PERUBAHAN FISIK
BUAH SETELAH
PANEN DAN
PENGOLAHANNYA
ANGGOTA KELOMPOK 1
Upaya yang dapat meminimalisir kerusakan pada buah tomat pasca pemanenan ialah
dengan cara pelapisan edible. Menurut penelitian Zeta, dkk menyimpulkan bahwa
pelapisan daging buah tomat dengan edible coating dengan ekstraksi pektin buah
kakao dapat meminimalisir perubahan fisik buah tomat. Buah tomat yang dilakukan
edible coating menggunakan pektin 3% penyimpanan 21 hari pada suhu 4°C,
menunjukan secara visual masih segar, dengan karakterisasi susut bobot 1,169%, total
asam 0,509%, dan vitamin C buah tomat 55,88 mg/g.
Perubahan Fisik Buah Tomat
c. Pengolahan
Pengolahan yang dilakukan pada buah tomat pada umumnya ialah menjadikan buah tomat
sebagai saus. Pengolahan tomat menjadi saus dapat memperpanjang masa simpan tomat
karena saus mengandung asam, gula, garam, dan bahan pengawet yang dapat menurunkan
aktivitas air dalam tomat. Aktivitas air adalah ukuran kemampuan air dalam bahan pangan
untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia dan biologis. Semakin rendah aktivitas air, semakin
lambat laju respirasi, transpirasi, oksidasi, dan pertumbuhan mikroba pada tomat. Hal ini
dapat menghambat kerusakan dan penurunan kualitas tomat
Perubahan Fisik Buah Jambu Biji
a. Perubahan Fisik Buah Jambu Biji dan Penyebabnya
tanpa gliserol
2 ml gliserol
4 ml gliserol
6 ml gliserol
8 ml gliserol
Perubahan Fisik Buah Pisang
c. Pengolahan
Selai adalah bahan makanan berbentuk pasta dari pemasakan bubur buah, gula, asam, dan
pektin. Selai merupakan produk awetan buah berupa gel yang diperoleh dari campuran
kurang lebih 45 bagian berat buah dan 55 bagian berat gula, yang dilakukan dengan
pemanasan. Pembuatan selai pisang meliputi tahap-tahap sortasi, pembersihan,
pengupasan, pemotongan, penghancuran, penambahan gula dan asam, pemanasan,
pembotolan, pendinginan dan penyimpanan. Penelitian Herlinawati (2022) menunjukkan
bahwa konsentrasi gula dan asam sitrat berpengaruh signifikan terhadap karakteristik selai
pisang nangka. Konsentrasi gula 67,5% dan asam sitrat 0,30% menghasilkan selai yang
disukai oleh panelis.
Perubahan Fisik Buah Mangga
a. Perubahan Fisik Buah Mangga dan Penyebabnya
Mangga adalah buah tropis yang penting dan tumbuh subur di Indonesia. Mangga kaya akan
senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan, seperti karotenoid, vitamin C, dan senyawa
fenolik. Buah mangga mudah rusak karena sifatnya yang higroskopis dan sensitif terhadap
kondisi lingkungan. Perubahan fisik pada buah mangga dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti kadar gula, proses pertumbuhan, proses respirasi, dan suhu penyimpanan.
Perubahan fisik ini dapat mempengaruhi tekstur, warna, rasa, dan ukuran buah mangga.
Kerusakan fisik buah mangga juga dapat terjadi karena kurangnya penanganan pascapanen
dan pengolahan yang tepat. Ketebalan buah mangga dapat mempengaruhi kemampuan
buah untuk diproses dan diawetkan.
Perubahan Fisik Buah Mangga
b. Upaya Meminimalkan Perubahan
Freeze drying adalah metode pengeringan
dengan membekukan bahan dan
menghilangkan airnya dalam bentuk uap.
Penelitian Yulia dkk (2019) menunjukkan
bahwa pengolahan tanpa pembekuan
dengan ketebalan 0,5 cm menghasilkan
produk mangga kering-beku dengan
tingkat kelembapan terendah dan proses
maillard. Perlakuan tanpa pembekuan
dengan ketebalan 1,5 cm memiliki tekstur
yang setara dengan perlakuan nitrogen cair
dengan ketebalan yang sama. Pengeringan
dengan suhu tinggi mengurangi tingkat
kecerahan pada produk mangga kering-
beku.
Perubahan Fisik Buah Mangga
c. Pengolahan
Fruit leather adalah makanan olahan dari buah-buahan yang dikeringkan dan diawetkan
dengan gula dan asam. Fruit leather mangga dibuat dengan cara menghaluskan buah
mangga, menambahkan gula pasir dan asam sitrat, menyebar adonan di atas loyang, dan
mengeringkannya di bawah sinar matahari atau oven. Penelitian Yessy dkk (2013)
menunjukkan bahwa kadar air, total padatan terlarut, dan vitamin C pada fruit leather
mangga dipengaruhi oleh konsentrasi gula dan suhu pengeringan. Konsentrasi gula yang
tinggi dapat mengikat air dan mengurangi penguapan. Suhu pengeringan yang tinggi dapat
menurunkan vitamin C. Panelis menyukai fruit leather mangga dengan konsentrasi gula
20% dan suhu pengeringan 65°C. Perlakuan ini menghasilkan tampilan fisik dan rasa yang
terbaik.
KESIMPULAN
Perubahan fisik pada buah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kadar gula,
proses pertumbuhan, proses respirasi, suhu penyimpanan, dan ketebalan buah.
Perubahan fisik pada buah dapat mempengaruhi tekstur, aroma, rasa, warna, ukuran,
dan kualitas buah. Pengolahan buah dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti
freeze drying, pelapisan edible, atau pembuatan fruit leather. Pengolahan buah dapat
meminimalkan perubahan fisik pada buah dan mempertahankan kandungan senyawa
yang bermanfaat untuk kesehatan, seperti karotenoid, vitamin C, dan senyawa fenolik
TERIMAKASIH