Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KLIPING SENI BUDAYA

T
A
R
I
A
N
TRADISONAL

MALUKU UTARA

Nama : Fajria Ahmad


Kelas : VIII-

MADRASAH TSANAWIAH NEGERI 1


TERNATE
Macam Macam Nama Tarian Maluku Utara
Nama Tarian : Tari Lalayon.
Daerah Asal : Weda, Halmahera Tengah
Ket : Salah satu Tari Maluku
Utara yang cukup terkenal yaitu tari
Lalayon. Tari Lalayon merupakan
tari pergaulan yang didalam tarian
tersebut berisi pesan-pesan
romantis dan tentang cinta. Tidak
heran jika tarian yang satu ini sering
dibawakan secara berpasang-
pasangan. Gerakan dari Tarian
Lalayon memiliki gerakan yang
indah sepanjang babak tariannya. Tarian juga diiringi dengan lagu Melayu. Bagian inilah yang menjadi
bagian terpenting Tari Lalayon karena didalamnya membentuk atmosfir romantis. Sehingga akan
mendukung tersampainya pesan-pesan dalam tarian.

Nama Tarian : Tari Tide tide


Daerah Asal : Halmahera Utara

Ket: Tari Tide tide merupakan tarian asli


dari Halmahera Utara, Maluku Utara,
Tarian ini dipertunjukan secara
berpasangan oleh penari laki-laki dan
perempuan. Tarian Tide-tide
dipertunjukan pada acara tertentu saja.
Tari asal Halmahera Utara ini
merupakan tarian pergaulan masyarakat
yang ditarikan oleh pemuda dan pemudi disana. Tarian ditampilkan ketika ada pesta adat ataupun acara
adat yang bersifat hiburan. Kebiasaan tersebut berlanjut hingga menjadi tradisi dan dilestarikan sampai
sekarang.
Tarian Tide tide tidak hanya sebagai bagian acara saja, tetapi juga difungsikan untuk memeriahkan acara
tersebut. Bagi masyarakat maluku, tarian ini dimaknai sebagai bahasa pergaulan yang akrab. Melihat dari
gerakannya, tarian juga diartikan sebagai romantisme dan keharmonisan pemuda-pemudi.

Nama Tarian : Tari Cakalele


Daerah Asal : Maluku Utara
Ket: Tari Cakalele adalah satu Tarian Maluku
Utara Adalah Tari Cakalele. Tarian tradisional ini
sejenis tarian perang yang asli dari Maluku
Utara. Pada umumnya Tari Cakalele ditarikan
oleh penari laki-laki. Namun seiring berjalannya
waktu, tar ini juga dibawakan oleh penari
perempuan.
Tari Cakalele berawal dari tradisi masyarakat
Maluku. Tarian dibawakan sebagai tarian perang
bagi para prajurit sebelum menuju maupun sepulang dari medan perang. Tetapi tarian juga sering dijadikan
sebagai bagian dari tradisi upacara adat masyarakat di Maluku Utara. Sekarang ini tarian Cakalele sering
ditarikan sebagai pertunjukan maupun perayaan adat.
Tarian sebagai wujud apresiasi dan penghormatan masyarakat terhadap para leluhur atau nenek moyang.
Tarian Cakalele juga menggambarkan jiwa masyarakat Maluku yang sangat pemberani dan tangguh. Hal
tersebut dapat dilihat dari gerakan dan ekspresi para penari ketika menarikan tarian tersebut.
Nama Tarian : Tari Salaijin
Daerah Asal : Ternate
Ket: Tari Salai Jin merupakan salah satu tari tradisional
khas Maluku Utara tepatnya dari Ternate. Tarian yang
satu ini sangat kental dengan nilai magis dan menjadi
tarian dari etnik suku asli Ternate. Pada tarian
mengandung sebuah pesan dari makhluk gaib yang
berupa jin.
Tari Salai Jin dulunya digunakan oleh para leluhur dan
masyarakat Ternate untuk berinteraksi dengan jin yang ada di alam gaib. Tujuan tersebut untuk meminta
bantuan pada para jin. Jin disuruh membantu menyelesaikan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi
oleh manusia. Persoalan yang paling umum yaitu penyakit yang sedang diderita oleh salah satu anggota
keluarga.
Nama Tarian : Tari Lelehe
Daerah Asal : Tobelo
Ket: Tari Lelehe umumnya ditarikan atau
dibawakan oleh seorang penari laki-laki dan
perempuan. Para penari tersebut dapat
penari dewasa maupun anak-anak. Penari
menggunakan dua alat sebagai properti.
Properti tersebut berbahan dasar bambu
berukuran 2 hingga 3 meter. Seiring
perkembangan zaman, tarian ini tidak hanya
digunakan sebagai acara-acara adat saja, tetapi juga untuk malam perkawinan maupun acara festival
budaya.
Nama Tarian : Tari Saureka–reka
Daerah Asal : Maluku Utara
Ket: Tari Saureka–reka merupakan
tarian tradisional yang mirip dengan
permainan Engklek. Tari Gaba-gaba
adalah Nama Tarian Maluku Utara
lainnya. Yang membedakan tarian
dengan permainan engklek yaitu pada
gerakannya. Pemain engklek harus
melompat dan tidak boleh menginjak
garis gambar.
Sedangkan pada tarian Saureka-reka
penari harus melompat menari mengikuti dan menghindari hentakan gaba-gaba. Penari ditunjuk untuk
kelincahan kaki dan fokus pada dirinya dan penari lainnya. Tarian ini biasanya dibawakan oleh 8 orang
penari.
Nama Tarian : Tari Dengedenge
Daerah Asal : Halmahera Utara
Ket: Tari Dengedenge merupakan tarian
pergaulan berasal dari Halmahera Utara.
Tarian ini dibawakan oleh sekelompok
penari laki-laki dan perempuan. Penari
akan diiringi oleh nyanyian khusus berupa
syair pantun dan makna cinta serta
harapan masa depan. Tarian ini dibawakan
dengan cara saling balas-balasan. Bahkan
tari Dengedenge terkadang diakhiri dengan
pernikahan penari laki-laki dan perempuan.

Nama Tarian : Tarian Gumatere


Daerah Asal : Morotai
Ket: Tari Gumatere merupakan
tarian tradisional asli Morotai,
Maluku Utara. Tarian ini
dimaksudkan untuk meminta
petunjuk terhadap persoalan
maupun fenomena alam yang
sedang terjadi. Keunikan dari tarian
yaitu seorang penari perempuan
mengenakan kain berwarna hitam,
nyiru dan lilin untuk ritual meminta
petunjuk.
Tarian Gumatere biasanya ditarikan oleh 30 orang penari yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.Penari
laki-laki menggunakan tombak dan pedang sebagai propertinya. Sedangkan penari perempuan
menggunakan lenso.
Nama Tarian : Tari Soya-soya
Daerah Asal : Ternate
Ket: Tari adat Maluku Utara dan
Penjelasannya selanjutnya yaitu
Tari Soya-soya. Tarian ini
merupakan tarian tradisional
yang hanya ditampilkan dalam
pembukaan suatu acara maupun
penyambutan tamu kehormatan.
Meskipun hanya ditampilkan
dalam pembukaan, tarian ini
memiliki peran penting terhadap
masyarakat Maluku Utara. Tarian Soya-soya yang diciptakan oleh Sultan Baabullah dulunya ditampilkan
dalam menyambut pasukan setelah perang. Tarian diciptakan sebagai penyemangan para pasukan
Ternate setelah tewasnya Sultan Khairun. Tarian ini dulunya dimaknani sebagai tarian perang
pembebasan dari tangan Portugis.
Parang Salawaku, Senjata Tradisional Maluku Utara
Parang Salawaku yang merupakan senjata khas dari Maluku Utara ini memiliki panjang sekitar 90
– 100 cm. Parang sendiri artinya pisau besar, tetapi ukurannya lebih besar dari pisau dan lebih pendek dari
pedang. Senjata tersebut terbuat dari besi yang keras dan ditempa oleh seorang pandai besi dimana
kepala parang terbuat dari kayu keras.
Parang bertindak sebagai senjata yang digunakan untuk melakukan penyerbuan terhadap musuh.
Sedangkan salawaku digunakan sebagai pelindung untuk menahan serangan lawan. Salawaku sendiri
artinya perisai yang merupakan alat untuk melindungi diri dan menangkis serangan senjata lawan. Perisai
ini dihiasi dengan motif-motif yang melambangkan keberanian.
Dulunya parang salawaku digunakan untuk berperang dan berburu binatang di hutan. Senjata
tradisional ini pernah digunakan oleh Kapitan Pattimura untuk melawan pemerintah kolonial
Belanda.Salawaku diproduksi oleh para pengrajin besi. Proses yang penting dalam pembuatan senjata ini
adalah senjata tradisional dulunya dimantrai oleh kapitan pattimura. Dengan mantra tersebut, kono para
prajurit Pattimura tidak mempan ditembus peluru.
Pada zaman sekarang Parang Salawaku digunakan untuk melengkapi pakaian penari ataupun
upacara pernikahan. Tarian yang dilengkapi dengan parang salawaku yaitu penari cakalele. Ukuran badan
penari berpengaruh dengan parang salawaku yang digunakan sebagai properti.
Tarian Tradisional Maluku Utara menjadi bagian dari budaya Maluku Utara. Warisan dari leluhur
atau nenek moyang perlu dilestarikan. Karena Indonesia memang memilih aneka ragam kebudayaan yang
berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai