MAKALAH
Oleh:
KASRIADI
NIM 80100221195
DOSEN PENGAMPUH:
Dr. H. Hamzah Harun, Lc.,M. A
Dr. Muhaemin Latif, M. Ag.,M. Ed
PROGRAM PASCASARJANA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................... 1
C. Metodologi Penelitian..........................................................
D. Tujuan Penulisan.................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
A. Kesimpulan..........................................................................
B. Implikasi ..............................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengajaran di Qom1 yang menurut beliau kaku. Ia menitik beratkan pada penguatan
metodologi dengan menawarkan metodologi pengajaran filsafat baru (Manhaj al-
terutama epistemologi. Banyak istilah filsafat yang perlu diklarifikasi terutama bagi
para pemula dan peminat filsafat yang pikiranya terpengaruh oleh pemikiran barat.
praktisi pendidikan, dia mendirikan lembaga pendidikan dan riset Imam Khomeini,
sebuah perpaduan antara tradisi hauzah dan universitas modern dengan lebih
pengetahuan.2 Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih
intens lebih lanjut terhadap pemikiran dari Muhammad Taqi Misbah Yazdi.
1
Qom adalah sebuah kota yang juga merupakan ibukota Provinsi Qom di Iran. Terletak sekitar
156 km barat daya Teheran. Qom menjadi sebuah kota suci bagi penganut Syi'ah, di mana di kota ini
terdapat makam dari Fatimah al-Ma'sum, saudari dari Imam Ali ar-Ridha. Kota ini merupakan pusat
pendidikan Syi'ah terbesar di dunia.
2
Penjelasan lebih lanjut, lihat pada Riset Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra. Ma’aruf,
“Mengenal Taqi Misbah Yazdi” Artikel (2017). Lihat juga https://riset.sadra.ac.id/mengenal-taqi-
misbah-yazdi-dari-muhsin-labib/. Diakses pada 19-1-2023 pukul 13:56 wita.
B. Rumusan Masalah
C. Metodologi Penelitian
pemahaman yang komprehensif tentang pemikiran, gagasan, konsep dan teori dari
D. Tujuan
deskripsi yang utuh dan objektif terkait latar belakang pendidikan dan karya
Misbah Yazdi.
BAB II
PEMBAHASAN
Muhammad Taqi Misbah Yazdi lahir pada tahun 1934 di kota Yazd, Iran.
Meninggal pada tanggal 1 Januari 2021. Beliau adalah seorang Ulama Syiah Iran dan
aktivis politik konservatif yang berfungsi sebagai pemimpin spritual Front Stabilitas Revolusi
Islam. Dia adalah anggota majelis pakar, badan yang bertanggung jawab untuk memilih
pemimpin tertinggi di mana dia memimpin faksi minoritas. Sejak tahun 1952 sampai tahun
1960 dia belajar di Qom dan menghadiri kelas-kelas Imam Khomeini. 3 Ia belajar ilmu
tafsir, kajian filsafat Ibn Sina dan Mulla Sadra di bawah bimbingan Allamah
Tabataba’i. Lima belas tahun umurnya dihanbiskan untuk belajar fiqh dengan
Ayatullah Bahjat. Sekitar tahun 1964, ia bergerak bersama Syahid Dr. Biheshti dan
Hasyemi Rafsanjani untuk melawan rezim Syah Pahlevi. Ia juga ikut dalam tim
pendiri partai politik ulama, di mana tim ini kemudian dikejar-kejar oleh rezim Syah
dengan Ayatullah Jannati. Selama 10 tahun dia mengajar Filsafat dan al-Qur’an.
Setelah revolusi, dengan dorongan dan permintaan dari Imam Khomeini, Misbah
Yazdi mendirikan beberapa sekolah dan perguruan tinggi, termasuk yang paling
3
Ali Samsukdin, “Relasi Tuhan dengan Manusia dalam Pemikiran Muhammad Taqi Misbah
Yazdi”, Skripsi : UIN Syarif Hidayatullah, 2020, h. 15. Lihat juga Muhammad Taqi Mishbah Yazdi,
Philosophical Instructions: An Introduction to Contemporary Islamic Philosophy, terj. Musa Kazhim
dan Saleh Baqir, Buku Daras Filsafat Islam; Orientasi ke Filsafat Islam Kontemporer, (Jakarta: Sadra
Press, 2010), h. xxvi
4
Nurasiah, “Pemikiran Taqi Mishbah Yazdi Tentang Etika Islam Kontemporer”, Jurnal
Teosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam V, no 1 (Juni 2015): h. 50
terkenal saat ini yaitu Institut Dar el-Haqq, Yayasan Baqir al-Ulum, dan Institut dan
Pusat Riset Imam Khomeini, di mana ia menjadi direktur dan mengadakan kajian
rutin. Pada tahun 1996, beliau terpilih sebagai wakil dari provinsi Khuzistan sebagai
anggota dewan komisi pendidikan. Kelas kajian kitab al-Asfar mendapat sambutan
luar biasa dan diikuti oleh murid-murid yang berdatangan dari Eropa dan Amerika.
Saat ini Misbah Yazdi menjadi acuan untuk ahli pemikiran Filsafat Iran kontemporer.
merasakan secara langsung bagaimana gerak sejarah itu berjalan. Kapasitasnya dalam
filsafat Islam tetapi juga semua pemikiran dan perkembangan filsafat Barat, sehingga
terhadap Misbah Yazdi sebagai seorang filsuf yang mumpuni diperkuat dengan
produktivitas karyanya yang mencapai sekira 20 buku tentang filsafat Islam dan
dalam waktu 4 tahun hingga selesai membaca kitab Rasa`il dan Makasib.
5
Nuraisah, “Pemikiran Taqi Misbah Yazdi Tentang Etika Islam Kontemporer”Teosofi: Jurnal
Tasawuf dan Pemikiran Islam 5, no. 1 (Juni 2015): h. 54.
pada tahun 1952. Setahun kemudian, beliau kembali ke kota Qom dan
Khomeini.6
pelajaran Bahtsul Kharij dalam bidang fiqh dari Burujardi dan Bahtsul Kharij
dalam bidang Ushul Fiqh dari Imam Khomeini. Pada masa ini pula, Mishbah
Yazdi pada waktu menjadi penanggung jawab dua media informasi, yaitu
ia sibuk menjadi guru besar dibidang filsafat serta ilmu al-Qur’an atas
tahun 1369 H. Mishbah Yazdi terpilih sebagai anggota dewan ahli dari
provinsi Khuzestan dan dalam pemilihan terakhir dewan ahli, ia juga terpilih
6
Lihat biografi Muhammad Taqi Misbah Yazdi pada https://sipencariilmu.wordpress.com/
2012/01/27 /biografi-ayatullah-syeikh-muhammad-taqi-misbah-yazdi/ diakses pada 19-1-2023, pukul
13:21 wita.
7
Moh. Soivi, “Kehendak Bebas Dalam Pemikiran Ayatullah Muhammad Taqi Mishbah
Yazdi”, Skiripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 13-14.
Mishbah Yazdi merupakan figur yang paling produktif di Hawzah Qom
sendiri merupaka jebolan Hawzah Qom yag paling menonjol dan produktif,
potensialitas.
8
Moh. Soivi, “Kehendak Bebas Dalam Pemikiran Ayatullah Muhammad Taqi Mishbah
Yazdi”, Skiripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 13
9
Ali Samsukdin, “Relasi Tuhan dengan Manusia dalam Pemikiran Muhammad Taqi Misbah
Yazdi”, Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah, 2020, h. 19
Pasdari Az Sangarha-ye Iydi’uluzhik (Pengawal Benteng-Benteng
Ideologi), Qum: Dar Rah-e Haqq, 1362 H/1982 M. Buku ini merupakan
kumpulan tulisan singkat, ditambah sebuah artikel dari Dr. Ahmad Ahmadi
yang menyoroti masalah idealisme dan realisme. Topik yang dibahas oleh
1361 H/1982 M. Buku hasil transkripsi ini terdiri atas empat puluh pelajaran
Berkeley, Hume, dan Kant, empirisme dalam teori Marxis, dan lingkup
Hikmah), Qum: Dar Rah-e Haqq Institute 1405 H/1984 M. Buku ini ditulis
dalam bahasa Arab, dan mungkin merupakan karya filsafat penulis yang
atas karya utama gurunya, Allamah Thabathaba’i dalam bidang filsafat Islam
tingkat lanjut.
Durus-e Falsafeh-ye Akhlaq (Pelajaran-Pelajaran Filsafat Etika),
Teheran: Iththila’at, 1367 M/1988 M. Buku ini merupakan hasil transkrip dan
M.T. Mishbah Yazdi, Buku Daras Filsafat Islam, terj. Musa Khazim dan
bagian administrasi Hauzah Qum sebagai buku daras para pelajarnya. Jilid
pertama buku ini berisi pembahasan mengenai tauhid dan keadilan Ilahi,
sementara jilid kedua berisi pembahasan mengenai misi para nabi dan para
imam (a.s.).
1368 H/1989 M. Karya ini terbagi dalam 3 bagian; teologi, kosmologi, dan
1368 H/1989 M. Hasil transkrip dari kuliah-kuliah penulis di Institut Dar Rah-
e Haqq, yang ditranskrip dari kaset rekamannya oleh Prof. Dr. Malikiyan.
M.T. Mishbah Yazdi, Buku Daras Filsafat Islam, terj. Musa Khazim dan
Saleh Baqir, 1990 M. Buku ini berisi kumpulan kuliah yang disampaikan
Rah-e Haqq, untuk keperluan para pelajar tingkat menengah. Setiap jilidnya
terdiri dari dua pulu pelajaran. Topik-topik yang dibahas menyangkut teologi,
wasilah.10
10
Ali Samsukdin, “Relasi Tuhan dengan Manusia dalam Pemikiran Muhammad Taqi Misbah
Yazdi”, Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah, 2020, h. 19-24. Lihat juga M. T. Misbah Yasdi, Buku Daras
Filsafat Islam, terj. Musa Khazim dan Saleh Baqir (Jakarta: Shadara Press, 2010), h. xxvii-xxxi
3. Tokoh-Tokoh yang Mempengaruhi Mishbah Yazdi
tema ini yang dibahas dalam permasalahan ini sangat penting dan berkualitas,
seperti halnya amar ma’ruf nahi mungkar dan masalah sosial lainnya.11
Tokoh yang kedua, Muhammad Hosein bin Muhammad bin Ali Asghar
mana Mishbah Yazdi pernah menghadiri pelajaran dan tafsir dan filsafat
seluaruh dan luar negeri Iran, terutama mahasiswa pilihan tentang ilmu
11
Ilyas Hasan, Para Perintis Zaman Baru Islam (Bandung: Mizan 1995), h. 69.
12
Ali Samsukdin, “Relasi Tuhan dengan Manusia dalam Pemikiran Muhammad Taqi Misbah
Yazdi”, Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah, 2020, h. 24-25.
C. Pemikiran Muhammad Taqi Misbah Yazdi
sendiri adalah hakikat dari manusia. Ia ingin menjadi sempurna, namun tidak
tahu untuk apa menjadi sempurna. Ia ingin menjadi sempurna namun pada saat
yang sama ia malah tergelincir pada lembah penyimpangan dari tujuan ihwal
penciptaan. Melalui segenap pengetahuan mulai dari sains, teologi, antropologi,
melalui fakta kemenduniaan (being in the world) lalu bergerak menuju alam
metafisis (ghaib). yang ia retas melalui fakta ilmu pengetahuan yang sudah ada,
konsep manusia sempurna Misbah Yazdi mesti berangkat dari kesadaran akan
13
Seful Anwar dan Yudi Daryadi, “Konsep Manusia Sempurna Menurut Muhammad Taqi
Misbah Yazdi”, Jaqfi Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam 4, no. 1 (2019): h. 35.
istikmaliyah) sebab pada dasarnya (fitriah) manusia bergerak menuju arah
kehendak bebas. Melalui jalan Ikhtiyar dari tiap-tiap individu, karena pada
hakikatnya sangat terkait dengan kemauan dan pilihan wujud yang sedang
Menurut Misbah Yazdi ada beberapa tahapan untuk sampai pada hakikat
ashli) dengan cara mengenali apa yang ada di dalam dirinya sendiri, yang
membawanya pada perasaan dekat dan menyatu dengan Sang Illahi dalam arti
kembali ke asal.14
2. Konsep Etika15
14
Seful Anwar dan Yudi Daryadi, “Konsep Manusia Sempurna Menurut Muhammad Taqi
Misbah Yazdi”, Jaqfi Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam 4, no. 1 (2019): h. 36-37
15
Nuraisah, “Pemikiran Taqi Misbah Yazdi Tentang Etika Islam Kontemporer”Teosofi: Jurnal
Tasawuf dan Pemikiran Islam 5, no. 1 (Juni 2015): h. 73-74
Argumentasi tentang konsep etika yang diajukan Misbah adalah bahwa
dan logika. Selanjutnya adalah pertanyaan kepada yang mengakui bahwa nilai
etika adalah nyata. Muncul pertanyaan tentang apakah nilai benar salah itu?
Apakah sumber dan pusat moralitas? Sampai sekarang ilmu etika mengenal tiga
menyandarkan dasar penilaian salah benar pada akibat suatu tindakan dari segi
kebenaran suatu tindakan tidak pada akibatnya tetapi pada kebenaran yang
sudah melekat pada tindakan itu sendiri. Misalnya terjadi suatu keadaan di
mana seorang tentara dipaksa untuk membunuh satu orang warga sipil yang
tidak bersalah dan kalau tidak melakukannya maka 20 orang warga sipil lainnya
akan dibunuh oleh komandan tentara tersebut. Maka bagi pandangan etika
teleologis yang benar secara moral untuk dilakukan adalah membunuh sendiri
satu nyawa warga sipil tak bersalah tersebut, sedangkan bagi pandangan etika
membunuh adalah perbuatan yang salah secara moral dan tidak membunuh
adalah perbuatan yang dibenarkan secara moral. Hal ini yang disebut Kant
pada kebijaksanaan dan budi luhur. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya jalan
tengah antara teleologis dan deontologis. Jadi, sesuatu yang baik adalah yang
Kantian. Dalam hal ini Misbah menyebutkan bahwa ukuran kebenaran tindakan
dilihat dari sisi akibat perbuatan itu. Sementara setiap perbuatan pasti didasari
setiap tindakan hanya akan tercipta dengan dasar kehendak dan tujuan dari si
pelaku. Jadi, nilai kebenaran dan kebaikan tindakan adalah diukur dari tujuan
manusia yang harus menjadi sumber nilai kebenaran dan kesalahan suatu
spiritualitas manusia dalam kondisi kedekatan diri kepada Allah. Jelas masih
hanya sebagai suatu pemberian dan potensi belaka. Setiap manusia haruslah
iman melalui rasio dan nalar akan membawa kepada sikap penghargaan dan
mengenal puncak dari kesempurnaanya tersebut melaui fitrah dan iman. Puncak
Kedua, Betapa pentingnya usaha mencari dan pengenalan fitrah dan iman
ini, karena jika tidak demikian, seseorang tidak akan dapat mencapai
negatif) yang terjalin di antara berbagai perbuatan dengan aneka ragam jenjang
16
Nuraisah, “Pemikiran Taqi Misbah Yazdi Tentang Etika Islam Kontemporer”Teosofi: Jurnal
Tasawuf dan Pemikiran Islam 5, no. 1 (Juni 2015): h. 75-78
selama manusia itu belum mengetahui dasar-dasar teoritis pandangan
duniaterutama tentang fitrah dan iman ini, dia tidak akan menemukan sistem
dapat membekali dirinya dalam merealisasikan daya upaya yang sangat bernilai
adalah kekuatan rasio dan daya nalar. Sehingga manusia dapat mengenal serta
relasi fitrah dan iman, serta faktor-faktor yang dapat menjadikannya meraih
serta ketinggian iman seseorang. Karena, tidaklah sebuah kesadaran akan fitrah
itu akan menghasilkan iman (keyakinan), namun juga membentuk sebuah jalan
kebahagiaan hidup. Keterjalinan hubungan yang erat (fitrah dan iman) tersebut,
akan membawa kepada sikap penghargaan dan tanggung jawab, baik kita
sendiri sebagai individu manusia dan kita sebagai bagian dari makhluk yang
BAB III
PENUTUP
17
Didin Komaruddin, Pemikiran Muhammad Taqi Misbah Yasdi Relasi Fitrah dan Iman Buku
Daras Ilmu Kalam, (Bandung: UIN Sunang Gunung Djati): h. 60-65
A. Kesimpulan
Muhammad Taqi Misbah Yazdi seorang Ulama Syiah Iran dan aktivis politik
konservatif yang berfungsi sebagai pemimpin spritual Front Stabilitas Revolusi Islam
mendirikan beberapa sekolah dan perguruan tinggi, termasuk yang paling terkenal
saat ini yaitu Institut Dar el-Haqq, Yayasan Baqir al-Ulum, dan Institut dan Pusat
Riset Imam Khomeini, di mana ia menjadi direktur dan mengadakan kajian rutin.
Pada tahun 1996, beliau terpilih sebagai wakil dari provinsi Khuzistan sebagai
mencapai sekira 20 buku tentang filsafat Islam dan kajian tentang Barat.
Menurut Misbah Yazdi ada beberapa tahapan untuk sampai pada hakikat manusia
seutuhnya maka yang pertama manusia harus mengenali dirinya sendiri. Pertama,
Ma’rifat adz-dzat (mengenali diri), kedua, Bina’ Adz-dzat (membangun diri), ketiga,
kembali kepada diri, setelah dua rangkaian diatas, seseorang mesti mengenali tujuan
Allah. Jelas masih diperlukan pengelaborasian mendalam dan uraian yang panjang
sebagai suatu pemberian dan potensi belaka. Setiap manusia haruslah berusaha
kesempurnaan ini hanya dapat diketahui manakala manusia telah mengenal hakekat
B. Implikasi
Yazdi, harapannya agar dapat dijadikan literature dalam kajian filfat. Implikasi dari
tulisan ini sekiranya dapat menambah literature dalam kajian filsafat islam modern
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Ilyas. Para Perintis Zaman Baru Islam, Bandung: Mizan, 1995
https://riset.sadra.ac.id/mengenal-taqi-misbah-yazdi-dari-muhsin-labib/
Nurdin, Muh. Sabri dan Mustari Mustafa, “Epistemologi Islam dalam Filsafat
Muhammad Taqi Misbah Yazdi”, Diskursus Islam , 2016