DAN KERING
Oleh :
Kelompok 2 (Kelas B)
Anggota Kelompok
Agalloco, 2008
Sterilisasi Produk Obat
CPOB, 2013
Hendaklah ada suatu cara yang jelas untuk membedakan antara produk yang
sudah disterilkan dan yang belum. Seluruh wadah penampung produk, keranjang
ataupun nampan hendaklah diberi label yang jelas serta mencantumkan nama
bahan, nomor bets dan tanda sudah disterilkan atau belum.
Catatan sterilisasi atau salinannya hendaklah tersedia untuk tiap siklus sterilisasi.
Catatan ini hendaklah disetujui sebagai bagian dari prosedur pelulusan bets.
CPOB, 2013
Semua proses sterilisasi hendaklah divalidasi. Perhatian khusus hendaklah
diberikan bila metode sterilisasi yang digunakan tidak sesuai dengan standar
farmakope atau standar nasional lain, atau bila digunakan untuk produk yang
bukan merupakan larutan sederhana dalam air atau minyak.
Untuk mendapatkan sterilisasi yang efektif, semua bahan harus dicakup dalam
penanganan yang dipersyaratkan dan proses hendaklah didesain untuk
memastikan hal ini dapat dicapai.
CPOB, 2013
Cara Sterilisasi Menurut FI III – Seperti pengertiannya bahwa Steril adalah keadaan
suatu zat yang bebas dari mikroba hidup, baik yang patogen (menimbulkan penyakit)
maupun apatogen atau nonpatogen. lalu kita akan bahas Cara Sterilisasi Menurut FI
III, seperti berikut:
Cara A (Pemanasan secara basah; autoklaf pada suhu 115°C – 116°C selama 30 menit
dengan uap air panas).
Cara B (dengan penambahan bakterisida).
Cara C (dengan penyaring bakteri steril)
Cara D (pemanasan secara kering; oven pada suhu 150°C selama 1 jam dengan udara
panas).
Cara aseptik (mencegah dan menghindarkan lingkungan dari cemaran bakteri
seminimal mungkin) (Depkes, 1979)
STERILISASI PANAS BASAH
(PANAS UAP)
Sterilisasi dengan Panas Basah
( Lachman, 1986)
Uap jenuh mempunyai aktivitas pembunuhan yang tinggi dan dapat
membunuh semua jenis mikroorganisme, termasuk spora yang resisten
dalam waktu 15 menit pada temperatur 121°C.
( Lachman, 1986)
Keuntungan
Kerugiannya adalah banyak bahan yang sensitif terhadap panas atau panas
lembab dan keterbatasan panas lembab untuk berpenetrasi melalui wadah.
Pada metode sterilisasi ini, udara harus dihilangkan karena udara dapat
menghalangi difusi uap air.
Tidak digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak lemak, sediaan berminyak
dan sediaan yang tidak dapat ditembus oleh uap air atau pensterilan serbuk
terbuka yang mungkin rusak oleh uap jenuh Spora-spora yang kadar airnya
rendah, sukar dihancurkan.
(Ansel, 1989)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
sterilisasi uap Suhu
A. SUHU
Peningkatan suhu akan menurunkan waktu proses sterilisasi secara dramatis.
Sebagai gambaran, waktu yang diperlukan untuk membunuh satu juta B.
stearothermophillus pada suhu 115,6ºC adalah 42,6 menit, dengan menaikkan
suhu sampai 140,6ºC waktu yang diperlukan hanya 8 detik.
( Turco, 1989)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Sterilisasi Uap
B. KELEMBABAN
Efek penambahan daya bunuh pada sterilisasi uap disebabkan karena
kelembaban yang akan menurunkan suhu yang diperlukan supaya terjadi
denaturasi dan koagulasi protein.
( Turco, 1989)
Metoda Panas Lembab
Uap bertekanan
Sterilisasi dengan menggunakan tekanan uap jenuh dalam sebuah autoklaf.
Ini merupakan metoda sterilisasi yang biasa digunakan dalam industri farmasi,
karena dapat diprediksi dan menghasilkan efek destruksi bakteri, dan parameter-
parameter sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat dengan mudah dikontrol dan
monitoring dilakukan sekali dalam satu siklus yang divalidasi.
( Lachman, 1986)
Uap panas pada 1000C
Uap panas pada suhu 1000C dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir
atau air mendidih. Metoda ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir
dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur.
( Lachman, 1986)
Pemanasan dengan bakterisida
Pemanasan ini menggunakan uap panas 1000C. Metoda ini digunakan
untuk larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada temperatur yang
biasa diterapkan pada autoklaf.
( Lachman, 1986)
Air mendidih
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi
jarum spuit, penutup karet, dan alat-alat bedah. Bahan- bahan ini harus benar-benar tertutupi
oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan
dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunkan pemijaran.
( Lachman, 1986)
KUALIFIKASI KINERJA AUTOKLAF
Kualifikasi Kinerja Autoclaf
Untuk mengetahui sejauh mana performa Autoclave yang kita gunakan, sudah sesuai
kebutuhan dan memenuhi persyaratan atau tidaknya harus dilakukan Performa
Qualifikasi (PQ) yang terdiri dari :
Heat Distribution test : untuk mengetahui pemerataan distribusi panas keseluruh ruang
dalam autoclave
Heat Penetration Test : untuk mengetahui efektifitas kinerja autoclave padamaterial yang di
sterilkan, biasanya menggunakan Bioindikator untuk pembuktiannya
TUJUAN
Untuk mengetahui kinerja dari sensor atau kemampuan sensing dari sensor.
Kalibrasi merupakan salah satu aspek kritis yang wajib diimplementasikan pada
instrumen dan atau peralatan yang memiliki alat ukur
Keuntungan Kerugian
Dapat digunakan untuk membunuh Hanya digunakan untuk zat-zat yang
spora dan bentuk vegetatifnya dari tahan penguraian pada suhu diatas
semua mikroorganisme
kira-kira 140oC
Umumnya digunakan untuk senyawa-
senyawa yang tidak efektif disterilkan Diperlukan temperature yang lebih
dengan uap air panas tinggi dan waktu yang lebih panjang
Metode pilihan bila dibutuhkan
peralatan yang kering atau wadah yang
kering seperti pada zat kimia kering
atau larutan bukan air
Senyawa dan alat-alat yang dapat disterilkan dengan metode
panas kering (oven)
TAHAP
PEMANASAN
TAHAP
PEMANASAN
TAHAP
EQUILUBRUM
TAHAP
PENDINGINAN
CHAMBER
Pada tahap pemanasan udara panas dihasilkan melalui mekanisme listrik dan
sirkulasi pada chamber.
Tahap plateu (sterilisasi) yang dimulai ketika sensor mendeteksi tercapainya suhu
proses sterilisasi pada chamber.
Pada saat seluruh chamber memiliki suhu yang sama maka akan berakhir fase
equilubrum dan dimulai fase “holding time” atau sterilisasi.
Tahap akhir adalah tahap pendinginan chamber.
Oven
Sterilisasi Pemijaran Langsung
http://www.pom.go.id/new/files/pedoman_cpob.pdf diakses
tanggal 28/11/2017 jam 19:42
VALIDASI STERILISASI PANAS BASAH
Validasi Overview
(HSA, 2013)
d. pola muatan autoklaf
Menggambarkan muatan autoklaf secara representatif dan bagian diluarnya. e.g : metal
basket.
e. metode dan kontrol untuk memonitor proses produksi
e.g : pengatur suhu dan indikator mikrobilogi
Ketika digunakan autoklaf yang diatur oleh komputer maka temperatur dan
tekanan terkadang harus di tunjukan dengan print out data dan dilakukan check secara
rutin. dan yang terpenting indikator biologis dan termometer maksimum kalibrasi harus
terpasang pada autoklaf.
f. kualifikasi kembali dari proses produksi autoklaf
Lakukan kualifikasi secara rutin dan tidak terjadwal
(HSA, 2013)
g. pemrosesan kembali
Lakukan validasi terhadap proses, seperti proses pemanasan
h. rawat autoklaf
Proses perawatan autoklaf harus di dokumentasi dan diikuti dengan tegas
(HSA, 2013)
Kualifikasi proses pemanasan
(HSA, 2013)
3. Monitor panas
Thermocouplles secara akurat +0.50C. thermocuples harus di validasi sesudah dan
sebelum di gunakan pada temperatur 0 dan 125 derajat cellcius.
4. Efek dari muatan terhadap pemasukan panas
Data harus dimasukan jumlah minimum dan makskimum dari muatan.
(HSA, 2013)
Proses kefektifan terhadap mikrobiology
(HSA, 2013)
metode uji sterilitas dan uji ketersediaan
(HSA, 2013)
Validasi Protokol
Lanjutan:
karakteristik kinerja dari semua peralatan missal:
- alat pengukur tekanan
- Katup
- sistem alarm
- Timer
- laju aliran uap / tekanan
- pendingin laju aliran air
- fungsi siklus controller
- pintu penutupan gasket dan sistem istirahat udara dan filter
Validasi Protokol
metodologi untuk memantau kinerja dari peralatan dan proses dan metodologi
pengujian Labatory
personil yang bertanggung jawab untuk semua tahap dan evaluasi akhir (harus
memiliki pengalaman dan pelatihan yang diperlukan dan berwenang)
Pengujian laboratorium harus dilakukan oleh laboratorium yang kompeten, metodologi harus
didokumentasikan
Semua instrumen harus dikalibrasi misal:
- perekam suhu dan sensor
- termokopel
- sensor tekanan untuk jaket dan ruang
- timer
- monitor konduktivitas air pendingin
- aliran meter untuk air / uap
- indikator tingkat air saat air pendingin yang digunakan
- termometer termasuk untuk referensi termokopel, monitoring ruang dan pengujian laboratorium
Validasi Kalibrasi
Konsep Fo
Faktor mematikan setara dengan waktu pada 121 ° C
1 menit pada 121 ° C setara dengan Fo dari 1.
Kematian dapat diakumulasikan selama panas dan fase pendinginan
Minimum Fo dibutuhkan oleh proses sterilzation adalah terkait dengan ketahanan beban
biologis yang (D-nilai)
Fo = D121 (UUPA - Log B)
dimana:
"D121" adalah sama dengan waktu pada 121°C untuk mengurangi populasi organisme yang
paling tahan di setiap kontainer produk sebesar 90% (atau 1 log)
"A" adalah jumlah mikroba per kontainer
"B" adalah probabilitas diterima maksimal survival (Sterility Assurance Level, 10-6)
Validasi Sterilisasi
Prinsip dasar
Instalasi Kualifikasi (IQ)
memastikan bahwa peralatan dipasang sesuai spesifikasi pabrikan
Operasi Kualifikasi (OQ)
Memastikan peralatan, kontrol kritis perlatan dan instrumentasi yang mampu beroperasi dalam
parameter yang diperlukan
Perfomance Qualifcation (PQ)
Menunjukkan bahwa kondisi sterilisasi yang dicapai di semua bagian dari beban sterilisasi
Fisik dan mikrobiologi
Validasi Peralatan
instalasi Kualifikasi
Memastikan peralatan dipasang sesuai spesifikasi pabrikan
Pertimbangan untuk peralatan baru dan yang sudah ada
Spesifikasi untuk jenis autoclave, bahan konstruksi, pasokan listrik dan layanan dukungan,
alarm dan sistem pemantauan dengan toleransi dan persyaratan akurasi
Diperlukan bukti yang terdokumentasi terhadap peralatan yang ada bahwa peralatan dapat
memenuhi spesifikasi proses
Validasi Peralatan
Kualifikasi operasional
Memastikan peralatan, peralatan kontrol kritis dan instrumentasi yang mampu beroperasi dalam parameter
yang diperlukan
Tiga atau lebih tes dijalankan yang mana akan menunjukkan:
- kontrol, alarm, perangkat monitoring dan indikator operasi fungsi
Integritas
- tekanan ruang dipertahankan
- vakum ruang dipertahankan (jika ada)
- prosedur tertulis secara akurat mencerminkan operasi peralatan
- pre-set parameter operasi tercapai untuk setiap operasi yang djalankan
Validasi Kinerja
Kualifikasi Kinerja
Menunjukkan bahwa kondisi sterilisasi yang dicapai di semua bagian dari beban sterilisasi
Fisik dan mikrobiologi
Fisik
Studi distribusi panas pada ruang kosong
- maksimum dan minimum waktu siklus dan suhu
- untuk mengidentifikasi pola distribusi panas termasuk poin pemanasan paling lambat
- perangkat suhu penginderaan multiple harus digunakan (termokopel)
- lokasi perangkat harus didokumentasikan dan memastikan bahwa distribusi panas seragam
Validasi Kinerja
Laporan validasi harus menunjukkan persyaratan dalam protokol validasi telah dipenuhi, setiap
penyimpangan harus dibenarkan
Rekualifikasi harus diulang secara tahunan (biasanya satu run yang diterima)
1. Desain Kualifikasi
Tata letak fasilitas, keputusan batch atau proses berkelanjutan.
Persyaratan dan spesifikasi utilitas.
Persyaratan diferensial tekanan.
Kapasitas sterilisasi yang dibutuhkan.
Jenis bahan yang harus disterilkan.
Setiap persyaratan untuk presterilisasi.
Kriteria penerimaan :
Penurunan jumlah endotoksin tidak kurang dari 3log atau 1000 EU pada tiap lokasi.
Kontrol positif endotoksin menunjukkan jumlah minimal 1000 EU.
Kontrol negatif endotoksin tidak menunjukkan adanya endotoksin.
Daftar pustaka
Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat. Jakarta: UI- Press
Depkes RI. 1976. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes
Depkes. 2013. CPOB
Health Science Authority. 2013. Validation of Moist Heat Sterilisation. Health Science
Authority
James Agalloco.2008. Validation of pharmaceutical Processes.USA
Lachman, L, et all. 1986. Teori dan Praktek Industri Farmasi Third Edition. Philadelphia: Lea
and Febiger.
Turco, Salvabore. 1979. Sterile Dosage Form. Philadelpia: Lea and Flehninger