Anda di halaman 1dari 49

UROLITHIASIS

M. Akbar Maulana
30101407231
SGD 9
Definisi

Urolitiasis pembentukan batu


didalam sistem traktus urinarius
sehingga menimbulkan
manifestasi sesuai dengan
derajat penyumbatan yang
terjadi ginjal, ureter, kandung
kemih atau uretra.
Terbentuknya batu saluran kemih gangguan
aliran urine, gangguan metabolik, infeksi
saluran kemih, dehidrasi dan keadaan keadaan
lain yang masih belum terungkap (idiopatik)

Dalam menegakkkan diagnosa pada urolitiasis


memerlukan peranan radiologi
Anatomi
Ginjal
Ginjal batas atas ginjal adalah vertebra
toraks kedua belas, dan batas bawah ginjal
adalah lumbal ketiga. Ginjal kanan terletak
sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm)
dibanding ginjal kiri
Fungsi ginjal :
Eksresi produk sisa metabolik dan
bahkan kimia asing
Pengaturan keseimbangan air dan
elektrolit, osmoalitas cairan tubuh dan
konsentrasi elektrolit, tekanan arteri,
keseimbangan asam-basa dan
metabolisme ion kalisum dan vitamin D
Sekresi, metabolisme, dan eksresi
homon
Glukoneogenesis
Menghasilkan hormon antara lain:
eritropoetin, yang berperan dalam
pembentukan sel darah merah. Renin
yang berperan dalam mengatur tekanan
darah, serta hormon prostaglandin.
Vaskularisasi Ginjal
Ureter
Ureter berbentuk tabung kecil
yang berfungsi mengalirkan urine
dari pielum ginjal ke dalam buli-buli
terdapat beberapa tempat yang
ukuran diameternya relatif lebih
sempit dari pada tempat lain
fungsinya mencegah terjadinya
aliran balik urine dari vesika urinria
ke ureter atau refluks vesiko-ureter
pada saat buli-buli berkontaksi
Tempat-tempat penyempitan itu antara lain
adalah:
Pada perabatasan antara pelvis renalis dan ureter atau pelvi
ureter junction
Tempat ureter menyilang arteri iliaka di ronggo pelvis
Pada saat ureter masuk ke vesika urinaria dalam posisi miring
dan berada di dalam otot vesika urinaria (intramural)

Ureter dibagi menjadi dua bagian

ureter pars abdominalis, yaiu yang berada dari pelvis renalis


sampai menyilang vasa ilika,
ureter pars pelvika, yaitu mulai dari persilangan dengan vsa ilika
sampai masuk buli-buli.
Vesika
urinaria
Vesika urinaria terdiri atas 3
permukaan, yaitu :
Permukaan superior yang
berbatasan dengan ronggo
peritoneum
Dua permukaan inferolateral
Permukaan superior. Permukaan
superior merupakan lokus minoris
(daerah terlemah) dinding vesika
urinaria.
Vesika urinaria berfungsi
menampung urine dari ureter
dan kemudian
mengeluarkannya melalui
uretra dalam mekanisme miksi
Uretra
Uretra merupakan tabung yang
menyalurkan urine ke luar dari
vesika urinaria melalui proses
miksi.
Secara anatomis uretra dibagi
menjadi 2 bagian yaitu
uretra posterior tdd uretra pars
prostatia dan uretra pars membranesa
Uretra anterior tdd pars bulbosa, pars
penularis, fossa navukularis dan
meatus uretra eksterna
Panjang uretra
wanita kurang lebih 3-5 cm
uretra pria dewasa kurang lebih 23-25
cm (Perbedaan panjang inilah yang
menyebabkan keluhan hambatan
pengeluaran urine lebih sering ada
pria)
Gangguan aliran air Gangguan
kemih metabolisme
Fimosis
Hiperparatiroidisme
Idiopatik


Striktur meatus
Hipertrofi prostat
Refluks vesiko uretral
Hiperurisemia
Hiperkalsuria(ekskresi
Ureterokele kalsium urin lebih
Konstriksi hubungan besar dari 4
ureteropelvik mg/kg/hari)
Infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme berdaya membuat
urease (proteus mirabilis)
Dehidrasi
Kurang minum, suhu lingkungan tinggi
Benda asing
Fragmen kateter, telur sistosoma
Jaringan mati (nekrosis papil)
Multifaktor
Anak di negara berkembang
Penderita multitrauma
Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya
penyakit batu saluran kemih.
Patogenesis

Pembentukan batu saluran kemih memerlukan


keadaan supersaturasi.

Beberapa reaktan dapat memacu pembentukan


batu seperti asam urat, dan memacu batu kalsium
oksalat.

Batu ginjal dapat berbentuk bila dijumpai satu atau


beberapa faktor pembentuk kristal kalsium dan
menimbulkan agregasi pembentukan batu.
Proses pembentukan batu dimungkinkan dengan
kecenderungan ekskresi agregat kristal yang lebih besar dan
kemungkinan sebagai kristal kalsium oksalat dalam air kemih

agregasi kristal menjadi cukup besar sehingga tertinggal dan


biasanya ditimbun pada duktus kolektikus akhir.

Sekitar 20% pasien batu ginjal merupakan batu kalsium


merupakan batu kalsium dan kebanyakan terdiri dari kalsium
oksalat atau agak jarang kalsium fosfat.
PATHOPHYSIOLOGY

Source :
Pathophysiology journal undip
Pathogenesis journal undip
S
Therapeutic
Klasifikasi
Klasifikasi menurut Teori Batu
jenis batu: Teori nukleasi
Batu Kalsium Teori matriks
Batu struvit
Teori penghambat k
Batu urat
ristalisasi
Batu jenis lain (sistin,
batu xantin, batu
triamteren dan batu
silikat) sangat
jarang dijumpai
Gejala Klinis

Pielolitiasis, gejala dan tandanya


Tidak ada gejala atau tanda
Nyeri pinggang sisi atau sudut kostovertebral
Hematuria makroskopik atau mikroskopik
Pielonefritis atau sistitis
Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing
Nyeri tekan kostovertebral
Batu tampak pada pemeriksan pencitraan
Gangguan faal ginjal
Serangan nyeri
Mual/ muntah
Kegelisahan
Ureterolitiasis, Nyeri alih ke regio
gejala dan inguinal
tandanya Perut kembung (ileus
paralitik)
Hematuria (apabila ada
sumbatan)
Pernah mengalami penyakit akibat
sumbatan batu sebelumnya atau adanya
Adanya riwayat keluarga yang mempunyai keluhan
yang sama
riwayat yang Diet (tinggi garam dan oxalat)
berhubungan Konsumsi cairan yang tidak mencukupi
kebutuhan tubuh
dengan Obat- obatan
peningkatan Penyakit lainnya (seperti gout, diabetes,
IBD)
faktor resiko : Imobilisasi
Operasi saluran kemih atau digestiv
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan sedimen urine :
Menunjukan adanya leukosit,
Hematuria, dijumpai kristal-kristal
pembentuk batu. Pemeriksaan kultur
urine mungkin menunjukkan adanya
adanya pertumbuhan kuman
pemecah urea.
Pencitraan

Radiografi diperlukan untuk :


Menegakan diagnosis pasti
Mengetahui letak batu dan
ukuran dari batu
Untuk memprediksi tindakan
medis apa yang harus dilakukan
Diagnosis Banding

Kolelithiasis yang
tumpang tindih Kalsifikasi
dengan ginjal pankreas
kanan

Kalsifikasi arteri
Flebolith
renal
Peran pencitraan :

Pemastian diagnosis klinis

Menilai lokasi batu, memastikan


ukuran dan densitas batu

Penatalaksanaan selanjutnya
Gambaran urolithiasis
Modalitas radiologi dalam diagnosis
Modalitas Sensitivitas (%) Spesifisitas (%) Kelebihan Kekurangan

USG 19 97 Terjangkau Kurang baik dalam visualisasi batu


ureter
Baik untuk melihat hidronefrosis

Tidak meradiasi
BNO 45-59 71-77 Terjangkau dan murah Kurang baik untuk melihat batu di
ureter media dan batu radiolusen
Digunakan sebagai pemeriksaan
awal
IVP 64-87 92-94 Terjangkau Kualitas foto bervariasi

Memberikan informasi yang adekuat Butuh persiapan dan penggunaan


tentang batu (lokasi, radiodensitas, kontras
& ukuran), anatomi, dan fungsi
kedua ginjal
CT non-kontras 95-100 94-96 Paling definitif dan spesifik Mahal dan kurang terjangkau

Tidak menunjukkan derajat Tidak mengukur fungsi ginjal


obstruksi dengan jelas

Memberikan informasi tentang


kondisi selain sistem genitourinari
CT-urografi 100 100 Paling sensitif dan spesifik, dengan Mahal dan kurang terjangkau
dengan kontras mengevaluasi fungsi ginjal
Pencitraan :
BNO

IVP

Ultrasonografi

CT- Scan.
BNO

Foto polos Skrining Batu


abdomen untuk kalsium
pemeriksaan yang
dengan
kelainan- berukuran
persiapan 1-2 mm
kelainan
Batu
Bayangan, urologi
xystine
ukuran, yang
posisi Sensitivitas berukuran
antara 44%- 3-4 mm
77% Kecuali
radiolusen
Batu Ginjal Batu Ureter Batu Staghorn Batu Ginjal
IVP (Intravenous Pyelography)

Indikasi IVP :
Nyeri
Kelainan pinggang
Tipe X-ray yang anatomi
dapat Hematuria
dan
menggambarkan kelainan Frequency
keadaan system fungsi ginjal (sering miksi)
urinaria melalui Dysuria
bahan kontras Suspected
radio-opak renal calculus
Tumor ginjal
Pembacaan IVP :
Menit Uraian

0 Foto Polos Perut


5 Melihat fungsi ekskresi ginjal. Pada ginjal normal system pelvikaliseal sudah
tampak
15 Kontras sudah mengisi ureter dan buli-buli
30 Foto dalam keadaan berdiri, dimaksudkan untuk menilai kemungkinan
terdapat perubahan posisi ginjal (ren mobilis)
60 Melihat keseluruhan anatomi saluran kemih, antara lain: filling
defect,hidronefrosis, double system, atau kelainan lain.
Pasca Pada buli-buli diperhatikan adanya identasi prostat, trabekulasi, penebalan
miksi otot detrusor, dan sakulasi buli-buli.
Menilai sisa kontras (residu urine) dan divertikel pada buli-buli.
60 menit

30menit

15 menit

5 menit

Post miksi
Pemakaian Kontras !!!!

Alergi Terhadap Media Kontras

Metformin

Reduced renal function

Hipertiroid tanpa pengobatan


USG (Ultrasonografi)

Gelombang suara Batu non opak Batu >5mm


(ultrasound) terdeteksi sebagai sensitifitas 95%
frekuensi 1-10 echoic shadow. dan dengan
MHz. spesifitas hampir
Mendeteksi batu 100%, batu yang
Aman, berkali- kali kaliks, pelvis,PUJ , lain 78% dan 31%
VUJ dan
Membedakan pelebaran sistem
antara massa traktur urinarius
padat (hiperekoik) bagian atas.
dengan massa
kistik (hipoekoik),
Indikasi :
Kolik renal/ureter
Suspek masa ginjal
Ginjal yang tidak berfungsi pada urografi
Hematuria
Infeksi kemih yang rekuren
Trauma
Suspek penyakit polikistik
Gagal ginjal dengan penyebab yang tidak diketahui
Batu > 5 mm
USG sukar untuk mendeteksi kalkuli ureter, karena gas usus
di atasnya, kecuali kalkuli dalam ureter distal, di mana
kandung kemih penuh bertindak sebagai akustik window
Kalkuli tampak echogenic
Batu ginjal kiri Batu UVJ kiri
T Scan tanpa kontras

Diagnostik yang akurat


99% batu termasuk batu radiolusen akan terlihat
Membedakan komposisi batu
Mengenal secondary sign
Mahal dan tidak tersedia pada setiap daerah
CT Scan normal batu pelvis renal batu ureter
staghorn stone pelvocalic ginjal kiri. dilatasi ureter ,pelvocalic proximal ureter
PRONOSIS

Letak batu obstruksi mempermudah infeksi


Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi
penurunan fungsi ginjal
Makin besar batu makin buruk prognosis
KOMPLIKASI

Terbentuk abses
Pyelonefritis
Terbentuk fistula urinarius
Perforasi ureter
Urosepsis yang bisa disebabkan oleh obstruksi
Obstruksi total selama 48 jam kerusakan ginjal irreversible

Anda mungkin juga menyukai