Anda di halaman 1dari 2

1.

PT Andalan Sawit Utama merupakan Pabrik pengelolahanyang berada di PKS deli Serdang –
Sumatra utara , beroperasi 2 longsift dan memiliki karyawan sebanyak 316 orang. Perusahaan
ini memiliki P2K3 namun belum di daftarkn ke dinas ketenaga kerjaan provinsi Sulawesi utara
dan menjadi sekertaris p2k3 adalah manager hrd yang belum pernah di ikutsertakan dalam
pembinaan ahli k3 umum perusahaan ini menyimpan Achetylene dengan kuantitas 60 ton
dan memiliki petugas k3 kimia sebanyak 1 orang yang telah mendapatkan sertifikat
dari kementrian ketenagakerjaan. Selain itu terdapat juga penggunaan clhorine di ruang
produksi

di mana wadahnya tidak meiliki label serta MSDS di letakkan di ruang arsip . perusahaan in
memiliki ketel uap pipa air 3 buah dengan kapasitas 10 ton dan overhead crane dengan
kapasitas 25 ton. Baik ketel uap maupun pesawat angkat angkut terakhir di lakukan reksa uji
berkala pada tahun 2017. Petugas yang mengoprasikan ketel uap memiliki lisensi
operator peswat uap kelas 2, yang mengoprasikan forklift memiliki lisensi operator forklift
kelas 2 dan operator overhead crane kelas 3 seluruh lisensi tersebut di terbitkan oleh
kementrian ketenaga kerjaan RI Perusahaan ini di ruang produksi.

Sebagai calon ahli k3 Umum, bagaimana upaya anda dalam pemenuhan syarat-syarat di bawah
ini terkait :

1. Kelembagaan/Organisasi K3 dan Keahlian K3.


2. Pengendalian lingkungan kerja Bahan bahaya dan beracun.
3. Pemakaian Pesawat Uap & Pesawat angkat angkut.
4. Apakah perusahaan tersebut wajib menerapkan SMK 3? Jelaskan!
JAWABAN

1. Berdasarkan dasar hukum pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (P2K3) ialah Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
Disebutkan pada pasal 2 (dua) bahwa tempat kerja dimana pengusaha/pengurus
memperkerjakan 100 (seratus) orang atau lebih, atau tempat kerja dimana
pengusaha/pengurus memperkerjakan kurang dari 100 (seratus) tenaga kerja namun
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya
peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif pengusaha/pengurus wajib
membentuk P2K3.
Sekertris p2k3 haruslah ahli k3 umum sesuai dengan permenaker 04 tahun 1987 tentang
p2k3dan penunjukan ahli k3 pada pasal 3 ayat 2 yaitu Sekretaris P2K3 ialah ahli Keselamatan
Kerja dari perusahaan yang bersangkutan.

2. Perusahaan Wajib Mengendalikan bahan Kimia berbahaya sesuai Kepmenaker 187 thn 1999
tentang Pengendalian bahan bahaya di tempat kerja pasal 2 Pengusaha atau Pengurus
yang menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi dan mengangkut bahan kimia
berbahaya di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

3. Berdasarka Permenaker 08 tahun 2020 tentang pesawat angkat angkut Pasal 165 (1) Operator
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141 ayat (2) merupakan Tenaga Kerja yang memiliki
tugas: a. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan K3 Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut; b. melaksanakan identifikasi potensi bahaya pengoperasian Pesawat
Angkat dan Pesawat Angkut; c. melaksanakan teknik dan syarat-syarat K3 pengoperasian
Pesawat
Angkat dan Pesawat Angkut; d. melakukan pengecekan terhadap kondisi atau kemampuan
kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut, Alat Pengaman, dan alat-alat perlengkapan
lainnya sebelum pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut; dan e. bertanggung
jawab atas kegiatan pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut dalam keadaan
aman. Kemudian di ayat (6) tentang Operator forklift/lifttruck, rack stackers, reach stackers,
telehandler kelas I selain berwenang melakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) juga
berwenang: a. mengoperasikan forklift/lifttruck, rack stackers, reach stackers, telehandler

sesuai dengan jenisnya dengan kapasitas lebih dari 15 (lima belas) ton; dan b. mengawasi dan
membimbing kegiatan Operator kelas II
4. Perusahaan WAJIB untuk menerapkan SMK3 Berdasarkan PP No.50 Tahun 2012:
Karena memenuhi syarat seperti. Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus)
orang,Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.Perusahaan yang mempunyai potensi bahaya
tinggi berdasarkan penetapan Direktur Jenderal dan/atau Kepala Dinas Provinsi.
Penetapannya berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian di perusahaan oleh
pengawas ketenagakerjaan.

Anda mungkin juga menyukai