PANDUAN KASAI
PRAKTIK KLINIK
No. Dokumen No. Revisi : Halaman
OT.02.02/I.V.1.2/ /2021 1/3
Tanggal terbit : Ditetapkan di Semarang
Direktur Utama
dr…………………………………………..
NIP…………………………
Kasai portoenterostomy merupakan operasi klasik untuk
kondisi atresia bilier yang terdiri dari eksisi duktus biliaris
ekstrahepatik dan kandung empedu, kemudian dengan
PENGERTIAN
menggunakan Roux loop dari jejunum untuk
dianastomosiskan dengan keping portal yang ditranseksi
dalam porta hepatis di akar dari hepar.
- Kuning
ANAMNESIS - Buang air besar pucat
- Buang air kecil gelap
- Tampak kuning, sklera ikterik
PEMERIKSAAN
- Hepatomegali
FISIK
- Splenomegali
KRITERIA Pemeriksaan intra operative cholangiography (IOC)
DIAGNOSIS didapatkan gambaran atresia bilier.
DIAGNOSIS Atresia bilier
KERJA
DIAGNOSIS - Primary sclerosing cholangitis
BANDING - Idiopathic neonatal hepatitis
- Kolestasis karena infeksi virus
Pre operasi
- Laboratorium : darah rutin, ureum, kreatinin, bilirubin total,
bilirubin direk, SGOT, SGPT, gamma GT, alkali
phosphatase, INR, PPT, PTTK
- Rontgen thorax sesuai indikasi
Saat operasi
PEMERIKSAAN - Intra operative cholangiography (IOC)
PENUNJANG
Paska operasi
- Patologi anatomi dari biopsi hepar
- Hari 1 : darah rutin, fungsi hati (SGOT, SGPT, alkali
fosfatase, gamma GT), studi koagulasi, elektrolit.
- Pemeriksaan darah dilakukan setidaknya dua kali seminggu
pada minggu pertama.
TATALAKSANA PRE DAN PASKA OPERATIF PROSEDUR
PANDUAN KASAI
PRAKTIK KLINIK
No. Dokumen No. Revisi : Halaman
OT.02.02/I.V.1.2/ /2021 2/3
TERAPI Pre operasi
- Suplementasi vitamin A, D, E dan K, dengan dosis :
Vitamin A : 11110 IU atau 3334 mcg tiap 24 jam, titrasi
sesuai dengan kadar vitamin A serum tiap 3 bulan
Vitamin D (kolekalsiferol) : 3750 IU tiap 24 jam, titrasi sesuai
dengan kadar vitamin D serum tiap 3 bulan
Vitamin E (alfa-tokoferil asetat) : 78 IU tiap 24 jam, titrasi
sesuai dengan kadar vitamin E serum tiap 3 bulan
Vitamin K : 2 mg – 10 mg tiap 24 jam, disesuaikan dengan
nilai INR. Vitamin K diberikan secara injeksi intravena
apabila didapatkan INR atau waktu prothrombin
memanjang, apabila normal dapat diberikan secara peroral.
- Asam ursodeodeoxycholic 5-10 mg/kg/dosis tiap 12 jam
peroral
Saat operasi
- Injeksi cefazolin intravena 30 mg/kg/dosis setiap 6 jam
mulai diberikan sejak induksi anestesi
- Apabila waktu operasi lebih dari 4 jam atau kehilangan
darah lebih dari 50% dari volume total maka pemberian
injeksi cefazolin kembali dapat diberikan pada 4 jam
Paska operasi
- Injeksi cefazolin intravena 30 mg/kg/dosis setiap 6 jam
dilanjutkan paska operasi hingga 72 jam
- Pemberian profilaksis cholangitis jangka panjang dengan
pemberian cotrimoxazole peroral (2 mg/kg/hari
trimethoprim) selama 12 bulan setelah prosedur kasai
- Mulai steroid pada hari pertama paska operasi kecuali
apabila didapatkan demam atau bukti dari sepsis dengan
injeksi metilprednisolone 20 mg tiap 24 jam, diturunkan 2,5
mg setiap harinya sampai dosis 5 mg/hari. Kemudian
prednisolone 5mg/hari peroral selama satu minggu
kemudian dihentikan.
- Injeksi vitamin K dapat diberikan setelah operasi dengan
dosis 2mg/hari untuk 3 hari, kemudian dapat diganti menjadi
peroral sesuai dosis suplementasi vitamin K saat pre
operasi. Apabila didapatkan bayi masih belum dapat diet,
INR yang abnormal atau pemanjangan PT maka injeksi
vitamin K intravena dapat dilanjutkan hingga diet dapat
dimulai atau INR dan PT normal.
- Analgesia paska operasi dapat diberikan injeksi
parasetamol intravena 10 mg/kg/dosis tiap 4 jam dan dapat
TATALAKSANA PRE DAN PASKA OPERATIF PROSEDUR
PANDUAN KASAI
PRAKTIK KLINIK
No. Dokumen No. Revisi : Halaman
OT.02.02/I.V.1.2/ /2021 3/3
ditambahkan injeksi morphine.