Anda di halaman 1dari 86

VALIDASI STERILISASI PANAS BASAH

DAN KERING
Oleh :
Kelompok 2 (Kelas B)
Anggota Kelompok

 Fitria Yeni (1411012006)  Yoan Yasril (1411012019)


 Yumi Rahmatika (1411012007)  Maulia Agustinancy (1411012024)
 Tiara Yulinda Putri (1411012008)  Gantis Alfidasari (1411012025)
 Elva Latifatul K (1411012010)  Maghfira Maulani (1411012026)
 Adinda Putri (1411012011)  Salmi Mardhiyah (1411012033)
 Radika Vionita (1411012012)  Rizki Oktarini (1411012041)
 Mutia Rahma Yunita (1411012013)  Ria Hummam Pramiba (1411012042)

 Delila Eliza (1411012014)  Dhiya Zhafira (1411012043)


DEFINISI
Defenisi Sterilisasi

 Sterilisasi diperlukan untuk menghancurkan secara menyeluruh atau menghilangkan


semua mikroorganisme (termasuk bakteri yang membentuk spora dan yang tidak
membentuk spora, virus, jamur, dan protozoa) yang dapat mengontaminasi sediaan
farmasetik atau bahan lain yang dapat membahayakan kesehatan.
 Karena pencapaian keadaan steril yang absolut tidak dapat didemonstrasikan,
sterilitas dari sediaan farmasetik hanya dapat ditunjukkan dalam arti probabilitas.
Keefektifan proses sterilisasi bergantung dari sifat dasar produk, jangkauan dan tipe
kontaminasi, dan kondisi penyiapan produk jadi. Syarat untuk GMP/CPOB harus
diobservasi pada seluruh tahapan produksi dan sterilisasi.

(The International Pharmacopoeia 6th,


2016)
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau
benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisasi secara mekanik (
filtrasi ) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau
0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini
ditunjukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan
antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau
penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan pemijaran, pemanasan kering,
menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan.

Agalloco, 2008
Sterilisasi Produk Obat

 Sterilisasi dapat dicapai dengan penggunaan panas basah atau


panas kering, dengan radiasi pengionan, dengan etilen oksida atau
dengan filtrasi yang dilanjutkan dengan pengisian secara aseptis
ke dalam wadah akhir yang steril. Masing-masing cara sterilisasi
mempunyai kelebihan dan kekurangan.

CPOB, 2013
 Hendaklah ada suatu cara yang jelas untuk membedakan antara produk yang
sudah disterilkan dan yang belum. Seluruh wadah penampung produk, keranjang
ataupun nampan hendaklah diberi label yang jelas serta mencantumkan nama
bahan, nomor bets dan tanda sudah disterilkan atau belum.

Catatan sterilisasi atau salinannya hendaklah tersedia untuk tiap siklus sterilisasi.
Catatan ini hendaklah disetujui sebagai bagian dari prosedur pelulusan bets.

CPOB, 2013
 Semua proses sterilisasi hendaklah divalidasi. Perhatian khusus hendaklah
diberikan bila metode sterilisasi yang digunakan tidak sesuai dengan standar
farmakope atau standar nasional lain, atau bila digunakan untuk produk yang
bukan merupakan larutan sederhana dalam air atau minyak.
 Untuk mendapatkan sterilisasi yang efektif, semua bahan harus dicakup dalam
penanganan yang dipersyaratkan dan proses hendaklah didesain untuk
memastikan hal ini dapat dicapai.

CPOB, 2013
 Cara Sterilisasi Menurut FI III – Seperti pengertiannya bahwa Steril adalah keadaan
suatu zat yang bebas dari mikroba hidup, baik yang patogen (menimbulkan penyakit)
maupun apatogen atau nonpatogen. lalu kita akan bahas Cara Sterilisasi Menurut FI
III, seperti berikut:
 Cara A (Pemanasan secara basah; autoklaf pada suhu 115°C – 116°C selama 30 menit
dengan uap air panas).
 Cara B (dengan penambahan bakterisida).
 Cara C (dengan penyaring bakteri steril)
 Cara D (pemanasan secara kering; oven pada suhu 150°C selama 1 jam dengan udara
panas).
 Cara aseptik (mencegah dan menghindarkan lingkungan dari cemaran bakteri
seminimal mungkin) (Depkes, 1979)
STERILISASI PANAS BASAH
(PANAS UAP)
Sterilisasi dengan Panas Basah

 Sterilisasi ini menggunakan uap jenuh.


 Penanganan dilakukan dengan uap jenuh air bertekanan tinggi
dalam sterilisator uap yang disebut autoklaf
 Sebagian produk farmasi tidak tahan panas dan tidak dapat
dipanaskan pada temperature yang dibutuhkan untuk sterilisasi
panas kering (±170◦C).

( Lachman, 1986)
Uap jenuh mempunyai aktivitas pembunuhan yang tinggi dan dapat
membunuh semua jenis mikroorganisme, termasuk spora yang resisten
dalam waktu 15 menit pada temperatur 121°C.

( Lachman, 1986)
Keuntungan

 Metode ini murah dibandingkan dengan metode lain.


 Metoda ini sederhana dan cepat, hanya membutuhkan pemantauan waktu, temperatur, dan
tekanan.
 Adanya uap air dalam sel mikroba menimbulkan kerusakan pada temperatur yang relatif
rendah daripada tidak ada kelembaban
 Metode ini digunakan untuk sediaan farmasi dan bahan-bahan yang dapat tahan terhadap
temperatur yang digunakan dan penembusan uap tetapi tidak timbul efek yang tidak
dikehendaki akibat uap air
 Sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih mudah dibunuh
 Dipergunakan untuk larutan jumlah besar, alat-alat gelas, pembalut operasi dan instrument
 Dapat membunuh semua bentuk mikroorganisme vegetatif
(Ansel, 1989)
Kerugian

 Kerugiannya adalah banyak bahan yang sensitif terhadap panas atau panas
lembab dan keterbatasan panas lembab untuk berpenetrasi melalui wadah.
 Pada metode sterilisasi ini, udara harus dihilangkan karena udara dapat
menghalangi difusi uap air.
 Tidak digunakan untuk mensterilkan minyak-minyak lemak, sediaan berminyak
dan sediaan yang tidak dapat ditembus oleh uap air atau pensterilan serbuk
terbuka yang mungkin rusak oleh uap jenuh Spora-spora yang kadar airnya
rendah, sukar dihancurkan.

(Ansel, 1989)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
sterilisasi uap Suhu

A. SUHU
 Peningkatan suhu akan menurunkan waktu proses sterilisasi secara dramatis.
 Sebagai gambaran, waktu yang diperlukan untuk membunuh satu juta B.
stearothermophillus pada suhu 115,6ºC adalah 42,6 menit, dengan menaikkan
suhu sampai 140,6ºC waktu yang diperlukan hanya 8 detik.

( Turco, 1989)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Sterilisasi Uap

B. KELEMBABAN
 Efek penambahan daya bunuh pada sterilisasi uap disebabkan karena
kelembaban yang akan menurunkan suhu yang diperlukan supaya terjadi
denaturasi dan koagulasi protein.

( Turco, 1989)
Metoda Panas Lembab

 Uap bertekanan
Sterilisasi dengan menggunakan tekanan uap jenuh dalam sebuah autoklaf.
Ini merupakan metoda sterilisasi yang biasa digunakan dalam industri farmasi,
karena dapat diprediksi dan menghasilkan efek destruksi bakteri, dan parameter-
parameter sterilisasi seperti waktu dan suhu dapat dengan mudah dikontrol dan
monitoring dilakukan sekali dalam satu siklus yang divalidasi.

( Lachman, 1986)
 Uap panas pada 1000C
Uap panas pada suhu 1000C dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir
atau air mendidih. Metoda ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir
dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur.

( Lachman, 1986)
 Pemanasan dengan bakterisida
Pemanasan ini menggunakan uap panas 1000C. Metoda ini digunakan
untuk larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada temperatur yang
biasa diterapkan pada autoklaf.

( Lachman, 1986)
 Air mendidih
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang sangat banyak dalam sterilisasi
jarum spuit, penutup karet, dan alat-alat bedah. Bahan- bahan ini harus benar-benar tertutupi
oleh air mendidih dan harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah sterilisasi bahan-bahan
dipindahkan dan air dengan pinset yang telah disterilisasi menggunkan pemijaran.

( Lachman, 1986)
KUALIFIKASI KINERJA AUTOKLAF
Kualifikasi Kinerja Autoclaf

 Tujuannya: memastikan, menjaga dan menjamin peralatan atau instrument telah


terpasang dan dapat berfungsi secara benar sesuai kriteria yang diinginkan
 Definisi : segala kegiatan pembuktian dan pendokumentasianbahwa sebuah
system dan atau alat sudah terpasang dengan benar dan berfungsi secara benar
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan atau keinginan pemakai

PETUNJUK OPERASIONAL PENERAPAN PEDOMAN CPOB PEMBUATAN PRODUK STERIL, 2013


Kualifikasi Kinerja Autoklaf Hendaklah mencakup :

Distribusi panas Pengukuran Hendaklah menggunakan probe / termokopel


minimal 10 buah; 12 buah untuk 2 m3 dantiap penambahan 1 m3 Jumlah
probe/Termokopel hendaklah ditambah 2, dengan perbedaan suhu antar probe
/termokopel tidak lebih dari 1°C sedangkan titik tertinggi dan terendah hasil
pemeriksaan distribusi panas hendaklah maksimal 5°Cdalam keadaan kosong
Penetrasi panas, Penetrasi panas dilakukan menggunakan mikroba standar antara
lain:*Bacillus stearothermophilus

PETUNJUK OPERASIONAL PENERAPAN PEDOMAN CPOB PEMBUATAN


PRODUK STERIL, 2013
 Kualifikasi hendaklah dilakukan terhadap otoklaf dalam keadaan Baik kosong
maupun terisi untuk tiap jenis muatan, misal: wadah terisi, wadah kosong,
pakaian dan sebagainya. Untuk muatan yang berisi cairan lebih dari 100 ml
(misalnya 250 ml, 500 ml dan 1000 ml) hendaklah dilakukan pemetaan suhu
(container mapping).
 Pemetaan suhu dapat dilakukan dengan ”bracketing method” bila mempunyai
ketiga jenis kemasan tersebut. Untuk proses sterilisasi wadah yang besar, filter
yang sudah dirakit dalam rumah filter dan obat jadi dalam kemasan yang besar,
termokopel dan bioindikator hendaklah dimasukkan kedalamnya

PETUNJUK OPERASIONAL PENERAPAN PEDOMAN CPOB


PEMBUATAN PRODUK STERIL, 2013
FREKUENSI

 Kualifikasi / Re-kualifikasi dilakukan pada waktu tertentu :


1. Yang sudah ditentukan oleh perusahaan pembuat
2. Ada perubahan yang signifikan (perbaikan / modifikasi)
3 Yang ditetapkan dalam PROTAP masing-masing pengguna berdasarkan analisa
resiko (1 th atau 2 th sekali)

PETUNJUK OPERASIONAL PENERAPAN PEDOMAN CPOB


PEMBUATAN PRODUK STERIL, 2013
UJI PERFORMA / KUALIFIKASIAUTOCLAVE

 Untuk mengetahui sejauh mana performa Autoclave yang kita gunakan, sudah sesuai
kebutuhan dan memenuhi persyaratan atau tidaknya harus dilakukan Performa
Qualifikasi (PQ) yang terdiri dari :
 Heat Distribution test : untuk mengetahui pemerataan distribusi panas keseluruh ruang
dalam autoclave
 Heat Penetration Test : untuk mengetahui efektifitas kinerja autoclave padamaterial yang di
sterilkan, biasanya menggunakan Bioindikator untuk pembuktiannya

PETUNJUK OPERASIONAL PENERAPAN PEDOMAN CPOB


PEMBUATAN PRODUK STERIL, 2013
KALIBRASI TEMPERATURE SENSOR AUTOCLAVE

 TUJUAN
 Untuk mengetahui kinerja dari sensor atau kemampuan sensing dari sensor.
 Kalibrasi merupakan salah satu aspek kritis yang wajib diimplementasikan pada
instrumen dan atau peralatan yang memiliki alat ukur

PETUNJUK OPERASIONAL PENERAPAN PEDOMAN CPOB


PEMBUATAN PRODUK STERIL, 2013
Heat Distribution Test

 Tujuan: untuk mengetahui pemerataan distribusi panas keseluruh ruang dalam


autoklaf
 Heat Distribution Test menempatkan beberapa sensor suhu kalibrator pada
sejumlah titik di dalama utoclave yang telah ditentukan berdasarkan dimensi
autoclave , dikondisikan dengan suhu dan waktu yang ditentukan dan dipantau
menggunakan validator

PETUNJUK OPERASIONAL PENERAPAN PEDOMAN CPOB


PEMBUATAN PRODUK STERIL, 2013
Heat Penetration Test

 Tujuan: untuk mengetahui efektifitas kinerja autoklaf, dan material yang


dikeringkan, biasanya menggunakan bioindikator untuk pembuktiannya
 Heat Penetration Test Proses sama dengan uji pemerataan tetapi
ditambahkanmaterial yang disterilkan dan dibuktikan dengan menggunakan
bioindikator.

PETUNJUK OPERASIONAL PENERAPAN PEDOMAN CPOB


PEMBUATAN PRODUK STERIL, 2013
STERILISASI PANAS KERING
Sterilisasi Panas Kering

 Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan :


 Pemanasan
 Penyinaran
 Salah satu metode pemanasan adalah dengan metode sterilisasi panas
kering
Sterilisasi Udara Panas Oven

 Pada sterilisasi panas kering pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui


mekanisme oksidasi hingga terjadinya koagulasi protein sel.
 Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas.
 Panas akan diserap oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke
bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu sterilisasi tercapai.
 Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada oven :
 170°C (340 F) sampai 1 jam
 160°C (320 F) sampai 2 jam
 150°C (300 F) sampai 2,5 jam
 140°C (285 F) sampai 3 jam
Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan Kerugian
 Dapat digunakan untuk membunuh  Hanya digunakan untuk zat-zat yang
spora dan bentuk vegetatifnya dari tahan penguraian pada suhu diatas
semua mikroorganisme
kira-kira 140oC
 Umumnya digunakan untuk senyawa-
senyawa yang tidak efektif disterilkan  Diperlukan temperature yang lebih
dengan uap air panas tinggi dan waktu yang lebih panjang
 Metode pilihan bila dibutuhkan
peralatan yang kering atau wadah yang
kering seperti pada zat kimia kering
atau larutan bukan air
Senyawa dan alat-alat yang dapat disterilkan dengan metode
panas kering (oven)

 Petrolatum cair (minyak mineral)


 Parafin
 Serbuk yang tidak stabil oleh pemanasan seperti ZnO
 Selain itu alat-alat yang dapat disterilkan dengan metode ini yaitu seperti alat-
alat gelas dan alat-alat bedah
Siklus Kerja Mesin

TAHAP
PEMANASAN

TAHAP
PEMANASAN
TAHAP
EQUILUBRUM

TAHAP
PENDINGINAN
CHAMBER
 Pada tahap pemanasan udara panas dihasilkan melalui mekanisme listrik dan
sirkulasi pada chamber.
 Tahap plateu (sterilisasi) yang dimulai ketika sensor mendeteksi tercapainya suhu
proses sterilisasi pada chamber.
 Pada saat seluruh chamber memiliki suhu yang sama maka akan berakhir fase
equilubrum dan dimulai fase “holding time” atau sterilisasi.
 Tahap akhir adalah tahap pendinginan chamber.
Oven
Sterilisasi Pemijaran Langsung

 Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas,


filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya.
 Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat
lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung.
 Papan salep, lumpang dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini.
 Dalam semua kasus bagian yang di sterilisasi paling lama 20 detik.
 Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian
leher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung
dengan api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan
disegel
KUALIFIKASI KINERJA OVEN
http://www.pom.go.id/new/files/pedoman_cpob.pdf diakses
tanggal 28/11/2017 jam 19:42
http://www.pom.go.id/new/files/pedoman_cpob.pdf diakses
tanggal 28/11/2017 jam 19:42
Kualifikasi Kinerja Oven

Kualifikasi hendaklah dilakukan terhadap oven dalam keadaan kosong


maupun terisi untuk tiap jenis muatan, misal: wadah kosong, nozzle dan
sebagainya. Untuk produk yang harus bebas pirogen, kualifikasi oven hendaklah
mencakup validasi proses depirogenisasi.

http://www.pom.go.id/new/files/pedoman_cpob.pdf diakses
tanggal 28/11/2017 jam 19:42
VALIDASI STERILISASI PANAS BASAH
Validasi Overview

 Pemilihan proses sterilisasi harus sesuai untuk produk


 sterilisasi terminal adalah metode pilihan
 panas lembab (autoklaf) adalah proses yang paling umum digunakan untuk
sterilisasi terminal
 produk harus tidak terpengaruh oleh panas
 integritas wadah / penutupan harus ditetapkan
 item yang disterilkan harus mengandung air (jika disegel) atau bahan harus
memungkinkan untuk menghilangkan udara dan penetrasi uap untuk uap (panas
lembab) sterilisasi
Gambaran proses sterilisasi produk

a. Produk obat dan sistem pengemasan


Menggambarkan produk obat dan siistem pengemasnya harus di sterilisasi. contoh
: isi produk dan kemasan sekunder.
b. Proses sterilisasi
Mencakup kelengkapan, komponen-komponen, bahan, dan bagian terbesar dari
produk dan substansi obat.
c. proses autoklas dan spesifikasi yang di tunjukan
Menggambarkan proses yang terjadi pada autoklaf, parameter dan spesifikasi yang
harus di tunjukan seperti tekanan, ventilasi uap, temperatur serta waktu yang dibutuhkan
hingga produk di dinginkan kembali.

(HSA, 2013)
d. pola muatan autoklaf
Menggambarkan muatan autoklaf secara representatif dan bagian diluarnya. e.g : metal
basket.
e. metode dan kontrol untuk memonitor proses produksi
e.g : pengatur suhu dan indikator mikrobilogi
Ketika digunakan autoklaf yang diatur oleh komputer maka temperatur dan
tekanan terkadang harus di tunjukan dengan print out data dan dilakukan check secara
rutin. dan yang terpenting indikator biologis dan termometer maksimum kalibrasi harus
terpasang pada autoklaf.
f. kualifikasi kembali dari proses produksi autoklaf
Lakukan kualifikasi secara rutin dan tidak terjadwal

(HSA, 2013)
g. pemrosesan kembali
Lakukan validasi terhadap proses, seperti proses pemanasan
h. rawat autoklaf
Proses perawatan autoklaf harus di dokumentasi dan diikuti dengan tegas

(HSA, 2013)
Kualifikasi proses pemanasan

1.Kalibrasi semua perlengkapan pada proses sterilisasi uap termasuk temperatur


dan tekanan.
2. selidiki penyebaran dan pelepasan panas
penyelidikan panas melalui 2 fase :
1. distribusi panas pada autoklaf kosong
2. distribusi panas pada autoklaf berisi
sedangkan pelepasan panas dilihat dari nilai F0 yang di dapatkan dari lokasi
yang dingin pada bagian dalam autoklaf. pengulangan validasi ini sangat di
perlukan jika autoklaf berpindah posisi.

(HSA, 2013)
3. Monitor panas
Thermocouplles secara akurat +0.50C. thermocuples harus di validasi sesudah dan
sebelum di gunakan pada temperatur 0 dan 125 derajat cellcius.
4. Efek dari muatan terhadap pemasukan panas
Data harus dimasukan jumlah minimum dan makskimum dari muatan.

(HSA, 2013)
Proses kefektifan terhadap mikrobiology

1. identifikasi dan karakterisasi dari organisme hidup


informasi dari ukuran dan tipe dari mikrobiologi sangat diperlukan
2. spesifikasi mikroorganisme
dilakukan monitoring terhadap mikro organisme secara rutin
3. identifikasi resitensi dan stabilitas dari indikator
hubungan antara sifat fisik dan mikrobiologi sangat di tentukan oleh indikator
mikrobilogi.
4. resistensi dari indikator mikrobiologi
5. penyelidikan terhadap pesaingan pertumbuhan mikrobiologi
(HSA, 2013)
Sistem Sterilisasi Menggunakan Komputer

1. programable logic controllers harus di validasi secara rutin


2. cetak hasil sterilisasi secara elektronik
3. level dari akses dan keamanan sistem harus di tentukan dengan software dan
parameter yang kritis untuk sterilisasi

(HSA, 2013)
metode uji sterilitas dan uji ketersediaan

(HSA, 2013)
Validasi Protokol

 Persyaratan untuk Sterilisasi Panas Basah


 Proses lainnya mengikuti persyaratan yang sama
 Protokol validasi harus mencakup rincian berikut untuk setiap proses sterilisasi,
seperti:
- tujuan proses dalam hal jenis produk
- wadah / sistem penutupan
Validasi Protokol

 SAL memerlukan spesifikasi untuk:


- Waktu
- Suhu
- Tekanan
- Pola pembebanan
- Dan keterangan tentang semua peralatan dan dukungan sistem dalam hal jenis,
model, kapasitas dan jangkauan operasi
Validasi Protokol

Lanjutan:
 karakteristik kinerja dari semua peralatan missal:
- alat pengukur tekanan
- Katup
- sistem alarm
- Timer
- laju aliran uap / tekanan
- pendingin laju aliran air
- fungsi siklus controller
- pintu penutupan gasket dan sistem istirahat udara dan filter
Validasi Protokol

 metodologi untuk memantau kinerja dari peralatan dan proses dan metodologi
pengujian Labatory
 personil yang bertanggung jawab untuk semua tahap dan evaluasi akhir (harus
memiliki pengalaman dan pelatihan yang diperlukan dan berwenang)

Kesemuanya harus divalidasi.


Validasi Kalibrasi

 Pengujian laboratorium harus dilakukan oleh laboratorium yang kompeten, metodologi harus
didokumentasikan
 Semua instrumen harus dikalibrasi misal:
- perekam suhu dan sensor
- termokopel
- sensor tekanan untuk jaket dan ruang
- timer
- monitor konduktivitas air pendingin
- aliran meter untuk air / uap
- indikator tingkat air saat air pendingin yang digunakan
- termometer termasuk untuk referensi termokopel, monitoring ruang dan pengujian laboratorium
Validasi Kalibrasi

 Indikator harus dikalibrasi


 indikator fisik dan kimia harus diuji untuk menunjukkan respon diterima ke waktu dan suhu
 indikator biologis harus diuji untuk menghitung dan waktu respon paparan/temperatur
 untuk indikator komersial - sertifikat uji dengan jumlah dan D-nilai dan respon paparan harus
tersedia. Hasil diterima jika diverifikasi “in house" secara berkala.
 Di rumah indikator harus sepenuhnya ditandai (D-nilai, identifikasi) dan sesuai untuk proses
sterilisasi
 Semua indikator harus tepat disimpan
Validasi – Cycle Development

Konsep Fo
 Faktor mematikan setara dengan waktu pada 121 ° C
 1 menit pada 121 ° C setara dengan Fo dari 1.
 Kematian dapat diakumulasikan selama panas dan fase pendinginan

profil tipikal temperatur dari proses sterilisasi


Validasi – Cycle Development

 Fo dihitung menggunakan persamaan berikut:


 Fo = ΔtΣ10 (T-121 / Z)
 dimana:
 " Δt" adalah interval waktu antara pengukuran suhu (T)
 “t" adalah suhu produk disterilkan pada waktu (t)
 "Z" adalah koefisien suhu yang mengukur jumlah derajat yang dibutuhkan untuk mengubah D-
nilai suatu organisme dengan 1 log
Validasi – Cycle Development

 Minimum Fo dibutuhkan oleh proses sterilzation adalah terkait dengan ketahanan beban
biologis yang (D-nilai)
 Fo = D121 (UUPA - Log B)
 dimana:
 "D121" adalah sama dengan waktu pada 121°C untuk mengurangi populasi organisme yang
paling tahan di setiap kontainer produk sebesar 90% (atau 1 log)
 "A" adalah jumlah mikroba per kontainer
 "B" adalah probabilitas diterima maksimal survival (Sterility Assurance Level, 10-6)
Validasi Sterilisasi

Prinsip dasar
 Instalasi Kualifikasi (IQ)
 memastikan bahwa peralatan dipasang sesuai spesifikasi pabrikan
 Operasi Kualifikasi (OQ)
 Memastikan peralatan, kontrol kritis perlatan dan instrumentasi yang mampu beroperasi dalam
parameter yang diperlukan
 Perfomance Qualifcation (PQ)
 Menunjukkan bahwa kondisi sterilisasi yang dicapai di semua bagian dari beban sterilisasi
 Fisik dan mikrobiologi
Validasi Peralatan

instalasi Kualifikasi
 Memastikan peralatan dipasang sesuai spesifikasi pabrikan
 Pertimbangan untuk peralatan baru dan yang sudah ada
 Spesifikasi untuk jenis autoclave, bahan konstruksi, pasokan listrik dan layanan dukungan,
alarm dan sistem pemantauan dengan toleransi dan persyaratan akurasi
 Diperlukan bukti yang terdokumentasi terhadap peralatan yang ada bahwa peralatan dapat
memenuhi spesifikasi proses
Validasi Peralatan

 Kualifikasi operasional
Memastikan peralatan, peralatan kontrol kritis dan instrumentasi yang mampu beroperasi dalam parameter
yang diperlukan
 Tiga atau lebih tes dijalankan yang mana akan menunjukkan:
- kontrol, alarm, perangkat monitoring dan indikator operasi fungsi
 Integritas
- tekanan ruang dipertahankan
- vakum ruang dipertahankan (jika ada)
- prosedur tertulis secara akurat mencerminkan operasi peralatan
- pre-set parameter operasi tercapai untuk setiap operasi yang djalankan
Validasi Kinerja

Kualifikasi Kinerja
 Menunjukkan bahwa kondisi sterilisasi yang dicapai di semua bagian dari beban sterilisasi
 Fisik dan mikrobiologi
Fisik
Studi distribusi panas pada ruang kosong
- maksimum dan minimum waktu siklus dan suhu
- untuk mengidentifikasi pola distribusi panas termasuk poin pemanasan paling lambat
- perangkat suhu penginderaan multiple harus digunakan (termokopel)
- lokasi perangkat harus didokumentasikan dan memastikan bahwa distribusi panas seragam
Validasi Kinerja

Kualifikasi Kinerja - Fisik (2)


- distribusi panas dari konfigurasi beban ruang maksimum dan minimum
- beberapa termokopel seluruh ruang (tidak di dalam wadah produk) untuk menentukan pengaruh
konfigurasi beban pada distribusi temperatur
- distribusi temperatur untuk semua beban menggunakan semua ukuran wadah yang digunakan dalam
produksi harus diuji
- posisi termokopel harus didokumentasikan
- Paling lambat panas/titik-titik dingin di masing-masing berjalan harus didokumentasikan, tersedia,
termasuk saluran pembuangan
- Pengulangan harus dilakukan untuk memeriksa variabilitas
- profil distribusi temperatur untuk setiap konfigurasi beban ruang harus didokumentasikan
Validasi Kinerja

Kualifikasi Kinerja - Fisik (3)


Studi penetrasi panas untuk mendeteksi maksimum dan suhu minimum di semua beban
- semua bagian dari masing-masing beban harus berkontak dengan uap
- perlu menentukan lokasi suhu terendah dan tertinggi dan paling lambat dan tercepat untuk
memanaskan lokasi (diukur dalam wadah produk)
- perlu mempertimbangkan semua variabel seperti ukuran kontainer, desain, bahan, viskositas
larutan dan isi volume. Wadah dengan volume yang mengisi maksimum dan paling lambat untuk
solusi panas harus digunakan
- konfigurasi beban maksimum dan minimum untuk setiap siklus sterilisasi menggunakan
parameter siklus rutin
Validasi Kinerja

Kualifikasi Kinerja - mikrobiologi


Studi tantangan biologi
- digunakan ketika Probabilitas pendekatan Kelangsungan Hidup digunakan
- mungkin tidak diperlukan bila siklus adalah> 121 ° C selama 15 menit (kecuali AS dan Australia)
- indikator biologis (BI) yang mengandung spora dari Geobacillus stearothermophilus yang paling sering
digunakan (dianggap "kasus terburuk"). BIs yang mengandung organisme lain dapat digunakan
- Studi kinerja berdasarkan bioburden produk membutuhkan sejumlah besar pekerjaan
- indikator harus ditempatkan di seluruh beban, berdekatan dengan termokopel, di "titik-titik dingin" dan
paling lambat untuk memanaskan lokasi (diidentifikasi selama studi penetrasi panas)
- Pertumbuhan apapun tidak dapat diterima kecuali kesalahan pengolahan
Validasi Kinerja

 Laporan validasi harus menunjukkan persyaratan dalam protokol validasi telah dipenuhi, setiap
penyimpangan harus dibenarkan

 Rekualifikasi harus diulang secara tahunan (biasanya satu run yang diterima)

 Perubahan atau modifikasi harus dievaluasi


- mungkin hanya memerlukan kualifikasi ulang
- setiap perubahan pola pemuatan, kontainer baru / sistem penutupan atau parameter siklus
memerlukan validasi penuh
Produksi Rutin

 Setiap siklus sterilisasi harus dipantau


 temperatur, waktu dan tekanan dicatat
 perekam temperatur independen dari siklus kontroler
 perekam temperatur independen kedua
 Suhu saluran harus dicatat
 kimia dan indikator biololgical (jika ada)

 catatan siklus Sterilisasi harus menjadi bagian dari catatan bets


VALIDASI STERILISASI PANAS KERING
Validasi metode

1. Desain Kualifikasi
 Tata letak fasilitas, keputusan batch atau proses berkelanjutan.
 Persyaratan dan spesifikasi utilitas.
 Persyaratan diferensial tekanan.
 Kapasitas sterilisasi yang dibutuhkan.
 Jenis bahan yang harus disterilkan.
 Setiap persyaratan untuk presterilisasi.

Pharmaceutical & Chemical Industry Research and Development


Foundation
2. Kualifikasi Instalasi
 Peralatan harus sesuai dengan spesifikasi pembelian asli.
 Pengecualian harus didokumentasikan dengan tepat.
 Pemasangan struktural seperti; Persyaratan leveling, insulasi, dan arus udara harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
 Kualifikasi Instalasi - KALIBRASI
 Sensor suhu dan alat perekam
 Pengatur suhu (in situ)
 Pengukur tekanan
 Pengontrol kecepatan dan perekam sabuk
 Switch set titik setel
 Velometer
Pharmaceutical & Chemical Industry Research and Development Foundation
3. Kualifikasi Operasional:
 Kinerja operasional komponen elektro / mekanik harus diverifikasi dan didokumentasikan.
 Logika Elektrik: Pastikan setiap langkah berada dalam urutan yang benar dan bisa berulang.
 Adjustment Point Set Cycle: Batasan Switch sequencing harus diverifikasi.
 Kemampuan Keseimbangan Udara: Pastikan, mekanisme penghalang / keterkaitan dapat disesuaikan
untuk keseimbangan.
 Penyortir terowongan
 Elemen Pemanas: Pastikan semua elemen pemanas beroperasi dengan benar.
 Belt Speed ​(Kecepatan Belt): Periksa apakah sabuk dan sabuk perekam kecepatan dapat dioperasikan.
 Filter HEPA: Verifikasi integritas filter.

Pharmaceutical & Chemical Industry Research and Development


Foundation
4. Kualifikasi Kinerja:
 Penentuan keseimbangan udara
Dalam oven kosong, data diperoleh pada laju alir udara intake dan exhaust. Udara harus
diimbangi sehingga tekanan positif diberikan ke sisi nonster saat pintu dibuka dan kecepatan udara
melintang dan ke atas dan ke bawah pintu terbuka adalah 50 FPM dari kecepatan rata-rata.
 Distribusi panas dari ruang kosong
Termokopel harus ditempatkan sesuai dengan pola yang telah ditentukan sebelumnya.
 Studi penetrasi panas
Studi ini harus dirancang untuk menentukan lokasi titik pemanasan paling lambat dalam
komoditas di berbagai lokasi muatan uji pada alat sterilisasi.
 Pengulangan mekanis
Pharmaceutical & Chemical Industry Research and Development
Foundation
Validasi Metode Sterilisasi Oven

1. Pemeriksaan jumlah partikel dalam oven.


Kriteria penerimaan :
Jumlah partikel dalam oven harus memenuhi persyaratan untuk
kelas A berdasarkan CPOB.
2. Verifikasi kebocoran oven
Kriteria penerimaan :
Tidak ada kebocoran dari dalam oven baik ke ruangan nonsteril
maupun ruangan steril yang ditunjukkan dengan tidak ada hembusan angin
dari sela-sela pintu yang menghalau asap baik pada sisi steril maupun sisi
nonsteril.
3. Kalibrasi termokopel
Kriteria penerimaan:
Perbedaan terbesar (maksimum) temperatur antara semua
termokopel (rata-rata dT maks (1)) tidak boleh lebih dari 1,0°C.
...

 Perbedaan terbesar (maksimum) temperatur antara sebuah termokopel dan


termokopel standar (rata-rata dT maks (2)) tidak boleh lebih dari 0,5°C.
4. Pengamatan Distribusi Panas dalam Keadaan Kosong
Kriteria penerimaan:
Perbedaan antara temperatur yang tertinggi (hottest point) dan
temperatur yang terendah (coldest point) : Maksimal 5° C.
5. Pengamatan Distribusi Panas dengan Muatan
Kriteria penerimaan:
 Perbedaan temperatur antara temperatur tertinggi dengan temperatur
terendah tidak boleh melebihi 15°C pada siklus depirogenisasi.
 Perbedaan temperatur terendah dengan temperatur setting tidak boleh lebih
dari 2°C
6.Pengamatan Penetrasi Panas dengan Muatan Maksimal
Kriteria penerimaan :
 Temperatur dalam oven 220°C – 235°C selama minimal 60 menit.
 Perbedaan temperatur tertinggi dan terendah tidak boleh lebih dari 10°C
7. Uji Tantang Endotoksin
Uji ini dapat dilakukan bersamaan dengan pengamatan penetrasi panas dengan
menempatkan endotoksin di dekat semua termokopel, atau bila dilakukan setelah
pengamatan penetrasi panas, endotoksin ditempatkan dekat dengan 50% jumlah
termokopel dan pada daerah temperatur terendah.

Kriteria penerimaan :
 Penurunan jumlah endotoksin tidak kurang dari 3log atau 1000 EU pada tiap lokasi.
 Kontrol positif endotoksin menunjukkan jumlah minimal 1000 EU.
 Kontrol negatif endotoksin tidak menunjukkan adanya endotoksin.
Daftar pustaka

Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat. Jakarta: UI- Press
Depkes RI. 1976. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes
Depkes. 2013. CPOB
Health Science Authority. 2013. Validation of Moist Heat Sterilisation. Health Science
Authority
James Agalloco.2008. Validation of pharmaceutical Processes.USA
Lachman, L, et all. 1986. Teori dan Praktek Industri Farmasi Third Edition. Philadelphia: Lea
and Febiger.
Turco, Salvabore. 1979. Sterile Dosage Form. Philadelpia: Lea and Flehninger

Anda mungkin juga menyukai