Anda di halaman 1dari 4

1

Nama : Ragionius MSA. (FT 4391)


Kaspar Indar Cahayadi Waruwu OFMCap. (FT 4317)
MK : Injil Yohanes
Dosen P. : Antonius Galih Arga Wiwin A, M. A., STD

Yesus adalah Sumber Air Hidup

Sebuah Analisis-Naratif tentang Yesus dan Wanita Samaria (Yoh. 4:1-42)

1. Pengantar

Injil Yohanes 4:1-42 mengisahkan pertemuan antara Yesus dan wanita Samaria yang
memuat narasi yang berimplikasi aksi. Pertemuan itu menampilkan topik-topik dialog tentang
identitas, kepercayaan (iman), dan makna kehidupan kekal. Melalui dialog ini, pengarang Injil
Yohanes menggambarkan bagaimana Yesus mengundang semua orang kepada keselamatan
kekal. Tawaran keselamatan itu tidak dibatasi oleh latar belakang sosial, suku maupun etnis.
Tetapi setiap orang seperti wanita Samaria dapat memperoleh keselamatan dan ia juga
memiliki pemahaman yang baik tentang kasih dan kebenaran ajaran Yesus.

2. Perkembangan Karakter Tokoh: Wanita Samaria

2.1. Awal Pertemuan (Yohanes 4:7-9):

Ketika wanita Samaria datang ke sumur, ia bertemu dengan Yesus. Wanita itu
mengenal Dia sebagai seorang Yahudi. Ia terkejut bahwa seorang Yahudi yang biasanya tidak
bergaul dengan orang Samaria itu meminta minum kepadanya. Peristiwa ini menunjukkan
bahwa wanita Samaria menyadari ketegangan relasi sosial antara orang Yahudi dan Samaria.
Sehingga ia tidak hanya bertindak sebagai seorang yang pasif dalam dialog, tetapi juga
bersikap angkuh dan keras kepala karena ia seorang perempuan Samaria. Dia bahkan
menentang klaim Yesus atas superioritas sebagai orang Yahudi, demi mempertahankan
kehormatan suku Samaria.

2.2. Ketidaktahuan dan Keraguan (Yohanes 4:10-12):

Ketika Yesus berbicara tentang “air hidup”, wanita Samaria menjadi bingung dan
skeptis. Dia mempertanyakan bagaimana mungkin Yesus dapat memberikan “air hidup”
kepadanya tanpa timba, sedangkan sumur itu sangatlah dalam. Ia juga mempertanyakan
identitas Yesus yang lebih besar daripada Yakub yang memberikan sumur tersebut kepada
orang Samaria. Apa yang dimaksud Yesus dengan air hidup? Air diidentikkan dengan Roh
(Yoh 7:39). Yang dimaksud oleh Yesus dengan air adalah Roh yang akan diterima oleh
mereka yang percaya kepada-Nya. Roh itu akan dicurahkan bagi mereka yang percaya pada
saat Yesus dimuliakan.
2

2.3. Merasa Tertarik dan Ingin Tahu (Yohanes 4:13-15):

Wanita Samaria mulai menunjukkan ketertarikannya kepada Yesus ketika ia


mendengar-Nya berbicara tentang “Sumber Air Hidup”. Ia memahami perkataan Yesus
tentang air hidup yang daripadaNya dapat menghilangkan dahaga untuk selamanya. Secara
spontan wanita itu meminta “air hidup” itu kepada Yesus, supaya ia tidak perlu kembali ke
sumur untuk menimba air. Peristiwa ini menandai bahwa wanita Samaria memiliki keinginan
untuk mendapatkan apa yang Yesus tawarkan kepadanya. Meskipun ia belum memahami
maksud dari air hidup yang ditawarkan oleh Yesus kepadanya.

2.4. Kesadaran atas Dosa Pribadi (Yohanes 4:16-18):

Wanita Samaria segera menyadari bahwa Yesus bukanlah orang biasa dari bangsa
Yahudi. Ia merasa heran dan terkejut ketika Yesus menyinggung kehidupan pribadinya,
termasuk jumlah suami yang ia miliki dan status perkawinannya. Ia menjadi sadar dan merasa
berdosa karena ia sedang hidup dengan suaminya dalam perkawinan yang tidak sah.

2.5. Pengakuan Wanita Samaria bahwa Yesus sebagai Nabi (Yohanes 4:19-20):

Pada ayat 19, wanita Samaria memberi pengakuan, “Tuhan, nyata sekarang kepadaku
bahwa Engkau seorang nabi”. Menyadari bahwa Yesus mengetahui kehidupan pribadinya,
wanita itu menyebut Yesus sebagai seorang nabi. Kemudian ia mengajukan pertanyaan
teologis tentang tempat penyembahan yang benar. Hal ini menandai bahwa wanita Samaria itu
mulai melihat Yesus sebagai seorang yang memiliki otoritas religius.

2.6. Pengakuan Yesus sebagai Mesias (Yohanes 4:25-26):

Secara implisit, Yesus memberitahu bahwa Dia adalah orang yang mereka nantikan,
“Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau” (ayat 26). Penjelasan tentang wanita
Samaria menjadi percaya tidak diuraikan secara implisit dalam kisah injil, tetapi dengan
sebuah kesaksian, “mungkinkah Dia Kristus?” (ayat 29). Maka dapat dipahami bahwa wanita
itu menjadi percaya karena perkataan Yesus kepadanya. Lebih lanjut setelah Yesus berbicara
tentang penyembahan yang benar, wanita itu mengakui Yesus sebagai Mesias. Ini merupakan
titik balik besar atas pemahamannya tentang Yesus.

2.7. Kesaksian dan Evangelisasi (Yohanes 4:28-30, 39):

Setelah wanita Samaria itu mengetahui bahwa Yesus adalah seorang Mesias. Ia pergi
dan bersaksi kepada orang banyak di kotanya. Kesaksiannya menyebabkan banyak orang
Samaria datang kepada Yesus dan mereka percaya kepada-Nya.

2.8. Konfirmasi Iman dari Orang Samaria Lainnya (Yohanes 4:41-42):

Orang-orang Samaria yang mendengar kesaksian wanita Samaria itu pun pergi ke luar
kota untuk menemui Yesus yang disebut Kristus. Mereka menjadi percaya bukan hanya
karena kesaksian wanita itu, melainkan karena mereka melihat dan mendengar ajaran Yesus
3

sendiri. Kemudian mereka juga bersaksi bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia. Sikap
beriman ini menunjukkan dampak besar dari kesaksian wanita Samaria yang bertemu dengan
Yesus.

3. Pemahaman Karakter Wanita Samaria tentang Yesus dan Ajaran-Nya

3.1. Awal Ketidakpahaman:

Pada awalnya, perempuan Samaria tidak mengenal siapa Yesus dan apa makna dari
“air hidup” yang ditawarkan kepadanya. Dia hanya berpikir sesuai konteks tempat dan praktis
tentang air yang ada dalam sumur Yakub.

3.2. Pengenalan Dosa dan Penerimaan Yesus:

Ketika Yesus menyinggung persoalan kehidupannya, wanita Samaria itu mulai


memahami bahwa Yesus memiliki pengetahuan dan otoritas yang tidak biasa. Peristiwa ini
membuatnya mengakui Yesus sebagai nabi.

3.3. Pemahaman Teologis:

Wanita Samaria mulai memahami ajaran Yesus tentang penyembahan dalam roh dan
kebenaran. Dia mengerti bahwa penyembahan yang benar tidak terbatas pada tempat fisik
semata, tetapi karena memiliki hubungan spiritual dengan Allah. Bagian ini memperlihatkan
adanya pengembangan tema teologis yang lebih besar, terutama berkaitan dengan hubungan
orang Yahudi dan Samaria, juga tentang eskatologi.

3.4. Pengakuan Yesus sebagai Mesias:

Ketika Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Mesias, wanita itu menjadi percaya dan
bersaksi kepada orang-orang di kotanya. Ia menegaskan kesaksian dan keyakinannya bahwa
Yesus adalah penyelamat yang dijanjikan.

3.5. Evangelisasi dan Penyebaran Ajaran Yesus:

Wanita Samaria menjadi salah satu pewarta pertama ajaran Yesus. Kesaksiannya
membawa banyak orang menjadi beriman. Ia tidak hanya menerima ajaran Yesus untuk
pribadinya sendiri, tetapi ia juga merasa terdorong untuk bersaksi kepada orang lain. Melalui
pertemuan dengan Yesus di sumur Yakub, wanita Samaria mengalami transformasi dari
ketidakpahaman dan keraguan menjadi pengakuan penuh keyakinan akan identitas Yesus
sebagai Mesias. Dia menjadi saksi yang efektif dan membawa banyak orang kepada iman,
menunjukkan perkembangan karakter yang signifikan.

4. Penutup

Berdasarkan uraian studi karakter di atas, Penulis menyimpulkan bahwa karakter


wanita Samaria dalam kisah pertemuannya dengan Yesus adalah karakter berkembang
(round), yakni dari orang tidak beriman menjadi beriman. Hal ini dapat dipahami dari sikap
4

awal wanita Samaria yang pasif karena menyadari dirinya sebagai orang Samaria tidak
bergaul dengan orang Yahudi. Ia datang ke sumur Yakub dengan tujuan menimba air. Namun
setelah ia mendengar ajaran Yesus, ia melupakan tujuan utamanya itu dan berubah sikap
menjadi berbalik sebagai orang yang aktif meminta “air hidup” kepada Yesus. Kemudian
wanita itu memberi pengakuan “Tuhan, nyata sekarang kepadaku bahwa Engkau seorang
nabi” (ayat 19). Perubahan sikap wanita Samaria ini merupakan indikasi setelah Yesus
mengetahui peristiwa hidupnya terutama pada bagian sentral kehidupan perkawinannya. Pada
ayat 27-28 dikisahkan bahwa ketika para murid datang menghampiri Yesus dan wanita yang
sedang bercakap-cakap, wanita Samaria itu pergi ke kota tanpa tempayannya. Hal ini menarik,
sebab tujuan utama wanita Samaria adalah menimba air di sumur, sementara sekarang ia
meninggalkan tempayannya ketika ia mendengar Yesus berbicara tentang Diri-Nya sebagai
Mesias. Ia telah menerima air hidup yang memberikan kelegaan baginya. Pada akhirnya ia
menjadi percaya dan bersaksi kepada semua orang di kotanya.

Daftar Pustaka

Foster, Timothy D. JESUS AND THE SAMARITAN WOMAN RECAST. ABR 70 (2022), hlm
65-82.

Riyadi, St. Eko. Yohanes: “Firman Menjadi Manusia”. Yogyakarta: Kanisius, 2011.
Scaer, Peter J. Jesus and the Woman at the well: Where Mission Meets Worship.
Sukendar, Yohanes. Perjalanan Iman Wanita Samaria (Yoh 4:1-2).

Anda mungkin juga menyukai