Makalah Laporan
Makalah Laporan
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Harlan Haris
2
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................................5
A. Lingkungan.........................................................................................................................5
B. Orientasi Seksual................................................................................................................6
C. Heteroseksual......................................................................................................................7
D. Penyimpangan Jenis Kelamin.............................................................................................7
BAB III BLUE PRINT................................................................................................................11
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................13
A. Metode Penelitian.............................................................................................................13
B. Populasi.............................................................................................................................13
C. Identifikasi Variabel Penelitian.........................................................................................13
D. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...................................................................................13
KUESIONER PENELITIAN ..................................................................................................... 14
AITEM.........................................................................................................................................14
A. Variabel X (Skala Lingkungan)........................................................................................15
B. Variabel Y (Skala Penyimpangan Orientasi Seksual)......................................................16
LAMPIRAN.................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu melakukan interaksi sosial dengan
manusia lainnya sepanjang sejarahnya, dan dengan interaksi tersebut pola perilaku
manusia yang berbeda akan tumbuh dan muncul di masyarakat. Tentu ada perilaku yang
konsisten, dan ada pula perilaku yang menyimpang dari norma atau aturan yang telah
disepakati dan ditetapkan sebagai pedoman hidup bermasyarakat. Disadari atau tidak, kita
mengalami atau terlibat dalam perilaku antisosial atau menyimpang. Penyimpangan sosial
dapat terjadi di mana saja dan siapa saja bisa melakukannya. Sejauh mana penyimpangan
tersebut terjadi, besar atau kecil, lebar atau sempit, tentu menimbulkan keraguan terhadap
keseimbangan hidup masyarakat. Perilaku dianggap menyimpang jika tidak sesuai dengan
nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Salah satu jenis perilaku seksual menyimpang yang sering disebut dengan LGBT,
artinya lesbian, gay, biseksual, dan transgender, dapat dilihat dari beberapa sumber yang
menunjukkan bahwa tren tersebut terus berkembang di era sekarang.
1
masyarakatnya dalam artian tetap hidup menurut nilai-nilai sosial tanpa terkecuali,
mengesampingkan nilai-nilai moral.
Kajian lain oleh Dewita Isnaini R (2018) menunjukkan bahwa masih banyak
orang tua yang salah dalam membesarkan anaknya dan tidak mengetahui serta tidak yakin
apakah orang tua melakukan kesalahan pada anaknya. Pendidikan seks dan identitas
gender harus dipraktikkan sejak dini untuk meminimalkan kemungkinan menjadi
homoseksual. Pola asuh merupakan penyebab perilaku homoseksual yang sangat
dominan, tetapi juga dapat menjadi perlindungan yang paling efektif terhadap perilaku
menyimpang di lingkungan eksternal.
Salah satu temuan penelitian yang dilakukan oleh Rexi Junjunan Illah, Mirna Nur
Alia Abdullahi dan Wilodat (2022) menyatakan bahwa faktor yang melatarbelakangi
perubahan orientasi seksual remaja gay adalah beberapa faktor seperti: B. faktor
genetik/hormonal, pendidikan keluarga faktor, faktor lingkungan, faktor ekonomi, media
sosial dan faktor trauma. Faktor genetik/hormonal biasanya disebabkan oleh
ketidakseimbangan hormon dalam tubuh pria yang banyak mengandung hormon.
2
Estrogen dan progesteron dalam tubuh lebih banyak, oleh karena itu pria memiliki
karakteristik yang mirip dengan wanita. Faktor orang tua yang umumnya permisif
berkontribusi terhadap perubahan kepribadian dan perilaku yang mengakibatkan orientasi
homoseksual. Selain itu, faktor lingkungan pertemanan juga mempengaruhi perubahan
orientasi seksual remaja. Faktor ekonomi dalam memenuhi kebiasaan gaya hidup juga
mempengaruhi keputusan remaja untuk menjadi homoseksual. Media sosial merupakan
salah satu faktor dominan yang mempengaruhi kaum muda menjadi gay, seperti:
Aplikasi kencan khusus untuk mencari pasangan gay. Faktor terakhir adalah faktor
trauma, kegagalan menjalin hubungan dengan kaum heteroseksual berdampak pada
perubahan orientasi seksual terhadap kaum gay. Dari hasil penelitian para peneliti
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa orientasi seksual berpotensi mengalami perubahan
yang signifikan karena faktor lingkungan antara lain lingkungan keluarga, kepedulian
terhadap perkembangan anak yang lebih tua, media sosial yang beradaptasi dengan
memasukkan perkembangan masa kanak-kanak, kemudian peristiwa masa lalu. yang
pergi kesan traumatis, dan banyak faktor lain seperti ekonomi dan genetika. Oleh karena
itu, peneliti tertarik untuk menggunakan judul penelitian ini sebagai “Pengaruh
Lingkungan terhadap Perilaku Oriental Penyimpangan Seksual Pada Individu
Homoseksual”.
B. Rumusan Masalah
- Lingkungan apa yang dimiliki oleh orang-orang dengan orientasi seksual sesama
jenis?
- Perbuatan apa saja yang tergolong perilaku menyimpang dari orientasi seksual
sesama jenis?
- Bagaimana lingkungan mempengaruhi orientasi seksual sesama jenis?
C. Tujuan Penelitian
3
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Meningkatkan pengetahuan di bidang psikologi sosial
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan semua orang dapat mengetahuinya
pengaruh lingkungan terhadap penyimpangan seksual orang lain
2. Manfaat praktis
Diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada seluruh peserta tentang teori-
teori psikologi khususnya penyimpangan orientasi seksual dan pengaruh
lingkungan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran.
Diharapkan penelitian ini dapat mengedukasi masyarakat tentang orientasi
seksual dan kerentanan terhadap penyimpangan. Dengan adanya pengetahuan ini
juga diharapkan dapat membantu orang-orang tersebut untuk mencegah atau
mengontrol seksualitas yang terjadi pada dirinya, agar tidak mengarah pada hal-
hal yang negatif.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Lingkungan
1. Pengertian lingkungan
a. Lingkungan Keluarga
c. Media Sosial
Media sosial atau sering disebut media sosial adalah sebuah platform digital
yang memungkinkan pengguna untuk saling berkomunikasi atau berbagi konten
berupa tulisan, foto, video dan merupakan platform digital yang menawarkan
kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial setiap penggunanya.
Joyce Kasman Valenza (2014) - Media sosial adalah platform online yang
memungkinkan individu untuk berbagi dan terus berkomunikasi dengan
komunitasnya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media sosial adalah tempat
yang sangat berpengaruh yang memungkinkan individu untuk mengakses dan
menemukan lingkungannya sendiri.
B. Orientasi Seksual
Menurut Nevid, Rathus, Greene (2005), “orientasi seksual mengacu pada arah
ketertarikan seksual seseorang terhadap sesama jenis atau lawan jenis”. Menurut
6
penalaran di atas, orientasi seksual adalah suatu keadaan dimana seseorang tertarik pada lawan
jenis atau sesama jenis. Dengan kata lain, orientasi seksual merupakan kunci yang dapat
digunakan orang tua untuk mengendalikan anaknya agar tetap dalam kondisi normal. Orientasi
seksual sendiri dapat diperkenalkan secara bertahap kepada anak, mulai dari perbedaan
penampilan antara laki-laki dan perempuan hingga sikap dan keterampilan yang dapat
memperkuat orientasi seksual mereka terhadap lawan jenis. Orientasi seksual seseorang dapat
dibagi menjadi dua keadaan yang menggambarkan orientasi seksual normal dan abnormal
orang tersebut. Orientasi seksual normal biasanya disebut dengan heteroseksual dan orientasi
seksual abnormal sebagai ciri heteroseksual, namun kali ini peneliti fokus pada kelainan
orientasi seksual yang berhubungan dengan penyimpangan seksual sesama jenis.
C. Heteroseksual
Kondisi Salib ini dikatakan sebagai orientasi seksual yang normal. Karena pada
hakekatnya setiap makhluk hidup dapat berkembang biak berkat salib, ia tidak dapat
berkembang biak kecuali salib itu dibuat. Namun seiring berjalannya waktu, orang telah
menciptakan alat yang biasa disebut bayi tabung. Awalnya, teknologi ini digunakan untuk
membantu pasangan yang memiliki masalah dalam memiliki anak, namun kini telah
berkembang menjadi alat yang dapat membantu pasangan gay memiliki anak berdasarkan
gen mereka sendiri.
Setelah dr. Meva Nareza (2020) langsung juga digunakan untuk menggambarkan
seseorang yang tertarik pada transgender. Oleh karena itu, pengertian orientasi seksual
juga berlaku untuk trans-perempuan/laki-laki trans, yang berarti orang-orang yang identitas
seksualnya berbeda dengan jenis kelamin biologisnya, terlepas dari apakah mereka telah
menjalani operasi kelamin atau modifikasi tubuh.
D. Penyimpangan Jenis Kelamin
7
homoseksual atau homoseksualitas dan biseksualitas dapat hidup berdampingan dengan
heteroseksualitas yang memuaskan."
Penyimpangan gender juga banyak dan dominan, yang menunjukkan betapa
seriusnya penyimpangan gender dalam diri seseorang. Deviasi disatukan, seseorang dapat
memiliki lebih dari dua penyimpangan gender. Hal ini biasanya terjadi karena
penyimpangan gender yang dirasakan memicu penyimpangan gender lainnya.
8
Homoseksual melakukan ini, karena banyak homoseksual yang menerima dirinya
sebagai laki-laki tetapi masih memiliki orientasi seksual sesama jenis.
c. Biseksual
1) Dia menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang dari jenis kelamin yang
sama
2) Ia tidak tertarik untuk berhubungan intim dengan lawan jenis
3) Dia berpura-pura lurus
4) Memiliki beberapa alamat email/nomor telepon
5) Pria memiliki dorongan feminin dan sebaliknya
6) Laki-laki menatap laki-laki lain dan sebaliknya
d. Homoseksual
9
1) "Pasangan intim gay adalah pasangan homoseksual dengan salah satu pasangan
terlibat dalam kegiatan yang mirip dengan pernikahan heteroseksual. Tipe
homoseksual memiliki lebih sedikit masalah, lebih sedikit pasangan seksual, dan
lebih kecil kemungkinannya untuk mencari pasangan seksual dari pada tipe
homoseksual lainnya.
2) "Pasangan Terbuka" Jenis homoseksual ini memiliki satu pasangan dan hidup
bersama, tetapi memiliki beberapa pasangan seks dan menghabiskan lebih banyak
waktu untuk mencari pasangan seks. Kaum homoseksual ini memiliki lebih banyak
masalah seksual dari pada kaum homoseksual dengan pasangan intim.
3) Pasangan fungsional dan banyak pasangan seksual tetapi sedikit masalah seksual.
Sebagian besar homoseksual ini masih remaja belum menerima orientasi seksual
mereka dan tertarik pada seksualitas panjang.
5) Minat "Aseksual" dalam aktivitas seksual rendah pada kelompok ini dan biasanya
menyembunyikan orientasi seksualnya. Dari pengertian di atas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa penyimpangan hasrat seksual sesama jenis adalah kejahatan
yang tidak senonoh yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain yang
diketahui sesama jenis, seperti antara seorang wanita dengan seorang wanita atau
seorang pria dengan seorang manusia.
10
BAB III
BLUE PRINT
Judul: Pengaruh Lingkungan Terhadap Perilaku Penyimpangan Orientasi Seksual Pada Sesama
Jenis
Skala Lingkungan
AITEM
Aspek Indikator JUMLAH
Favorable Anfavorable
Pola asuh yang salah 2 1 2
Tidak ada role model untuk mengimitasi
3 4 2
Lingkungan Kualitas kepribadian
Keluarga
Kurangnya pemahaman orang tua mengenai
5 6 2
seksualitas
Teman yang memiliki pemahaman terbuka dan
mampu menerima keragaman orientasi seksual 7 8 2
AITEM
Aspek Indikator JUMLAH
Favorabel Anfavorabel
Memiliki orientasi seksual pada lawan jenis 1 2 2
Menyukai transgender (identitas gender berbeda
dari jenis kelamin biologisnya) 3,4 2
Heteroseksual
Emosional dan perasaan cenderung berpihak
pada lawan jenis 6 5 2
Mencintai lawan dan sesama jenis 7 8 2
Biseksual
Terlibat aktifitas seksual dengan kedua jenis 9,10 2
11
kelamin
(Tertutup) cenderung memiliki banyak
rahasia 11,12 2
12
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Merode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
non eksperimental.
B. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sample (remaja) yang berumur
17-22 tahun
Tahun Jumlah
17-19 8
20-22 7
Total 15
13
KUESIONER PENELITIAN
14
AITEM
15
B. Variabel Y (Skala Penyimpangan Orientasi Seksual)
NO. PERNYATAAN SS S TS STS
Saya suka melihat lawan jenisku tidak menampilkan lekuk
1.
tubuhnya
Saya tidak suka ketika lawan jenisku berpenampilan kurang
2.
menarik
Saya mendukung jika transgender ingin kembali ke
3.
penampilan aslinya walaupun sudah terlihat menarik
Saya merasa risih ketika didekati orang yang ternyata adalah
4.
transgender
Saya terbawa perasaan dengan kata-kata romantis lawan
5.
jenisku
Saya tidak suka dengan perlakuan lawan jenis yang niatnya
6.
membuatku kagum
Saya tidak tertarik pada pembahasan intim dengan pasangan
7.
lawan jenisku
8. Saya mencintai pasanganku walaupun tidak feminim/maskulin
9. Saya suka memandangi penampilan lawan dan sesama jenisku
Saya tidak suka ketika lawan dan sesama jenisku tidak
10.
bergairah pada penampilanku
Saya tidak canggung saat angkat bicara mengenai orientasi
11.
seksual
12. Saya ahli menyembunyikan orientasi seksualki
Fantasi seksualku meningkat ketika sesama jenisku membahas
13.
keintiman
14. Saya tidak suka ketika tidak bertemu sesama jenisku
15. Saya peduli pada masalah seksual sesama jenisku
16. Orientasi seksual menurutku bukanlah hal yang penting
17. Saya terlalu lelah pada pembahan intim
18. Saya tidak bergairah melihat lawan jenisku
16
LAMPIRAN
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Illahi. Abdullah. Wilodati, I. A. W. (2022). Perubahan Orientasi Seksual pada Remaja Gay di
Kabupaten Sukabumi. Jurnal.ideaspublishing.co.id.
https://www.jurnal.ideaspublishing.co.id/index.php/ideas/article/download/983/433
Herma, H. (2013). KONDISI PSIKOLOGIS PADA BISEKSUAL (Studi Kasus pada Mahasiswa
Biseksual di Yogyakarta). Digilib.uin-suka.ac.id.
http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/12431/1/BAB%20I,%20VI,%20DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf
19