Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

USLUB AL-QUR’AN
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul
Qur’an

Disusun Oleh:
Ziana Walida
Eneng Rahma Syarifa Romaidha
Fauziyah MuliyaNingsih
Dosen Pengampu:
Dr.Sofian Effendy,S.Th.I,MA.
INSITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA

Jl. Ir H. Juanda No.70, Pisangan, Kec. Ciputat Timur, Kota


Tangerang Selatan, Banten 15419
2022

Page | 1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT,
shalawat dan salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan
seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Ulumul Qur’an
pada Program Studi Ushuluddin&Dakwah. Dalam penulisan makalah
ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-
saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Lombok,24 Januari
2022

Kelompok 1 Ulumul Qur’an

Page | 2
DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................. 4
PENDAHULUAN.......................................................................................... 4
Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
Tujuan ........................................................................................................ 5
BAB II ............................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ............................................................................................ 6
A. Pengertian uslub secara Bahasa dan istilah .................................... 6
B. Perbedaan Uslub dengan Kata dan Struktur Kalimat ................... 7
C. Uslub Khithaby,Uslub Ilmy dan Uslub Adaby ................................ 9
a. Uslub Ilmi ....................................................................................... 9
b. Uslub Adabi (sastra) .................................................................... 10
c. Uslub khithaby............................................................................. 12
D. Karakteristik gaya bahasa Al-Qur`an ........................................... 13
a. Nada dan langgamnya yang unik terdapat dalam Q.S An-
Nazi’at: ................................................................................................. 14
b. Singkat dan padat, terdapat yang terdapat pada QS. Al-
Baqarah: 212........................................................................................ 14
c. Keidahan dan ketepatan maknanya........................................... 14
d. Memuaskan Orang Khusus (Intelektual) dan Orang
Kebanyakan ......................................................................................... 16
E. Perbedaan Uslub Al-Qur’an,Uslub al-Arabiyah dah Uslub al-
Hadist ....................................................................................................... 16
F. Jenis-jenis Uslub Al-Qur’an ........................................................... 20
BAB III......................................................................................................... 21
PENUTUP .................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ...................................................................................... 21
B. Saran ................................................................................................ 22
Referensi .................................................................................................. 24

Page | 3
BAB I

PENDAHULUAN
Al-Qur’an memiliki aspek mukjizat. Salah satunya ialah aspek
bahasa yang digunakan, yakni bahasa Arab. Apabila bahasa Muhammad
saw adalah bahasa Arab, maka kitab Alquran yang diturunkan kepadanya
juga dalam bahasa Arab. Ada orang yang mengatakan bahwa bahasa
adalah budaya. Dan setiap bangsa, suku, ras dan kelompok memiliki
budaya yang berbeda- beda. Ini berarti mereka mempunyai satu bentuk
bahasa yang berbeda antara satu dengan yang lainnya meskipun
meskipun secara substansi sama. Hal ini disebabkan karena setiap
individu memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengungkapkan
maksud dan tujuan yang hendak disampaikan melalui bahasa. Dalam
ilmu bahasa hal ini dinamakan gaya bahasa (uslub).

. Ali al-Jarim dan Musthafa Usman menyebutkan bahwa uslub


adalah makna yang terkandung pada kata-kata yang terangkai
sedemikian rupa sehingga lebih cepat mencapai sasaran kalimat yang
dikehendaki dan lebih menyentuh jiwa para pendengarnya. Menurutnya,
uslub ada tiga macam yaitu al-Uslûb al-'Ilmi, al-Uslûb al-Adabi, dan al-
Uslúb al-Khithabí. Uslub atau gaya bahasa berarti mengungkapkan
fikiran atau perasaan melalui Bahasa Para ahli bahasa berbeda-beda
dalam mendefinisikan uslub, akan tetapi semua itu masih tetap dalam
jalur yang satu bahwa uslub adalah sebuah susunan kalimat yang
memiliki keindahan sastra.

Page | 4
Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Uslub Al-Qur’an


2. Apa Perbedaan Uslub dengan kata dan struktur kalimat
3. Apa Uslub Khitaby,Uslub Ilmy dan Uslub Adaby
4. Apa perbedaan Uslub Al-Qur’an,Uslub al-Arabiyah dan Uslub
al-Hadis
Tujuan

1. Mengetahui pengertian Uslub Al-Qur’an


2. Mengetahui perbedaan Uslub dengan kata dan struktur kalimat
3. Mengetahui pengertian uslub khitaby,uslub ilmy dan uslub
adaby
4. Mengetahui perbedaan uslub Al-Qur’an,Uslub al-Arabiyah dan
Uslub al-Hadis

Page | 5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian uslub secara Bahasa dan istilah

Uslub berasal dari kata Salaba-Yaslubu-Salban yang berarti merampas,


merampok, dan mengupas.Kemudian terbentuk kata uslub yang berarti
jalan-jalan diantara pepohonan dan cara mutakallim dalam berbicara
(menggunakan kalimat).1 Secara bahasa, "Uslub digunakan untuk
barisan kurma. Jalan yang memanjang juga disebut uslub. Bisa dikatakan
bahwa uslub adalah jalan, cara, dan mazhab. Seperti ungkapan "Antum
fi uslub sawa". Uslub juga berarti fann (seni). Dalam terminologi ahli
Balaghah, uslub adalah sebuah metode dalam memilih redaksi dan
menyusunnya, untuk mengungkapkan sejumlah makna, agar sesuai
dengan tujuan dan pengaruh yang jelas. Pengetian lainnya, uslub adalah
berbagai ungkapan redaksi yang selaras untuk menimbulkan beragam
makna yang dikehendaki. Dalam tradisi Barat ilmu ini dikenal dengan
Stilistika. Style berasal dari kata stilus (Latin), yaitu alat tulis pada
lempengan lilin.
Uslub al-Qur'an bukanlah mufradat (kosa kata) dan susunan kalimat,
akan tetapi metode yang dipakai al- Qur'an dalam memilih mufradat dan
gaya kalimatnya. Ali al-Jarim dan Musthafa Usman menyebutkan bahwa
uslub adalah makna yang terkandung pada kata-kata yang terangkai
sedemikian rupa sehingga lebih cepat mencapai sasaran kalimat yang
dikehendaki dan lebih menyentuh jiwa para pendengarnya. Menurutnya,
uslub ada tiga macam yaitu al-Uslûb al-'Ilmi, al-Uslûb al-Adabi, dan al-
Uslúb al-Khithabí. Uslub atau gaya bahasa berarti mengungkapkan

1
“Mengenal Uslub Dalam Struktur Kalimat Dan Makna.”

Page | 6
fikiran atau perasaan melalui bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari kita
berkomunikasi dengan orang-orang di sekeliling kita, di rumah, di
tempat bekerja, dll. Untuk mengungkapkan fikiran, perasaan, dan tujuan,
digunakanlah bermacam-macam uslub atau gaya bahasa yang sesuai
dengan gaya kalimat berita, gaya kalimat pertanyaan, gaya perintah, atau
gaya Bahasa lain, tergantung situasi dan kondisi.
Karenanya, uslub al-Qur'an berarti gaya bahasa al-Qur'an yang tidak ada
duanya dalam menyusun redaksi penuturnya dan memilih redaksinya.
Para ulama, baik dulu maupun sekarang telah membahas bahwa al-
Qur'an memiliki uslub tersendiri yang berbeda dengan uslub-uslub Arab
lainnya, dari segi penulisan, retorika, dan susunan kalimatnya. Uslub
yang dipakai manusia berbeda satu sama lain sebanyak kuantitas jumlah
mereka, bahkan uslubyang dipakai seorang akan berbeda sesuai dengan
tema dan dan konteksnya. Uslub yang baik adalah uslub yang efektif,
yaitu uslub yang menimbulkan efek psikologis, bahkan efek artistik
(keindahan) sehingga dapat menggerakkan jiwa mukhattab untuk
memberikan respon perkataan atau reaksi perbuatan atau kedua-duanya,
sesuai yang diinginkan oleh mutakallim. Uslub yang efektif atau uslub
yang bernilai balaghah adalah uslub yang fasih, serta sesuai dengan satu
atau lebih aspek situasi ujaran, yaitu tujuan, mutakallim dan mukhattab
dan uslub yang disampaikan mutakallim sesuai dengan tempat dan waktu
ujaran.2
B. Perbedaan Uslub dengan Kata dan Struktur Kalimat

Makna sebuah kata dalam al-Qur’an sangat penting dalam


perkembangan teorisasi makna dan struktur pembangunnya. Hal ini

2
MHI (Tim Media Online MUI Lampung, “Uslub Ayat Al-Quran.”

Page | 7
dapat mengulas pelbagai gaya dan seni bertutur al-Qur’an dari perspektif
struktur kata dan kalimat serta kekhasan lainnya. Untuk itu, ulasannya
tidak saja berfokus kepada struktur dalam kalimat, melainkan juga
kemungkinan “peralihan” makna sebuah kosakata yang pada gilirannya
bisa memberikan pengaruh pada perbuatan makna. Dalam pembahasan
ini pula dimungkinkan dan peralihan makna sebuah kata kepada makna
lain yang dipengaruhi oleh struktur kata dan kalimat. Adanya pemilihan
kata untuk tujuan tertentu itulah kemudian melahirkan sebuah kajian
ilmu yang disebut stilistika. Berdasarkan struktur kalimat, al-Qur’an
sering menggunakan kalimat yang berbeda untuk satu pesan, atau
menggunakan struktur kalimat yang sama untuk kasus yang berbeda,
sehingga kadang tampak seperti ada deviasi dari aspek tata bahasa yang
baku. Dalam pemilihan kata, misalnya, al-Qur’an sering menggunakan
beberapa kata yang memiliki arti sama dalam bahasa Indonesia,
misalnya, kata "bashar," "insân," dan "nâs" bila diterjemahkan berarti
"manusia". Yang menarik bahwa jika setiap kata itu memang memiliki
makna yang sama, niscaya antara satu kata dengan kata lainnya bisa
saling mengganti. Namun, penggantian semacam itu dalam al-Qur’an
tidak diperbolehkan. Pengertian ini mengindikasikan, bahwa setiap kata
yang diungkap alQur’an memiliki karakter makna sesuai dengan konteks
pembicaraan.
Pemilihan kata dalam al-Qur’an tidak saja dalam arti keindahan,
melainkan juga kekayaan makna yang dapat melahirkan beragam
pemahaman. Salah satu faktor yang melatari pemilihan kata dalam al-
Qur’an adalah keberadaan konteks, baik yang bersifat geografis, sosial
maupun budaya. Dalam kajian sosiolinguistik disebutkan, ketika
aktifitas bicara berlangsung, ada dua faktor yang turut menentukan, yaitu

Page | 8
faktor situasional dan sosial. Faktor situasi turut mempengaruhi
pembicaraan, terutama pemilihan kata-kata dan bagaimana caranya
mengkode, sedangkan faktor sosial menentukan bahasa yang
dipergunakan.3
C. Uslub Khithaby,Uslub Ilmy dan Uslub Adaby

Ali al- Jarim dan Mushtafa Utsman membagi uslub secara umum
menjadi, yakni uslub ilmi, uslub adabi dan uslub khitabi, namun
pembagian tersebut tidak dilihat dari suatu segi melainakan pembagian
secara umum, dan sebagaimana judul makalah ini, maka pembagian
uslub diantaranya ialah:
a. Uslub Ilmi

Uslub ini adalah uslub yang paling mendasar dan paling banyak
membutuhkan logika yang sehat dan pemikiran yang lurus, dan jauh
dari khayalan syair. Karena uslub ini berhadapan dengan akal dan
berdialog dengan pikiran serta menguraikan hakikat ilmu yang penuh
ketersembunyian dan kesamaran. Kelebihan yang menonjol dari
uslub ini harus kuat faktor kekuatan dan keindahannya. Kekuatannya
terletak pada pancaran kejelasannya dan ketepatan argumentasinya.
Sedangkan keindahannya terletak pada kemudahan ungkapannya,
kejernihan tabiat dalam memilih kata-katanya, dan bagusnya
penetapan makna dari berbagai segi kalimat yang cepat dipahami.
Jadi, dalam uslub ini harus diperhatikan pemilihan kata-kata yang
jelas dan tegas maknanya serta tidak mengandung banyak makna.
Kata-kata ini harus dirangkai dengan mudah dan jelas sehingga

3
“Struktur bahasa al-qur’an: membangun elemen stilistika kebahasaan dalam al-
qur’an.”

Page | 9
makna kalimatnya mudah ditangkap dan tidak menjadi medan
pertarungan beberapa praduga serta tidak memberi kesempatan
takwil dan manipulasi makna. Uslub ini bertujuan menerangkan
Hakikat dan dimengerti oleh pendengar dan pembaca. Berciri-ciri
terang, detail, terseleksi, dan logis. Menggunakan bukti -bukti dan
menjauh dari “pemoles” dan berlebih-lebihan dan kengganan dari
khayalan, dan menggunakan Istilah ilmiah yang relevan. Untuk uslub
ini sebaiknya dihindari pemakaian kata atau kalimat majaz dan badi’
yang dibagus-baguskan kecuali bila tidak diprioritaskan dan tidak
sampai menyentuh salah satu prinsip atau kekhasan uslub ini.
Adapun pemakaian tasybih yang dimaksudkan untuk mempermudah
pemahaman penjelasan terhadap hakikatnya, adalah sangat baik dan
dibenarkan.

b. Uslub Adabi (sastra)


Dalam uslub jenis ini keindahan adalah salah satu sifat dan
kekhasannya yang paling menonjol. Sumber keindahannya
adalah khayalan yang indah, imajinasi yang tajam, persentuhan
beberapa titik keserupaaan yang jauh di antar beberapa hal, dan
pemakaian kata benda atau kata kerja yang kongkret sebagai
pengganti sebagai pengganti kata benda atau kerja yang
abstrak.30 Sebagimana misal, riya' dalam berinfak yang
dimisalkan oleh Allah laksana batu licin yang diatasnya ada tanah
kemudian batu tersebut ditimpa hujan lebat, maka batu tersebut
menjadi bersih, jadi dalam ayat tersebut imajinasi yang tajam,
dan pemakaian kata benda atau kata kerja yang kongkret sebagai

Page | 10
pengganti sebagai pengganti kata benda atau kerja yang abstrak
dimana kata riya' yang abstrak diganti dengan kata yang kongkrit.
‫اس‬ِ َّ‫صدَقَاتِ ُك ْم بِ ْال َم ِِّن ِِ َواألذَى كَالَّذِي يُ ْن ِف ُق َمالَهُ ِرئ َا َء الن‬
َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ال تُب ِْطلُوا‬
‫صابَهُ َوا ِب ٌل‬َ َ ‫ان َعلَيْ ِه ت ُ َرابٌ فَأ‬ ِ ‫ َوال يُؤْ ِمنُ ِباللَّ ِه َو ْاليَ ْو ِم‬31 ُ‫فَت ََر َكه‬
َ ‫اآلخ ِر فَ َمثَلُهُ َك َمث َ ِل‬
ٍ ‫ص ْف َو‬
َ‫سبُوا َواللَّهُ ال َي ْهدِي ْالقَ ْو َم ْالكَافِ ِرين‬
َ ‫ص ْلدًا ال َي ْقد ُِرونَ َعلَى َش ْيءٍ ِم َّما َك‬
َ
Uslub ini bertujuan memberi efek emosi perasaan si pendengar
dan pembaca dan berefek pada dirinya, dan mempunyai ciri-ciri
: memilih kalimat-kalimat dan menggunakan “pemoles” dan
bersifat berlebih-lebihan di dalam pengunkapannya, dan
memperhatikan gambaran imajinatif, Dan kepedulian terhadap
kata dalam keteraturan dan bunyi frasa. Misalnya sebuah ayat
dalam al-Qur'an:
‫ني أ َ ْنفُ َس ُه ْم َوأ َ ْم َوالَ ُه ْم بِأ َ َّن لَ ُه ُم ْال َجنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي َسبِي ِل اللَّ ِه‬
َ ِ‫إِ َّن اللَّهَ ا ْشت ََرى ِمنَ ْال ُمؤْ ِمن‬
ِ ‫فَيَ ْقتُلُونَ َوي ُ ْقتَلُونَ َو ْعدًا َعلَ ْي ِه َحقًّا فِي الت َّ ْو َراةِ َواإل ْن ِجي ِل َو ْالقُ ْر‬32 ‫بِعَ ْه ِد ِه‬
‫آن َو َم ْن أ َ ْوفَى‬
‫ِمنَ اللَّ ِه فَا ْست َ ْب ِش ُروا بِبَ ْي ِع ُك ُم الَّذِي بَايَ ْعت ُ ْم بِ ِه َوذَ ِل َك ه َُو ْالف َْو ُز ْالعَ ِظي ُم‬
Al-Qur'an turun di masyarakat Arab, maka dari itu banyak dihiasi
istilah-istilah yang sangat erat dengan kehidupan manusia pada
masa itu, baik itu yang berhubungan dengan perniagaan,
pertanian, peternakan dan lain sebagainya dan. Dalam ayat
tersebut Allah memakai kata isytara dimana Allah akan
membarter atau mengganti amal kebaikan orang mukmin surga,
dan juga kata bay' dimana proses tersebut laksana jual beli. Ayat
tersebut memberikan efek emosi perasaan si pendengar dan
pembaca, menggunakan “pemoles”, dan memperhatikan
gambaran imajinatif .

Page | 11
c. Uslub khithaby
Uslub Khitabi sangat menonjol ketegasan makna dan redaksi,
ketegasan argumentasi dan data, dan keluasan wawasan. Dalam
uslub ini seorang pembicara dituntut dapat membangkitkan
semangat dan mengetuk hati para pendengarnya. Keindahan dan
kejelasan uslub ini memiliki peran yang besar dalam
mempengaruhi dan menyentuh hati. Di antara yang memperbesar
peran uslub ini adalah status si pembicara dalam pandangan para
pendengarnya, penampilanny, kecemerlangan argumentasinya,
kelantangan dan kemerduan suaranya, kebagusan
penyampaiannya, dan ketepatan sasarannya. Diantara yang
menentukan kelebihan uslub Khitabi yang menonjol adalah
pengulangan kata atau kalimat tertentu, pemakaian sinonim,
pemberian contoh masalah, pemilihan kata-kata yang tegas. Baik
sekali uslub Khitabi bila diakhiri dengan pergantian gaya bahasa,
dari kalimat berita menjadi kalimat tanya, kalimat berita yang
menyatakan kekaguman, atau kalimat berita yang yang
menyatakan keingkaran. Dan hendaknya kalimat penutup itu
tegas dan meyakinkan. Uslub khitabi al-Qur'an lebih dari itu,
dalam uslub al-Qur'an ada kesesuain antara lafadz dengan makna
ayat, ketika dalam konteks mengancam dan menakut-nakuti
maka kalimat-kalimat kuat, tegas dan menakutkan, tapi ketika
dalam konteks lunak maka lafadz-lafadznya lunak juga,
sebagaimana contoh:
ْ ُ‫ ي‬، ‫ق ُر ُءو ِس ِه ُم ْال َح ِمي ُم‬
‫ص َه ُر‬ ِ ‫صبُّ ِم ْن فَ ْو‬ ٍ ‫ت لَ ُه ْم ثِيَابٌ ِم ْن ن‬
َ ُ ‫َار ي‬ ْ ‫ط ِِ َع‬ ِّ ِ ُ‫فَالَّذِينَ َكف َُروا ق‬
ِ َ‫ َولَ ُه ْم َمق‬، ُ ‫طونِ ِه ْم َو ْال ُجلُود‬
‫ ُكلَّ َما أ َ َراد ُوا أ َ ْن‬، ‫ام ُع ِم ْن َحدِي ٍد‬ ُ ُ ‫بِ ِه َما فِي ب‬

َ َ‫يَ ْخ ُر ُجوا ِم ْن َها ِم ْن غ ٍ َِّم أ ُ ِعيد ُوا فِي َها َوذُوقُوا َعذ‬
ِ ‫اب ْال َح ِري‬
‫ق‬

Page | 12
Artinya: Orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-
pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke
atas kepala mereka. dengan air itu dihancur luluhkan segala apa
yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka). dan untuk
mereka cambukcambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak ke
luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka
dikembalikan ke dalamnya. (kepada mereka dikatakan),
"Rasakan azab yang membakar ini". Ayat-ayat tersebut
menggunakan kata-kata yang kuat, tegas dan menakutkan. Beda
dengan ayat berikut ini:
ْ ‫َوسِيقَ ا َّلذِينَ اتَّقَ ْوا َربَّ ُه ْم ِإلَى ْال َجنَّ ِة ُز َم ًرا َحتَّى ِإذَا َجا ُءوهَا َوفُتِ َح‬
‫ت أَب َْوابُ َها َوقَا َل لَ ُه ْم‬
َ‫سال ٌم َع َل ْي ُك ْم ِط ْبت ُ ْم فَادْ ُخلُوهَا خَا ِلدِين‬
َ ‫خَزَ نَت ُ َها‬
Ayat ini menggunakan kata-kata yang lunak dan halus karena
dalam konteks menceritakan tentang orang-orang yang bertakwa
kepada Tuhan, mereka dibawa ke dalam syurga
berombongrombongan (pula). sehingga apabila mereka sampai
ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah
kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan
(dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah
syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya". 4

D. Karakteristik gaya bahasa Al-Qur`an

Karakteristik Al-Qur`an menurut Quraish shihab diantaranya


Susunan kata dan kalimat Al-Qur`an meliputi

4
“Mengenal Uslub Dalam Struktur Kalimat Dan Makna.”

Page | 13
a. Nada dan langgamnya yang unik terdapat dalam Q.S An-
Nazi’at:
1-4

ِ ‫س ِب ٰق‬
٤ ‫ت َس ْبقًا‬ ّٰ ‫ فَال‬٣ ‫ت َس ْب ًحا‬
ِ ٰ‫س ِبح‬ ً ‫ت نَ ْش‬
ّٰ ‫ َوال‬٢ ‫طا‬ ٰ ‫ َوالنّٰش‬١ ‫ت غ َْرقًا‬
ِ ‫ِط‬ ِ ٰ‫َوالنّٰ ِزع‬
Artinya : 1. Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan
keras.
2. Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah
lembut.
3. Demi (malaikat) yang turun dari langit dengan cepat,.
4. dan (malaikat) yang mendahului dengan kencang,
b. Singkat dan padat, terdapat yang terdapat pada QS. Al-
Baqarah: 212

ِ ‫ُزيِِّنَ ِللَّ ِذيْنَ َكف َُروا ْال َح ٰيوة ُ الدُّ ْنيَا َويَ ْسخ َُر ْونَ ِمنَ الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ۘ َوالَّ ِذيْنَ اتَّقَ ْوا فَ ْوقَ ُه ْم يَ ْو َم ْال ِق ٰي َم ِة‬
‫ب‬
ٍ ‫سا‬ َ ‫ق َم ْن يَّش َۤا ُء بِغَ ْي ِر ِح‬ ُ ‫َواللّٰهُ يَ ْر ُز‬
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan
orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang
yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih
mulia daripada mereka di hari kiamat. dan Allah memberi rezki
kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas”.
Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
siapa yang dikehendakinya. Orang-orang kafir sangat terlena
dengan kehidupan dunia dan orang muslim yang beriman akan
dimudahkan oleh Allah rezekinya.
c. Keidahan dan ketepatan maknanya

Terdapat pada surah Az-Zumar 71 terdapat uraian


tentang orang-orang kafir dan mukmin yang diantarkan oleh para

Page | 14
malaikat ke neraka dan surga.
‫ت اَب َْوابُ َها َوقَا َل‬ ْ ‫َو ِسيْقَ الَّ ِذيْنَ َكف َُر ْْٓوا ا ِٰلى َج َهنَّ َم ُز َم ًرا َحت ّٰ ْٓى اِذَا َج ۤا ُء ْوهَا فُتِ َح‬
‫ت َربِِّ ُك ْم َويُ ْنذ ُِر ْونَ ُك ْم ِلقَ ۤا َء يَ ْو ِم ُك ْم‬ ُ ‫لَ ُه ْم خَزَ نَت ُ َها ْٓ اَلَ ْم يَأْتِ ُك ْم ُر‬
ِ ‫س ٌل ِ ِّم ْن ُك ْم يَتْلُ ْونَ َعلَيْ ُك ْم ٰا ٰي‬
َ‫ب َعلَى ْال ٰك ِف ِريْن‬ ْ َّ‫ ٰهذَا قَالُ ْوا بَ ٰلى َو ٰل ِك ْن َحق‬.
ِ ‫ت َك ِل َمةُ ْال َعذَا‬
Orang-orang yang kafir digiring ke neraka Jahanam
secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai
kepadanya (neraka) pintu-pintunya dibukakan dan penjaga-
penjaga berkata kepada mereka, “Apakah belum pernah datang
kepadamu rasul-rasul dari kalangan kamu yang membacakan
ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan
pertemuan (dengan) harimu ini?” Mereka menjawab, “Benar,
ada,” tetapi ketetapan azab pasti berlaku terhadap orang-orang
kafir.
Kemudian disandingkan dengan ayat 73 pada surat yang sama
ْ ‫َو ِسيْقَ الَّ ِذيْنَ اتَّقَ ْوا َربَّ ُه ْم اِلَى ْال َجنَّ ِة ُز َم ًرا َحت ّٰ ْٓى اِذَا َج ۤا ُء ْوهَا َوفُتِ َح‬
‫ت اَب َْوابُ َها َوقَا َل لَ ُه ْم‬
‫خَزَ نَت ُ َها َس ٰل ٌم َعلَ ْي ُك ْم ِط ْبت ُ ْم فَادْ ُخلُ ْوهَا ٰخ ِل ِد ْي َن‬
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan
dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula).
sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-
pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-
penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu.
Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu
kekal di dalamnya".
Bila diperhatikan dengan seksama, kedua yat diatas
digambarkan dengan kalimat yang serupa, kecuali penyebutan
nama kelompok, tempat hunian, letak ucapan para malaikat
penjaga neraka dan surga. Namun, ada sedikit perbedaan kecil

Page | 15
pada uraian tentang penghuni surga, ynang secara sepintas bila
dianggap tidak perlu. Perbedaan tersebut adalah penambahan
huruf ‫ و‬pada kata ْ ‫(فُتِ َح‬futihat) huruf tersebut tidak terdapat
‫ت‬
dalam uraian tentang penghuni neraka.
d. Memuaskan Orang Khusus (Intelektual) dan Orang
Kebanyakan
Artinya bahwa Al-Qur’an isinya dapat dikonsumsi oleh orang
awam sesuai denganketerbatasan kemampuannya, tetapi pada
saat yang sama dan dengan ayat yang sama pula dapat dipahami
dengan luas oleh filosof dalam pengertian baru yang tidak
terjangkau oleh kebanyakan orang. Ini tidak seperti buku-buku
ilmiah atau buku-buku filsafat, yang hanya bisa dipahami para
pemikir dan para filosof saja. Juga tidak seperti berita remeh
temeh,cerita-cerita picisan yang hanya beredar di kalangan
masyarakat bawah saja.
Pakar tafsir kontemporer, Sayyid Arnold dalam bukunya "Al-l'jaz
al-ilmi fi al-Qur'an" memberikan ilustrasi dari ayat AI-Qur an
surat an-Nahl ayat 8:
‫َّو ْال َخي َْل َو ْالبِغَا َل َو ْال َح ِمي َْر ِلت َْر َكب ُْوهَا َو ِز ْينَةً َويَ ْخلُ ُق َما ََل ت َ ْعلَ ُم ْو َن‬
"dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk
kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan
apa yang tidak kamu ketahui." (QS. An-Nahl 16: Ayat 8)
Menurutnya bahwa ayat itu memberikan isyarat mengenai akan
adanya perkembangan alat transportasi dari masa ke masa yang
tidak diketahui generasi sebelumnya.
E. Perbedaan Uslub Al-Qur’an,Uslub al-Arabiyah dah Uslub
al-Hadist

Page | 16
Susunan kata dan kalimat Al-Qur`an muncul dengan susunan
yang baik dan indah, mengagumkan karena keserasiaan dan
keindahannya, dan keharmonisan susunannya. 5
Perbedaan uslub al-qur’an, uslub al-Hadits, uslub al-Arabiyah
1. Uslub al-Qur’an
Uslub Al-Qur’an Berbicara tentang uslub Al-Qur’an, berarti kita
akan membahas tentang metode-metode Al-Qur’an sebagai
wahyu Allah swt. Dalam menyampaikan hidayahnya-Nya kepada
seluruh umat manusia. Pembahasan ini sangat luas, oleh sebab itu
hendaknya kita mengenalnya terlebih dahulu pengertian
umumnya. Di antaranya ada yang mengemukakan : ‫أسـلـوب الـقـرآن‬
‫مظـهـر غـريـب َلعـجـازه الـمستـمـر‬
“Uslub Al-Qur’an, ialah : sumber kekaguman karena kandungan
ke- mukjizatannya yang berlangsung terus menerus.” Uslub Al-
Qur’an Dengan Al-Hadits Uslub Al-Qur’an tidak serupa dengan
uslub Hadits.
2. Uslub Hadits
Dalam uslub Hadits tampak jelas merupakan bahasa percakapan
dan pelajaran, baik bentuk maupun sistemnya. Misalnya tentang
persaudaraan antar umat Islam. Firman Allah swt dalam surat al-
hujurat ayat 10. :
ْ َ ‫اِنَّ َما ْال ُمؤْ ِمنُ ْونَ اِ ْخ َوة ٌ فَا‬
ࣖ َ‫ص ِل ُح ْوا َبيْنَ اَخ ََويْ ُك ْم َواتَّقُوا اللّٰهَ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْر َح ُم ْون‬

5
Sapil, Muhammad. 2018. Uslub al-Qur’an dalam Pengungkapan Kiamat
diakses pada 24 Januari 2022, 17:56
http://repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/87/3/214410573-
Muhammad%20Sapil-Pilihan.pdf

Page | 17
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.

Rasulullah saw bersabda : ‫الـمسـلم أخـو الـمسـلم َليـظلـمه وَل يـسلمه‬

“Orang Islam itu saudara orang Islam tidak (boleh) dia


menganiayanya dan tidak (boleh) membiarkan (musuh) untuk
mengganggunya.” Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim.
Dalam persaudaraan umum Allah berfiman :
‫ارفُ ْوا ۚ ا َِّن ا َ ْك َر َم ُك ْم‬ ُ ‫اس اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِ ِّم ْن ذَك ٍَر َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم‬
َ ‫شعُ ْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل ِلت َ َع‬ ُ َّ‫ٰ ْٓياَيُّ َها الن‬
‫ِع ْندَ اللّٰ ِه اَتْ ٰقى ُك ْم ا َِّن اللّٰهَ َع ِل ْي ٌم َخ ِبي ٌْر‬

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami
jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu
saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh,
Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.
Apabila kita perhatikan dua macam uslub di atas tampak nyata
terdapat perbedaan-perbedaan. Walaupun demikian,
keistimewaan uslub hadits memiliki sifat jawami’ulk kalim ;
yaitu susunan yang mengandung hikam, fasih dan mencakup
makna yang dimaksud serta menggugah fikir dan rasa. Demikian
sekedar mengenal perbedaan antara uslub Al-Qur’an dengan
uslub Hadits. Apabila ingin benar-benar menikmati keindahan
uslub itu, memerlukan pendalaman Ilmu Bayan, Ilmu Ma’ani dan
Ilmu Badi’ (Ilmu Balaghah)

Page | 18
3. Uslub al-Araby

Uslub Al-Qur’an berbeda dengan uslub-uslub bahasa Arab, baik


sistem maupun susunannya, untuk ini cukuplah bagi kita
pernyataan Dr. taha Husin, salah seorang pujangga Arab abad
kedua puluh , dalam bukunya “Hadits syi’ri wa n-nasri” sebagai
berikut : “Sesungguhnya Al-Qur’an itu bukan prosa,
sebagaimana juga bukan sya’ir. Itulah Al-Qur’an, yang tidak
mungkin dinamakan selain namanya. Bukan syi’ir ini jelas
karena tidak terikat dengan aturan-aturan yang khusus, tidak
terdapat di lainnya…. Pernyataan ini menunjukkan bahwa uslub
Al-Qur’an berbeda dengan uslub-uslub yang diadakan dan
disusun oleh manusia. Agar kita lebih dapat menikmati dan
merenungkannya tentang uslub Al-Qur’an, perhatikanlah ayat
berikut :
ۚ ‫حٰ ۤم‬
1. Ha Mim
ۚ ‫الر ِحي ِْم‬ َّ َ‫ ت َ ْن ِز ْي ٌل ِ ِّمن‬
َّ ‫الر ْحمٰ ِن‬
2. (Al-Qur'an ini) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pengasih,
Maha Penyayang.
‫ت ٰا ٰيتُهٗ قُ ْر ٰانًا َع َربِيًّا ِلِّقَ ْو ٍم يَّ ْعلَ ُم ْو َن‬ ِّ ِ ُ‫ ِك ٰتبٌ ف‬
ْ َ‫صل‬
3. Kitab yang ayat-ayatnya dijelaskan, bacaan dalam bahasa
Arab, untuk kaum yang mengetahui,
َ ‫ َب ِشي ًْرا َّونَ ِذي ًْر ۚا فَاَع َْر‬
‫ض ا َ ْكث َ ُرهُ ْم فَ ُه ْم ََل َي ْس َمعُ ْو َن‬
4. yang membawa berita gembira dan peringatan, tetapi
kebanyakan mereka berpaling (darinya) serta tidak
mendengarkan.

Page | 19
‫ع ْونَا ْٓ اِلَ ْي ِه َوفِ ْْٓي ٰاذَانِنَا َو ْق ٌر َّو ِم ْۢ ْن بَ ْينِنَا َوبَيْنِ َك ِح َجابٌ فَا ْع َم ْل‬
ُ ْ‫ َوقَالُ ْوا قُلُ ْوبُنَا فِ ْْٓي ا َ ِكنَّ ٍة ِ ِّم َّما تَد‬
‫اِنَّنَا عٰ ِملُ ْو َن‬
5. Dan mereka berkata, “Hati kami sudah tertutup dari apa yang
engkau seru kami kepadanya dan telinga kami sudah tersumbat,
dan di antara kami dan engkau ada dinding, karena itu
lakukanlah (sesuai kehendakmu), sesungguhnya kami akan
melakukan (sesuai kehendak kami).”
ِ ‫ي اَنَّ َما ْٓ ا ِٰل ُه ُك ْم ا ِٰلهٌ َّو‬
‫احد ٌ فَا ْست َ ِق ْي ُم ْْٓوا اِلَ ْي ِه َوا ْست َ ْغ ِف ُر ْوهُ َو َو ْي ٌل‬ َّ َ‫ قُ ْل اِنَّ َما ْٓ اَن َ۟ا بَش ٌَر ِ ِّمثْلُ ُك ْم ي ُْوحٰ ْٓى اِل‬
َ‫ِلِّ ْل ُم ْش ِر ِكيْن‬

Katakanlah (Muhammad), “Aku ini hanyalah seorang manusia


seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu
adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu tetaplah kamu
(beribadah) kepada-Nya dan mohonlah ampunan kepada-Nya.
Dan celakalah bagi orang-orang yang mempersekutukan-
(Nya),Perhatikanlah, susunan dan bentuk kalimat ayat-ayat di
atas terhadap ajakan orang-orang musyrik kepada Rasul pada
masa ittu, dan bagaimana pula apabila hal tersebut terjadi pada
masa sekarang ini6

F. Jenis-jenis Uslub Al-Qur’an

Dalam buku-buku ilmu tafsir kita menjumpai beberapa


pembahasan yang apabila kita teliti pembahasan tersebut dapat

6
http://musicflashbqs.blogspot.com/2017/10/stilistika-al-quran-
pengertian.html?m=1

Page | 20
digolongkan pada pembicaraan tentang uslub. Karena itu
pembahasan uslub-uslub Al-Qur’an ini meliputi.

a. Amtasu I-Qur’an (perumpamaan dalam Al-Qur’an)


b. Jadadu I-Qur’an (pembatasan dalam Al-Qur’an)
c. Aqsamu I-Qur’an (sumpah-sumpah dalam Al-Qur’an)
d. Qasasu I-Qur’an (kisah-kisah dalam Al-Qur’an)
e. Balaghatu I-Qur’an

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengertian uslub secara Bahasa dan istilah aUslub berasal dari


kata Salaba-Yaslubu-Salban yang berarti merampas,
merampok, dan mengupas.Kemudian terbentuk kata uslub yang
berarti jalan-jalan diantara pepohonan dan cara mutakallim
dalam berbicara (menggunakan kalimat). Secara bahasa,
"Uslub digunakan untuk barisan kurma. Jalan yang memanjang
juga disebut uslub. Bisa dikatakan bahwa uslub adalah jalan,
cara, dan mazhab. Seperti ungkapan "Antum fi uslub sawa".
Uslub juga berarti fann (seni). Pemilihan kata dalam al-Qur’an
tidak saja dalam arti keindahan, melainkan juga kekayaan
makna yang dapat melahirkan beragam pemahaman. Salah satu
faktor yang melatari pemilihan kata dalam al-Qur’an adalah

Page | 21
keberadaan konteks, baik yang bersifat geografis, sosial
maupun budaya. Dalam kajian sosiolinguistik disebutkan,
ketika aktifitas bicara berlangsung, ada dua faktor yang turut
menentukan, yaitu faktor situasional dan sosial. Faktor situasi
turut mempengaruhi pembicaraan, terutama pemilihan kata-
kata dan bagaimana caranya mengkode, sedangkan faktor sosial
menentukan bahasa yang dipergunakan. Ali al- Jarim dan
Mushtafa Utsman membagi uslub secara umum menjadi, yakni
uslub ilmi, uslub adabi dan uslub khitabi, namun pembagian
tersebut tidak dilihat dari suatu segi melainakan pembagian
secara umum, dan sebagaimana judul makalah ini, maka
pembagian uslub diantaranya Karakteristik gaya bahasa Al-
Qur`an . Karakteristik Al-Qur`an menurut Quraish shihab
diantaranya Susunan kata dan kalimat Al-Qur`an yang
meliputi Nada dan langgamnya yang unik terdapat dalam Q.S
An-Nazi’at: 1-4 kedua Singkat dan padat, terdapat yang
terdapat pada QS. Al-Baqarah: 212 dan terakhir Keidahan dan
ketepatan maknanyaTerdapat pada surah Az-Zumar 71 terdapat
uraian tentang orang-orang kafir dan mukmin yang diantarkan
oleh para malaikat ke neraka dan surga.

B. Saran

Mungkin sedikit pemaparan yang bisa kami uraikan perihal


dalam makalah ini, semoga bermanfaat dan menambah
wawasan lagi buat kita. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam makalah ini oleh karena itu kritik dan saran

Page | 22
sangatlah penulis inginkan untuk membuat makalah selanjutnya
lebih baik dari ini.

Page | 23
Referensi

“Mengenal Uslub Dalam Struktur Kalimat Dan Makna.”


MHI (Tim Media Online MUI Lampung, “Uslub Ayat
Al-Quran.”
“Struktur Bahasa Al-Qur’an: Membangun Elemen Stilistika
Kebahasaan Dalam Al- Qur’an.”
Sapil, Muhammad. 2018. Uslub al-Qur’an dalam
Pengungkapan Kiamat diakses pada 24 Januari 2022,
17:56
http://repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/87/3/2144
10573-Muhammad%20Sapil-Pilihan.pdf
http://musicflashbqs.blogspot.com/2017/10/stilistika-al-quran-
pengertian.html?m=1

Page | 24

Anda mungkin juga menyukai