Semester 5
DISUSUN OLEH :
ANGGOTA KELOMPOK 4 :
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “Penerapan Kekuasaan dan Politik Dalam Organisasi Pada Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Perilaku
Keorganisasian pada Program Studi S1 Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Pembangunan Tanjungpinang, kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita dalam mengetahui kekuasaan dan
politik dalam organisasi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang.
Kami berharap siapa pun yang membaca makalah sederhana ini dapat
memahaminya. Sekiranya makalah yang telah disusun dapat bermanfaat bagi kita
maupun bagi yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Politik dan kekuasaan tidak hanya terjadi pada sistem pemerintahan, namun politik juga
terjadi pada organisasi formal, badan usaha, organisasi keagamaan, kelompok, bahkan pada
unit keluarga. Politik adalah suatu jaringan interaksi antarmanusia dengan kekuasaan
diperoleh, ditransfer, dan digunakan. Politik dijalankan untuk menyeimbangkan kepentingan
individu karyawan dan kepentingan manajer, serta kepentingan organisasi. Ketika
keseimbangan tersebut tercapai, kepentingan individu akan mendorong pencapaian
kepentingan organisasi.
Politik penting artinya dalam suatu organisasi, karena didalamnya terjadi suatu proses
berorganisasi yang mempunyai dampak terhadap perilaku setiap individu atau anggota yang
ada dalam organisasi. Politik dalam organisasi merupakan suatu proses dalam memahami
proses manajerial. Perilaku politik merupakan perilaku yang secara organisasional tidak ada
sanksinya,yang mungkin dapat merugikan bagi tujuan organisasi atau bagi kepentingan orang
lain dalam organisasi.
1
sebagai upaya untuk ikut berperan serta dalam mengurus dan mengendalikan urusan
masyarakat.
Penyalahgunaan kekuasaan pada dunia politik yang kerap dilakukan oleh pelaku politik
menimbulkan pandangan bahwa tujuan utama berpartisipasi politik hanyalah untuk
mendapatkan kekuasaan. Padahal, pada hakekatnya penggunaan kekuasaan dalam politik
bertujuan untuk mengatur kepentingan semua orang yang ada dalam organisasi, bukan untuk
kepentingan pribadi ataupun kelompok. Untuk itu, adanya pembatasan kekuasaan sangat
diperlukan agar tumbuh kepercayaan anggota organisasi terhadap pemegang kekuasaan dan
terciptanya keadilan serta kenyamanan dalam kehidupan.
1. Apa yang dimaksud dengan kekuasaan dan bagaimana pendapat kekuasaan menurut
para ahli?
2. Apa saja jenis-jenis kekuasaan ?
3. Apa yang dimaksud dengan kekuasaan dalam organisasi?
4. Apa saja taktik kekuasaan?
5. Apa saja yang menyebabkan ketergantungan dan kekuasaan?
6. Apa yang dimaksud dengan politik dan bagaimana pendapat politik dalam organisasi
menurut para ahli?
7. Bagaimana perilaku politik dalam organisasi?
8. Apa saja faktor-faktor perilaku politik dalam organisasi?
9. Implementasi terhadap kekuasaan dan politik organisasi di Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bintan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memberikan wawasan
atau pengetahuan tentang kekuasaan, jenis-jenis kekuasaan, kekuasaan dalam organisasi, taktik
kekuasaan, penyebab ketergantungan dan kekuasaan, politik dan politik dalam organisasi,
perilaku politik dalam organisasi, faktor-faktor perilaku politik dalam organisasi dan
implementasi kekuasaan dan politik organisasi di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan.
2
1.4 MANFAAT MAKALAH
1. Dapat mengetahui pengertian dari kekuasaan dan bagaimana kekuasaan menurut para
ahli.
2. Dapat mengetahui apa saja jenis-jenis kekuasaan.
3. Dapat mengetahui pengertian dari kekuasaan dalam organisasi.
4. Dapat mengetahui apa saja taktik kekuasaan.
5. Dapat mengetahui penyebab dari ketergantungan dan kekuasaan
6. Dapat mengetahui pengertian politik dan politik dalam organisasi
7. Dapat mengetahui perilaku politik dalam organisasi.
8. Dapat mengetahui faktor-faktor perilaku politik dalam organisasi.
9. Dapat mengetahui implementasi tehadap kekuasaan dan politik organisasi di Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Max Weber mendefinisikan kekuasaan atau power sebagai peluang atau sarana bagi
seorang individu untuk dapat mencapai keinginannya sendiri bahkan sekalipun harus
menghadapi perlawanan dari orang lain, dalam hubungan sosialnya.
2. John Locke mendefinisikan kekuasaan sebagai suatu hal yang harus dipisah dan tidak
boleh berada dalam satu unsur yang sama. Definisi yang dikemukakan oleh John Locke
ini kemudian dikenal dengan nama teori pemisahan kekuasaan.
3. Menurut Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan, kekuasaan merupakan hubungan
yang terjalin antara individu atau sekelompok individu dengan lainnya, dalam hal
menentukan tindakan agar terarah sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak tersebut.
4. Walter Nord menjelaskan kekuasaan sebagai kemampuan untuk mencapai tujuan
tertentu yang berbeda dari tujuan lainnya.
5. Ramlan Surbakti mendefinisikan kekuasaan sebagai kemampuan individu atau
kelompok dalam mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku sesuai dengan yang
dikehendaki.
1. Reward Power
adalah kekuasaan yang didasarkan kemampuan seseorang menyediakan keuntungan
bagi sesuatu atau orang lain. Kekuasaan mengalir dari individu yang mampu
4
menyediakan reward yang dibutuhkan orang lain. Kemampuan ini memungkinkan
pemilik kekuasaan mengendalikan perilaku orang lain dan mencapai hasil yang
diharapkan sejauh adanya kebutuhan orang lain tersebut akan reward yang disediakan
olehnya.
Penggunaan kekuasaan reward biasanya dilakukan oleh orang di tingkatan tertinggi
hirarki organisasi. Mereka biasanya punya akses pada material, informasi atau upah
psikologis (senyum, perhatian, pujian, kata-kata manis).
Manajemen tingkat menengah dan para supervisor juga biasanya memiliki jenis
kekuasaan ini. Sebaliknya, pekerja juga dapat menerapkan kekuasaan reward ini kepada
atasannya, dengan cara menerapkan energi dan skill yang mereka miliki guna
menyelesaikan pekerjaan yang diharapkan seorang manajer. Karena manajer
bergantung pada kinerja pekerja, maka pekerja dapat menyetir perilaku manajer agar
sesuai keinginan mereka.
2. Coercive Power
adalah kekuasaan yang didasarkan atas kemampuan seseorang menyediakan dampak
hukuman pada target akibat ketidakpatuhannya. Kekuasaan ini terletak pada
kemampuan seseroang untuk memerintahkan kepatuhan lewat cara fisik. Seperti
reward, kekuasaan jenis ini memungkinkan pemimpin mempengaruhi perilaku orang
lain akibat kemampuannya menerapkan hasil yang tidak diinginkan. Ketidakpatuhan
atas orang yang punya jenis kekuasaan koersif menghasilkan penerapan hukuman
dalam bentuk menahan reward yang diinginkan. Ini merupakan situasi kekuasaan
koersif, kekuasaan yang mengikuti model militer.
3. Expert Power
adalah kekuasaan yang didasarkan kemampuan dan pengetahuan khusus yang dimiliki
seseorang di mana target atau orang lain kerap menggunakan atau bergantung
kepadanya. Orang selalu menghargai kompetensi, dan sebab itu Expert Power
merupakan sumber kekuasaan yang penting untuk diterapkan. Kekuasaan mengalir dari
orang yang punya skill, pengetahuan, dan kemampuan yang dibutuhkan dan dihargai
oleh orang lain. Jika orang merengek agar seorang pekerja mau menggunakan skill yang
ia miliki untuk membantu mereka, maka pekerja tersebut punya kekuasaan.
4. Legitimate Power
adalah kekuasaan yang didasarkan atas perasaan orang lain bahwa pelaku kekuasaan
punya otoritas dan hak untuk mempengaruhi tindakan mereka. Perasaan ini merupakan
hasil yang diterima dari organisasi formal atau warisan historis. Kekuasaan hadir pada
5
mereka yang ditunjuk oleh organisasi untuk memberi perintah. Delegasi otoritas
melegitimasikan hak seseorang memaksakan kepatuhan pada mereka yang menyatakan
wajib untuk mentaati sumber kekuasaan (organisasi). Persepsi legitimasi di benak
target kekuasaan bersifat kritis. Baru setelah target ini yakin bahwa pemberi perintah
punya hak yang legitimate untuk memerintah sajalah mereka akan patuh.
5. Identification Power with Other
Hubungan seseorang dengan orang lain yang punya kekuasaan menular pada orang
yang berhubungan tersebut. Sebab itu, kekuasaan yang ada merujuk pada penguasa
lain. Jenis kekuasaan ini bisa datang lewat hubungan personal seperti sekretaris atau
asisten administrasi yang kerap kerja bareng boss eksekutif. Jika orang yang
mendekatkan diri dengan kekuasaan tersebut juga meniru gagasan, norma, metode, dan
tujuan dari orang berkuasa, kekuasaan orang tersebut akan bertambah.
6. Critical Power
Pada tingkat lain, seseorang berkuasa hingga derajat mana kontribusi orang tersebut
bersifat kritis bagi individu lain atau bagi organisasi. Bilamana orang lain berhasrat
pada energi, sumberdaya, dan keahlian seseorang, hingga derajat tersebut pula ia punya
kekuasaan atas mereka. Seseorang juga menerapkan kekuasaan sejauh orang tersebut
terhubung dengan sumber daya yang mereka kuasai.
7. Social Organization Power
Sumber kekuasaan lainnya adalah organisasi sosial. Kekuasaan juga diturunkan lewat
hubungan terstruktur di mana seseorang mengkombinasikan kekuatan individual
mereka guna memenuhi tujuan kelompok. James MacGregor Burns menyatakannya
dalam kata-kata “kekuasaan seorang pemimpin mengalir dari kekuasaan pengikut”.
Pencapaian tujuan hanya dapat terselenggara ketika satu individu berhasil memobilisasi
dan mentransformasi pengikut, yang pada gilirannya mentransformasikan kekuasaan
tersebut kepada pemimpin.
8. Power Using Power
Kekuasaan juga bisa bersumber tatkala seseorang menggunakan kekuasaan-nya.
Kekeliruan menerapkan kekuasaan dapat berakibat hilangnya kekuasaan. Sebaliknya,
penggunaan kekuasaan cenderung meningkatkan kekuasaan itu sendiri. Persepsi dari
orang lain seputar kekeliruan seorang pengguna kekuasaan bisa menghasilkan
berkurangnya dukungan. Kekeliruan bertindak atau sering melakukan kekuasaan secara
sembrono bisa mengikis kekuasaan dan dukungan dari orang lain yang kita butuhkan
agar kekuasaan kita langgeng. Kekuasaan, pada dirinya sendiri, adalah sumber bagi
6
kekuasaan lainnya.
9. Charismatic Power
Karisma yang digambarkan Max Weber dan Referent Power diidentifikasi
menyediakan dasar teoretis bagi dasar kekuasaan. Orang yang punya karisma biasanya
punya personalitas menyenangkan, menarik, dan mendorong orang mau mematuhi si
pemilik karisma. Orang yang punya kharisma biasanya ada di lingkar tengah klik-klik
berpengaruh dan punya akses pada orang-orang berpengaruh di dalam komunitas.
10. Centrality Power
Penempatan strategis individu ke dalam organisasi juga merupakan sumber kekuasaan.
Lokasi fisik di jantung kegiatan atau interaksi dengan orang-orang berkuasa menambah
perkembangan dan penggunaan efektif dari kekuasaan. Sentralitas kekuasaan ini
penting dalam konteks kekuasaan, baik secara fisik ataupun sosial.
Esensi kekuasaan adalah kendali atas perilaku orang lain. Kekuasaan adalah kekuatan
yang kita gunakan agar sesuatu hal terjadi dengan cara disengaja, di mana influence (pengaruh)
adalah apa yang kita gunakan saat kita menggunakan kekuasaan. Seorang manajer
membiakkan kekuasaan dari aneka sumber, baik dari organisasi yang disebut sebagai “power
position” ataupun dari personalitasnya sendiri yang disebut “personal power.”
7
2.4 TAKTIK KEKUASAAN
Taktik kekuasaan adalah apa yang orang gunakan untuk menerjemahkan landasan
kekuasaan menjadi tindakan tertentu dengan kata lain, pilihan-pilihan apa saja yang dimiliki
seseorang untuk memengaruhi atasan, rekan kerja, atau karyawan mereka dan apakah ada dari
pilihan-pilihan tersebut yang paling efektif arti sebenarnya dari taktik kekuasaan yaitu cara
individu menerjemahkan landasan kekuasaan ke dalam tindakan-tindakan tertentu.
8
dengan sumber-sumber penawaran alternatif. Jika tidak akan meningkatkan kekuasaan Anda.
Jika setiap orang cerdas, kecerdasan sebagai suatu kualitas tidak memberikan keunggulan
istimewa. Demikian juga, diantara orang-orang super kaya uang bukan lagi menunjukkan
kekuasaan.
9
individu dalam organisasi untuk melibatkan diri dalam politik. Eran Vigoda-Gadot telah
merinci 6 dimensi perilaku politik di diri individu yang mendorong munculnya kegiatan politik,
yaitu:
1. Otonomi Pekerjaan. Semakin independen karyawan dalam melakukan tugas, semakin
mahir kemampuannya dalam menerapkan pengaruh dengan tujuan mempromosikan
keinginannya;
2. Masukan Keputusan. Keterlibatan dan kerjasama dalam proses pengambilan
keputusan membuat karyawan merasa terhubung dengan organisasi, suatu perasaan
tanggung jawab agar ia berfungsi lebih jauh, dan keinginan menanam andil (jasa) guna
mempertahankan daya saing organisasi. Lebih jauh lagi, terbuka kesempatan yang
memungkinkan untuk memunculkan perilaku politik yang berupaya memaksimalkan
tujuan personal dan organisasi dan meraih prestasi lewat pemberian pengaruh atas
orang lain sehingga mereka akan membantunya dalam merealisasikan tujuan
individualnya maupun organisasi.
3. Kepuasan Kerja. Semakin puas seorang karyawan, maka semakin ia percaya pada
organisasi berikut seluruh proses di dalamnya sehingga keterasingannya dari pekerjaan
jauh berkurang. Kepuasan yang ia dapatkan di pekerjaan membentuk kepentingannya
sendiri yaitu memelihara status quo. Jika kepuasannya kurang maka itu akan membawa
individu bertindak dalam rangka mempengaruhi pihak lain untuk mengubah keputusan-
keputusan di dalam organisasi.
4. Status dan Prestise Pekerjaan. Status dan prestise pekerjaan berhubungan dengan
opini politik. Semakin besar keinginan untuk mengekspresikan opini, protes, dan secara
aktif mengutarakan ide-ide yang ia sukai. Tatkala pekerja punya status dan prestise
profesional yang tinggi, maka ia juga akan menuntut aset-aset yang butuh dukungan
dan perlindungan. Ia tidak hanya mengupayakan perubahan besar atas lingkungannya
dan menggunakan keahlian politiknya yang tinggi guna memelihara aset-aset
pribadinya.
5. Hubungan Kerja. Hubungan yang dekat di antara satu individu dengan individu
lainnya di lokasi kerja akan membawa pada merembeskan pandangan satu sama lain di
dalam organisasi, di mana terjadi adaptasi persepsi, sikap dan perilaku politik mereka.
6. Unionisasi. Serikat pekerja akan memutar gagasan dan ide, perilaku dan kebiasaan
politik dari tingkat lingkungan kerja hingga sistem politik nasional dan vice versa
(demikian sebaliknya). Orang yang cenderung terlibat dan aktif dalam komite pekerja
pada umumnya mahir pula dalam berpolitik.
10
B. Praktik politik dalam organisasi
Setiap aktor termasuk manajer akan menggunakan taktik dan strategi untuk mempengaruhi
aktor lain dengan menggunakan sumber kekuasaan yang dimiliki. Secara deskriptif, beberapa
taktik yang dipakai oleh para aktor adalah sebagai berikut:
Membentuk koalisi dengan pihak yang lain untuk meningkatkan dukungan dan
sumber daya.
Menciptakan suasana (seremoni dan simbol) untuk membentuk suatu persepsi dan
perilaku orang-orang sesuai dengan peran dan fungsinya
Mentransformasikan kepentingan kita menjadi kepentingan pihak lain dengan
mengubah persepsi dan tindakan pihak lain
Memperluas jumlah pemain yang terlibat dalam suatu isu yang menjadi kepentingan
kita untuk mendapatkan perhatian yang lebih luas
Melakukan negosiasi dan tawar-menawar dengan pihak lain yang bersinggungan
dengan kepentingan kita untuk mendapatkan kompromi
11
c. Power atau kekuasaan mengekspresikan kapasitas individu untuk secara sengaja
menimbulkan dampak pada orang lain. Pengaruh (influence) adalah kemampuan
membuat orang menuruti kehendak pemberi pengaruh. Politik mendasarkan diri pada
kekuasaan, dan kekuasaan itu tidak dapat terdistribusi secara merata didalam
organisasi. Sebab itu, siapa pun yang menggenggam kekuasaan didalam organisasi
akan menggunakannya guna mempengaruhi (to influence) orang lain.
1. Personalitas Pribadi
Karakteristik kepribadian tertentu memungkinkan orang menunjukkan perilaku politik.
Contohnya, orang yang punya kebutuhan kekuasaan (nPow) tinggi dalam istilah
Charles McClelland. Orang ini terdorong hasrat politik dari dalam dirinya sendiri guna
mencari pengaruh atas orang lain, yang juga memotivasinya untuk menggunakan
kekuasaan demi hasil-hasil politik.
2. Ukuran Organisasi
Politicking lebih sering muncul pada organisasi skala besar ketimbang skala kecil.
Adanya orang dalam jumlah besar cenderung menyembunyikan perilaku seseorang,
memungkinkan mereka terlibat dalam politik tanpa takut diketahui (konspirasi).
3. Level Hirarki
Politik juga kerap ditemukan dalam manajer tingkat atas, karena kekuasaan yang
dibutuhkan untuk terlibat dalam politik biasanya terkonsentrasi diantara para manajer
tingkat atas tersebut.
4. Heterogenitas Anggota
Anggota dalam organisasi yang heterogen biasanya saling berbagi kepentingan dan
nilai yang sedikit dan lebih lanjut mencari sesuatu yang berbeda. Dalam kondisi ini,
proses-proses politik cenderung muncul dimana setiap anggota bersaing untuk
memutuskan kepentingan siapa yang terpuaskan dan siapa yang tidak.
12
5. Pentingnya Keputusan
Keputusan yang sifatnya penting lebih memancing aktivitas politik organisasi
ketimbang keputusan yang biasa-biasa saja. Ini diakibatkan sebuah keputusan penting
punya dampak besar dalam menarik perhatian para anggota organisasi.
Kemunculan politik dalam organisasi juga dikaitkan dengan adanya perilaku politik di
kalangan anggota organisasi. Perilaku tersebut membuka ruang yang besar bagi individu dalam
organisasi untuk melibatkan diri dalam politik. Eran Vigoda-Gadot merinci 6 dimensi perilaku
politik di diri individu yang mendorong munculnya kegiatan politik, yaitu:
1. Otonomi Pekerjaan
Semakin independen karyawan dalam melakukan tugas, semakin mahir kemampuannya dalam
menerapkan pengaruh untuk tujuan mempromosikan keinginannya.
2. Masukan Keputusan
Keterlibatan dan kerjasama dalam proses pembuatan keputusan membuat karyawan merasa
terhubung dengan organisasi, suatu perasaan tanggung jawab agar ia berfungsi lebih jauh, dan
keinginan menanam andil (jasa) guna mempertahankan daya saing organisasi. Lebih jauh lagi,
terbuka kesempatan yang mencukupi untuk memunculkan perilaku politik yang berupaya
memaksimalkan tujuan personal dan organisasi dan meraih prestasi lewat pemberian pengaruh
atas orang lain sehingga mereka akan membantunya dalam merealisasikan tujuan
individualnya maupun organisasi.
3. Kepuasan Kerja
Semakin puas seorang karyawan, semakin ia percaya pada organisasi berikut seluruh proses
di dalamnya sehingga keterasingannya dari pekerjaan jauh berkurang. Kepuasan yang ia
rasakan di pekerjaan membentuk kepentingannya sendiri yaitu memelihara status quo. Jika
kepuasan kurang akan membawa individu bertindak dalam rangka mempengaruhi pihak lain
untuk mengubah keputusan-keputusan di dalam organisasi.
Status dan prestise pekerjaan berhubungan dengan opini politik. Semakin besar keinginan
mengekspresikan opini, protes, dan secara aktif mengutarakan ide-ide yang ia sukai. Tatkala
pekerja punya status dan prestise profesional yang tinggi ia juga akan menuntut aset-aset yang
butuh dukungan dan perlindungan. Ia tidak mengupayakan perubahan besar atas
13
lingkungannya dan menggunakan keahlian politiknya yang tinggi guna memelihara aset-aset
pribadinya.
5. Hubungan Kerja
Hubungan yang dekat antara satu individu dengan individu lainnya di lokasi kerja membawa
pada merembeskan pandangan satu sama lain di dalam organisasi, di mana terjadi adaptasi
persepsi, sikap dan perilaku politik mereka.
6. Unionisasi
Serikat pekerja akan memutar gagasan, perilaku dan kebiasaan politik dari tingkat lingkungan
kerja hingga sistem politik nasional dan vice versa (demikian sebaliknya). Orang yang
cenderung terlibat dan aktif dalam komite pekerja umumnya mahir pula dalam berpolitik.
Sumber kekuasaan kepala dinas lingkungan hidup kabupaten Bintan langsung dipilih
oleh Bupati Bintan. Kepala dinas merupakan perangkat daerah yang melaksanakan urusan
pemerintahaan yang menjadi kewenangan daerah. Dalam Peraturan Bupati Bintan Nomor 54
Tahun 2022 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta tata kerja dinas
daerah Dinas Daerah dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Sekretariat dipimpin oleh
Sekretaris yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang
dipimpin oleh Kepala Bidang yang yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas. Subbagian dipimpin oleh Kepala Subbagian yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
14
menentukan nilai-nilai, kebutuhan yang diperlukan, harapan yang bakal tumbuh, dan
tepat sasaran dalam masa yang akan datang guna menciptakan lingkungan dan tata
ruang yang lebih efektif dan efisien.
2. Konsultasi yaitu meningkatkan motivasi dan dukungan dari pihak yang menjadi sasaran
dengan cara melibatkannya dalam memutuskan bagaimana rencana atau perubahan
akan dijalankan. Dalam menjalankan tugasnya kepala dinas dibantu oleh struktur
organisasi yang berada di elemen tersebut tidak hanya itu kepala dinas juga turut
bekerja sama dengan pihak ketiga seperti konsultan lingkungan hidup.
15
lingkungan hidup.
10. Belum optimalnya penegakan peraturan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan
lingkungan hidup.
11. Kurangnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga
lingkungan hidup.
12. Masih lemahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
hidup
16
- Loyalitas pada atasan atau kelompok tertentu, bukan pada institusi.
4. Faktor eksternal
- Lemahnya pengawasan publik dan partisipasi masyarakat.
- Kurangnya akses informasi publik terkait kinerja dan anggaran dinas LH.
- Belum optimalnya peran media dalam mengawasi dinas LH.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kekuasaan memungkinkan seseorang memaksakan kehendaknya untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Perbedaan tujuan berbagai pihak yang terhimpun di dalam organisasi
akan mendorong pihak-pihak tersebut melakukan politik organisasi. Politik organisasi inilah
yang selanjutnya menimbulkan benturan-benturan atau konflik di dalam organisasi. Namun,
konflik tidak selalu membawa dampak buruk bagi organisasi, tetapi juga dapat membawa
dampak positif jika dikelola dengan benar.
Sumber kekuasaan kepala dinas lingkungan hidup kabupaten Bintan langsung dipilih
oleh Bupati Bintan. Dalam Peraturan Bupati Bintan Nomor 54 Tahun 2022 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta tata kerja dinas daerah Dinas Daerah dipimpin
oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Subbagian dipimpin
oleh Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris. Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang. Kepala dinas lingkungan hidup mengembangkan komitmen
dalam menjalankan tugas dan wewenang untuk menentukan nilai-nilai, kebutuhan yang
diperlukan, harapan yang bakal tumbuh, dan tepat sasaran dalam masa yang akan datang guna
menciptakan lingkungan dan tata ruang yang lebih efektif dan efisien.
3.2 SARAN
Dari hasil pembahasan terkait dengan penerapan kekuasaan dan politik dalam
organisasi di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bintan sangat diperlukan saran dari para
pembaca untuk makalah ini agar makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih baik lagi .
Karena dalam pembuatan makalah ini para penulis masih banyak memiliki kekurangan baik
dari segi manapun. Oleh karena itu Saran dari para pembaca sangat diperlukan.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://ppid.bintankab.go.id/upload/dokumen/PERBUP_52_TAHUN_2022_TENTANG_TU
SI_DINAS_KAB__BINTAN.pdf
https://bapelitbang.bintankab.go.id/website/halaman/detail/visi-dan-misi
Dimas Haris Amarudin, dkk (2019). Makalah Kekuasaan Dan Politik Dalam Organisasi Di
Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliahperilaku Keorganisasian.
La Ode Hasan (2018). Makalah Kekuasaan dan Politik dalam Organisasi ( PO ).
Vanya Kurnia Mulia Putri, Nibras Nada Nailufar (2021). Definisi Kekuasaan Menurut Para
Ahli. Diakses melalui
https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/07/140026469/definisi-kekuasaan-
menurut-para-ahli.
Budi Jho (2018). Pengertian Kekuasaan (Power) dan 5 Jenis Kekuasaan dalam Organisasi.
Dikases melalui https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-kekuasaan-power-
dan-5-jenis-kekuasaan-dalam-organisasi/
Mohammad Roni. KEKUASAAN DAN POLITIK DALAM ORGANISASI. Diakses melalui
https://www.academia.edu/8001275/KEKUASAAN_DAN_POLITIK_DALAM_OR
GANISASI
19