Kelompok 4 - Elektrolisis
Kelompok 4 - Elektrolisis
ELEKTROKIMIA
ELEKTROLISIS
Disusun Oleh:
Kelompok 4 (A1)
Mhd. Aidil Anwar NIM. 200140005
Rahma Romadhona NIM. 200140010
Siti Widya Safriani NIM. 200140027
Rugun Manik NIM. 200140125
Nurul Fadhilah NIM.210140048
Nurfia Arabiyah Mutiara S. NIM. 210140117
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan
apa yang kami harapkan. Sebagaimana telah diberikan tugas kepada kami untuk
membuat makalah tentang “Elektrolisis”. Shalawat beserta salam kepada
Rasulullah Muhammmad SAW. yang membawa ajaran kebenaran kepada sahabat
serta seluruh umat manusia hinga sampai detik ini. Makalah ini merupakan salah
satu tugas untuk memenuhi mata kuliah Elektrokimia.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun, kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua kami sehingga kendala-
kendala yang kami hadapi dapat teratasi. Terima kasih kami sampaikan untuk
semuanya. Kami sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif,
berguna untuk penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi
kesadaran tersendiri bagi generasi muda tentang ketenagakerjaan di
Indonesia.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi bagi
para pembacanya, khususnya bagi kami dan bagi para generasi muda yang akan
datang.
Tim Penyusun
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2
2.1 Pengertian Elektrolisis...............................................................................2
2.2 Konsep Dasar Elektrolisis.........................................................................2
2.3 Mekanisme Elektrolisis.............................................................................3
2.4 Jenis-Jenis Elektrolisis..............................................................................4
2. 5 Contoh Penerapan Elektrolisis.................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektrokimia adalah ilmu yag mempelajari aspek eletronik dan reaksi
kimia. Secara garis besar, sel elektrokimia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
sel volta dan sel elektrolisis. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta
karena listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan.
Elektrolisis merupakan proses kimia yang menggunakan listrik untuk
mengubah zat kimia menjadi bentuk lainnya. Dalam proses eletrolisis, suatu
senyawa ditempatkan di dalam larutan elektrolit dan dua elektroda yang terbuat
dari logam berbeda dicelupkan ke dalam larutan tersebut. Elektroda positif dikenal
sebagai anoda dan elektroda negatif dikenal sebagai katoda. Ketika arus listrik
dialirkan melalui larutan elektrolit, ion-ion di dalamnya akan bermigrasi menuju
elektroda yang berlawanan muatan. Ketika ion-ion tersebut mencapai elektroda,
mereka akan bereaksi membentuk produk baru.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Elektrolisis
Elektrokimia dengan reaksi redoks tidak spontan terjadi pada peristiwa
elektrolisis. Pada elektrolisis, arus listrik digunakan untuk memacu berlangsung
nya reaksi redoks yang tidak spontan. Dengan kata lain energi listrik diubah
menjadi energi kimia.
Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Pada sel
elektrolisis, reaksi kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan
elektrolit, yaitu energi listrik (arus listrik) diubah menjadi energi kimia (reaksi
redoks). Sel elektrolisis memiliki 3 ciri utama yaitu :
- Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas, ion-ion ini dapat
memberikan atau menerim elektron sehingga electron dapat mengalir
melalui larutan.
- Ada 2 elektroda dalam sel elektrolisis
- Ada sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan arus
listrik searah.
2
2.3 Mekanisme Elektrolisis
Prisip kerja sel elektrolisis ini adalah menghubungkan kutub negatif dari
sumber arus searah ke katode dan kutub psitif ke anode. Kutub negatif dari
sumber listrik akan mendorong elektron mengalir ke katoda bermuatan negatif (-).
Sementara kutub positif dari sumber listrik akan menarik electron dari anode
sehingga anode bermuatan positif (+). Katode yang bermuatan negative akan
menarik ion-ion positif dalam elektrolit, sehingga terjadi reaksi reduksi.
Sedangkan anoda yang bermuatan positif akan menarik ion-ion negative dalam
larutan elektrolit, sehingga terjadi reaksi oksidasi.
Reaksi sel elektrolisis pada lelehan senyawa ionik biasanya melibatkan
reaksi redoks yang lebih sederhana. Hal ini terjadi karena tanpa adanya air, kation
pun direduksi di katode dan anion akan dioksidasi di anoda.
Namun, apabila reaksi sel elektrolisis berlangsung dalam system larutan,
akan ada beberapa reaksi redoks yang akan bersaing. Jadi reaksi sel alektrolisis
akan cenderung lebih kompleks. Sel elektrolisis tersusun dari beberapa elemen
berikut :
a. Sumber listrik
Sumber arus yang digunakan adalah sumber arus searah atau DC,
contohnya yaitu baterai atau akki.
b. Elektrode
Elektrode terdiri dari anoda dan katoda. Anoda yaitu elektroda tempat
terjadinya reaksi oksidasi, katoda yaitu elektroda tempat terjadinya reaksi
3
reduksi. Elektroda ada 2 macam, yaitu inert (sangat sukar bereaksi) dan
non inert (bereaksi).Elektroda inert meliputi karbon (C), Emas (Au), dan
Platina (Pt). Elektroda non inert seperti tembaga (Cu), seng (Zn), dan besi
(Fe).
c. Elektrolit
Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan listrik, dapat berupa
larutan atau lelehan.Elektrolit yang dimaksud adalah asam , basa, garam.
4
- Ion-ion logam yang mempunyai potensial reduksi lebih dari -0.83 volt
direduksi menjadi logam yang diendapkan pada permukaan katode. M n+ +
ne M
- Ion H+ dari asam direduksi menjadi hydrogen. 2H+ + 2e → H₂
b. Reaksi pada Anode (Oksidasi pada Anion)
- Ion-ion yang mengandung oksigen (SO4²-, NO3, CO3²-) kecenderungan
untuk melakukan reaksi oksidasi lebih kecil dibanding air sehingga yang
dioksidasi adalah air. 2H₂O 4H+ + 4e + O₂
- Ion-ion yang tidak mengandung oksigen (CI -, Br, I-) cenderung mengalami
oksidasi dibanding air sehingga yang dioksidasi ion-ion itu.
- Ion OH- dari basa dioksidasi menjadi gas oksigen (O₂) 4OH - → 2H₂O +
4e + O₂
3. Sel Elektrolisis dengan Elektrolit Larutan dan Elektrode Tidak Inert
(Reaktif)
Pada sel ini elektrode tidak inert ikut bereaksi dan hanya terjadi di anode
Contoh dari elektrode ini adalah Cu, Fe, Zn, dan sebagainya, kecuali Pt dan C.
a. Reaksi pada katode
Reaksi yang terjadi sama dengan reaksi yang terjadi pada katode pada
kondisi sel elektrolisis dengan electrode inert.
b. Reaksi pada Anode
Logam anode akan teroksidasi menjadi larutan. Dalam hal ini, semua
anion tidak perlu diperhatikan.
5
Contoh: produksi klorin dan NaOH dalam industri. Secara industri klorin dan
NaOH dapat dibuat melalui elektrolisis larutan natrium klorida. Proses ini
disebut proses klor-alkali.
Elektrolisis larutan NaCl ini dapat menghasilkan NaOH dan Cl2 Reaksinya:
NaCl Na+ + Cl-
2H2O + 2Cl- 2OH- + H2 + Cl2
Katoda : 2H2O – 2e 2OH + H2
Anoda : 2Cl Cl2 + 2e
Reaksi yang terjadi :
2H2O + 2NaCl 2NaOH + H2 + Cl2
Pada proses elektrolisis keadaan harus dijaga agar Cl 2 yang terbentuk tidak
bereaksi dengan NaOH. Oleh karena itu ruang anoda dan katoda dipisahkan
dengan berbagai cara, yaitu dengan sel diafragma atau sel merkuri.
b) Pemurnian Logam
Salah satu contoh pemurnian logam yang akan dibahas kali ini adalah
pemurnian logam tembaga. Tembaga di murnikan secara elektrolisis. Tembaga
kotor dijadikan anoda, sedangkan pada katoda digunakan tembaga murni. Larutan
elektrolit yang digunakan adalah larutan larutan CuSO 4. Selama elektrolisis,
tembaga dari anoda terus menerus dilarutkan kemudian diendapkan pada katoda.
Reaksinya :
CuSO4 Cu2+ + SO42-
Katoda : Cu2+ + 2e Cu
Anoda : Cu Cu2+ + 2e
Cu Cu
c) Penyepuhan
Penyepuhan digunakan untuk melindungi logam terhadap korosi, atau
untuk memperbaiki penapilan. Pada penyepuhan, logam yang akan disepuh
dijadikan ketoda, sedangkan logam penyepuh sebagai katoda. Kedua elektroda
harus dicelup kedalam larutan garam dari logam penyepuh.
6
Selain ketiga macam penggunaan elektrolisis diatas, akan memaparkan
penggunaan atau penerapan lain penggunaan elektrolisis, khususnya elektrolisis
air untuk memproduksi biofuel yang efisien.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hao Feng dari Universitas
illionis. menyatakan bahwa penggunaan elektrolisis air ternyata lebih efektif dan
ramah linkungan pada langkah awal pembuatan biofuel campuran aseton-butanol-
etanol dari limbah industri alcohol dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia
yang bersifat keras (seperti asam kuat dan basa kuat) yang biasa dilakukan saat
ini.
Pada saat etanol diproduksi, dihasilkan DDGS (distiller’s dried grain with
solubles bi solubles bila dibahasa Indonesiakan kira-kira menjadi partikel kering
terdistilasi dengan zat terlarut), DDGS ini merupakan limbah industry alkhol dan
umumnya dipakai sebagai bahan pakan ternak, para peneliti tertarik untuk
meneliti DDGS ini disebabkan DDGS masih mengandung gula yang dapat
difermentasi untuk menghasilkan biofuel campuran aseton-butanol-etanol.
Banyak usaha yang dicari untuk mendapatkan gula ini dan salah satu hasil
penelitian dibawah ini telah memecahkan permasalahan tesebut.
“Untuk meproduksi biofuel maka Anda memerlukan material utama yaitu
“gula sederhana” seperti misalnya glukosa”, kata Hao Feng. “Glukosa yang ada di
dalam DDGS berikatan satu sama lain membentuk polimer dengan struktur yang
sangat kuat. Polimer ini membentuk struktur kristalin dimana memiliki sifat tidak
mudah di putus”, kata Feng.
“Untuk mendapatkan glukosanya, maka kita harus menghancurkan
strukturnya dan umumnya industri saat ini menggunakan asam kuat seperti asam
sulfat atau basa kuat untuk meregangkan ikatan antar glukosa dalam DDGS. Seali
strukturnya terpecah maka untuk selanjutkan kita menggunakan enzim untuk
memutuskan ikatan glukosa sehingga kita mendapatkan glukosa untuk
mendapatkan glukosa untuk proses fermentasi”
proses fermentasi” Pemutusan ikatan glukosa yang ada pada DDGS
dengan menggunakan bahan kimia tersebut diatas memiliki efek samping yang
tidak diinginkan. “Bila Anda meutuskan ikatan polimer glukosa dengan bahan
7
kimia maka dapat dihasilkan senyawa yang sangat tidak toleran terhadap
mikroorganisme yang dipakai untuk proses fermentasi. Senyawa inilah yang kita
sebut sebagai sebagai inhibitor yang bisa membunuh mikroorganisme yang
digunakan untuk membantu proses fermentasi”, kata Feng.
Feng sebenarnya adalah seorang food scientist di Universitas Illinois. Dia
biasanya menggunakan elektrolisis air di laboratoriumnya untuk membunuh
bakteri dan mikroorganisme lain seperti E. coli yang terdapat pada buah dan
sayuran segar. “Kami emiliki sebuah mesin dengan dua elektroda. Air bersifat
netral, akan tetapi kami menggunakan arus listrik untuk memecah molekul air
menjadi dua bagian dengan sifat yang berbeda- satu bersifat asam dan yang lain
basa”, kata Feng.
Menyadari bahwa proses ini memiliki kemiripan sifat seperti dalam
penggunaan asam sulfat dan soda kostik yang dipakai saat langkah awal
pengolahan DDGS maka Feng segera melakukan penelitian untuk
membandingkan penggunaan elektrolisis air dengan penggunaan bahan kimia
diatas pada proses pembuatan biofuel. Dengan menggunakan metode asam sulfat,
akan tidak ada biofuel yang dihasilkan sama sekali,” kata Feng.
“Senyawa berbahaya telah membunuh mikroorganisme penghasil biofuel
campuran aseton-butanol-etanol. Dengan menngunakan metode NaOH, setelah
setelah 60 jam fermentasi, biofuel aseton-butanol-etanol yang dihasilkan
dihasilkan relative sangat rendah.” Feng menjelaskan bahwa hal ini menunjukkan
adanya senyawa yang bersifat toksik. “mikroorganisme harus menghabiskan
banyak waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.” Akan tetapi
dengan penggunaan elektrolisis air kira-kira 20 jam maka proses fermentasi
segera berlangsung untuk menghasilkan biofuel campuran aseton-butanol-etanol.
Metode inilah yang menjadi contoh bahwa metode elektrolisis air menghasilkan
inhibitor yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode tradisional.
Feng menyatakan bahwa teknik baru ini juga menghilangkan satu step
produksi produksi biofuel. biofuel. “Dengan metode asam maka tentunya kita
harus melakukan satu step untuk menghilangkan inhibitornya. Dengan metode
8
elektrolisis air maka step ini tidak perlu dilakukan, dengan demikian teknik baru
ini menjadi jauh lebih ekonomis.
Manfaat lain dlimbah padat yang perlu untuk ditangani, dengan teknik
baru ini gula yang dihasilkan dapat diaksialkan sehingga hasil biofuel yang
dihasilkan juga dapat ditingkatkan. Saat ini teknik baru ini berhasil dalam skala
kecil dilaboratorium. “Langkah selanjutnya adalah melihat kepraktisan nilai
ekonomi proses ini,” kata Feng. “Secara teknis hal tersebut mungkin akan tetapi
kami nantinya perlu untuk membandingkan dengan metode tradisional dan kami
masih mencari sumber dana untuk melakukan percobaan data skala industri.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pada sel elektrolisis, reaksi kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan
melalui larutan elektrolit, yaitu energi listrik (arus listrik) diubah menjadi
energi kimia (reaksi redoks).
2. Sel elektrolisis tersusun dari beberapa elemen yaitu, sumber listrik,
elektrode, dan elektrolit.
3. Pada sel ini elektrode tidak inert ikut bereaksi dan hanya terjadi di anode
Contoh dari elektrode ini adalah Cu, Fe, Zn, dan sebagainya, kecuali Pt
dan C.
4. Pada saat etanol diproduksi, dihasilkan DDGS (distiller’s dried grain with
solubles bi solubles bila dibahasa Indonesiakan kira-kira menjadi partikel
kering terdistilasi dengan zat terlarut)
5. Air bersifat netral, akan tetapi kami menggunakan arus listrik untuk
memecah molekul air menjadi dua bagian dengan sifat yang berbeda- satu
bersifat asam dan yang lain basa
3.2 Saran
Dalam industri, elektrolisis dapat digunakan secara lebih luas dalam
produksi logam dan senyawa kimia berkualitas tinggi. Oleh karena itu,
penggunaan elektrolisis dapat dipromosikan dan dikembangkan dalam industri.
10
DAFTAR PUSTAKA
Galuh Eka Trisna, “Kimia Sel Elektrokimia”, Slide Share, diakses dari
http:/www.slideshsre.net/amaen/kimia.3docx, pada tanggal 8 Mei 2014
pukul 10.10
Harjani, Tarti, dkk. 2012. Kimia untuk SMAMA Kelas XII. Sidoarjo : Masmedia
Buana Pustaka
13
kation akan direduksi di
katoda ,
13. sedangkan anion
dioksidasi di anoda
14. Sel elektrokimia
adalah tempat
terjadinya aliran
elektron yang
ditimbulkan oleh
15. konversi energi kimia,
melalui pemisahan
reaksi oksidasi dan
reaksi reduksi dari suatu
16. redoks, menjadi
energi listrik atau
14
sebaliknya. Sel
elektrokimia dibedakan
menjadi sel
17. volta (sel galvani) dan
sel elektrolisis. Sel
elektrolisis merupakan
kebalikan dari sel
18. volta. Sel volta
melibatkan reaksi redoks
spontan yang
menghasilkan perubhan
energi
19. kimia menjadi energi
listrik, sedangkan sel
15
elektrolisis melibatkan
reaksi redoks tidak
20. spontan dan
memerlukan nnnk
16