Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI PERHOTELAN

AKUNTANSI PERHOTELAN

Dosen Pengampu :

I Made Karya Utama, S.E., M.Comm (Acc)., Ak.CA.

Oleh Kelompok 3:

Benedict Harvey Advetio (2207531108)

Yanuarius Palempangan (2207531139)

Tengku Hanif Luthfi Rashe (2207531143)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan tugas paper “Akuntansi Perhotelan”
dengan baik dan tepat waktu. Paper ini kami susun untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah
Akuntansi Perhotelan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak I Made Karya
Utama, S.E., M.Comm (Acc)., Ak.CA. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Akuntansi
Perhotelan. Tidak lupa juga, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian paper ini.
Kami menyadari makalah atau paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang tujuannya dapat membangun paper ini menjadi
lebih baik sehingga informasi di dalamnya dapat berguna bagi semua pihak.

Jimbaran, 27 Maret 2024

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB I....................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN...................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................................ 3
BAB II..................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 4
2.1 Klasifikasi Departemen Hotel dan Karakteristik Produk Sebuah Hotel......................................4
2.2 Departemen Departemen Terkait Pelaporan Keuangan Hotel.....................................................6
2.3 Contoh Laporan Keuangan Hotel................................................................................................ 8
BAB III..................................................................................................................................................15
KESIMPULAN.....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya pemahaman mengenai klasifikasi departemen dalam sebuah hotel serta


karakteristik produk yang ditawarkan menjadi fokus utama dalam pembuatan paper ini.
Klasifikasi departemen yang efektif menjadi dasar dari struktur organisasi yang dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional hotel secara keseluruhan. Dalam
konteks ini, paper ini akan menjelajahi berbagai departemen kunci dalam industri perhotelan,
seperti pelayanan tamu, pemasaran, keuangan, dan operasional, serta bagaimana
pengelompokan yang tepat dari setiap departemen dapat memperkuat daya saing hotel. Selain
itu, penelitian akan mengeksplorasi karakteristik produk hotel, termasuk jenis kamar,
fasilitas, dan layanan tambahan, yang membedakan satu hotel dari yang lain dalam pasar
yang kompetitif. Selanjutnya, paper akan membahas pentingnya departemen terkait pelaporan
keuangan, seperti keuangan, audit, dan pengendalian internal, dalam menyajikan laporan
keuangan yang akurat dan dapat dipercaya. Dengan menganalisis contoh laporan keuangan
dari hotel-hotel terkemuka, pembaca akan memperoleh pemahaman yang mendalam tentang
bagaimana informasi keuangan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kinerja hotel
dan mendukung pengambilan keputusan strategis bagi pemangku kepentingan industri
perhotelan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini antara lain:
1. Apa saja karakteristik hotel dan produknya?
2. Departemen apa saja yang terkait dengan Laporan Keuangan Hotel?
3. Bagaimana Laporan Keuangan sebuah hotel?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada pembahasan masalah kasus ini adalah:
1. Karakteristik hotel dan karakteristik produk sebuah Hotel;
2. Departemen-departemen terkait pelaporan keuangan hotel;
3. Contoh laporan keuangan sebuah hotel.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Departemen Hotel dan Karakteristik Produk Sebuah Hotel

2.1.1 Klasifikasi Departemen Hotel


Departemen atau bagian hotel dapat diklasifikasikan dengan pendekatan berikut:
1. Menghasilkan Pendapatan (Revenue Generating)
Departemen yang menghasilkan pendapatan dapat juga disebut operated department.
Departemen-departemen ini secara langsung melayani tamu (guest direct contact) atau
mengadakan kontak langsung dengan tamu ketika memberikan layanan. Departemen
yang menghasilkan pendapatan diantaranya kantor depan, departemen makanan dan
minuman serta departemen lain yang lazim disebut minor operated department,
seperti binatu, dry cleaning, spa, dan lainnya.
2. Tidak Menghasilkan Pendapatan (Non-Revenue Generating)
Beberapa departemen hotel tidak menghasilkan pendapatan langsung bagi hotel antara
lain pemasaran, personalia, pemeliharaan, keamanan, teknologi informasi,
administrasi dan umum, akuntansi dan cost control, dan lainnya.
Departemen-departemen tersebut tidak secara langsung melayani tamu hotel (guest
non-direct contact), tetapi mendukung layanan yang diberikan oleh departemen yang
menghasilkan pendapatan. Departemen-departemen ini juga lazim disebut
non-operated department. Meskipun mengadakan kontak tidak secara langsung
dengan tamu hotel, departemen ini melayani departemen yang mengadakan kontak
langsung dengan tamu. Tamu akan menyampaikan keluhannya untuk fasilitas kamar
yang tidak berfungsi dengan baik kepada kantor depan hotel,selanjutnya oleh kantor
depan disampaikan ke bagian pemeliharaan, kemudian bagian pemeliharaan akan
memberikan layanan perbaikan fasilitas yang dikeluhkan oleh tamu agar berfungsi
dengan baik kembali. selanjutnya oleh kantor depan disampaikan ke bagian
pemeliharaan, kemudian bagian pemeliharaan akan memberikan layanan perbaikan
fasilitas yang dikeluhkan oleh tamu agar berfungsi dengan baik kembali.
2.1.2 Karakteristik Produk Hotel
Hotel sebagai industri jasa memiliki beberapa karakteristik produk dengan kekhasan sebagai
berikut:

4
1. Tamu terlibat dalam proses produksi, misal ketika tamu menikmati makanan di
restoran, makanan pesanan tamu diolah di hadapan tamu, prodk minuman campuran
diproduksi di depan tamu ketika berada di bar.
2. Tidak dapat dipakai sampel, produk harus dinikmati langsung oleh tamu
3. Jasa yang tidak terjual pada hari tertentu tidak dapat disimpan dan dikompensasikan
dengan penjualan pada hari berikutnya. Jadi, kamar yang tidak dapat terjual hari ini,
tidak dapat dikompensasikan dengan penjualan hari berikutnya; kesempatan penjualan
hari ini hilang. Kesempatan penjualan jasa kamar yang telah hilang pada malam
sebelumnya tidak dapat dikompensasikan dengan penjualan jasa kamar pada malam
berikutnya.
4. Tamu sebagai konsumen harus datang langsung ke lokasi hotel untuk menikmati
produk hotel.
5. Mutu layanan yang tidak konsisten. Produk yang sama disiapkan oleh karyawan yang
berbeda akan menghasilkan mutu yang berbeda. Oleh karena itu, untuk menjaga
konsistensi mutu, selalu diadakan inspeksi mutu produk sebelum dijual kepada tamu.
Misalnya, sebelum kamar siap ditawarkan kepada tamu, diadakan inspeksi atau
pengendalian mutu oleh penyelia bagian Tata Graha.
6. Citra hotel tidak kasat mata. Oleh karena itu, diperlukan tindakan untuk membuat
citra hotel menjadi kasat mata. Memberikan seragam kepada karyawan merupakan
salah satu upaya agar citra hotel menjadi kasat mata.
7. Mudah ditiru/ diduplikasi oleh pesaing. Bila suatu hotel menawarkan kamar suite plus
plunge pool dan spa, maka hotel lain dengan mudah memberikan produk yang sama.
Produk yang ditawarkan oleh suatu hotel dengan mudah ditiru oleh pesaing karena
tidak ada hak paten untuk produk yang ditawarkan kepada pelanggannya.
2.1.3 Struktur Pendapatan dan Biaya Hotel
Pendapatan hotel bersumber dari penjualan kamar, makanan, minuman, dan pendapatan lain
(biasa disebut minor operated department sales seperti telepon, cucian, dry cleaning, kolam
renang, dan sebagainya). Adapun biaya- biaya dan harga pokok terjadi untuk biaya bahan
habis pakai di setiap bagian hotel, harga pokok makan dan minuman, biaya administrasi dan
umum, biaya pemasaran, biaya bunga, biaya depresiasi dan amortisasi, biaya sumber daya
manusia, biaya pemeliharaan sarana fisik hotel, biaya energi dan laba/rugi yang dihasilkan.
Dibawah ini merupakan proporsi pendapatan dan biaya serta harga pokok yang terjadi di
hotel yang diadaptasi dari Laventhol & Horwath 1984.

5
Sumber Sumber Pendapatan Proporsi (%)

Kamar 59,9
Makanan 24,3
Minuman 9,0
Lain-Lain 6,9

Sumber Sumber Biaya Proporsi (%)

Biaya Operasional dan Departemen Hotel 10,4


Gaji dan Upah 37,0

Biaya Bunga 7,2


Biaya Depresiasi 6,7
Harga Pokok Makanan 7,5
Harga Pokok Minuman 1,9
Administrasi dan Umum 4,7
Administrasi dan Pemasaran 4,3
Energi dan Daya\ 5,2
Pemeliharaan Sarana Fisik 3,4
Fee Manajemen 2,6
Lain Lain 6,9
Laba 2,2

2.2 Departemen Departemen Terkait Pelaporan Keuangan Hotel

Akuntansi ini bertujuan memberikan informasi mengenai operasional hotel. Dengan


informasi keuangan ini, manajemen akan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat.
Manajemen memerlukan informasi keuangan dengan tujuan perencanaan, analisis dan
pengendalian. Dengan informasi keuangan yang sekarang, manajemen dapat
merencanakan kegiatan periode yang akan datang, berupa anggaran periode yang akan
datang. Selain itu, manajemen juga dapat melakukan analisis dan pengendalian yang lebih
baik untuk aktivitas operasional hotel. Informasi keuangan untuk keputusan ekonomis hotel
bersumber dari:
1. Laporan Rugi-Laba (Income Statement);
2. Neraca (Balance Sheet);
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement);
4. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement).

6
Departemen Keuangan Hotel merupakan salah satu bagian dari manajemen hotel yang
berfungsi untuk mengatur semua hal yang berhubungan dengan membiayai hotel. Setiap
perusahaan termasuk hotel memiliki kebijakan yang berbeda dalam hal pengaturan
keuangan mereka.
Namun, section dari accounting department Hotel umumnya dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Account Payable. ( AP ) dan Payroll . Hutang pada dasarnya adalah nama (kelompok)
rekening yang menunjukkan kewajiban jangka pendek yang berkaitan dengan pengadaan
barang atau jasa secara kredit . Bagian AP didefinisikan sebagai subdivisi dalam organisasi
yang bertanggung jawab atas akuntansi untuk merekam , mengidentifikasi , dan
merencanakan pembayaran semua transaksi yang terjadi sebagai akibat dari utang
perusahaan yang timbul dari pembelian barang pada layanan kredit. Selain sepotong AP ini
juga berfungsi mengatasi masalah pajak karena pada intinya adalah pengurangan pajak
properti perusahaan. Selain fungsi utamanya di bidang pelaporan keuangan , departemen
akuntansi juga memiliki fungsi untuk membantu kelancaran hotel. Salah satu hal yang
dilakukan oleh departemen akuntansi membuat daftar pembayaran penghasilan karyawan ,
perhitungan laba , pendapatan dan pengurangan untuk semua karyawan , dari pekerja pada
tingkat terendah sampai pimpinan tertinggi dari hotel ( Payroll ) .
2. Purchasing . Membeli kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan yang membutuhkan
hotel yang bagus langsung ( langsung ) maupun tidak langsung . Pembelian Urusan dibagi
menjadi empat bagian : Makanan , Minuman , Umum dan Engeenering .
3. Store & receiving. Store adalah tempat penyimpanan sementara atau sarana masu kdan
keluar dari persediaan menjalankan hotel oleh hotel itu sendiri . Menerima adalah
bagianyang menerima barang dari pemasok yang akan didistribusikan ke outlet atau toko
yang bersangkutan .
4. Cost control . Cost adalah biaya yang diperlukan untuk Operasi kelancaran bisnis .
Padavdasarnya biaya dipengaruhi oleh pembelian , permintaan , transfer dan kurang kredit.
Pengaruh Pembelian , permintaan dan transfer menambah biaya sekaligus mengurangi
biaya kurang kredit. Pembelian mengalir secara otomatis ke pengawasan pengendalian
biaya . Dalam hal ini setiap kegiatan pembelian harus disetujui pengendalian biaya
pengecekkan dan melakukan kegiatan di akhir pembelian
.5. Account receivable . Piutang dapat diartikan sebagai tagihan . Jika organisasi dikaitkan
dengan akuntansi hotel , maka account receivable berarti bagian dari sebuah organisasi
yang bertanggung jawab melaksanakan catatan akuntansi hotel semua informasi yang
berkaitan dengan piutang perusahaan yang timbul dari penjualan kredit oleh tamu hotel, di
piutang ,koleksi , menerima hasil tagihan , dan menyerahkannya kepada Kasir Umum .

7
Piutang Merupakan bagian dari semua peraturan yang mengatur transaksi kredit , atau
sering disebut Kebijakan Kredit
6. General cashier . Penyediaan dana dan informasi keuangan pengolahan adalah sebagai
penting untuk kelancaran operasional hotel . Bagian dari mengelola dan mengamankan
dana dalam bentuk mata uang lokal dan mata uang asing yang dihasilkan dari hasil usaha
atau yang disebut Kasir Umum Kasir Umum . Kasir Umum yang bertugas menerima seluruh
hasil penjualan atau pendapatan di hotel maupun di luar hotel dan menyimpan hasilnya
sesuai dengan ketentuan perusahaan dan menerbitkan dana yang akan digunakan dengan
benar dengan tanda terima resmi akurat .
7. Income audit & Night Audit . Data Penjualan tidak dapat diambil untuk diberikan oleh
departemen akuntansi. Data tersebut harus diperiksa atau diverifikasi terlebih dahulu
sebelum direkam . Sub Bagian di departemen akuntansi melakukan pekerjaan diperiksa ,
dicatat , dan melaporkan data pada penjualan informasi disebut Audit Penghasilan . Audit
Pendapatan Sehingga dapat diartikan sebagai bagian atau beberapa bagian yang ada di
organisasi fungsi akuntansi menyelenggarakan penerimaan , pemeriksaan , pencatatan ,
dan pelaporan semua data penjualan baik tunai dan kredit penjualan yang dihasilkan oleh
seluruh unit yang ada diperusahaan .
8. General accounting . Pada prinsipnya , semua informasi keuangan yang dikumpulkan
dalam departemen akuntansi perusahaan atau hotel , masukan data dari semua
departemen luar departemen akuntansi . Data tersebut kemudian diproses oleh unit
organisasi

2.3 Contoh Laporan Keuangan Hotel

Akuntansi bertujuan memberikan informasi mengenai operasional hotel. Dengan informasi


keuangan ini, manajemen akan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat. Selain itu, manajemen
juga dapat melakukan analisis dan pengendalian yang lebih baik untuk aktivitas operasional
hotel. Informasi keuangan untuk keputusan ekonomis hotel bersumber dari:
1. Laporan Rugi-Laba (Income Statement);

2. Neraca (Balance Sheet);

3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement);

4. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statement).

Sistem akuntansi yang lazim diterapkan di industri perhotelan adalah Uniform System
of Accounts for Hotel (USAH). Sistem ini awalnya dikembangkan di Amerika Serikat oleh

8
perhimpunan pengusaha hotel di New York pada tahun 1925. Dengan berkembangnya
industri perhotelan bersistem jaringan (Chain Hotel) di Indonesia, hotel-hotel dengan
jaringan tertentu yang beroperasi di Indonesia mengadopsi Uniform System of Accounts for
Hotel ini, USAH pun terus dikembangkan. Kini USAH berkembang menjadi Uniform System
of Accounts for The Lodging Industry disingkat USALI.

2.3.1 Elemen-elemen Laporan Keuangan Departemen Hotel


Akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi departemental. Artinya, setiap
departemen hotel melaporkan hasil operasinya pada periode tertentu. Departemen kamar akan
melaporkan aktivitasnya setiap periode (setiap bulan misalnya), demikian pula halnya dengan
departemen makanan dan minuman, dan departemen-departemen hotel lainnya.

A. Laporan Laba-Rugi Departemen Kamar


1. Penjualan Kamar : Pada laporan rugi-laba departemen kamar dicantumkan
semua sumber penjualan jasa kamar untuk periode tertentu (sebulan, tiga
bulan, atau setahun). Sumber-sumber penjualan jasa kamar dari transient
regular, transient group, permanent, dan penjualan kamar tambahan
(extraroom revenues).
2. Allowance : Allowance merupakan penyesuaian harga kamar untuk yang
melampaui perjanjian sebelumnya. Kesalahan pembebanan harga kamar yang
terjadi pada saat tamu check-in dan diperbaiki beberapa hari kemudian, atau
pada saat check-out, disebut allowance. Jadi, allowance adalah istilah teknis
untuk memperbaiki kesalahan pembebanan harga kamar yang terjadi pada
waktu yang lampau (kemarin atau beberapa hari yang lalu).
3. Biaya-biaya Operasional Langsung : Biaya-biaya yang terjadi pada
departemen kamar dibebankan langsung ke departemen kamar seperti gaji dan
upah, employee benefits, biaya tembikar (chinaware), bahan habis pakai (guest
supplies, cleaning supplies, paper supplies), komisi, seragam, pelatihan
(training), dan biaya reservasi.
4. Laba (Rugi) Departemen Kamar : Laba departemen kamar didapat dengan
mengurangkan penjualan dengan seluruh biaya yang diserap oleh departemen
kamar.
B. Laporan Laba-Rugi Departemen Makanan dan Minuman

9
1. Penjualan Makanan dan Minuman : Pada penjualan dicantumkan

sumber-sumber penjualan makanan dan minuman, yaitu restoran, coffee shop,

room service dan bar.

2. Allowance : adalah istilah teknis untuk memperbaiki kesalahan pembebanan

harga makanan dan minuman yang terjadi kemarin atau beberapa hari yang

lalu.

3. Harga Pokok Makanan dan Minuman : Harga pokok merupakan harga pokok

bahan makanan yang digunakan untuk menghasilkan penjualan. Hotel

lazimnya memberikan makanan dan minuman satu kali selama karyawan hotel

bertugas. Harga pokok untuk makanan dan minuman pada akhirnya

dibebankan pada rekening employee benefits, pendekatan yang sama

diterapkan untuk menentukan harga pokok minuman yang dijual.

4. Biaya-biaya : Biaya-biaya yang terjadi di departemen makanan dan minuman

dibebankan kepada departemen ini. Biaya-biaya dimaksud adalah gaji dan

upah, employee benefits, biaya tembikar, bahan habis pakai (guest supplies,

cleaning supplies, paper supplies), komisi, seragam, pelatihan (training), dan

biaya musik dan artis.

5. Laba (Rugi) Departemen Makanan dan Minuman : Laba departemen makanan

dan minuman didapat dengan mengurangkan penjualan dengan harga pokok

dan seluruh biaya yang diserap oleh departemen makanan dan minuman.

C. Laporan Rugi-Laba Minor Operated Departments

Departemen lain yang menghasilkan penjualan seperti telepon, laundry dan dry

cleaning (lazim dikelompokkan ke dalam minor operated departments) juga

membuat laporan rugi-laba dengan pendekatan sama dengan departemen kamar

dan departemen makanan dan minuman.

10
D. Undistributed Operating Expenses

Departemen yang hanya menyerap biaya dan tidak menghasilkan penjualan

(seperti departemen administrasi dan umum, pengolahan data, human resources,

transportasi, pemasaran, pemeliharaan dan biaya energi) hanya melaporkan semua

biaya yang terjadi di departemen tersebut untuk periode tertentu. Dengan laporan

ini, aktivitas tetap departemen hotel dapat diketahui dan dikendalikan.

2.3.2 Contoh Laporan Keuangan Hotel

HOTEL KONTEMPORER

NERACA

PER 31 DESEMBER 20XX

(dalam rupiah)
Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas xxx.xxx.xxx Utang dagang
xxx.xxx.xxx
Investasi jangka pendek Utang yang diperhitungkan
xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Piutang Uang muka pemesanan
xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
kamar
Penyisihan piutang Porsi utang jangka panjang
(xxx.xxx.xxx) xxx.xxx.xxx
ragu-ragu
Persediaan Utang pajak penghasilan
xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Pembayaran di muka
xxx.xxx.xxx
Jumlah Aktiva Lancar xxx.xxx.xxx Jumlah utang lancar xxx.xxx.xxx

11
Aktiva Tetap Utang Jangka Panjang
Tanah Hipotek xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
Mesin dan peralatan
xxx.xxx.xxx
Gedung dan perlengkapan Jumlah utang jangka xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
gedung panjang
Furniture and fixtures
xxx.xxx.xxx
Kendaraan Modal
xxx.xxx.xxx
Aktiva operasional Saham
xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Akumulasi penyusutan Agio saham
(xxx.xxx.xxx) xxx.xxx.xxx
Beban yang ditangguhkan Laba yang ditahan
xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx
Jumlah aktiva tetap Jumlah modal
xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx

Jumlah Aktiva xxx.xxx.xxx Jumlah Pasiva xxx.xxx.xxx

HOTEL KONTEMPORER

LAPORAN RUGI-LABA

PERIODE SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20XX

(dalam rupiah)

Jumlah
Pendapatan Departemen
Kamar
xxx.xxx.xxx
Makanan dan minuman
xxx.xxx.xxx

12
Telekomunikasi
xxx.xxx.xxx
Binatu
xxx.xxx.xxx
Lainnya
xxx.xxx.xxx
Jumlah
xxx.xxx.xxx
Biaya dan Harga Pokok

Kamar
(xxx.xxx.xxx)
Makanan dan minuman
(xxx.xxx.xxx)
Telekomunikasi
(xxx.xxx.xxx)
Binatu
(xxx.xxx.xxx)
Lainnya
(xxx.xxx.xxx)
Laba Departemen
xxx.xxx.xxx
Biaya Tidak Didistribusikan

Administrasi dan umum


(xxx.xxx.xxx)
Pemasaran
(xxx.xxx.xxx)
POMEC
(xxx.xxx.xxx)
Laba Setelah Biaya Tidak Didistribusikan
xxx.xxx.xxx
Asuransi
(xxx.xxx.xxx)
Laba Sebelum Biaya Bunga, Depresiasi, Amortisasi, dan
xxx.xxx.xxx
Pajak
Biaya Bunga
(xxx.xxx.xxx)
Laba Sebelum Depresiasi, Amortisasi, dan Pajak
xxx.xxx.xxx

13
Depresiasi dan amortisasi
(xxx.xxx.xxx)
Laba Sebelum Pajak
xxx.xxx.xxx
Pajak
(xxx.xxx.xxx)
Laba Bersih
xxx.xxx.xxx

14
BAB III

KESIMPULAN

Hotel merupakan usaha yang mencari laba sebagai hasil akhir aktivitas bisnisnya.
Oleh karena itu, manajemen hotel akan berupaya sedemikian rupa agar tujuan ini pada akhir
suatu periode dapat tercapai. Berbagai aktivitas dilakukan oleh manajemen hotel untuk
mencapai sasaran laba yang direncanakan, diantaranya mengadakan pelatihan bagi dan staf
sehingga dapat memenuhi tingkat layanan yang diharapkan oleh tamu, mengadakan kegiatan
promosi dan pemasaran, pengendalian biaya operasional, pengendalian lingkungan fisik
hotel, dan aktivitas-aktivitas lainnya. Dalam bisnis perhotelan, terdapat pengklasifikasian
hotel yang bertujuan untuk menciptakan persaingan bisnis yang sehat, memberikan panduan
bagi tamu tentang harga dan fasilitas serta layanan yang diberikan oleh hotel pada klasifikasi
tertentu, memberikan panduan bagi para pemilik modal jika hendak berbisnis pada satu
klasifikasi hotel, dan secara nasional memudahkan saat ingin mengetahui kebutuhan akan
hotel pada klasifikasi tertentu. Dalam kegiatan operasionalnya, hotel terdiri dari dua jenis
departemen yaitu departemen yang menghasilkan Pendapatan ( Revenue Generating ),
dimana departemen ini merupakan departemen yang menghasilkan pendapatan diantaranya
kantor depan, departemen makanan dan minuman serta departemen lain yang lazim disebut
minor operated department , seperti binatu, dry cleaning , spa, dan lainnya. Yang berikutnya
adalah departemen yang tidak menghasilkan Pendapatan ( Non-Revenue Generating ), yaitu
antara lain pemasaran, personalia, pemeliharaan, keamanan, teknologi informasi, administrasi
dan umum, akuntansi dan cost control , dan lainnya.Akuntansi keuangan hotel merupakan
akuntansi departemental. Artinya, setiap departemen hotel melaporkan hasil operasinya pada
periode tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntansi perhotelan merupakan
pelaporan keuangan yang merupakan penggabungan dari beberapa laporan dari setiap
departemennya dalam suatu periode

15
DAFTAR PUSTAKA

Widanaputra,, A.A. G. (2009). Akuntansi perhotelan : pendekatan sistem informasi (1st ed.).
Graha Ilmu.

16

Anda mungkin juga menyukai