam
sign (+)
Tatalaksana
153
Torsio Testis Torsio Appendix Testis Epididimo-orkitis
Onset Akut Akut/Gradual Gradual
Mual Muntah Sering Jarang Jarang
Demam Jarang Jarang Sering
Posisi Testis High riding,horizontal Normal Normal
Phren sign (-) (-) (+)
Refleks Cremaster (-) (+) (+)
USG Doppler Vaskularisasi menurun Vaskularisasi normal Vaskularisasi
meningkat
Faktor Risiko - IMS, mumps
deformity,
154
UROLOGI
Varikokel
2
Definisi
Klasifikasi
156
2
Manifestasi Klinis
Asimptomatik
Infertilitas
Pemeriksaan Fisis
Teraba bag of worm
Valsava test (+)
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
Varikokelektomi
157
UROLOGI
Hidrokel
2
Definisi
Klasifikasi
Komunikans
Non-komunikans
Manifestasi Klinis
Asimptomatik
Pembesaran skrotum asimetris
Testis teraba (+)
Transluminasi (+)
159
UROLOGI
Spermatokel
2
Definisi
Massa kistik pada testis yang berasal dari akumulasi sperma
Manifestasi Klinis
161
Benjolan pada Skrotum
Varikokel Spermatokel Hidrokel
Kumpulan cairan serous
Dilatasi abnormal plexus
Definisi Kista epididymis berisi sperma akibat defek pada tunica
pampiniformis
vaginalis
Conginetal, infeksi,
Fr Idiopatik, renal cell carcinoma Varikokelektomi, vasektomi, ims
trauma, malignancy
Rasa berat skrotum Benjolan atas belakang testis Pembesaran testis
Gejala
Infertilitas Nyeri (-) Nyeri (-)
Kistik
Bag of worm Transluminasi (+) Transluminasi (+)
Pf Valsava maneuver Teraba massa di Testis sulit diraba
Transluminasi (-) superoposterior Aspiras : cairan jernih
Aspirasi : sperma (+)
162
UROLOGI
Fimosis
Parafimosis
Fimosis & Parafimosis
4 3A
FIMOSIS PARAFIMOSIS
Bukan emergensi Kasus Emergensi
Preputium tidak bisa ditarik Preputium tidak bisa ditarik kembali
kebelakang terjepit dan edema
Tanda Klinis : ujung penis Tanda Klinis : edema, terdapat
menggembung cincin konstriksi iskemia dan
nekrosis
Tatalaksana definitif : sirkumsisi Tatalaksana : kompres, sirkumsisi
elektif cito
164
UROLOGI
Epispadia
Hipospadia
2
Definisi
Tipe
Tipe Glandular : muara uretra berada di glans penis, lebih proksimal dari tempat muara uretra
Tipe Penile : muara uretra berada di shaft penis, diantara glandular dan phenopubic
Tipe Phenopubic : muara uretra dekat dengan tulang pubis pada pangkal penis
Klinis :
Priapismus
3B
Definisi
Penis ereksi tanpa stimulasi seksual yang berlangsung lebih dari 4 jam
Klasifikasi
169
3B
Tatalaksana
170 170
UROLOGI
Kriptokidismus
2
Definisi
Kelainan konginetal satu atau kedua testis tidak berada pada skrotum
Undesensus testis
Umumnya terjadi resolusi spontan pada 6 bulan pertama kehidupan
Umumnya pada daerah kanan
Normalnya testis berada di rongga retroperitoneal hingga kehamilan 28 minggu dan
akan turun sempurna pada usia kehamilan 40 minggu
Faktor Risiko
Prematur
Riwayat trimester 1 estrogen
Riwayat keluarga UDT
Kelainan genetic
Gangguang perkembangan seksual
172
2
Letak Testis
Kriptokidismus Intraabdominal
Kriptokidismus Inguinal
Kriptokidismus Preskrotal
173
2
Tatalaksana
Tidak diperlukan terapi hormonal
Apabila gagal resolusi setelah usia 6 bulan, operasi pada usia <12 bulan
Anak prepubertal dengan UDT teraba dilakukan orkidopeksi scrotal/inguinal
Anak prepubertal dengan UDT tidak teraba dilakukan eksplorasi dan orkidopeksi abdominal
Kontralateral testis normal, dilakukan orkidektomi pada testis yang tidak turun jika :
Pembuluh darah testis dan vas deferens sangat pendek
Testis dismorfik/hipoplastik
Usia postpubertal
174
UROLOGI
Batu Saluran
Kemih
3B
Definisi
Etiologi
Klasifikasi
176
3B
177
3B
Proksimal : Umbilicus
178
3B
Pemeriksaan Penunjang
179
Urolitiasis
Etiologi pH Urin Bentuk Kristal Opasitas
Hiperkalsiuria,
Kalsium Oksalat Asam Bipiramid Radioopak
Hiperoksaluria
Sistinuria (penyakit
Sistin Asam Heksagon Radioopak lemah
herediter)
ISK e.c. penghasil urease
Prisma persegi Panjang
Struvit (mis. Proteus mirabilis, Basa Radioopak lemah
(coffin-lid appearance)
Klebsiella sp.)
Jarum birefringens
Asam Urat Hiperurisemia, leukemia Asam Radiolusen
negative
Bisa
Xanthine Xanthinuria (herediter) Bentuk tidak tetap Radiolusen
keduanya
180
3B
UKURAN TERAPI
Batu <5 mm Konservatif observasi hingga 6 minggu
Medical expulsion therapy dengan alpha blocker (tamsulosin selama 1-2
Batu 5-8 mm
minggu)
181
UROLOGI
MED QUIZ
+
Seorang pria berusia 40 tahun, datang dibawa ke IGD karena nyeri pada
daerah kemaluan 1 jam yang lalu. Dari anamnesis diketahui pasien saat
bermain bola tanpa sengaja lawannya menendang dengan keras ke
arah kemaluan pasien. Keluhan disertai dengan sulit kencing.
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya darah menetes pada orifisium
uretra eksternum dan dijumpai eggplant deformity pada penis seperti
gambar dibawah ini :
Apakah kemungkinan diagnosa yang terjadi pada pasien ini?
A. Parafimosis
B. Striktur uretra
C. Peyronie disease
D. Ruptur uretra anterior
E. Ruptur uretra posterior
183
Seorang pria berusia 40 tahun, datang dibawa ke IGD karena nyeri pada
daerah kemaluan 1 jam yang lalu. Dari anamnesis diketahui pasien saat
bermain bola tanpa sengaja lawannya menendang dengan keras ke
arah kemaluan pasien. Keluhan disertai dengan sulit kencing.
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya darah menetes pada orifisium uretra
eksternum dan dijumpai eggplant deformity pada penis seperti gambar
dibawah ini :
Apakah kemungkinan diagnosa yang terjadi pada pasien ini?
A. Parafimosis
B. Striktur uretra
C. Peyronie disease
D. Ruptur uretra anterior
E. Ruptur uretra posterior
184
Seorang pria berusia 29 tahun datang ke poliklinik untuk konsultasi karena
belum memiliki keturunan. Saat ini pasien sudah menikah selama 7 tahun
dan rutin berhubungan dengan istrinya. Dari anamnesis pasien memiliki
riwayat pengangkatan tumor pada daerah perut. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan massa berkelok-kelok seperti cacing pada skrotum sebelah
kanan pasien. Pasien didiagnosa mengalami varikokel akibat pelebaran
pembuluh vena testis kanan.
Dimanakah letak drainase dari vena testicular dextra?
A. Vena cava inferior
B. Vena cava superior
C. Vena iliaca eksterna
D. Vena renalis dextra
E. Vena renalis sinistra
185
Seorang pria berusia 29 tahun datang ke poliklinik untuk konsultasi karena
belum memiliki keturunan. Saat ini pasien sudah menikah selama 7 tahun
dan rutin berhubungan dengan istrinya. Dari anamnesis pasien memiliki
riwayat pengangkatan tumor pada daerah perut. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan massa berkelok-kelok seperti cacing pada skrotum sebelah
kanan pasien. Pasien didiagnosa mengalami varikokel akibat pelebaran
pembuluh vena testis kanan.
Dimanakah letak drainase dari vena testicular dextra?
A. Vena cava inferior
B. Vena cava superior
C. Vena iliaca eksterna
D. Vena renalis dextra
E. Vena renalis sinistra
186
Bedah-1
Terima Kasih
#OneShotBersamaMedsense +