Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. T DENGAN ILEUS OBSTRUKSI


DI RUANG A2 BEDAH WANITA
RS. Dr KARIADI SEMARANG

Di Susun Oleh:
1. APRILIA ROCHMATUN (26583)
2. ARI HARTANTO (26584)
3. ARINI KURNIAWATI (26585)
4. ASTRI WAHYUNINGRUM (26586)
5. BAYU ARIEF NAWAWI (26587)
6. DANIK JANIASTI (26588)

STIKES WIDYA HUSADA


PROGRAM STUDY DIII KEPERAWATAN
2008
i
KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat ALLAH SWT karena segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan yang bejudul
“asuhan keperawatan pada Ny.T dengan Ileus Obstruksi di ruang A2 Bedah Wanita
RSDK Semarang”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Ns. Eny Listyarini S.Kep selaku pembimbing akademik.
2. Bapak Sunarto SST selaku Kepala Ruang A2 Bedah Wanita RSDK Semarang.
3. Bapak Kuswanto AMK selaku pembimbing lahan A2 Bedah Wanita RSDK
Semarang.
4. Semua pihak yang membantu terselenggaranya laporan ini dan atas dukungan
dan doanya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun swangat penulis harapkan untuk kesemprnaan penyusunan tugas beriutnya.
Semoga tugas ini bermanfaat untuk perkembangan Asuhan Keperawatan di masa
yang akan datang.

Semarang, Juli 2008

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................... i
Kata Pengantar...................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan............................................................... 1
C. Metode penulisan............................................................. 1
BAB II KONSEP DASAR................................................................. 2
A. Pengertian.......................................................................... 2
B. Etiologi.............................................................................. 2
C. Manifestasi Klinis............................................................. 3
D. Patofisiologi...................................................................... 3
E. Penatalaksanaan................................................................. 4
F. Pengkajian Fokus............................................................... 4
G. Diagnosa............................................................................ 6
H. Evaluasi............................................................................. 9
BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................. 10
A. Pengkajian......................................................................... 10
B. Analisa Data...................................................................... 17
C. Intervensi Keperawatan..................................................... 18
D. Implementasi Keperawatan............................................... 20
E. Evaluasi............................................................................. 24
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................... 26
BAB V PENUTUP.............................................................................. 28
A. Kesimpulan....................................................................... 28
B. Saran.................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obtruksi ini dapat bersifat parsial atau komplek. Keparahannya
tergantung pada daerah usus yang terkena, derajat dima lumen tersumbat, dan
khusunya derajat dimana sirkulasi darah dalam dinding usus tergantung.
Kebanyakan obstrusi usus (85%) terjadi dalam usus halus perlekatan
paling umum menyebabkan obstruksi usus halus (insiden sebanyak 60%),
diskusi herni dan neoplasma. Penyebab lain mencakup intususepsi, volvulus
(pemutaran usus), dan ileus paralitik.
Kira-kira 15% obstruksi usus terjadidi usus besar dan kebanyakan
ditemukan di sigmoid. Penyebab paling umum adalah karsinoma,
divertilikulitis, gangguan usus inflamasi dan tumr ganas.
(Brunner & Suddarth, KMB, 1996: 1121)
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah agar para perawat
mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan ileus
obstruksi.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini agar para pembaca pada
umumnya, perawat pada khususnya mampu menjelaskan tentang
pengertian, penyebab proses penyakit, manifestasi klinis, komplikasi,
penatalaksanaan dan asuhan keperawatan dari ileus obstruksi.
C. Metode penulisan
Metode penulisan makalah ini dengan menggunakan metode :
- Wawancara dengan pasien dan keluarga
- Pemeriksaan fisik dengan cara Head to tue
- Sumber pustaka / referensi
1
BAB II
KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN
 Ileus obstruksi (obstruksi usus) terjadi ketika terdapat rintangan terhadap
aliran normal dari usus.
(Barbara C.Long, 1996)
 Obstruksi usus (ileus) adalah blok saluran usus yang menghambat proses
cairan flatus dan makanan dapat secara fungsional atau mekanik.
(Iin inayah, 2004)
 Obstruksi usus (ileus) terjadi bila sumbatan mencegah aliran normal dari isi
usus melalui saluran usus dapat secara mekanis atau fungsional.
(Suzzane C.smeltzer, 2002)

B. ETIOLOGI
 Mekanis
1. adhesi
2. Hernia strangulate
3. Abses
4. Karsinoma
5. Volvulus
6. Obstipasi
7. Stenosis
 Fungsional
1. Ileus paralitik
2. Lesi nedula spiralis
3. Enteritis regional
4. Ketidakseimbangan elektrolit
(Iin Inayah, 2004)
2
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Distensi abdomen
2. muntah yang berlebih akibat kegagalan keluarnya feses/flatus
3. dehidrasi
4. Anoreksia atau malaise
5. Demam
6. Retensi Urin
7. Membran mukosa kering
8. Pucat, Takhikardi
(Barbara C.Long & Suzzane)

D. PATOFISIOLOGI
Ketika peristaltic terhenti, daerah usus yang terlibat akan menjadi kembung
dengan gas dan cairan kurang lebih 8L cairan di keluarkan ke dalam lambung &
usus. Secara normal sebagian besar cairan ini di rearbsorbsi di colon. Ketika
peristaltic terhenti banyak cairan yang tertahan di dalam lubang & anus kecil.
Nyeri dapat muncul ketika obstruksi mekanik terjadi, gelombang sebelah
proximal dari daerah obstruksi meningkat sebagai usaha untuk mendorong isi
usus untuk melewati obstruksi, gerakan peristaltic ini mendapatkan bising usus
yang meningkat.
Kembungnya abdomen akibat usus yang kembung akan menyebabkan
ventilasi paru terganggu oleh karena diafragma : tekanan pada kandung kemih
dapat menyebabkan retensi urin. Konstipasi terjadi pada obstruksi jika peristaltic
terhenti sepenuhnya, seperti pada ileus peristaltic atau obstruksi organic yang
komplit maka tidak akan terjadi defekai sam sekali (obstipasi)
(Barbara C.Long)

3
E. PENATALAKSANAAN
1. Persiapan
Pipa lambung di pasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi,
mengurangi distensi abdomen (dekompresi), lakukan juga resistensi cairan &
elektrolit untuk perbaikan KU setelah optimum lakukan laparatomi.
2. Operasi
Operasi di lakukan bila sudah tercapai rehidrasi & organ-organ vital berfungsi
secara memuaskan.
3. Pasca bedah
Lebih di tekankan untuk pemantauan cairan dan elektrolit, kita harus
mencegah terjadi gagla jantung & harus memberi kalori yang cukup, perlu di
ingat saat pasca bedah usus pasien masih dalam keadaan paralitik.
(Mansjoer, Arif, 2002)

F. PENGKAJIAN FOKUS
1. Identitas
- demogarfi
- usia, pekerjaan jenis kelamin, dll.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Mengeluh nyeri pada perut
b. Riwayat penyakit sekarang
- Faktor pencetus
- Lamanya keluhan yang timbul
- Upaya yang di lakukan untuk mengatasi
c. Riwayat penyakit dahulu
ada atau tidak gangguan pencernaan

4
d. Riwayat penyakit keluarga
- Dalam keluarga ada yang memiliki sakit seperti klien / tidak
- Ada / tidak riwayat penyakit hipertensi, jantung, DM, dalam keluarga

3. Pola kesehatan fungsional


a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
- Upaya yang di lakukan dalam mempertahankan kesehatan
- Kebiasaan hidup (konsumsi obat-obatan, jamu, kopi, olah raga)

b. Pola nutrisi dan metabolic


- kebiasaan mengkonsumsi vitamin (obat, penambah nafsu makan)
- Keluhan dalam makan (mual, muntah, anorexia, kemampuan
mengunyah / menelan)
- Riwayat alergi makanan makanan yang di pantang

c. Pola eliminasi
Kebasaan pola BAB & BAK, keluhan yang dirasakan
d. Pola aktivitas & Latihan
- Olah Raga yang di lakukan
- Keluhan dalam aktivitas pergerakan tubuh, perawatan diri, mudah
lelah
e. Pola persepsi sensori 7 kognitif
Persepsi terhadap nyeri dengan menggunakan PQRST.

4. Pemeriksaan Fisik
- KU : lemah, sadar, menahan sakit
- Tingkat kesadaran : composmentis
- TTV : TD, Suhu, RR, Nadi
- Kepala : bentuk, terdapat luka / tidak

5
- Rambut : warna, jenis, kebersihan, ketebalan
- Mata : konjungtiva anemis / tidak, sclera ikterik / tidak
- Hidung : ada secret / tidak, polip
- Telinga : kemampuan mendengar, serumen, ada / tidak nyeri
tekan
- Mulut : keadaan selaput mukosa, kebersihan, bau mulut,
keadaan bibir
- Leher : posisi trachea, benjolan di leher, ada / nyeri saat
menelan
- Dada : bentuk dada, pergerakan
- Paru : I, Pa, Pe, Au
- Abdomen : I, Au, Pe, Pa
- Genital : kebersihan daerah genital, adanya luka
- Ekstremitas : Kulit, kekuatan otot

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto rontgen abdomen untuk mengidentifikasi daerah-daerah obstruksi
terisi cairan dan udara
b. Tes serum untuk menunjukan perubahan dari keadaan normal ketika trjadi
dehidrasi
c. Barium enemic menunjukan colon yang terdistensi, berisi udara yang
tertutup
d. Arteri gas darah dapat mengidentifikasi asidosis / alkalosis metablik

G. DIAGNOSA
 Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya desakan masa udara pada
abdomen
Tujuan : Nyeri dapat di atasi, di kurangi sampai dengan menghilang

6
KH :
 Nyeri abdomen berkurang
 Pasien tidak kesakitan, tenang, terlihat rilex
Intervensi:
1. Kaji tingkat nyeri
Rasional : untuk mengetahui tingkat nyeri pasien
2. Ajarkan & motivasi klien teknik manajemen distraksi & nafas dalam
Rasional : untuk mengurngi ras nyeri
3. Atur posisi tidur pasien berikan posisi nyaman
Rasional : mengurangi nyeri
4. monitor KU & TTV
Rasional : mengidentifikasi perubahan kondisi pasien
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik
Rasional : dapat mengurangi rasa nyeri

 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik


Tujuan : Kebutuhan klien terpenuhi & klien dapat melakukan aktivitas
seperti semula
KH :
 Klien dapat mendemonstrasikan kebersihan diri secara optimal
setelah bantuan perawat di berikn
 Klien tidak lemah
Intervensi :
1. Kaji respon klien terhadap aktivitas
Rasioal : mengetahui KU pasien
2. meningkatkan aktivitas bertahap
Rasional : meningkatkan toleransi latihan untuk beraktivitas

7
3. anjurkan keluarga untuk menemani klien beraktivitas di dampingi
perawat
Rasional : klien merasa nyaman dengan adnya dampingan dalam
beraktivitas
4. Kolaborasi dengan fisioterapi dengan pemberian latihan
Rasional : pemberian latihan dapat memulihkan energy pasien

 Gangguan mobilitas fisik b.d keterbatasan gerak


Tujuan : Kebutuhan gerak pasien terpenuhi
KH :
 Klien dapat melakukan aktivitas gerak dengan bantuan keluarga /
perawat
Intervensi :
1. Ajarkan alih baring
Rasional : mencegah terjadi injury
2. Anjurkan klien melakukan aktivitas sedikit demi sedikit
Rasional : menurunkan mobilitas klien
3. Berikan posisi kesejajaran tubuh
Rasional : mencegah komplikasi

 Bersihan jalan nafas tidak efekti b.d pengumpulan secret


Tujuan : pola nafas kembali efektif
KH :
 Klien tidak mengalami sesak nafas dan pernafasan dalam
kapasitas normal
Intervensi :
1. Kaji TTV klien terutama pernafasan
Rasional : mengetahui KU pasien
2. Anjurkan klien untuk nafas dalam
Rasional : melatih otot paru
8
3. Ajarkan batuk efektif
Rasional ; mengeluarkan secret
4. Kolaborasi untuk pemberian oksigenasi
Rasional : Kebutuhan oksigen klien terpenuhi

 Gangguan perfusi jaringan b.d hipoksia


Tujuan : Perfusi jaringan klien membaik
KH :
 Mampu mengidentifikasi fungsi yang mempengaruhi dan
perubahan gaya hidup
Intervensi :
1. Anjurkan klien untuk tidak terlalu lelah
Rasional : Oksigenasi klien terpenuhi
2. Hindari perjalanan panjan menggunakan mobil atau pesawat
Rasional : untuk mencegah terlalu lelah
3. Gunakan pakaian hangat selama cuaca dingin
Rasional : mengurangi oksigen yang berlebih
(Doengoes E Marylin, 1999)

H. EVALUASI
 nyeri dapat berkurang sampai dengan hilang
 Kebutuhan aktivitas klien terpenuhi
 Kebutuhan gerak klien terpenuhi
 Pola nafas kembali efektif
 Perfusi jaringan membaik / tidak terjadi gangguan

9
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal : 10 juni 2008
Jam : 10.00 WIB

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. T
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : sudah menikah
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Kranggan, Temanggung
Tanggal masuk : 17 mei 2008
No. Register : 5761258
Dx Medis : Ileus Obstruktif
2. Penanggung Jawab
Nama : Tn T
Umur : 55tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hub dg Pasien : Suami

B. Riwayat Kesehatan
a. keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada perut sebelah kanan atas (kwadran I)
P : nyeri bertambah bila untuk bergerak dan berkurang bila untuk istirahat.
Q : Nyeri seperti di remas-remas

10
R : Perut sebelah kuadran kanan atas
S : Skala nyeri 6
T : Intermitten
b. Riwayat penyakit sekarang
Kurang lebih sebulan yang lalu klien periksa ke dokter, dengan keluhan
kesakitan pada perut, sulit BAB dan perut terasa kembung. Dari keterangan
dokter klien di anjurkan untuk di rujuk ke RSDK dengan diagnosa medis klien
menderita ileus obstruktif. Pada tanggal 17 mei 2008 klien di rawat RSDK di
ruang A2.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah mengalami sakit seperti ini, dan
klien juga tidak pernah penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi, dan Jantung.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak ada yang punya penyakit yang sama seperti
yang di alami klien saat ini, dan dalam keluarga tidak punya penyakit keturunan
seperti DM, Hipertensi, Jantung dan Asma.

C. Pola Fungsional Kesehatan menurut Gordon


1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan belum mengerti tentang penyakitnya, klien juga
mengatakan bahwa sakit ini sebagai suatu cobaaan dari Tuhan. Jika klien merasa sakit
biasanya minum obat yang di beli di warung dan jika tak kunjung sembuh klien
segera memeriksakan diri ke dokter.

2. Pola nutrisi dan metabolik


Sebelum dirawat: klien memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan makan 3x sehari
dengan porsi penuh dengan menu nasi,sayur,lauk pauk,tidak ada riwayat alergi
makanan, tidak berpantang dalam makanan.Klien minum 6-7 gelas per hari.
Selama dirawat: Klien makan 3x sehari dengan porsi sedang,diet:bubur.Klien
hanya menghabiskan ¼ porsi yang disediakan,klien minum 5-6 gelas per hari.
11
3. Pola Eliminasi
Sebelum dirawat: Pola berkemih klien tidak mengalami gangguan, juga dengan
BAB. Klien BAB 1 hari sekali dengan konsistensi kuning kecoklatan, lembek,
bau khas. Sedangkan BAK 6-7x sehari dengan konsistensi warna kuning jernih
dan berbau khas.
Selama dirawat: pola BAK tidak ada keluhan sedangkan pola BAB mangalami
gangguan kadang 3 hari sekali atau 4 hari sekali, dengan konsistensi keras, coklat
kehitaman, bau khas.
4. Pola Istirahat dan Tidur
Pola istirahat tidur klien sebelum dan sesudah dirawat tidak ada gangguan. Klien
tidur pukul 21.00-05.00 WIT.

5. Pola Sensori dan Kognitif


Selama dirawat klien tidak mengalami gangguan dalam penglihatan, pendengaran,
penciuman, dan perabaan
P : nyeri bertambah bila untuk bergerak dan berkurang bila untuk istirahat.
Q : Nyeri seperti di remas-remas
R : Perut sebelah kuadran kanan atas
S : Skala nyeri 6
T : Intermitten

6. Pola Aktifitas dan Latihan


Sebelum dirawat: klien adalah ibu rumah tangga, klien biasa beraktifitas bebas
dan melakukan perawatan sendira tanpa bantuan orang lain.
Selama dirawat: klien tidak dapat beraktifitas seperti biasa , klien merasa lemah,
ADL dibantu oleh suami dan anaknya
7. Pola Konsep Diri
a. Identitas Diri
Klien mengatakan bahwa ia tidak bekerja dan hanya seorang ibu rumah
tangga.
12
b. Body Image
Klien mengatakan tidak merasa malu dengan keadaan tubuhnya sekarang
ini, selama sakit klien menganggap sakit adalah kondisi seperti dirinya dapat
dialami siapapun.
c. Peran Diri
Dalam keluarga klien berperan sebagai ibu rumah tangga, mengasuh dan
mendidik anak cucunya dan melayani suaminya.
d. Ideal Diri
Klien ingin menjadi ibu yang baek untuk anak cucunya dan ingin cepat
sembuh
e. Harga Diri
Klien tidak dapat berperan dalam aktifitas karena sakit

8. Pola Hubungan Dengan Orang Lain


Hubungan klien dengan keluarga, dokter, Perawan, Serta Pasien yang lain baek,
juga dengan komunikasi

9. Pola Reproduksi dan Seksual


Klien sudah menikah dan memiliki 3 anak, 7 cucu, serta tidak ada gangguan.

10. Pola Mekanisme koping


Jika klien ada keluhan atau mengalami masalah biasanya klien meminta pendapat
suami dank lien cukup tegar dengan menghadapi penyakitnya.

11. Pola Nilai dan Kepercayaan


Klien beragama Islam, sebelum sakit menjalankan ibadah sesuai agama, sholat 5
waktu, selama sakit klien tidak mampu menjalankan ibadahnya. Klien sholat
ditempat tidur, klien selalu berdoa dan berharap untuk cepat sembuh.

13
D. PENGKAJIAN FISIK
- KU : lemah
- Tingkat kesadaran : composmentis
- TTV :
TD: 150/90 mmHg
Suhu: 37 C
RR : 22x/ menit
Nadi : 90x/ menit
- Kepala : mesosepal
- Rambut : hitam kecoklatan, beruban, lurus, lepek
- Mata : konjungtiva palpebra anemis
- Hidung : tidak ada secret, tidak ada polip, tidak epitaksis, tidak
terpasang NGT
- Telinga : tidak ada gangguan pendengaran
- Mulut : mukosa mulut kering
- Leher : trachea di tengah, tidak ada pembesaran pada kelenjar
tiroid
- Dada & paru I : simetris, statis, dinamis
Pa : strem fremitus kanan = kiri
Pe : sonor seluruh lapang paru
Au : suara dasar vesikuler
- Jantung I : IC tampak
Pa : IC teraba pada SIC V 2cm mid LMCS
Pe : konfigurasi jantung membesar
Au : bunyi jantung I-II murni
- Abdomen I : cembung
Au : bunyi bertambah kurang dari 13x/ menit
Pe : tympani
Pa : ada massa pada abdomen
14
- Genital : bersih, tidak terpasang DC
- Ekstremitas atas : tangan kiri terpasang infus + transfusi (NaCl 0.9
20 TPM), udem pada tangan kiri
Bawah : tidak terpasang infuse, udem pada kaki kiri

E. DATA PENUNJANG
Laboratorium pada tanggal 10 juni 2008
 Analyzer Hasil Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 8.20 gr% 12 – 15
Hematokrit 26.80 % 35 – 47
Eritrosit 3.26 juta/mmk 3.90 – 5.60
MCH 26.40 pq 27 – 32
MCV 82.20 fl 76 – 96
MCHC 32.10 g/dl 29 – 36
Leukosit 10.10 rb/mmk 4 – 10
Trombosit 402.0 rb/mmk 150 – 400
RDW 21.6 % 11.6 – 14.8
MPV 9.40 fl 4.0 – 11
 Kimia klinik
Glukosa sewaktu 125 mg/dl 80 – 110
Ureum 5 mg/dl 15 – 39
Creatinin 0.77 mg/dl 0.6 – 1.3
Albumin 2.2 gr/dl 3.4 – 5
Elektrolit
Natrium 135 mmol/L 136 – 145
Chloride 3.8 mmol/L 3.5 – 5.1
Calcium 98 mmol/L 98 – 107

15
 Diit yang di peroleh saat ini adlah diit lunak atau bubur
 Terapi
Infuse RL ( 20 TPM) stop
Infuse Nacl 0.9 % + transfuse darah (20 TPM)
Cotrimoxazon 1 x 2 gr
Captropil 3 x 12.5 gr
OBH syrup 3 x 1
Digoxin 1 x ½ tab (pagi)
Spironolacnon 1 x 100 gr
Aminofusin 15 tpm

16
F. ANALISA DATA
Nama : Ny T
No Register : 5761258
Masalah
No. Tanggal Data (DS&DO) Etiologi
Keperawatan
1. 10 Juni 2008 DS : Klien mengatakan nyeri. Gangguan rasa Adanya
P : nyeri bertambah bila nyaman nyeri desakan masa
untuk bergerak dan udara pada
berkurang bila untuk abdomen
istirahat.
Q : Nyeri seperti di remas-
remas
R : Perut sebelah kuadran
kanan atas
S : Skala nyeri 6
T : Intermitten
DO : Klien tampak menahan
sakit, wajah terlihat tegang

2. 10 Juni 2008 DS : klien mengatakan tidak Perubahan anoreksia


nafsu makan nutrisi kurang
DO : klien hanya dari kebutuhan
menghabiskan ¼ porsi yang di tubuh
sediakan, mukosa mulut kering
Hb : 8,6 gr%
Alb : 2,2 gr/dl
3. 10 juni 2008 DS : klien mengatakan belum Gangguan Adanya
BAB selama 4 hari, perut eliminasi BAB : penurunan
terasa kembung konstipasi peristaltik
DO : klien tampak tidak usus
nyaman dan gelisah
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Ny T
No Register : 5761258
No Dx Keperawatan Tujuan & KH Intervensi Rasional
1 Gangguan rasa Tujuan : Setelah di 1. kaji karakteristik - untuk mengetahui
nyaman nyeri b.d lakukan tindakan nyeri tingkat nyeri
adanya desakan masa keperawatan 2 x 24 2. ajarkan relaksasi - membantu
udara pada abdomen jam nyeri nafas dalam mengurangi nyeri
berkurang 3. Berikan posisi - mengurangi nyeri
KH : nyaman
- nyeri 4. Monitor TTV - mengetahui
berkurang perubahan keadaan
menjadi klien
skala 3 5. kolaborasi - mengurangi rasa
- Ekspresi pemberian nyeri
wajah rilex analgetik
TD : 120
mmHg
N : 80x/ menit
RR : 24x/ menit
T : 36 C
2 Perubahan nutrisi Tujuan : setelah di 1. kaji kebutuhan - mengidentifikasi
kurang dari lakukan tindakan nutrisi klien kekurangan nutrisi
kebutuhan b.d keperawatan 2 x 24 2. sajikan makanan - meningkatkan
anorexia jam di harapkan selagi nafsu makan
nutrisi terpenuhi hangatdalam
KH : porsi kecil dan
Klien sering
menghabiskan ½ 3. timbang BB - mengawasi
porsi makanan yang setiap hari penurunan BB
telah di sediakan. 4. catat dan - meningkatkan
observasi respon kemauan klien
terhadap untuk makan
makanan
5. kolaborasi ahli - dapat menentukan
gizi untuk jenis makanan yang
pemberian diet paling tepat
3 Gangguan BAB Tujuan : setelah di 1. kaji pola defekasi - pola defekasi yang
konstipasi b.d adanya lakukan tindakan klien sebelumnya tidak teratur dapat
peristaltik usus keperawatan 2 x 24 mempengaruhi
jam pola defekasi 2. anjurkan klien - untuk mendorng
klien kembali untuk makan tinggi melunakkan feses
normal. serat
KH : frekuensi 3. anjurkan banyak - untuk
BAB normal perut minum memperlancar
tidak terasa proses BAB
kembung 4. kolaborasi - untuk mendorong
pemberian obat keluarnya feses
pencahar

19
H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Ny T
No Register : 5761258
No
No Tgl&Jam Tindakan Respon Klien TT
Dx
1. 11 - 06 – 08 I - mengkaji tingkat nyeri DS : klien mengeluh nyeri
09.00 pasien P : nyeri bertambah bila
untuk bergerak dan berkurang
bila untuk istirahat.
Q : Nyeri seperti di remas-
remas
R : Perut sebelah kuadran
kanan atas
S : Skala nyeri 6
T : Intermitten
DO : klien terlihat menahan sakit

11.00 I - memonitor TTV dan KU DS : klien mengatakan lemas dan


mau di TTV
DO : TD: 150/90 mmHg
Suhu: 37 C
RR : 22x/ menit
Nadi : 90x/ menit

11.30 I - mengajarkan teknik DS : klien mengatakan mau


relaxasi nafas dalam melakukan
DO : klien tampak mengikuti
perintah

12.00 I, II - Injeksi Ranitidine 1 amp, DS : klien mengatakan mau di


ketorolac 1 amp suntik
DO : obat masuk dan tidak ada
tanda alergi

12.00 II - Mengkaji kebutuhan DS : klien mengatakan perutnya


nutrisi Klien terasa mual & malas makan
DO : klien tampak lemah

12.30 II - menyajikan makanan DS : klien mengatakan mau


selagi hangat makan
DO : klien mau makan

13.00 II - mengobservasi respon DS : -


klien terhadap makanan DO : klien hanya menghabiskan
makanan ¼ porsi yang telah di
sediakan

13.00 II - mengkolaborasi dengan DS : -


ahli gizi untuk pemberian DO : klien mendapatkan diit
diet bubur

13.30 III - Mengkaji pola defekasi DS : Klien mengatakan belum


klien bisa BAB
DO : klien terlihat gelisah

14.00 III - menganjurkan klien DS : klien mengatakan mau


untuk makan tinggi serat melakukanya
DO : klien makan siang

14.00 I - memberikan posisi DS : klien mengatakan mau


nyaman melakukan
DO : klien terlihat lebih nyaman
2. 12 – 7 – 08 I - monitor KU dan TTV DS : -
08.00 DO : klien tampak lemah
TD: 150/90 mmHg
Suhu: 37 C
RR : 22x/ menit
Nadi : 90x/ menit

08.30 I - mengajarkan teknik DS : klien mengatakan mau


relaxasi nafas dalam melakukan
DO : klien tampak mengikuti
perintah

10.00 I - Injeksi Ranitidine 1 amp, DS : klien mengatakan mau di


ketorolac 1 amp suntik
DO : obat masuk dan tidak ada
tanda alergi

10.00 II - Mengkaji kebutuhan DS : klien mengatakan perutnya


nutrisi Klien terasa mual & malas makan
DO : klien tampak lemah

09.00 II - menyajikan makanan DS : klien mengatakan mau


selagi hangat makan
DO : klien mau makan

09.30 II - mengobservasi respon DS : -


klien terhadap makanan DO : klien hanya menghabiskan
makanan ¼ porsi yang telah di
sediakan
08.00 II - mengkolaborasi dengan DS : -
ahli gizi untu pemberian DO : klien mendapatkan diit
diet bubur

08.00 III - Mengkaji pola defekasi DS : Klien mengatakan belum


klien bisa BAB
DO : klien tampak gelisah

08.30 II - menganjurkan klien DS : klien mengatakan mau


untuk makan tinggi serat melakukanya
DO : klien makan siang

11.00 I - memberi posisi nyaman DS : klien mengatakan mau


melakukan
DO : klien terlihat lebih nyaman

23
I. EVALUASI
Nama : Ny T
No Register : 5761258
No Dx Tgl&Jam Evaluasi TT
1 14 – 6 –08 S : Klien mengatakan masih mengeluh nyeri
09.00 P : nyeri bertambah bila untuk bergerak dan
berkurang bila untuk istirahat.
Q : Nyeri seperti di remas-remas
R : Perut sebelah kuadran kanan atas
S : Skala nyeri 5
T : Intermitten
O : klien terlihat meringis menahan kesakitan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. kaji karakteristik nyeri
2. ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
3. Beri posisi yang nyaman
4. beri terapi analgetik ketorolac 1 amp 3 x 1

2 14 – 6 –08 S : klien mengatakan masih malas makan dan agak


09.00 sedikit mual
O : klien terlihat tidak menghabiskan porsi makannya.
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. sajikan makanan selagi hangat
2. kolaborasi dengan ahli gizi untu pemberian diit

3 14 – 6 –08 S : klien mengatakan hanya sedikit BAB dengan


10.00 konsistensi keras, warna coklat kehitaman
O : klien terlihat cemas dan gelisah
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. anjurkan makan tingi serat
2. banyak minum air putih 7-8 gelas / hari
3. kolaborasi untuk pemberian obat pencahar

25
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis akan membahas tentang pengelolaan kasus selama 2 hari di
RSDK semarang pada klien dengan kasus ileus obstruksi di ruang A2 bedah wanita.
Masalah yang muncul pada Ny. T
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya desakan masa
udara pada abdomen.
Nyeri adalah fenmena yang kompleks, itu di timbulkan oleh ancaman atau
kerusakan jaringan yang aktual yang merangsang (sensitive nyeri) reseptor nyeri
(jacops, etc 1997)
Pada Ny. T terjadi nyeri akut, pasien mengatakan nyeri seperti di tusuk-
tusuk pada perut kanan atas kuadran I. skala Nyeri 6 pada saat melakukan
aktivitas. Saat di kaji di dapatkan data :
P : nyeri bertambah bila untuk bergerak dan berkurang bila untuk istirahat.
Q : Nyeri seperti di remas-remas
R : Perut sebelah kuadran kanan atas
S : Skala nyeri 5
T : Intermitten
Setelah di dapatkan data di atas, penulis melakukan tindakan keperawatan
lain mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi, penulis juga
membantu Ny. T untk memperoleh posisi yang nyaman, pemberian obat
analgesic dengan kolaborasi dengan dokter.
Evaluasi di dapatkan setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2 x
24 jam adalah nyeri klien bias terkontrol saat di lakukan nafas dalam dan posisi
bantal tinggi, wajah klien tampak tenang. Dari evaluasi pada Ny. T masalah
belum teratasi.

26
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anorexia.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan di mana
individu yang tidak puasa mengalami atau beresiko mengalami penurunan berat
badan yang berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat untuk kebuuhan
metabolic (Lynda juall C.2000 : 259)
Masalah ini muncul karena klien Ny. T mengatakan tidak nafsu makan
dan hanya menghabiskan ¼ porsi yang di sediakan.
Untuk mengatasi masalah tersebut di antaranya kami dari tim penulis
melakukan tindakan keperawatn, menyajikan makanan selagi hangat,
memotivasi klien untuk makan sedikit tapi sering memberikan diit bubur sesuai
program, melibatkan keluarga dalm pemberian makanan.
Evaluasi di dapatan setelah di lakukan tindakan keperawatan selam 2 x 24
jam, masalah yang di alami Ny. T belum teratasi karena klien males makan dan
masih terasa mual.

3. Gangguan eliminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan adanya


penurunan peristaltic usus.
Konstipasi adlah keadaan di mana individu mengalami stetis usus besar,
yag mengakibatkan eliminasi BAB jarang dank eras, feses kering. (Lynda Jacob
C.2000:72)
Ny. T mengatakan belum BAB selama 4 hari, perut terasa kembung.
Untuk mengatasi masalah tersebut tim penulis melakukan tindakan keperawatan
seperti mengkaji pola defekasi klien sebelumnya, menganjurkan klien untuk
makan banyak serat, dan menganjurkan banyak minum.
Evaluasi yang di dapatkan setelah tindakan keperawatan selama 2 x 24
jam masalah gangguan eliminasi Ny. T belum teratasi sepenuhnya.

27
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Ileus obstruksi adalah suatu sindroma yang sangat berbahaya akibat adanya
rntangan terhadap aliran normal dari isi usus yang membutuhkan tindakan segera.
Penyebab dan factor predisposisinya mekanis dan fungsional, sedangkan
manifestasi klinisnya distensi abdomen, muntah yang berlebihan akibat kegagalan dalam
mengeluarkan feses / flatus, dehidrasi, anoreksia & malise, demam DLL.
Asuhan keperawatan yang di lakukan sama dengan pasien lain, meliputi
pengkajian, diagnosa, intervensi, imlementasi, dan evaluasi. Pengkajian di tekankan pada
keluhan yang di sampaikan klien, kaji adanya riwayat anemia atau pendarahan. Pada
pemeriksaan fisik lebih di tekankan kea rah tanda – tanda anemia dan implementasi di
lakukan berdasarkan analisa data yang di peroleh. Di payan agar kebutuhan manusianya
terpenuhi.

SARAN
Perawat perlu ketelitian dan keterampilan dalam melakukan intervensi dan
tindakan secara tepat dan akurat denan kebutuhan pasien. Oleh karena itu, perawt harus
memahami jenis gangguan yang di alami pasien sehingga dapat di lakukan tindakan
keperawatan yang tepat.

28
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddart. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC


Doengoes Marylin. E. Dkk..1999 Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Long Barabara. C. 2002 Perawatan Medikal Bedah : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 jilid 2 . Jakarta : FKUI
Piece, silvia. 1995. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai