Contoh Proposal Topik 5
Contoh Proposal Topik 5
1. Latar belakang: profil pengguna (peserta didik) - Disesuaikan dengan jenjang serta
bidang studi yang dipilih oleh kelompok Anda. Data mengenai profil tersebut, seperti
karakteristik dan kebutuhan spesifik peserta didik, berasal dari temuan observasi
serta wawancara kelompok (lihat topik 2). Anda juga dapat melengkapi datanya
dengan data dari pustaka.
Matematika merupakan ilmu atau pengetahuan tentang belajar atau berpikir logis
yang sangat dibutuhkan manusia untuk hidup yang mendasari perkembangan teknologi
modern (Kemdikbud, 2022). Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin
ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Matematika dipandang sebagai materi
pembelajaran yang harus dipahami sekaligus sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi
dan merekonstruksi materi tersebut, mengasah, dan melatih kecakapan berpikir yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan. Belajar matematika dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar pembelajar memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, penuh dengan ketidakpastian, dan bersifat kompetitif.
Menurut J Piaget bahwa perkembangan kognitif anak usia SD berada pada tahap operasi konkrit.
Maka sangat penting peran orang tua dan guru dalam proses mengembangkan potensi anak. Pada
dasarnya anak pada usia sekolah dasar adalah usia yang masih berada pada tahap (learning by
doing) belajar sambil bermain (Udoyoso dan Murti, 2018). Oleh karena itu, penting adanya alat
peraga agar peserta didik tidak kesulitan dalam memahami materi.
Konsep-konsep matematika itu abstrak, sedangkah biasanya anak berfikir dari hal yang kongkret
menuju hal yang abstrak, oleh karenanya untuk membantu siswa dalam berfikir abstrak tentang
matematika diperlukan media pendidikan dan alat peraga. Sesuai dengan tingkat perkembangan
anak usia SD yang masih tahap operasional kongkret, pendapat Jean Piaget dalam buku (Herliani
dan Madusari, 2018), maka siswa SD dapat menerima konsep matematika yang abstrak melalui
benda-benda kongkret sehingga memerlukan manipulasi objek yang lazim digunakan dalam
pembelajaran matematika yang disebut alat peraga.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada beberapa peserta didik yang ada di SD No. 54
Rangas, serta hasil analisis data wawancara, maka menggunakan media pembelajaran cocok
digunakan saat pembelajaran matematika.
2. Perumusan Tujuan
3. Dokumentasi Proses
Fase In-dept Interview
Pada fase ini kami melakukan diskusi dengan wali kelas V mengenai bagaimana proses
pembelajaran yang dilakukan. Kami menanyakan mengenai peserta didik yang memiliki
tingkat kemampuan tinggi dan peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan rendah.
Setelah mengetahui kami melakukan wawancara dengan mengelompokkan peserta didik
berdasarkan tingkat kemampuannya, dua orang berkemampuan tinggi dan dua orang
berkemampuan rendah.
1. Memperkenalkan diri.
2. Memberitahukan Tujuan dan Gambaran dari kegiatan. (jadi, wawancara ini adalah
bagian dari tugas perkuliahan kami Design Thinking, tujuan wawancara kita hari ini
adalah untuk pengetahuan permasalahan yang di hadapi adik dalam belajar).
Pertanyaan Ringan :
? “Baik”
1) Bermain.
2) Berenang.
3) Sepak bola.
4) Bermain game.
1) Polisi.
2) Dokter.
3) Polisi.
4) Guru.
1) Matematika.
2) Matematika.
3) Matematika.
4) Matematika.
3) Mudah dipahami.
4) Suka perkalian
Pertanyaan Kunci :
1) Senang.
2) Merasa senang.
3) Baik.
4) Kurang senang.
1) IPAS.
2) IPAS.
3) IPAS.
4) IPAS.
3) Banyak menulis.
1. Baik untuk wawancara ini sudah selesai, terimakasih banyak sudah meluangkan
waktu dan bersedia untuk diwawancarai, dan saya mohon maaf sebesar-besarnya
apabila ada perkataan atau sikap yang kurang berkenang di hati.
Fase Empathize
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang kami lakukan terdapat beberapa
permasalah belajar yang dialami peserta didik :
Fase Empathize
Fase Define
Pada fase ini kami diminta untuk menentukan ide-ide yang muncul ketika melakukan
wawancara pada tahap Emphaty Map. Dan berikut ide-ide yang muncul dari teman-
teman kelompok.
Bagaimana kita bisa Bagaimana kita bisa Bagaimana kita bisa
membuat media belajar membuat media belajar membuat media belajar
IPAS yang kreatif agar matematika yang menarik IPAS yang seru dan
siswa kelas V dapat tertarik agar siswa kelas V dapat menarik seperti praktik agar
mengikuti proses mudah memahami materi siswa kelas V dapat antusias
pembelajaran. yang disampaikan. dan tidak bosan dalam
proses pembelajaran.
Bagaimana kita bisa Bagaimana kita bisa Bagaimana kita bisa
membuat media membuat media belajar membuat media belajar
pembelajaran IPAS yang IPAS yang berpusat pada matematika yang mampu
interaktif agar siswa kelas peserta didik agar siswa menarik minat belajar
V terlibat dan dapat kelas V tidak bosan dan peserta didik agar kelas V
berperan aktif dalam paham dengan topik yang dapat bersemangat dalam
pembelajaran sehingga dipelajari. mengikuti kegiatan
tidak ada peserta didik yang pembelajaran.
merasa bosan saat
pembelajaran IPAS
Bagaimana kita bisa Bagaimana kita bisa Bagaimana kita bisa
membuat media belajar membuat media belajar membuat media belajar
IPAS sesuai dengan gaya IPAS yang berdiferensiasi IPAS yang mengkombinasi
belajar peserta didik agar sesuai dengan kompetensi kebutuhan literasi dan
kelas V dapat peserta didik agar siswa memuat unsur permainan
meningkatkan motivasi kelas V dapat untuk menarik minat belajar
belajar dengan baik. mengembangkan peserta didik agar kelas V
kreatifitasnya dan dapat bersemangat dalam
pemahamannya saat belajar. mengikuti proses
pembelajaran.
Bagaimana kita bisa Bagaimana kita bisa Bagaimana kita bisa
membuat media belajar membuat media belajar V membuat media belajar
IPAS dengan metode dengan metode praktik agar IPAS yang terlihat menarik
diskusi agar kelas V lebih siswa kelas V antusis dalam agar siswa kelas V tertarik
menyukai pembelajaran mengikuti pembelajaran. untuk membaca karena
tersebut. masih ada beberapa yang
kurang dalam hal membaca
itu sendiri.
Desaign Challenge
lajaran IPAS yang interaktif agar siswa kelas V terlibat dan dapat berperan aktif dalam pembelajaran sehingga tidak ada peserta
Fase Ideasi
Kotak Ilmu Alat Peraga Edukatif Roda Putar Teka Teki Silang
Skenario 1
Bayangkan Anda sedang berada di daerah 3T (terdepan-terpencil-tertinggal), sehingga sulit
untuk menyediakan alat dan bahan belajar seperti di kota besar. Dalam kondisi tersebut,
bagaimana Anda bisa menjawab design challenge? Hasilkan sebanyak-banyaknya ide dalam
waktu 3 menit.
IDE 6
Kotak Ilmu
Skenario 2
Anda sama sekali tidak memiliki anggaran untuk mengembangkan media pembelajaran.
Dalam kondisi tersebut, bagaimana Anda bisa menjawab design challenge? Hasilkan
sebanyak-banyaknya ide dalam waktu 3 menit.
Petunjuk : Setiap anggota kelompok memiliki 6 kuota suara, yang terdiri dari 3 kuota suara untuk
ide yang dirasa memiliki upaya rendah atau mudah dilakukan (selanjutnya disimbolkan dengan
bentuk hati ♥) dan 3 kuota suara lainnya untuk ide yang dirasa paling berdampak (selanjutnya
disimbolkan dengan bentuk bintang ★).
3. Diorama
(Menggunakan karton, kertas
berwarna, spidol dan ATK)
6. Kotak Ilmu ♥
(Menggunakan karton,
pembungkus buku, kertas
berwarna, spidol dan ATK)
8. Roda Putar ♥♥
(Karton, kertas berwarna, dan
spidol warna)
4.5
3.5
2.5
1.5
0.5
0
0 1 2 3 4 5 6
USAHA ♥
Pemilihan Media
Dalam pemilihan media pembelajaran yang akan dirancang kami memperhatikan dari proses
empathi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, keterjangkauan serta tingkat kemudahan
dalam membuat media tersebut. Sehingga kami memilih media ular tangga yang menjadi media
pembelajaran yang kami rancang untuk pembelajaran IPAS karena ini merupakan media yang
sesuai agar peserta didik aktif dan tidak bosan dalam pembelajaran.
4. Penjelasan Mengenai Prototype
Desain produk
Desain produk/rancangan produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran ular tangga
yang di dasari oleh hasil analisis In-Deth Interview (IDI) yang dilakukan pada siswa kelas V
SDN 49 Pasanggarahan. Kami terlebih dahulu menentukan materi pembelajaran yang akan kami
terapkan ke dalam media pembelajaran, yang dimana kami mengambil beberapa materi IPAS
yang telah dipelajari seperti sistem pencernaan, sistem reproduksi. Pembuatan media
pembelajaran menggunakan kertas karton dan ATK, selanjutnya kami menggunting kertas sesuai
dengan pola ular tangga, lalu menempelkan dan menggambar sesuai dengan media kami serta
membuat pertanyaan, tantangan yang akan digunakan.
Media Prototype
Video proses percobaan penggunaan media Ular Tangga pada kelas V SDN 49
Passanggarahan
https://drive.google.com/file/d/1mpkD57yNopd2nB2wQ9TUbeHlzMmpWTVX/view?usp=d
rivesdk
Sumber Referensi :
Saputra, D., Makki, M., & Zain, M.I. 2022. Pengembangan Media Pembelajaran Big Book
Berbasis Dogeng Monyet dan Kura-Kura Mata Pelajaran PPKn. Journal of
Classroom Action Research, 4(2), 75-80.
Mazidah, N. R., & Sartika, S. B. (2023). Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar Kognitif pada Mata Pelajaran IPA Kelas V di
SDN Grabagan. Jurnal Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar, 5(1), 9–16.
Agustina, N. S., Robandi, B., Rosmiati, I., & Maulana, Y. (2022). Analisis Pedagogical Content
Knowledge terhadap Buku Guru IPAS pada Muatan IPA Sekolah Dasar Kurikulum
Merdeka. Jurnal Basicedu, 6(5), 9180–9187.