Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PRA PROFESI KETERAMPILAN ASUHAN KEBIDANAN

MASSAGE KONSTIPASI PADA BY NY S DI PMB SITI JUAERIAH,


S.Tr.Keb TAHUN 2022

Dosen pembimbing Bdn. Siti Juaeriah, S.Tr.Keb


Dian Reflisiani, S.SiT, M.kes

Disusun Oleh :
Arrina Mustika
220503456248

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BHAKTI PERTIWI INDONESIA
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
hidayah- Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“massage konstipasi pada by ny s di PMB siti juaeriah, S.Tr,Keb tahub
Bersama ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Dr. Hj. Lilik Susilowati, S.SiT., M.Kes., MARS selaku Pembina Yayasan
Bhakti Pertiwi Indonesia.
2. Dr. Hj. Ella Nurlelawati, S.SiT., SKM, M.Kes selaku Ketua STIKes Bhakti
Pertiwi Indonesia.
3. Dian Reflisisani,S.SiT,M.Kes selaku ketua program studi kebidanan program
sarjana dan prodi pendidikan profesi bidan program stikes bhakti pertiwi indonesia
dan selaku pembimbing akademik yang telah memberi bimbingan, saran dan ilmu
dalam proses pembuatan makalah ini.
4. Bd. Siti Juaeriah, S,Str.Keb selaku Pembimbing lahan praktik yang telah
memberi bimbingan, saran serta ilmu dalam proses pembuatan makalah ini.
5. Keluarga dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan, do’a, dan
bantuan, sehingga makalah dan video ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari, bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan serta jauh dari kesempurnaan sebagaimana
yang kita harapkan. Oleh karena itu, dengan senang hati kami senantiasa mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di
kemudian hari.
Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan
semoga jerih payah kita mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Jakarta, 03 April 2023

Arrina Mustika
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 4
D. Manfaat penulisan .................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian pijat bayi ............................................................................... 7
B. Manfaat pijat bayi .................................................................................. 8
C. Waktu pemijatan .................................................................................... 9
D. Tempat pemijatan ................................................................................... 10
E. Indikasi dan kontraindikasi .................................................................... 11

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Studi kasus ............................................................................................. 12

BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 14
B. Saran ....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pijat bayi merupakan terapi sentuh yang paling tua, yang dibutuhkan bagi kebutuhan
dasar pada bayi. Sentuhan yang diberikan kepada bayi dengan penekanan lembut akan
menimbulkan rasa aman dan nyaman yang dirasakan oleh bayi. Jika sentuhan dan pijat
bayi diberikan secara rutin segera setelah kelahiran bayi, adalah sebuah kontak
kelanjutan tubuh bayi yang dibutuhkan oleh bayi untuk mempertahankan rasa aman dan
nyaman bayi (Riksani, 2012).

Pijat bayi merupakan hal yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan tumbuh
kembang bayi. Jika pijat bayi dilakukan rutin akan membantu menurunkan kadar
hormon stres (katekolamin) dan meningkatkan kadar zat daya tahan tubuh pada bayi
(imunogobulin), selain itu juga merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan dan
meningkatkan berat badan bayi (Roesli, 2013).

Sentuhan pijatan juga dapat membantu dalam mempererat sebuah hubungan antara
bayi dengan pemijat. Terlebih apabila sentuhan pijatan dilakukan langsung oleh ibu
karena akan membawa dampak kesehatan yang lebih besar bagi bayi (Suranto, 2011).
Pijat bayi dapat melibatkan keluarga – keluarga terdekat untuk mendekatkan hubungan
emosional, misalnya ayah, nenek, kakek. Naluri seorang bayi dapat merespon sentuhan
dari ibunya sebagai ungkapan rasa cinta, perlindungan, dan perhatian (Roesli,2013).

Ditengah perkembangan teknologi dan pelayanan kesehatan yang sudah


berkembang di masyarakat.

Di Indonesia masih cukup banyak masyarakat yang memanfaatkan pijat bayi. Pijat
bayi bukan lagi suatu yang baru di Indonesia. Pijat bayi sebagian besar masih dilakukan
dengan cara tradisional, khususnya dengan memijatkan bayi ke dukun bayi, dengan
presentasi sebanyak 30,4% (BPPK, 2013). Dukun bayi merupakan orang yang dianggap
sudah ahli, terampil dan dipercayai oleh masyarakat dalam menolong proses persalinan
dan perawatan anak seperti pijat bayi dan memandikan bayi sesuai kebutuhan masyarkat
(Dep kes RI, 2008).

Hampir seluruh ibu sudah pernah memijatkan bayi ke dukun bayi, paling tidak 1
kali. Ibu membawa bayi untuk di pijat saat kondisi demam, menangis beberapa hari, dan
kejadian seperti kesleo. Hasil studi pendahuluan yang lain menunjukkan bahwa pijat ke
dukun bayi merupakan hal biasa dan sudah turun – temurun, biaya memijat ke dukun
lebih murah, jarak lebih dekat dan ibu mengatakan merasakan banyak manfaat setelah
melakukan pijat bayi.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut dapat ditarik rumusan masalah dalam
makalah ini sebagai berikut :
1. Apa pengertian massage atau pijat bayi?
2. Apa manfaat pijat bayi?
3. Apa waktu pemijatan ?
4. Apa tempat pemijatan?
5. Apa indikasi dan kontraindikasi?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian massage atau pijat bayi
2. Untuk mengetahui manfaat pijat bayi
3. Untuk mengetahui waktu pemijatan
4. Untuk mengetahui tempat pemijatan
5. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi

D. Manfaat penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan makalah ini dapat sebagai tambahan bahan kepustakaan
sehingga dapat memperkaya ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai
bahan kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan
wawasan dalam ilmu kebidanan khususnya.

3. Bagi PMB Bdn. Siti Juaeriah, S.Tr.KEb


Penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam
pelayanan dan Tindakan hecting perineum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Massage/ Pijat bayi

Sentuhan adalah perasaan kita yang paling utama dan dikaitkan


dengan bagianterbesar ditubuh manusia yaitu kulit. Dari semua indra
untuk berkembang, sentuhan adalah yang pertama dan dimulai
sebelum bayi lahir. Dalam beberapa bulan pertama kehidupan,
sentuhan lebih sering digunakan daripada mendengar, melihat, atau
mencium sebagai cara untuk belajar tentang fisik. Sentuhan adalah
komunikator yang hebat, karena sering mencerminkan perasaan kita
terhadap orang lain. Yang pada akhirnya bayi dapat merasakan
bagaimana perasaan orangtua mereka terhadapnya dengan cara
mereka disentuh (Cheng, 2011).
Terdapat dua jenis sentuhan, sentuhan perawatan dan sentuhan
pijat bayi. Sentuhan perawatan mencakup prosedur sehari-hari,
seperti memberi makan, mengganti popok, dan pemeriksaan.
Sentuhan pijat bayi adalah sentuhan yang lebih metodologis yang
dimaksudkan untuk merangsang anak. ada beberapa metode yang
berbeda, namun sebagian besar terdiri dari stimulasi taktil dan
kinestetik (yaitu gesekkan dan serangkaian ekstensi ekstremitas
(Leonard, 2008).

Pijat adalah terapi sentuh paling tua dan paling populer yang
dikenal manusia. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan
pengobatan yang telah dipraktekkan sejak berabad-abad silam.
Bahkan, diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak dari awal
kehidupan manusia di dunia (Roesli, 2011). Di Cina, pijat menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Di Indonesia sendiri pijat bayi bukan suatu hal yang baru.


Sejak zaman dahulu, di Jawa telah dikenal adanya „dukun bayi‟ yang
mana mereka memiliki keahlian khusus untuk memijat dan mengurut
bayi. Dimana orang-orang tua biasa menyarankan agar bayi dipijat
kan paling tidak seminggu sekali. Namun pijat bayi yang dilakukan
pada saat itu bukanlah terapi pijat „modern‟ yang dianjurkan oleh
praktisi kesehatan anak dimasa kini. Jika pada zaman dahulu pijat
bayi dilakukan dengan tenaga yang kuat, namun saat ini pijat bayi
lebih dilakukan dengan gerakkan mengelus dan membelai
(Pratyahara, 2012).

B. Manfaat Pijat Bayi

Touch therapy (terapi sentuh) yang dilakukan oleh orangtua


kepada bayinyamerupakan salah satu cara orangtua menyatakan cinta
terhadap bayinya. Dimana menurut dr. Hendratno Halim, spesialis
anak dari RS Pantai Indah Kapuk terapi sentuh yang dilakukan secara
rutin antara orangtua dan bayi dapat memberikan 2 manfaat
sekaligus, yaitu kehangatan fisik dan psikis. Touch therapy (terapi
sentuh) atau massage (pemijatan) merupakan salah satu teknik yang
mengombinasikan manfaat fisik sentuhan manusia dan emosional,
seperti ikatan batin (bonding).

Adapun manfaat pijat bayi sebagai berikut :

1. Meningkatkan berat badan bayi

Bayi yang dipijat akan terjadi peningkatan tonus nervus vagus


(saraf ke-10). Dengan terjadinya peningkatan saraf nervus vagus
menyebabkan terjadinya peningkatan pada produksi enzim
penyerapan makanan seperti gastrin dan insulin sehingga penyerapan
makanan pada bayi menjadi lebih baik. Kondisi inilah menyebabkan
berat badan pada bayi yang dilakukan pemijatan terjadi peningkatan
berat badan yang lebih banyak daripada bayi yang tidak dilakukan
pemijatan (Roesli, 2008). Bahkan bayi yang mendapatkan perlakuan
pijat bayi berat badannya bertambah 47% dibandingkan dengan bayi
yang tidak diberi perlakuan pijat bayi (Pratyahara, 2012).

2. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Pemijatan pada bayi akan menyebabkan peningkatan aktivitas

neurotransmitter serotonin, yaitu meningkatkan glucocorticoid


receptor-binding capaisity sehingga akan terjadi penurunan kadar
hormon glucocorticoid seperti adrenalin atau hormone stres lain
(Roesli, 2008).

3. Mengurangi nyeri

Pijtan lembut yang diberikan pada bayi dapat membantu tubuh


bayi melpaskan hormon oksitosin dan endorfin. Yang mana kedua
hormon ini dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan yang
dirasakan bayi akibat nyeri tumbuh gigi, hidung tersumbat, dan
tekanan emosi (Pratyahara, 2012).

4. Meningkatkan produksi ASI

Pijatan pada bayi dapat membuat bayi merasa cepat lapar, ini
akibat dari penyerapan makanan yang lebih baik. Sehingga bayi lebih
sering menyusu. Semakin sering diisap, ASI yang diproduksi
semakin banyak (Pratyahara, 2012).

5. Membuat bayi tidur lebih lelap

Pijatan yang dilakukan pada bayi dapat mengubah gelombang


otak sedemikian rupa, sehingga terjadi penurunan gelombang alpha
dan peningkatan gelombang beta, dan tetha. Hal ini akan membuat
bayi tidur lebih lelap dan ketika bayi terbangun akan berada dalam
keadaan siaga (full alert). Dibuktikan oleh penemuan ilmiah yang
dilakukan dengan menggunakan EEG (electro encephalogram,
gambaran gelombang otak).

6. Melancarkan proses defekasi

Defekasi atau buang air besar terjadi ketika sfingter ani internus
dan eksternus melemas dan isi feses terdorong keluar (Jurnalis,
2013). Terapi pijat dapat memicu respon saraf parasimpatik. Sinyal
saraf parasimpatik ini dapat memperkuat gelombang peristaltik dan
merelaksasikan sfingter ani internus, sehingga terjadi refleks defekasi
yang kuat (Suarsyaf, 2015).
C. Waktu Pemijatan

Pijat bayi dapat segera dimulai setelah bayi dilahirkan.


Dengan lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat
keuntungan yang lebih besar. Apalagi pemijatan dapat dilakukan
setiap hari dari sejak kelahiran sampai bayi berusia 6 - 7 bulan
(Ifalahma,2012)

Menurut Roesli (2013) bayi dapat dipijat pada waktu–waktu yang


tepat meliputi:

1. Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru.

2. Malam hari, sebelum tidur. Ini sangat baik untuk membantu bayi
tidur lebih nyenyak.

D. Tempat Pemijatan Bayi

Tempat pemijatan bayi menurut Subakti dan Anggraini (2011)


adalah:

1. Ruangan yang hangat tapi tidak panas.

2. Ruangan kering dan tidak pengap.

3. Ruangan tidak berisik.

4. Ruangan yang penerangannya cukup.

5. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu.

Cara Pemijatan Sesuai Usia Bayi :

1. Bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekatusapan-usapan halus.


Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidakdilakukan pemijatan di
daerah perut.

2. 1-3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan ringan


dalam waktu yang singkat.
3. 3 bulan - 3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan
tekanan dan waktu yang semakin meningkat (Puri Mahayu, 2016).

E. Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Pijat Bayi

Indikasi dari pijat bayi menurut Globalmed Learning Center


(2015) terdapat 5 indikasi dari pijat bayi yaitu:

1. Bayi lahir premature

2. Bayi dengan berat badan kurang

3. Bayi sulit makan

4. Bayi yang rewel

5. Bayi yang sehat untuk merangsang perkembangan motorik

Kontra indikasi dari pijat bayi menurut Globalmed


Learning Center (2015) terdapat 6 poin kontra indikasi dari pijat
bayi yaitu:

1. Memijat bayi langsung setelah selesai makan

2. Memijat saat bayi tidur

3. Memijat dalam keadaan demam

4. Memaksa bayi yang tidak mau di pijat

5. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi

6. Membangunkan bayi khususnya untuk pemijatan.


BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Identitas
Nama orangtua by : Ny S
Umur : 24thn
Pendidikan : DIII
Suku bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Cijujung Rt 04 Rw 10

Nama : by ny S
Jenis kelamin : laki laki
Umur : 5bulan
Alamat : Desa Cijujung Rt 04 Rw 10

Anamnesa dilakakukan pada tanggal 03 maret 2023 pukul 09.00 wib


Subjektif
1. Ibu mengatakan bayinya berusia 5 bulan
2. Ibu mengatakan pengeluaran feses pada bayi tidak lancer
3. Ibu mengatakan bayinya rewel

Objektif

KU : baik, bayi lincah dan tidak sakit

Nadi : 115 x/menit


Pernafasan : 34 x/menit
BB : 6100◦C
TB : 62,0 cm
1. Palpasi

• Kepala : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan

• Leher : tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe, tidak ada


nyeri tekan

• Dada : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

• Abdomen : tidak ada pembesaran hepar

Assesmen

By Ny.S umur 5 bulan dengan Konstipasi

Planning

1. Memperkenalkan diri dan mejelaskan prosedur yang akan dialakukan

Hasil : ibu sudah mengetahui

2. Melakukan pendekatan terapeutik dengan ibu dan keluarga sehingga terjalin


Kerjasama yang baik

Hasil : ibu dan keluarga koperatif

3. Memastikan kelengkapan alat, menyiapakan dan mengecek alat

Hasil : alat sudah lengkap

4. Mencuci tangan 6 langkah sebelum melakukan tidakan

Hasil : mencuci tangan sudah dilakukan sesuai prosedur

5. Menjelaskan manfaat pijat bayi konstipasi seperti Meningkatkan berat badan


bayi Membuat bayi tidur lebih lelap, memperlancar pengeluaran feses bayi
Hasil : ibu sudah mengetahui manfaat pijat bayi
6. Membuka seluruh baju bayi, Tenangan bayi, dan mempersiapkan suasana
yang nyaman dan aman
Hasil : bayi sudah di tenangkan
7. Melakukan massage bayi konstipasi sesuai prosedur
Hasil : sudah dilakukan massage
8. Membersihkan bayi dan pakaikan Kembali baju bayi
Hasil : bayi sudah di bersihkan dan sudah dipakaikan baju Kembali
9. Merapihkan alat Kembali
Hasil : alat sudah dirapihkan
10. Mencuci tangan 7 langkah
Hasil : sudah dilakukan sesuai prosedur
11. Melakukan dokumentsi
Hassil : dokumentasi sudah dilakukan
CATATAN REFLEKSI MAHASISWA

Hari : senin
Tanggal : 03 april 2022
Lokasi : PMB Siti Juaeriah
Stase 7 : massage pada bayi konstipasi
Nama : Arrina Mustika

NPM : 220503456248

KEJADIAN Disini saya akan mencaritakan pengalaman saya


YANG melakukan massage kepada by ny S usia 5 bulan. Paraf
DITEMUI / Sebagai mahasiswa profesi bidan ini adalah stase kelima Pembimbing
DIALAMI saya selama menjalankan perkuliahan ini, saya sangat
antusis melakukannya dan melakukan Massage pada
bayi konstipasi.
Sebelum melakukan Menanyakan kepada pasien
informasi tentang dirinya, Menjelaskan tentang keadaan
dan hasil pemeriksaan efek manfaat dari massage.
REFERENSI Melakukan massage konstipasi yang merupakan salah
YANG satu didalam paket Pelayanan Kesehatan perlu
DITEM mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan
UKAN mutu massage diharapkan tidak ada lagi bayi seperti
TERKAIT kembung, konstipasi
SITUASI
YANG
TERJADI

REFLEKSI
Disini saya merasa prihatin, karena masih
SAYA
banyak bidan, masih banyak yang tidak peka
dalam melakukan penyuluhan atau posyandu
perlunya edukasi tentang pentingnya massage
padahal penyuluhan massage pada bayi.
 What do
You Feel Massage merupakan terapi sentuh kontak
about it? langsung dengan tubuh bayi yang memberikan
rasa aman dan nyaman pada bayi.
Aspek positif dalam situasi seperti ini adalah membuat
para tenaga Kesehatan untuk lebih giat lagi dalam
melakukan penyuluhan tentang manfaat massage pada
bayi
 What is the
Aspek negatif dalam situasi ini adalah klien tidak ingin
positive and
ikut serta dalam penyuluhan akibatnya bisa beresiko
negative
lebih tinggi mengalami kembuh pada bayi
aspect of
this

Memberi penyuluhan pada masyarakat tentang


pentingnya massage
What is your
idea/ next step?
situation?
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan kasus di atas pada seorang Ibu bernama By Ny. S usia 5 bulan,
Datang di PMB Bdn. Siti juaeriah, S.Tr.Keb pada tangggal 03 April 2023. Ibu
mengatakan Ibu mengatakan bayinya berusia 5bulan, Ibu mengatakan pemgeluaran
feses bayinya tidak lancer, ibu mengatakan bayinya rewel

Pemeriksaan umum KU: baik, bayi lincah dan tidak sakit Nadi : 115 x/menit
Pernafasan:34 x/menit BB :6100◦C TB: 62,0 cm

Asuhan yang dapat di berikan pada by Ny. S meliputi pemberian penjelasan pada
ibu mengenai keadaan By ibu yang bertujuan agar ibu dapat memahami dan mengerti
hasil dari pemeriksaan bahwa akan dilakukan Massage.
Membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.rencana asuhan disusun
berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data,rencana asuhan ini bertujuan untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraannya.rencana asuhan ini harus bisa mencapai criteria tujuan yang ingin
dicapai dalam batas waktu tertentu.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian pada By Ny. S di dapatkan data subjektif yaitu Ibu


mengatakan Byinya berusia 5 bulan, ibu mengatakan pengeluaran feses
bayinya tidak lancer, ibu mengatakan bayinya rewel.

2. Pada data Objektif di dapatkan pada pemeriksaan umum, fisik, dan tanda
tanda vital by ny S normal Dengan demikian data objektif yang di kaji
telah sesuai dengan teori pada acuan varney
3. Pada data analisa yang di dapatkan pada data subjektif dan objektif dapat
di simpulkan bahwa By Ny. S umur 5 bulan dengan konstipasi. seperti
pada asuhan yang sudah di lakukan sudah sesuai dengan teori

4. Pada data penatalaksaan tindakan asuhan kebidanan telah sesuai dengan


rencana tindakan dan sudah di lakukan secara menyeluruh.

B. Saran
1. Bagi ibu yang saat ini belum mengetahui tentang penyuluhan tentang imunisasi
sebaiknya di konsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan dan jika
ingin berkonsultasi di sarankan untuk membawa suami agar suami ikut berperan
dan mengerti tentang bahaya jika tidak dilakukan imunisasi sesuai jadwal.
2. Bagi petugas kesehatan diharapkan agar mempertahankan mutu pelayanan
kesehatan dan meningkatkan kualitas sumber daya.
3. Bagi institusi diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan dapat
dikembangkan untuk penelitian selanjutnya yang lebih relevan dan konteks
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Ane. Konstipasi Pada Bayi. 2010. Available @


http://ahriku.wordpress.com/2010/02/08/konstipasi/.

Dewi. Siska. 2012. Pijat dan Asupan Pijat Tepat. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press Endyarni, Bernie, and Syarif, Hegar Badriul.
2004. Konstipasi Fungsional.

Jakarta: Sari Pediatri, Vol.6, No.2 Firmansyah, Agus dkk. 2001. Pola
Defekasi Anak. Jakarta: Sari Pediatri, Vol.3,

No.3 Kadim. Muzal. and Endyarni Bernie. 2011. Manfaat Terapi


Pijat Pada Konstipasi

Kronis Anak. Jakarta: Sari Pediatri, Vol. 12, No. 5,

Kurniati. Dyah and Juffrie. M. 2003. Faktor Resiko Konstipasi Pada


Anak.

Yogyakarta: Berkala //mu Kedokteran

Santi, Enidya. 2012. Buku Pintar Pijat Bayi Untuk Tumbuh


Kembang

Optimal,Sehat dan Cerdas. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher

Anda mungkin juga menyukai