Anda di halaman 1dari 29

Diajukan dalam rangka praktek klinis dokter internsip sekaligus

sebagai bagian dari persyaratan menyelesaikan program


internsip dokter Indonesia di Puskesmas Balowerti Kota Kediri

Skabies
Disusun oleh:
dr. Ryan Aprilian Putri

Pembimbing
dr. Henry Mulyono

Identitas

Pasien

Nama pasien
: An. N
Usia
: 2 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
No. RM
: 1xxx
Alamat
: Kel. Balowerti, Kec. Kota, Kota Kediri
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Warga Negara
: Warga Negara Indonesia (WNI)
Bahasa Ibu
: Jawa, Indonesia
Pendidikan
: Belum bersekolah
Pekerjaan
: Belum bekerja
Status pernikahan
: Belum menikah

Subjective
Keluhan Utama: Gatal-gatal pada sela-sela jari tangan dan kaki.
RPS: Pasien anak N, perempuan usia 2 tahun datang ke
Puskesmas Balowerti diantar oleh ibu dan kakaknya dengan
keluhan gatal-gatal pada sela-sela jari tangan dan kaki. Keluhan
berawal dari rasa gatal kemudian timbul bercak-bercak
kemerahan yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya
pasien merasa gatal hanya di tangan kemudian menyebar
sampai ke telapak kaki dan seluruh tubuh kecuali wajah, leher,
dan dada. Keluhan gatal dirasakan semakin hebat terutama
pada malam hari dan menyebabkan pasien sering terbangun
hampir setiap malam. Pasien merupakan seorang anak usia 2
tahun yang senang bermain di tanah dan pasir yang kotor di
lingkuran dekat rumahnya bersama teman sebayanya. Keluhan
lain seperti demam, batuk pilek, ataupun lainnya disangkal.
Riwayat alergi makanan atau obat disangkal. Riwayat gigitan
hewan atau serangga disangkal.

Subjectiv

RPD

Pasien tidak pernah menderita penyakit


seperti ini sebelumnya

RPK

Ibu dan kakak kandung pasien memiliki


keluhan yang serupa dengan pasien.
Riwayat alergi pada anggota keluarga
lainnya disangkal.

RPSos

Pasien
Pasien mandi
mandi 2x
2x sehari.
sehari. Menurut
Menurut ibu
ibu pasien,
pasien, pasien
pasien
sering
sering bermain
bermain tanah
tanah dan
dan pasir
pasir dengan
dengan teman
teman teman
teman
sebayanya.
Pasien
sering
tidur
bersama
ibu,
bapak
sebayanya. Pasien sering tidur bersama ibu, bapak
serta
serta kakaknya
kakaknya dalam
dalam satu
satu kamar
kamar dan
dan memakai
memakai
peralatan
yang
sama
seperti
handuk
dan
peralatan yang sama seperti handuk dan sprei.
sprei.

Objective
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum: Cukup
GCS: 456
Vital sign
Tensi: tidak diukur
Nadi: 92x/menit
RR: 28x/menit
Temp: 36,6oC
Antropometri
BB: 12,4 kg
TB: tidak diperiksa

Objective
Status

Generalis
Kepala leher:
AICD -/-/-/ pembesaran KGB (-)
Thorax:

Pulmo:
Inspeksi : simetris, retraksi -/ Palpasi : ekspansi dinding dada simetris, stem fremitus normal
Perkusi : son/son
Auskultasi: ves +/+, Rh -/-, Wh-/ Cor:
Inspeksi: hemithorax bulging (-)
Palpasi: kuat angkat (-), thrill (-)
Perkusi: ukuran jantung kesan normal
Auskultasi: S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:

Inspeksi: flat
Auskultasi: BU(+) normal
Palpasi: soefl, H/L ttb, Turgor normal
Perkusi: tympani, shifting dullness (-)

Ekstrimitas

: hangat kering merah, CRT<2 detik, edema -/-

Objective
Status Lokalis (Efloresensi)
At regio dorsum manus dextra et sinistra, intra digiti dextra et
sinistra: Papul eritema multipel, bentuk bulat berbatas tegas,
penyebaran diskrit, vesikel miliar sampai lentikular disertai erosi
dengan ukuran 0,5cm-1cm

Objective

At regio pedis dextra et sinistra, intra digiti dextra et


sinistra: Papul eritema multipel, bentuk bulat berbatas
tegas, penyebaran diskrit, vesikel miliar sampai lentikular
disertai erosi dan ekskoriasi dengan ukuran 0,5cm-1cm

Diagnosis
Working

diagnosis
: Skabies
Diffenrential Diagnosis : Dermatitis
Kontak Iritan

Planning
Planning

Therapy:
R/ Permethrin 5% salep kulit No I
1 dd ue
R/ CTM tab 4mg No.3
Mf la pulv dd No.X
3 dd pulv I
Planning Diagnosis:
Tidak dilakukan
Planning Monitoring:
Keluhan subyektif pasien
Efloresensi

Planning
Planning
1.
2.
3.

4.
5.
6.

Education:

Sprai penderita harus sering diganti dengan yang baru maksimal


tiga hari sekali.
Pakaian dan barang-barang yang berbahan kain dianjurkan untuk
disetrika sebelum digunakan.
Pakaian, handuk dan barang-barang lainnya yang pernah digunakan
oleh penderita harus dipisahkan dan direndam dengan air panas
terlebih dahulu sebelum dicuci.
Menghindari kontak langsung dengan penderita lain seperti berjabat
tangan dan tidur bersama.
Membiasakan hidup bersih sehat serta makan makanan yang
bergizi.
Benda-benda yang tidak dapat dicuci dengan air (bantal, guling,
selimut) dijemur di bawah sinar matahari.

PEMBAHASAN
SKABIES

Definisi
Skabies

adalah penyakit kulit yang


disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabiei dan
produknya. Cara penularan:

Kontak
langsung

kontak kulit
dengan kulit

Kontak Melalui benda


tak
langsung

Epidemiologi
Prevalensi di seluruh dunia diperkirakan sekitar 300 juta
kasus setiap tahun.

Skabies terjadi pada kedua jenis kelamin, pada semua


umur, di semua kelompok etnis, dan di semua tingkat
sosial ekonomi.

Faktor predisposisi umum adalah kepadatan penduduk


(Walton SF,2004) migrasi, kebersihan yang buruk, status
gizi buruk, tunawisma, dan kontak seksual

Sarcoptes scabiei termasuk filum


Arthopoda , kelas Arachnida, ordo
Ackarina, superfamili Sarcoptes.
Pada manusia disebut Sarcoptes
scabiei var. hominis.
Tungau S. scabiei berwarna putih
krem dan berbentuk oval yang
cembung pada bagian dorsal dan
pipih pada bagian ventral . Tungau
betina dewasa berukuran 300 - 500
x 230 - 340 m sedangkan yang
jantan berukuran 213 - 285 x 160 210 m.
Permukaan tubuhnya bersisik dan dilengkapi dengan kutikula serta
banyak dijumpai garis-garis paralel yang berjalan transversal

Etiologi dan Morfologi

Siklus Hidup

Setelah
kopulasi,yang
terjadi di atas
kulit, tungau
jantan akan mati
Tungau betina
yang telah
dibuahi, menggali
terowongan dalam
stratum korneum,
dengan kecepatan
2-3 mm sehari
dan sambil
meletakkan
telurnya 2 atau 4
butir sehari
sampai mencapai
jumlah 40 atau
50.
Siklus hidup S.
scabiei berkisar 30
- 60 hari.

Gatal
Gatal yang
yang terjadi
terjadi disebabkan
disebabkan
oleh
oleh sensitisasi
sensitisasi terhadap
terhadap
sekreta
dan
ekskreta
sekreta dan ekskreta tungau
tungau
yang
memerlukan
waktu
yang memerlukan waktu kirakirakira
sebulan
setelah
infestasi.
kira sebulan setelah infestasi.

Tungau
Tungau skabies
skabies menginduksi
menginduksi
antibodi
antibodi IgE
IgE dan
dan menimbulkan
menimbulkan
reaksi
reaksi hipersensitivitas
hipersensitivitas tipe
tipe
cepat.
Lesi-lesi
di
sekitar
cepat. Lesi-lesi di sekitar
terowongan
terowongan terinfiltrasi
terinfiltrasi oleh
oleh
sel-sel
sel-sel radang.
radang.

Patogenesis

Pada
Pada saat
saat itu
itu kelainan
kelainan kulit
kulit
menyerupai
dermatitis
dengan
menyerupai dermatitis dengan
ditemukannya
ditemukannya papul,
papul, vesikel,
vesikel, urtika
urtika
dan
lain-lain.
Dengan
garukan
dan lain-lain. Dengan garukan dapat
dapat
timbul
timbul erosi,
erosi, ekskoriasi,
ekskoriasi, krusta
krusta dan
dan
infeksi
sekunder
infeksi sekunder

Pemeriksaan
Pemeriksaan

fisik
fisik

Anamnesa
Anamnesa

Pemeriksaan
Pemeriksaan
penunjang
penunjang

DIAGNO
SA

anamnesis
Gatal-gatal disertai dengan munculnya bruntus-bruntus di
daerah telapak tangan, sela jari, punggung jari.

Bruntus-bruntus meluas sampai ke genitalia, perut, lutut


Gatal memberat saat malam
Sudah terdapat pus / nanah
Pasien tinggal bersama orang tua. Pasien tidur satu kasur
dengan ibu dan adik. Ibu dan adik pasien juga mengeluh
keluhan yang sama. Dengan kebiasaan menggunakan handuk
yang sama dengan adiknya.

SKABIE
Sosial
ekonomi
Tropis<< <<
Sanitasi
Anak-anak
Tinggal
Higiene
<<
Sbersama

Penegakan Diagnosis

Prutitus
nokturna

Menyerang
sekelompok
orang

Adanya
terowongan
pada
daerah
predileksi

Ditemukan
Tungau

Tanda Kranial

PEMERIKSAAN FISIK
Distribusi

: regional
Ad Regio : punggung tangan, sela-sela jari,
telapak tangan, perut, genitalia,
selangkangan, lutut kaki kanan.
Lesi : Multipel, diskret, sebagian konfluens,
bentuk bulat, ukuran miliar sampai lentikuler
diameter bervariasi antara 0,2-0,5 mm,
batas tidak tegas, menimbul dari permukaan
kulit,tepi tidak tampak lebih aktif, lesi kering.
Efloresensi : Papul eritematosa, Ekskoriasi,
krusta, pustul

Diagnosis skabies dapat ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda


kardinal. Namun demikian, diagnosis pasti skabies ditegakkan dengan
ditemukannya tungau melalui pemeriksaan mikroskop, yang dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain

Kerokan Kulit

Mengambil
Tungan
dengan jarum

Epidermal
Shave Biopsy

Tes Tinta
Burowi

Tetrasiklin
Topikal

Biopsi Kulit

Penegakan
Diagnosis

Kuretase
Terowongan

PENATALAKSANAAN
Non
medikamentosa

Medikamentosa

M
larr
ula
nu
en
Me
irii
dir
nd
an
iha
eb
Ke
rsih
ers
be
K
n
an
ga
ng
un
ku
gk
d
ng
lin
n li
an
da
n
tan
ata
ba
P
ob
go
ng
en
Pe
l
m
al
sa
ss
as
ma
k
ruk
aru
ga
gg
ng
en
me
nm
Jan
an
ga
ng
Ja
s
ras
era
ke
te
lu k
alu
rla
terl

To
all
ika
pik
op
T
n
an
da
sitt d
rasi
A
ara
pa
tip
nti
An
k
tik
A
ioti
bio
tib
nti
An

ik
Sis
mik
tem
iste
S
n
an
A
da
1 d
H1
AH
k
tik
A
ioti
bio
tib
nti
An

OBAT ANTI PARASIT


Belerang
endap (sulfur
presipitatum)

Salep, cream, kadar 4-20 %


Tidak efektif pada stadium telur
Berbau, mengotori pakaian
Kadang-kadang menimbulkan iritasi
Aman pada bayi kurang dari 2 tahun

Emulsi benzil
benzoas
(20-25%)

Efektif terhadap semua stadium


Sering iritasi
Kadang-kadang makin gatal setelah dipakai

Cream, lotio, kadar 1%


Efektif terhadap semua stadium
Jarang menyebabkan iritasi
Toksik terhadap SSP
Kontraindikasi pada anak umur < 6 tahun dan
wanita hamil

Gama Benzena
Heksa Klorida
(Gammexane)

OBAT ANTI PARASIT


Krotamiton
10%

Cream, lotio
Antiskabies
Antigatal
Jauhkan dari mata, mulut dan uretra

Permetrin
5%

Cream
Kurang toksik dibandingkan
Tidak dianjurkan pada anak

Ivermectin

gameksan
kurang dari 2 tahun

Ivermectin 200 mikrogram/kg tab untuk hari ke


1 dan hari ke 8 (tidak dianjurkan untuk anak
<15kg/wanita hamil dan menyusui.

1. Erupsi dapat berbentuk limfangitis, impetigo, ektima,


selulitis, folikulitis dan furunkel jika skabies dibiarkan tidak
diobati selama beberapa minggu sampai beberapa bulan.
2. Pada anak-anak sering terjadi glomerulonefritis
3. Pemakaian anti skabies misalnya gamma benzena
heksaklorida yang berlebihan dan terlalu sering dapat
menimbukan dermatitis kontak iritan
4. Terjadi iritasi dalam penggunaan benzyl benzoate sehari 2
kali terutama pada pemakian di genitalia pria
5. Dapat timbul infeksisekunder sistemik yang memperberat
perjalanan penyakit seperti pielonefritis, abses, internal,
pneumonia piogenik dan septikemia.

Komplikasi

Quo ad vitam :
ad bonam
scabies tidak
mengancam nyawa
walaupun
membutuhkan
pengobatan yang
rutin dan teratur

Quo ad
Quo ad
fungsionam : ad sanationam : ad
bonam
bonam
tidak
mengakibatkan
gangguan fungsi
organ-organ tubuh

penyakit ini dapat


sembuh dengan
pengobatan yang
baik dan benar

PROGNOSIS

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai